Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Kompas.com yang diupload pada tanggal 31 Oktober 2025 dengan judul "Tak Mau Kalah dengan China, Indonesia Pakai Tenaga Surya untuk Pompa Air Sawah".
Inovasi teknologi sering kali menjadi kunci untuk mengatasi tantangan tradisional, dan sektor pertanian Indonesia kini sedang menyaksikan pergeseran besar berkat Pompa Air Tenaga Surya (PATS). Keberhasilan ini datang dari Desa Banjur Pasar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, yang kini menjadi contoh nyata bagaimana teknologi hijau mampu mendongkrak produktivitas petani secara signifikan dan ramah lingkungan.
Sebelum hadirnya PATS, lahan pertanian di Desa Banjur Pasar hanya mampu ditanami padi dua kali dalam setahun. Musim kemarau selalu menjadi hal serius yang menyebabkan petani kekurangan air, mengharuskan untuk menunda tanam atau beralih ke palawija. Namun, berkat penerapan PATS, para petani kini berhasil memanfaatkan program intensifikasi pertanian 300 (IP300), yang memungkinkan menanam padi hingga tiga kali tanpa jeda.
Peningkatan produktivitas ini sejalan dengan efisiensi biaya yang luar biasa. Salah satu petani yaitu Bapak Tasino, berbagi pengalamannya bahwa biaya yang biasanya dihabiskan untuk membeli solar guna mengairi 1 hektar lahan mencapai Rp. 3 sampai 4 juta. Kini, biaya tersebut menjadi nol rupiah karena sistem irigasi sepenuhnya digerakkan oleh tenaga surya.
Program PATS ini bukanlah inisiatif tunggal petani, melainkan hasil kemitraan yang dimulai sejak tahun 2022. Melalui kerja sama dengan PT Agros Global Indonesia, Desa Banjur Pasar saat ini memiliki enam titik pemasangan PATS yang aktif, melayani lebih dari 114 hektar sawah. Hal yang menarik adalah sistem pembiayaan yang dirancang agar tidak memberatkan petani.
Petani hanya perlu mencicil biaya pompa empat kali saat panen, menjadikannya investasi yang menguntungkan dan terjangkau. Misalnya, pompa air tersebut memiliki jaminan garansi 2 tahun untuk pompa dan 10 tahun untuk panelnya, memberikan ketenangan bagi petani untuk berfokus pada hasil panen.
Peningkatan hasil panen, teknologi PATS memberikan kontribusi penting dalam menekan emisi karbon, menjadikannya sebuah "teknologi ramah lingkungan". Dengan beralih dari bahan bakar fosil ke energi matahari yang terbarukan, petani di Kebumen turut berperan aktif dalam menjaga lingkungan dan mengurangi jejak karbon.
Inovasi ini mendapat apresiasi penuh dari Bupati Kebumen, Lilis Nuryani, yang melihat pompanisasi tenaga surya sebagai langkah krusial untuk berproduksi lebih efisien dan menjaga keseimbangan alam. Desa Banjur Pasar kini benar-benar menjadi percontohan sukses dalam penerapan teknologi hijau untuk mencapai swasembada panen.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel CARA AFI yang di upload pada tanggal 13 Agustus 2024 dengan judul " Cara fermentasi kotoran ayam agar cepat jadi ".
Dalam video ini admin channel akan mendemonstrasikan cara cepat memfermentasi kotoran ayam menjadi pupuk organik. Prosesnya melakukan pencampuran beberapa bahan limbah organik. Campuran tersebut kemudian ditumpuk dan ditutup rapat selama beberapa minggu. Hasil akhirnya adalah pupuk yang tidak berbau, lebih gembur dan aman untuk digunakan pada tanaman.
Kotoran ayam atau kohe ayam merupakan sumber daya berharga dalam pertanian, kaya akan unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman. Namun, penggunaannya secara langsung seringkali menimbulkan masalah seperti bau menyengat, menarik hama, atau bahkan membakar tanaman karena kandungan amonia yang tinggi.
Untuk mengatasi hal ini, proses fermentasi menjadi kunci. Fermentasi mengubah kohe ayam menjadi pupuk organik yang matang, aman, dan mudah diserap tanaman, sekaligus membunuh bibit hama penyakit dan meminimalkan pertumbuhan gulma. Proses ini esensial untuk mendapatkan pupuk berkualitas tinggi yang efektif dan ramah lingkungan.
Untuk memulai fermentasi cepat, persiapan bahan menjadi tahap krusial. Bahan utama tentu saja kotoran ayam, di mana kohe yang sudah setengah kering lebih dianjurkan agar proses penguraian berjalan lebih cepat. Kohe ayam kemudian dicampur dengan bahan lain yang berfungsi sebagai sumber karbon dan agen aerasi, seperti sekam padi, serbuk gergaji, dedak, atau kompos daun bambu, dengan perbandingan ideal sekitar 2 bagian kohe ayam untuk 1 bagian sekam padi.
Selain itu, penting juga menambahkan kapur dolomit atau abu sisa pembakaran. Bahan ini tidak hanya menetralkan pH campuran, tetapi juga memperkaya kandungan kalsium yang baik untuk tanaman. Setelah semua bahan kering tercampur rata, langkah selanjutnya adalah membuat larutan aktivator.
Larutan ini terdiri dari mikroorganisme pengurai seperti EM4 atau MBio yang dicampur dengan gula merah atau molase, yang berfungsi sebagai sumber energi bagi mikroba. Larutan ini didiamkan selama 10 hingga 15 menit lamanya agar mikroorganisme aktif sebelum diaplikasikan pada campuran kohe.
Setelah larutan aktivator siap, proses fermentasi dapat dilanjutkan. Larutan disiramkan secara merata ke seluruh campuran kohe ayam dan bahan tambahan sambil terus diaduk. Kelembapan campuran sangat penting: harus terasa lembap ketika digenggam, namun tidak sampai meneteskan air.
Kelembapan ideal berkisar 40 sampai 60 persen. Metode aplikasi bisa dilakukan dengan menumpuk campuran menjadi gundukan setinggi 30 cm hingga 1 meter, atau dengan menyusunnya secara berlapis-lapis di dalam karung, di mana setiap lapisan kohe setebal 10-15 cm disiram larutan aktivator.
Setelah dicampur dan disusun, tumpukan kohe harus ditutup rapat dengan terpal atau plastik, lalu diletakkan di tempat teduh dan kering untuk memulai proses inkubasi. Selama fermentasi, suhu tumpukan akan meningkat akibat aktivitas mikroorganisme.
Pemantauan suhu sangat penting; jika suhu melebihi 50 derajat Celcius, tumpukan perlu diaduk atau dibalik setiap 3 sampai 5 hari sekali. Pengadukan ini bertujuan untuk meratakan proses dekomposisi, menurunkan suhu berlebih, dan mempercepat pematangan pupuk.
Dengan metode yang sesuai, proses fermentasi kohe ayam dapat memakan waktu antara 2 hingga 4 minggu hingga matang sempurna. Beberapa teknik bahkan mengklaim pupuk siap pakai dalam waktu yang lebih singkat, yaitu 5 hingga 7 hari.
Pupuk fermentasi yang sudah matang akan menunjukkan beberapa ciri khas yaitu warnanya berubah menjadi coklat tua, teksturnya remah dan lebih halus, serta tidak lagi mengeluarkan bau amonia yang menyengat melainkan beraroma seperti tanah.
Setelah matang, pupuk dapat diayak untuk mendapatkan tekstur yang lebih halus sebelum diaplikasikan pada tanaman. Pupuk kompos dari kotoran ayam ini sangat bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah, membuatnya lebih gembur dan subur, serta meningkatkan unsur hara alami tanpa penggunaan bahan kimia. Hal ini akan mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih sehat dan subur.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube budidaya ikan nila dan gurami yang diupload pada tanggal 21 September 2023 dengan judul " 99% sukses.! Tehnik budidaya belut di vietnam bisa kita coba di indonesia".
Inovasi dalam dunia aquakultur terus berkembang, dan salah satu teknik yang menarik perhatian para pembudidaya di Indonesia adalah metode budidaya belut menggunakan kolam terpal yang populer di Vietnam.
Baca juga : Panen belut 300 kg dari kolam terpal
Metode ini memperlihatkan cara yang berbeda dari cara tradisional yang pada umumnya mengandalkan lumpur sawah, terbukti mampu mencapai tingkat keberhasilan panen hingga 99 persen. Kunci dari kesuksesan ini terletak pada komposisi media kolam yang tidak pada umumnya serta lebih efisien, ini membuktikan bahwa budidaya belut tidak selalu identik dengan media berlumpur tebal.
Teknik budidaya belut di Vietnam secara signifikan mengurangi penggunaan lumpur. Dalam metode ini, lumpur hanya diletakkan sebagai lapisan tipis di bagian dasar, sekitar 3 hingga 5 sentimeter. Sebagian besar volume kolam justru diisi dengan ranting-ranting kayu atau kerangka-kerangka yang berfungsi esensial sebagai habitat dan tempat berlindung bagi belut.
Media ranting ini akan membuat lingkungan yang menyerupai habitat alami belut rawa, memungkinkan belut yang dipelihara bersarang dan mengurangi stres. Jenis belut yang dibudidayakan pun cenderung merupakan bibit belut rawa, yang diketahui memiliki potensi pertumbuhan yang optimal, bahkan mampu mencapai bobot maksimal hingga 2 kilogram per ekor. Dengan kondisi media yang minim lumpur, kualitas air lebih mudah dijaga, yang secara langsung berkontribusi pada kesehatan belut dan pencegahan penyakit.
Selain modifikasi media, pengelolaan pakan juga memegang peranan krusial. Dalam budidaya ini, belut diberi pakan berupa pelet yang terkadang diselingi dengan pakan tambahan berupa bangkai ayam atau bangkai ikan, yang merupakan sumber protein alami yang disukai belut.
Di Indonesia sendiri, adaptasi pakan sering menggunakan pelet ikan lele yang dicampur dengan cacing. Melalui manajemen pakan yang baik dan lingkungan yang mendukung, siklus panen belut menjadi relatif cepat, yaitu antara 4 hingga 5 bulan untuk mencapai ukuran konsumsi, dimana rata-rata berat belut adalah 1 kilogram per empat ekor. Efisiensi ini menjadikan budidaya belut di kolam terpal menjadi pilihan yang menarik secara ekonomis.
Aspek lain yang menarik dari teknik Vietnam adalah efisiensi proses panennya. Karena media kolam didominasi oleh ranting dan bukan lumpur tebal, proses pembersihan dan pengangkatan belut menjadi sangat sederhana dan cepat. Saat panen, air kolam hanya perlu disiram atau dicurahkan langsung dengan air bersih.
Air ini akan membersihkan belut dari sisa-sisa lumpur dan kotoran secara instan, sehingga peternak dapat langsung menangkap belut yang sudah bersih tanpa harus menyaring media berlumpur. Teknik pemanenan yang minim ribet ini tentunya akan menghemat waktu juga memastikan belut yang dijual memiliki kualitas kebersihan yang tinggi, siap untuk segera dipasarkan.
Dengan harga jual yang terbilang tinggi khususnya di Indonesia, teknik budidaya belut dari Vietnam ini benar-benar layak untuk dicoba dan dikembangkan oleh para pembudidaya di Indonesia.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel REKAYASA TEKNOLOGI yang diupload pada tanggal 24 Maret 2023 dengan judul " PETANI PADI DI AMERIKA MENGGANTI LADANG PADI DENGAN BETERNAK CRAWFISH | PETERNAKAN LOBSTER AIR TAWAR".
Amerika Serikat, khususnya wilayah Louisiana, menjadu trend pertanian yang menarik. Meskipun dikenal sebagai negara maju dengan teknologi pertanian yang canggih, dalam hal produksi beras, masih tertinggal dibandingkan dengan raksasa pertanian seperti Cina dan India.
Kenyataan ini, ditambah dengan fakta bahwa petani padi di Louisiana hanya mampu memanen sekali dalam setahun, mendorong petani untuk mencari solusi ekonomi yang lebih menguntungkan. Solusi tersebut adalah Budidaya Crawfish atau lobster air tawar, sebuah praktik agrikultur-aquakultur musiman yang telah terbukti meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan.
Rata-rata petani independen kini mampu menghasilkan sekitar 46.000 Dolar AS (sekitar 705 juta Rupiah) per tahun dari lahan yang sama yang sebelumnya hanya digunakan untuk menanam padi.
Pergantian sistem dari sawah padi menjadi kolam crawfish ini bukan sekadar keputusan bisnis tanpa dasar melainkan memanfaatkan ekologi lahan secara maksimal. Setelah panen padi selesai, ladang-ladang tersebut segera dibanjiri air, membuat dan merancang lingkungan rawa buatan yang sangat ideal untuk pertumbuhan crawfish.
Persiapan lahan merupakan langkah penting dalam budidaya ini. Karena crawfish diketahui juga mudah stres, petani harus mereplikasi habitat alaminya. Ini melibatkan penambahan batu, pasir dan tanah liat di dasar kolam untuk memberikan tempat bagi crawfish tersebut untuk menggali dan menjelajah.
Selain itu, kondisi air akan dipantau dengan ketat, dengan suhu dijaga antara 23 hingga 31 derajat Celcius dan kadar pH netral. Pompa air juga dipasang untuk memastikan sirkulasi dan ketersediaan oksigen yang cukup, meniru kondisi air mengalir yang disukai hewan nokturnal ini.
Dalam hal pakan, crawfish tergolong hewan yang tidak terlalu pemilih selama berada dalam lingkungan yang tepat dimana dapat memanfaatkan sisa-sisa tanaman padi dan rumput yang tumbuh di kolam sebagai sumber makanan awal.
Namun, untuk pertumbuhan optimal, peternak juga melengkapi pakan dengan pelet yang terbuat dari campuran bahan kaya nutrisi seperti beras, ikan, kacang polong dan kedelai. Siklus budidaya ini relatif singkat dan efisien, dimana crawfish sudah dapat dipanen antara dua hingga tiga bulan setelah benih disebarkan.
Proses pemanenan umumnya dilakukan antara bulan November hingga Juni dengan menggunakan perangkap atau keranjang seperti layaknya bubu ikan yang diberi umpan potongan ikan atau daging. Metode ini, meskipun memungkinkan beberapa udang melarikan diri, dipilih karena efisiensi waktu dan tenaga yang ditawarkannya.
Budidaya crawfish di Louisiana ini telah berkembang menjadi bisnis yang sangat menguntungkan dengan permintaan pasar yang stabil di seluruh Amerika. Tidak hanya mudah dipelihara dimana satu betina lobster air tawar ini dapat menghasilkan hingga 900 benih sekaligus.
Model pertanian ini memastikan petani memanfaatkan lahannya sepanjang tahun. Keberhasilan ini bahkan mendorong beberapa petani musiman untuk sepenuhnya meninggalkan pertanian padi dan beralih fokus menjadi peternak crawfish secara permanen.
Para petani di Louisiana ini menunjukkan bagaimana inovasi dan adaptasi terhadap kondisi pasar dapat mengubah ladang tradisional menjadi sumber pendapatan dari aquakultur yang menjanjikan, mengukuhkan crawfish sebagai komoditas berharga di Amerika.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel deny ayong yang diupload pada tanggal 23 Oktober 2025 dengan judul " Vlog ternak cacing sutra 23 Oktober 2025 ( penambahan bibit 3 liter)".
Vlog video memperlihatkan detail tentang progres dalam budidaya cacing sutra, khususnya pada tanggal 23 Oktober 2025. Dengan cuaca yang cenderung mendung saat pengambilan video, admin memutuskan untuk mengambil langkah strategis guna mengoptimalkan hasil panen, termasuk penambahan induk bibit cacing sutra dan perombakan media tanam.
Langkah yang dilakukan adalah penambahan bibit cacing sutra yang cukup signifikan. Pada siang hari sebelum video direkam, yaitu bibit cacing ditambah sebanyak 3 liter. Penambahan ini didasari oleh pertimbangan efisiensi waktu, dimana menurut peternak yang sudah sukses, lebih baik menanam bibit dalam jumlah besar sekaligus, ketimbang menanam secara bertahap dan sedikit demi sedikit. Dengan penambahan 3 liter ini, total bibit yang ada sudah jauh lebih banyak dari bibit awal yang hanya satu genggaman tangan, diikuti penambahan 1 liter sebelumnya.
Secara umum, perkembangan cacing sutra di kolam budidaya menunjukkan tanda-tanda yang positif, bahwa kondisi cacing tetap aman, ditandai dengan masih adanya rutinitas cacing yang mengeluarkan anakan pada bagian pinggir kolam bahkan di sisa pakan yang sudah membusuk didalam air. Selain itu, stabilitas kondisi air kocor dari mesin pompa berdaya 22 watt juga terpantau terjaga dengan baik.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah cuaca, yaitu terik matahari menyengat di bulan Oktober 2025 khususnya siang dan menjelang sore hari. Untuk melindungi cacing dari panas yang berlebihan, dilakukan tindakan dengan memberikan penutup berupa asbes pada sebagian area kolam yang tidak ternaungi oleh pohon. Ini adalah langkah penting untuk menjaga suhu dan kelembaban ideal bagi pertumbuhan cacing.
Admin juga membandingkan kinerja antara berbagai wadah budidaya. Ditemukan bahwa anakan cacing yang dipindahkan ke kolam bundar memang menunjukkan perkembangan yang bagus, namun pertumbuhannya tidak sebagus cacing yang dibudidayakan di wadah kolam plastik cor.
Aspek penting lainnya adalah perbaikan media budidaya, yaitu memutuskan untuk melakukan perombakan besar pada media di kolam cacing, di mana hampir 60 persen dari media lama yang diganti. Media baru yang digunakan adalah awuran tanah kering agak bercampur pasir yang dibeli langsung dari toko tanaman hias. Perubahan media ini diharapkan dapat memberikan lingkungan yang lebih optimal bagi cacing sutra untuk berkembang biak.
Secara keseluruhan, vlog video ini memperlihatkan budidaya cacing sutra dan terus melakukan eksperimen dan mengetahui koloni cacing sutra yang beradaptasi terhadap kondisi kolam pemeliharaannya demi mencapai hasil budidaya cacing sutra yang maksimal.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Jendela Usaha yang diupload pada tanggal 17 Juli 2023 dengan judul "Sukses Budidaya Ikan Hias di Lahan Sempit".
Fenomena budidaya ikan hias telah berkembang dari sekadar hobi menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Terutama di wilayah perkotaan dengan keterbatasan lahan, inovasi budidaya dalam ruang sempit menjadi solusi, seperti yang dilakukan oleh Mas Hendri di Purworejo. Ia membuktikan bahwa modal kecil dan lokasi terbatas bukanlah penghalang untuk meraih produktivitas tinggi dan profit menjanjikan.
Usaha ini bermula saat ia mengalami pandemi, sebagai cara untuk mengisi waktu luang yang mana awalnya membudidayakan ikan guppy untuk kontes, namun kemudian beralih ke budidaya dengan mengejar putaran produksi yang lebih cepat dimana pilihannya jatuh pada ikan platy karena berbagai keunggulan yang dimilikinya.
Ikan platy sangat diminati oleh penggemar aquascape karena memiliki banyak varian warna menarik seperti black coral atau sunrise yang telah dibudidayakannya secara intensif. Daya tariknya sebagai komoditas bisnis adalah kecepatan reproduksinya dimana ikan ini termasuk jenis ovovivipar, yaitu melahirkan anak langsung tanpa mengeluarkan telur. Proses ini disebut "bertelur-beranak", dimana pembuahan terjadi secara internal dan telur menetas di dalam tubuh induk.
Platy memiliki kemampuan menyimpan sperma, sehingga bisa beranak beberapa kali dari satu kali pembuahan. Dalam kondisi optimal, menurutnya seekor induk dapat melahirkan puluhan hingga seratus ekor anak ikan dalam satu periode,kecepatan ini menjadikannya pilihan ideal untuk budidaya skala rumahan.
Mas Hendri memulai usahanya dengan modal yang cukup terjangkau yaitu sekitar Rp. 100.000, menggunakan wadah sederhana seperti ember dan galon plastik tersusun rapih. Metode ini cocok untuk perumahan minim lahan karena wadahnya portable dan mudah ditata. Untuk budidaya outdoor tanpa aerator, ia memanfaatkan tanaman air seperti eceng gondok yang berfungsi sebagai penghasil oksigen alami dan tempat berlindung bagi anakan ikan.
Ikan platy yang berukuran kecil, sehingga tidak membutuhkan pakan dalam jumlah besar. Pakan pelet standar seperti Fengli cukup murah dan bisa bertahan sebulan. Untuk meningkatkan kualitas warna dan produktivitas, pakan alami seperti artemia kultur, cacing bek dan kutu air sangat dianjurkan.
Keberhasilan budidaya sangat bergantung pada pengelolaan kualitas air dimana air PDAM yang mengandung kaporit menjadi tantangan tersendiri sehingga air erlu ditampung terlebih dahulu agar kaporit menguap. Perawatan rutin meliputi pemberian pakan pagi dan sore serta sifon berkala untuk membersihkan kotoran di dasar wadah pemeliharaan ikan.
Di Purworejo, pasokan lokal belum mampu memenuhi permintaan, sehingga toko ikan hias masih mengambil dari luar daerah. Ini membuka peluang besar bagi peternak lokal. Mas Hendri juga menggabungkan budidaya dengan mengupload konten di situs youtube dan produksi aquarium wood glass, yang menurutnya telah terjual sebanyak dua ribu unit.
Berdasarkan info dalam video ini dengan modal awal yang cukup terjangkau teknik budidaya ikan platy ini bisa menjadi solusi bisnis ikan hias yang menjanjikan, bahkan di tengah keterbatasan lahan.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube CNN Indonesia yang diupload pada tanggal 28 Oktober 2025 dengan judul " Pertamina Gerakkan Ekonomi Lokal Lewat Budidaya Ikan Belida - Right Angle". Dalam video ini Pertamina mendukung masyarakat lokal untuk menjaga ekosistem Sungai Musi melalui konservasi ikan belida sekaligus menguatkan ekonomi keluarga melalui budidaya dan pengolahan hasil perikanan.
Hal ini berawal dari inisiatif konservasi ikan belida (Chitala), yang merupakan ikan spesies khas Sumatera Selatan yang populasinya kini tergerus di habitat aslinya. Program budidaya ikan air tawar yang digagas oleh Pertamina ini tidak sekadar berorientasi pada pelestarian maskot Palembang tersebut, melainkan juga berfungsi untuk memperkuat ketahanan ekonomi keluarga di Desa Sungai Gerong, membuktikan bahwa konservasi dan kemandirian ekonomi dapat berjalan beriringan.
Inisiatif lokal ini tidak lepas dari peran seorang warga bernama Yudi yang sejak tahun 2012, dimana telah berupaya membudidayakan berbagai jenis ikan air tawar, namun ia memfokuskan diri pada ikan belida sejak tahun 2021, didorong oleh idealisme untuk menjaga maskot Palembang agar tidak hanya menjadi cerita bagi anak cucu.
Upayanya ini kemudian direspon oleh Pertamina Refinery Unit III Plaju, yang mengubah inisiatifnya menjadi program terintegrasi yang lebih besar. Melalui program yang dinamakan Belida Musi Lestari, Pertamina menggandeng sedikitnya 30 kepala keluarga di Desa Sungai Gerong untuk terlibat aktif.
Para warga kini membudidayakan ikan tersebut di kolam tanah dan terpal juga didorong untuk berdikari dalam penyediaan pakan, dengan memanfaatkan sumber daya dari lahan dan kebun masing-masing, mulai dari budidaya cacing sutra, udang kaca hingga tanaman indigofera untuk bahan baku pelet.
Dalam membudidayakan ikan belida bukanlah pekerjaan yang mudah karena spesies ini dikenal sangat sensitif, membutuhkan air yang bersih, dan pengawasan yang ketat terhadap parameter seperti suhu dan kadar oksigen.
Dengan tantangan tersebut, program Belida Musi Lestari didukung dengan inovasi. Salah satu terobosan penting yang dilakukan adalah pengembangan metode pemijahan semi buatan dengan bantuan manusia.
Inovasi ini merupakan hasil paten dari PT KPI RU III Plaju yang mengatasi keterbatasan pemijahan alami yang memiliki kemungkinan kecil untuk menghasilkan benih baru. Berkat upaya intensif ini, program tersebut berhasil mencatatkan dengan 370 anakan belida yang berhasil dikonservasi, menandai keberhasilan dalam upaya pelestarian.
