Kamis, 24 Januari 2013

Tentang budidaya intesif udang Vaname


Budidaya udang konsumsi Vaname memang memang merupakan salah satu prospek komoditas perikanan yang memberikan keuntungan menarik bagi para pembudidaya.

Udang yang bisa berukuran besar ini sangat diminati masyarakat selain itu memberikan kontribusi besar untuk ekspor, dan hingga kini pasarnya masih terus mencorong.

Dalam waktu 3 sampai 5 bulan sudah bisa dilakukan pemanenan tergantung ukuran size udang, bahkan menurut pantauan Tabloid Peluang Usaha jika dikelola dengan benar budidaya udang Vaname bisa memberikan keuntungan 46 persen dari omzet.


Cara intensif lebih bagus
Untuk pemeliharaan Vaname bisa dilakukan dalam 2 cara yaitu secara intensif dan tradisional, dimana dari kedua cara tersebut terdapat perbedaan, salah satunya adalah dari jumlah padat tebar benih udang (benur) per meter persegi.

Jika pembudidaya memakai cara insentif setidaknya benur yang di tebar adalah antara 150 ekor per meter persegi dan pada cara tradisional padat tebar yang efektif sekitar 30 sampai 40 ekor saja.

Namun dari kedua cara ini ada kekurangan dan kelebihan dimana para pelaku tambak bebas memilih dan memulai untuk usahanya.

Cara intensif pada umumnya lebih mengutungkan karena waktu dan tempat lebih dimaksimalkan, cara ini banyak membutuhkan modal yang tidak sedikit, dan membutuhkan alat-alat pendukung kelistrikan sesuai fungsi seperti :

-Kincir air elektrik ( untuk penambah oksigen)

-Genset

-Pompa sedot

-Tiang bambu (untuk kabel listrik)

Beberapa hal penting untuk melakukan budidaya

- lahan yang cocok adalah berlokasi di sepanjang pesisir pantai

- Kisaran ph tanah yang optimum adalah 6

- Kecerahan air mencapai 30 sampai 40 dengan suhu udara 27 sampai 32 derajat celcius

- Melakukan pengeringan lahan tambak selama 2 minggu atau satu bulan, lalu dilakukan pengapuran dengan memberikan kapur pertanian dengan dosis 50 sampai dengan 100 gr per meter persegi.

- Setelah pengapuran selesai tambak di isi air dengan ketinggian 140 cm, usahakan tanggul memiliki tinggi 2 meter. Kegiatan ini bersamaan dengan pemasangan kincir air dan paralon untuk jalur air keluar masuk.

-Tambak yang di isi air didiamkan selama kurang lebih dua minggu. Pada masa dua minggu air diberi saponin ( sisa tebu dalam bentuk bubuk) untuk mencegah munculnya bakteri atau virus dalam petak. setelah itu benih baru ditabur dengan kepadatan 150 ekor per meter persegi.

Dirangkum dari : Tabloid Peluang Usaha edisi 10- tahun 2010.


Artikel terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan akan di moderasi dulu

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan