Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube DW Indonesia yang di upload pada tanggal 22 Januari 2024 dengan judul "Azolla: Inovasi ubah tanaman menjadi pakan ternak terjangkau". Inovasi ini membantu peternak menghemat biaya pakan sekaligus memberikan manfaat lingkungan dan pembersihan air, juga tanaman air ini dikembangkan menjadi bubuk untuk pakan dan pupuk organik, menjadikannya solusi berkelanjutan di tengah krisis pangan.
Mohamed Abdoeltawab, seorang petani asal Mesir, menemukan ide untuk memanfaatkan tanaman azolla sebagai pakan ternak murah setelah menonton video di youtube. Gagasan ini muncul sebagai respons terhadap melonjaknya harga pakan konvensional. Berkat keberhasilannya, metode budidaya Azolla kini telah tersebar ke berbagai daerah di Mesir.
Azolla adalah tanaman air yang tumbuh sangat cepat dan kaya akan protein. Sifat invasifnya yang semula dianggap sebagai masalah kini justru menjadi keunggulan, karena memungkinkan produksi massal dalam waktu singkat. Kandungan gizinya pun tak kalah menarik yaitu azolla mengandung antosianin, senyawa antioksidan yang juga menjadi sumber vitamin penting bagi hewan ternak.
Dari segi ekonomi, penggunaan azolla sebagai pakan ternak memberikan dampak signifikan. Peternak yang mengganti pakan konvensional dengan Azolla mampu menghemat biaya hingga 60 sampai 70 persen untuk ternak besar dan 40 hingga 60 persen untuk unggas, tergantung jenisnya. Budidaya azolla pun tergolong mudah dan murah. Hanya dengan menyediakan air, sinar matahari, dan sedikit fosfor, petani sudah bisa menanam azolla secara mandiri.
Krisis pangan yang melanda Mesir, terutama akibat perang di Ukraina, menyebabkan harga pakan melonjak tajam. Gandum dan kedelai yang selama ini menjadi bahan utama pakan ternak sebagian besar diimpor sekitar 50 persen kebutuhan gandum dan 90 persen kebutuhan kedelai berasal dari luar negeri. Akibatnya, harga pakan naik, membuat banyak peternak tidak mendapat keuntungan.
Di tengah situasi ini, Mohamed Abdoeltawab menjadi pionir dalam budidaya azolla. Berawal dari eksperimen pribadi, ia menemukan bahwa azolla sangat efektif sebagai pakan unggas. Kini, Muhammad mengelola area budidaya seluas 300 meter persegi dan berhasil memanen sekitar 600 kg azolla setiap hari. Inovasinya menyebar luas, mendorong ekspansi pertanian azolla hingga 350 hektar di berbagai wilayah Mesir.
Selain manfaat ekonomi, azolla juga memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan. Tanaman ini mampu membersihkan air dari polutan dan menyediakan nutrisi alami. Azolla hidup bersimbiosis dengan alga biru-hijau yang memiliki kemampuan fiksasi nitrogen menyerap nitrogen dari udara dan mengubahnya menjadi bentuk organik yang berguna bagi tanaman. Proses ini menjadikan azolla sebagai sumber pupuk alami yang ramah lingkungan.
Inovasi tak berhenti, seorang peneliti muda di bidang pertanian kini mengembangkan azolla dalam bentuk bubuk, dengan harapan produk ini bisa membantu petani menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada pakan impor. Jika lolos uji kelayakan, azolla bubuk akan dipasarkan secara komersial sebagai alternatif pakan dan pupuk organik.
Mohamed Abdoeltawab juga menemukan aplikasi lain dari azolla, yaitu sebagai pupuk organik. Dengan produksi yang melimpah, azolla tidak hanya menjadi solusi pakan, tetapi juga memperkaya tanah dan mendukung pertanian berkelanjutan.
Inovasi azolla di Mesir ini menjadi contoh bagaimana solusi lokal dan ramah lingkungan dapat mengatasi tantangan global. Dari tanaman yang semula dianggap sebagai gulma, azolla kini menjadi harapan baru bagi peternak dan lingkungan.
Semoga infonya bermanfaat.
Kuningan Oktober 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan akan di moderasi dulu