Selain sektor budidaya warga juga didampingi untuk mengelola sektor hilir melalui pengolahan hasil panen. Sebagian hasil budidaya diolah menjadi ikan asap, yang dikenal sebagai ikan salai yang memiliki cita rasa gurih dan menjadi produk bernilai jual tinggi.
Awalnya, proses pengolahan ikan asap dilakukan secara manual, namun dengan dukungan program ini, warga kini memanfaatkan alat baru yang mengadopsi teknologi dari kilang, sehingga prosesnya menjadi lebih efisien.
Berdasarkan info yang dikutip dari situs berita rakyatpembaruan.com yang diposting pada tanggal 26 Oktober 2025 dengan judul Unik!Prinsip Kerja Kilang Pertamina Diadaptasi Jadi Alat Pengasap Ikan Rendah Emisi “Dulu asap dari tungku sering membuat sesak, bahkan dinding rumah sekitar ikut menghitam. Sekarang hampir tidak ada asap yang keluar. Selain lebih bersih, prosesnya juga cepat dan hasilnya lebih tahan lama,”.
Produk ikan asap tersebut kemudian dipasarkan dan dijual dengan harga Rp. 90.000 per kilogram. Dukungan menyeluruh dari hulu hingga hilir ini memastikan bahwa program Belida Musi Lestari dari Pertamina berhasil menggerakkan roda perekonomian lokal dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat Desa Sungai Gerong.
Pemanfaatan energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya kian menjadi solusi efektif dan efisien, terutama bagi sektor budidaya perikanan di kolam bundar. Ketersediaan oksigen melalui aerasi yang stabil selama 24 jam penuh sangat penting untuk ikan -ikan yang dipelihara.
Video yang diupload pada tanggal 8 Januari 2022 oleh channel youtube vara 2377 channel dengan judul "cara mudah menghitung kebutuhan Pembangkit tenaga surya buat airasi kolam ikan nila 24 jam nonstop" Ini memberikan panduan sederhana mengenai cara menghitung kebutuhan komponen pembangkit listrik tenaga surya secara akurat agar sistem aerasi dapat berjalan tanpa henti. Perhitungan ini penting untuk menghindari pemborosan biaya sekaligus memastikan pasokan daya tercukupi.
Sistem PLTS untuk aerasi kolam membutuhkan setidaknya lima komponen yang wajib dipersiapkan dan dihitung kapasitasnya dengan tepat. Komponen-komponen tersebut adalah aki atau baterai sebagai media penyimpanan energi, inverter untuk mengubah arus DC menjadi AC yang digunakan oleh aerator, kabel sebagai penghubung, panel surya sebagai penangkap energi matahari, dan solar charger controller (SCC) yang berfungsi vital mengatur proses pengisian daya ke baterai.
Kelima komponen ini membentuk satu kesatuan sistem yang harus terintegrasi dan memiliki kapasitas yang sesuai dengan beban listrik aerator yaitu aki atau baterai, inverter, kabel sebagai penghubung, panel surya dan solar charger controller.
Aerator Proses perhitungan dimulai dengan mengukur kebutuhan daya listrik harian aerator. Sebagai contoh, jika digunakan satu unit aerator jenis Lp 20 dengan konsumsi daya 17 Watt, maka kebutuhan daya harian selama 24 jam adalah menghasilkan 408 Watt.
Namun, dalam prakteknya, selalu ada kehilangan daya akibat intensitas cahaya, efisiensi sistem dan faktor lainnya. Oleh karena itu, daya harian tersebut perlu dibagi dengan faktor efisiensi diasumsikan 60 persen atau 0,6. Untuk mendapatkan kebutuhan daya efektif. Dengan demikian, kebutuhan daya efektif per hari adalah yaitu 680 Watt. Angka 680 Watt ini menjadi patokan untuk menentukan kapasitas panel surya.
Untuk menghitung kebutuhan panel surya, kebutuhan daya efektif harian 680 Watt dibagi dengan estimasi jam sinar matahari efektif dalam sehari. Walaupun panas matahari ada selama 12 jam, intensitas cahaya yang optimal dan cukup bagus diperkirakan hanya sekitar 5 jam.
Kebutuhan panel surya
Berdasarkan asumsi 5 jam tersebut, kebutuhan panel surya adalah menghasilkan 136 Watt Peak (WP). Apabila di pasaran tersedia panel dengan kapasitas 100 WP, maka dibutuhkan sekitar 1,36 unit. Agar aman dan memadai, angka ini dibulatkan ke atas menjadi 2 unit panel surya.
Kebutuhan baterai aki Setelah panel, perhitungan dilanjutkan ke baterai aki. Sebelum menghitung kapasitas baterai, kebutuhan daya harian 408 Watt perlu dihitung ulang dengan mempertimbangkan efisiensi inverter diasumsikan 95 persen, menghasilkan kebutuhan energi sekitar 429 Watt.
Jika menggunakan baterai 50 Ah dengan tegangan 12 Volt kapasitas total menjadi 600 Watt, maka secara hitungan dasar hanya dibutuhkan kurang dari satu unit. Namun, agar baterai tidak cepat rusak dan awet, disarankan agar baterai tidak boleh habis total atau mendekati nol saat dipakai. Oleh karena itu, jumlah unit yang dibutuhkan digenapkan dan dikalikan dua, sehingga disarankan menggunakan 2 unit Baterai 50 Ah 12 Volt agar baterai bisa bertahan lama.
Inverter Pada perhitungan untuk komponen penunjang juga perlu diperhatikan yaitu untuj inverter, meskipun aerator hanya 17 Watt, disarankan menggunakan kapasitas yang jauh di atasnya, misalnya menggunakan yang 500 Watt, untuk menjamin daya tahan yang lebih baik.
Solar charger controller
Sementara itu, pemilihan solar charger controller (SCC) disarankan menggunakan jenis MPPT dan kapasitas amperenya dihitung berdasarkan arus listrik dari panel surya yang dipakai. Dalam contoh ini, dibutuhkan SCC minimal 12 Ampere, sehingga disarankan memilih SCC 20 Ampere yang mudah ditemukan di pasaran online.
Kabel sebagai penghubung
Disarankan menggunakan kabel serabut jenis 2 x 2,5 mm, dengan panjang disesuaikan ketinggian misalnya saja 20 meter.
Dengan menggunakan perkiraan harga online shop saat video diupload, total estimasi biaya keseluruhan sistem ini diperkirakan mencapai Rp. 3.438.000. Panduan sederhana ini dapat menjadi acuan awal yang bermanfaat bagi para pembudidaya ikan skala kecil hingga rumahan.
Untuk penjelasan yang lebih rinci, rekan pembaca dapat menonton video panduannya di youtube. Video tersebut sangat membantu dan memberikan penjelasan yang jelas, termasuk cara menghitung alat-alat yang dapat memasok kebutuhan listrik tenaga surya menggunakan rumus pembagian dan perkalian, yang sesuai untuk mengoperasikan aerator LP 20.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Jejak Bumi id yang diupload pada tanggal 15 Januari 2025 dengan judul "Budidaya Ikan Hias Lokal & Ekspor: Bisnis Sukses di Usia 28 Tahun II Local Ornamental Fish Farming". Dalam video ini pengusaha muda sukses mengembangkan bisnis ikan hias warisan keluarga hingga ekspor internasional. Berbasis di Desa Cinta Rasa, ia membudidayakan lebih dari lima jenis ikan hias dan berbagi infonya yang inspiratif.
Adalah Nur Aziza berusia 28 tahun yang berlokasi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, telah membuktikan bahwa sektor budidaya ikan hias memiliki potensi bisnis yang sangat luas, baik untuk pasar domestik maupun internasional.
Usaha yang ia geluti saat ini sejatinya merupakan sebuah warisan turun-temurun yang telah dimulai oleh kakeknya, dilanjutkan oleh ayahnya, hingga kini berlanjut padanya untuk diteruskan.
Berawal dari minatnya secara pribadi sebagai seorang penghobies ikan hias, langkah serius Nurizah untuk terjun ke dunia profesional dimulai pada tahun 2019 setelah ia menyelesaikan masa perkuliahan.
Keputusan ini didasari oleh pandangan yang optimistis terhadap prospek pasar ikan hias yang dinilai sangat menjanjikan dan terus berkembang.
Selain didorong oleh motivasi kuat dari orang tuanya yang telah lebih dulu berkecimpung di bidang ini, Nurizah bertekad untuk mengembangkan skala budidaya yang dimilikinya menjadi lebih terstruktur dan berorientasi ekspor.
Dalam menjalankan usahanya, ia menerapkan strategi diversifikasi dengan membagi fokus budidaya ke dalam dua segmen utama: ikan lokal dan ikan ekspor. Untuk memenuhi permintaan pasar domestik membudidayakan berbagai jenis ikan hias yang populer seperti ikan barbir, maskoki dan manfis.
Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya pemahaman akan dinamika pasar global, ia mulai memprioritaskan budidaya untuk tujuan ekspor, sebuah langkah strategis yang didorong oleh perbedaan nilai ekonomi jual yang jauh lebih tinggi dibandingkan ikan lokal. Jenis-jenis ikan yang menjadi andalan ekspornya termasuk duboisi sejenis ikan frontosa.
Skala ekspornya pun cukup signifikan, dengan kemampuan mengirimkan antara 500 hingga 1.000 ekor ikan dalam satu kali pengiriman, yang intensitasnya bisa mencapai tiga kali dalam sebulan, tergantung dari permintaan buyer.
Proses pengiriman ikan hias ini masih difasilitasi melalui supplier di Bandung sebelum akhirnya didistribusikan ke negara tujuan utama seperti Singapura dan Tiongkok (Cina).
Kunci utama keberhasilan sekaligus tantangan terbesar dalam bisnis budidaya ikan hias, menurut Nurizah, adalah menjaga dan mengelola kualitas air.
Ia menekankan bahwa hal-hal penting seperti suhu air, tingkat pH dan Total Dissolved Solids atau TDS selalu diperhatikan dengan cermat, karena kondisi ini bisa bervariasi di setiap lokasi dan memerlukan perlakuan khusus.
Selain itu, ancaman hama dan penyakit juga menjadi fokus perhatian yang seringkali menyebabkan kegagalan budidaya, menjadikannya siklus jatuh-bangun yang harus dihadapi oleh setiap pembudidaya.
Oleh karena itu, ia memberikan pesan sebagai penyemangat bagi sesama pelaku usaha, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman yaitu tetap semangat dan jangan pernah menyerah.
Dengan menilai pasar ikan hias yang masih sangat luas dan memiliki potensi besar, Nurizah mengajak lebih banyak pihak untuk ikut serta dalam budidaya ini guna memajukan kesejahteraan bersama.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel project ringan yang diupload pada tanggal 30 Juni 2023 dengan judul " pengujian pompa 12v dc VS solar panel 50wp tanpa modul apapun VLOG".
Dalam video admin channel melakukan tes mengenai kemampuan panel surya 50 Watt Peak (WP) untuk menggerakkan pompa air DC 12 Volt secara langsung, tanpa alat penstabil atau step-down apa pun. Pengaturan yang digunakan sangat minimalis, dengan panel surya tersebut dihubungkan langsung ke alat watt meter yang kemudian disambungkan ke pompa air.
Pompa celup berbentuk tabung yang diuji ini memiliki spesifikasi daya 18 Watt pada tegangan 12 Volt. Dalam setting pengujian, pompa ini dipasangi selang sepanjang 1,5 meter untuk memperlihatkan kondisi pengaliran air vertikal dari pompa yang sebelumnya sempat diulas di video yang lalu di channel ini.
Secara teknis, tegangan panel surya dalam kondisi open circuit (tanpa beban) terukur sekitar 20 Volt, sedikit lebih tinggi dari tegangan nominalnya yaitu 17 Volt, yang menandakan panel siap memberikan daya yang signifikan. Tujuan dari vlog ini bukanlah untuk merekomendasikan instalasi permanen, melainkan untuk pengujian sementara.
Ketika koneksi dibuat dan terhubung pompa mulai beroperasi dari dari daya panel surya, ditemukan beberapa hal penting yang menggarisbawahi sensitivitas sistem tenaga surya. Salah satu kendala yang ada adalah gangguan konektor kabel yang kurang optimal, namun yang lebih penting adalah dampak dari bayangan yang menutupi sebagian kecil panel surya.
Saat panel yang tertutup bayangan, pompa air seketika mati atau gagal beroperasi. Kejadian ini menjadi pengingat penting bahwa efisiensi dan stabilitas sistem DC yang langsung terhubung ke panel surya sangat rentan terhadap intensitas cahaya matahari, dimana sedikit penurunan penyinaran akibat bayangan dapat langsung memengaruhi dayanya.
Setelah bayangan teratasi dan koneksi stabil, air berhasil mengalir kembali dengan lancar melalui selang 1,5 meter, memverifikasi bahwa secara daya, panel surya 50 WP memang sanggup menjalankan pompa celup ini dengan lancar.
Pengujian ini menghasilkan data performa yang menarik namun juga berpotensi mengkhawatirkan. Saat pompa beroperasi, tegangan dari panel surya mengalami penurunan atau drop yang signifikan, dari tegangan open circuit 20 Volt menjadi stabil di sekitar 13 Volt.
Bersamaan dengan penurunan tegangan ini, daya yang ditarik oleh pompa justru meningkat drastis. Wattmeter mencatat aliran daya mencapai 28 Watt, jauh melampaui spesifikasi nominal pompa yang seharusnya hanya 18 Watt. Peningkatan daya ini mengindikasikan bahwa pompa "terpacu" atau didorong untuk bekerja melebihi batas desainnya karena adanya pasokan tegangan yang relatif tinggi dari panel surya.
Walaupun penguji menyatakan voltase 13V masih tergolong aman, penggunaan daya 28 Watt pada pompa 18 Watt berpotensi membahayakan keawetan dan masa pakai motor pompa, menjadikannya sebuah konfigurasi yang tidak disarankan untuk aplikasi jangka panjang.
Sebagai kesimpulan, eksperimen ini membuktikan bahwa panel surya 50 WP memiliki kapasitas daya yang memadai untuk menyalakan pompa air DC 12V/18 Watt, bahkan tanpa alat pengendali yang dimaksud dalam video pompa celup ini dapat bekerja dan air dapat mengalir dengan baik ke wadah baskom.
Pengujian ini juga memperlihatkan resiko dari konfigurasi langsung yaitu tidak adanya regulasi menyebabkan pompa bekerja over-spec sehingga enarik daya yang tertera sekitar 28 Watt, dan sistem menjadi sangat sensitif terhadap gangguan bayangan pada panel. Untuk implementasi sehari-hari yang membutuhkan keawetan dan performa stabil, penggunaan modul charge controller atau step-down yang dapat menstabilkan tegangan keluaran tetap perlu dipakai untuk memastikan pompa beroperasi sesuai spesifikasi pabrikannya.
Dengan demikian panel surya 50 WP sangat bermanfaat untuk aquarium atau kolam ukuran kecil karena menyediakan sumber listrik alternatif yang stabil dan ekonomis. Daya puncak 50 Watt ini lebih dari cukup untuk menjalankan peralatan berdaya rendah seperti pompa air filter dan aerator secara terus-menerus.
Menariknya berdasarkan menonton dari video youtube lainnya dengan penambahan baterai aki yang sesuai spesifikasi dan charge controller, panel surya dapat menjamin pompa celup aquarium berjalan selama 24 jam non-stop dan berkelanjutan selama tersinari matahari di siang hari.
Manfaatnya adalah tentu akan menghemat tagihan listrik bulanan, sekaligus berfungsi sebagai sistem daya cadangan jika dipasangkan dengan baterai. Sistem ini memastikan pompa dan aerator tetap menyala saat listrik PLN padam, mencegah ikan mati akibat kurangnya sirkulasi atau oksigen, sekaligus menjadikan aquarium berjalab dengan energi ramah lingkungan.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Insbi Media yang diupload pada tanggal 13 Agustus 2022 dengan judul " Modal Kecil, Untung Jutaan || Agen Ikan Hias Termurah".
Perjalanan dalam dunia bisnis ikan hias air tawar diketahui seringnya diwarnai jatuh bangun, namun tidak demikian halnya bagi Mbak Iwak Mojokerto julukan akrab Bapak Endik Arisanto untuk usaha grosir ikan hias yang berlokasi di Desa Modongan, Sooko, Mojokerto. Dalam video yang menginspirasi ini, ia membagikan kisahnya selama 16 tahun berkecimpung sebagai pebisnis beragam ikan hias.
Ia memulai bisnisnya langsung sebagai agen tanpa melalui tahap pengecer, dengan modal yang sangat minim, yaitu sekitar Rp. 100.000 hingga Rp. 200.000 belasan tahun lalu. Perjalanan dimulai dari penampungan sederhana, lalu berkembang sedikit demi sedikit, hingga mampu membeli aquarium dan membangun kolam permanen.
Filosofi yang dipegangnya adalah semangat untuk membantu para pemula, bahkan berjanji untuk "mengajari" Rekannya agar tidak perlu mengalami kerugian besar, asalkan memegang teguh kejujuran.
Kunci keberhasilan usaha grosir ini terletak pada integritas dan pengetahuan mendalam tentang produk. Ia menjelaskan bahwa seorang penjual ikan hias perlu memahami betul karakter setiap jenis ikan, seperti apakah ikan tersebut boleh dicampur, atau bagaimana preferensi suhunya. Pengetahuan ini penting untuk meminimalisir risiko kematian ikan, yang bisa saja dapat menghapus modal dalam sekejap.
Saking pedulinya, ia selalu menanyakan ukuran aquarium atau kolam pembeli, serta jumlah ikan yang akan dibeli, untuk memastikan kepadatan ikan tidak melebihi batas yang aman, sebuah pelajaran penting yang pernah ia alami di masa awal usahanya. Saat ini, usahanya menyediakan sekitar 70 hingga 80 jenis ikan hias air tawar, dan melayani pembeli grosir sejak pukul 05:30 pagi kecuali hari Selasa dan Jumat yang bisa sampai pukul 21:00 karena waktu kedatangan ikan.
Sebagai salah satu agen terbesar di daerahnya, ia telah berhasil membina jaringan yang kuat, meliputi lebih dari 100 reseller dan grosir, dari kalangan muda hingga bapak-bapak, khususnya di Jawa Timur. Ia tidak hanya sekadar menjual, tetapi juga berperan sebagai mentor. Dalam menghadapi tantangan, terutama saat pandemi, ia turun tangan membantu reseller dengan menyesuaikan harga agar roda ekonomi mereka tetap berputar.
Prinsipnya dalam berbisnis adalah mengutamakan kejujuran dan kepercayaan. Ia bahkan sering melakukan transfer pembayaran kepada petani ikan sebelum barangnya tiba, sebuah bentuk komitmen yang menghasilkan loyalitasnya. Meskipun margin keuntungan untuk grosir terbilang tipis ia menyebut hanya mengambil sekitar 25 persen dari keuntungan reseller dan selalu bersyukur dan berupaya maksimal untuk menjaga kualitas ikan.
Melihat perkembangan usahanya terlihat dalam video akan berencana melakukan ekspansi, khususnya untuk menambah kolam pembesaran ikan cupang dan jenis ikan lain yang memiliki risiko kerugian lebih terukur. Ia juga menegaskan komitmennya untuk mendukung para penjual baru yang ingin mandiri, bahkan siap mengisi stok kiosnya dengan sistem pembayaran yang fleksibel atau cicilan, dengan satu syarat yaitu kejujuran.
Secara keseluruhan, kisah ini adalah pelajaran berharga bahwa modal kecil dapat menghasilkan jutaan, bukan hanya melalui keuntungan finansialtetapi juga melalui kekayaan jaringan, kepercayaan dan integritas dalam berbisnis.
Pada tanggal 21 Oktober 2025, channel youtube The Exotic Red mengupload video dan memberikan info penting bagi para penghobies ikan hias, khususnya arowana super red. Vlog yang berjudul "VLOG 41 THE EXOTIC RED UPDATE HARGA KOLEKSI OKTOBER SIZE 12CM 18CM 25CM DAN 40CM KOMPLIT DISINI" ini memperlihatkan pembaruan stok besar-besaran, dengan total 43 ekor ikan spesial yang baru tiba di farm .
Keistimewaan kedatangan kali ini adalah variasi ukuran yang sangat lengkap, mulai dari size baby 12 cm, size remaja 18 cm dan 25 cm, hingga size indukan 40 cm dan 50 cm. Ini memastikan bahwa The Exotic Red memiliki opsi untuk kolektor dari semua tingkatan, baik yang ingin membesarkan dari kecil maupun yang mencari ikan siap progress.
Kualitas ikan yang ditawarkan oleh The Exotic Red menjadi fokus dalam vlog video ini. Dengan menampilkan ikan-ikan yang diklaim sebagai super red chili dengan warna merah yang sudah mulai terlihat pekat pada bagian ekor, bahkan saat masih berada di dalam plastik aklimasi, yang ditandai dengan istilah "gincu-gincu".
Selain warna, kesehatan dan keseragaman juga dijelaskan. Semua ikan di farm ini, terutama yang berukuran 25 cm sebanyak 20 ekor dihargai Rp. 1.950.000 berasal dari satu indukan dan satu kolam pembesaran. Keunggulan ini membuat ikan-ikan tersebut terjamin rukun dan tidak akan berkelahi, menjadikannya sangat ideal bagi kolektor yang ingin memelihara arwana super red secara berkelompok dalam satu aquarium.
Admin juga memastikan bahwa ikan dalam kondisi sehat, rakus makan, tidak de (drop eye), dan tidak cakil (bibir mencong), dengan proses training yang terus dilakukan, termasuk training warna menggunakan lampu.
Pembaruan koleksi ini juga disertai dengan daftar harga yang kompetitif untuk beberapa spesimen unggulan. Untuk para pemula yang ingin membesarkan sendiri, tersedia Baby superred size 12 cm yang dijual seharga Rp. 1.250.000 per ekor. Meskipun berukuran kecil, ikan ini diklaim dari indukan chili red yang berpotensi menghasilkan warna merah pedas saat dewasa.
Sementara itu, untuk ikan dengan spesifikasi khusus, tersedia ikan superred dayung panjang size 30 cm yang dijual dengan harga Rp. 4.000.000, memiliki sirip yang panjang dan ekor yang rapat, ada juga superred bahan tanning size 40 cm dengan badan sumo dan ekor rapat, dibanderol Rp. 4.500.000.
Jenis lain yang mendapat perhatian adalah chili red size 38 cm yang memiliki merah kuat dan ekor sangat besar dari kepalanya dihargai Rp. 5.500.000. Koleksi ikan besar lainnya, seperti SSB size 40 cm dihargai Rp. 5.000.000 dan ikan arwana sepauk bahan tanning size 40 cm dihargai Rp. 4.000.000 dengan warna ekor merah pekat, juga diperlihatkan sebagai ikan klangenan yang siap untuk diprogres.
The Exotic Red menginfokan bahwa update stok selalu dilakukan dan juga melayani jual beli ikan arwana. Untuk mendapatkan informasi lebih detail mengenai ikan, foto, dan video yang lebih jelas, para penonton disarankan untuk menghubungi team di farm melalui nomor WhatsApp yang tersedia. Admin juga menghimbau untuk menyimpan kontak agar selalu mendapatkan pembaruan harian di WhatsApp.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Tanilink TV yang diupload pada tanggal 4 April 2022 dengan judul " Kupas Tuntas Usaha Bibit Gurame Dari Telur, Pemeliharaan & Pemasaran". Di video ini mbak Lintin, seorang pengusaha ikan cupang dan gurame dari Kabupaten Kediri berbagi informasi tentang potensi dari bisnis peternakan ikan gurame baik dari ukuran bibit hingga konsumsi.
Keputusannya untuk beralih dari sektor ikan hias ke ikan konsumsi, khususnya gurame, terbukti menjadi langkah strategis yang menguntungkan bagi para pembudidaya. Bisnis ini tidak hanya didorong oleh minat, tetapi juga analisis pasar yang tajam, terutama melalui media sosial seperti Facebook, dimana permintaan benih dan ikan gurame ukuran tertentu terlihat sangat tinggi.
Hal ini mengindikasikan adanya celah pasar akibat kekurangan stok dari petani, sebuah peluang emas yang langsung diambil. Dengan memanfaatkan peluang ini, bisnis guramenya mampu mencapai volume produksi benih hingga 200.000 ekor per bulan, menjadikannya pemain penting dalam rantai pasok ikan konsumsi. Potensi ini semakin menguat di tengah isu kenaikan harga komoditas baha baku pakan seperti kedelai.
Proses budidaya gurame dimulai dari memilih untuk mendatangkan telur gurame dari sentra produksi yang terkenal, seperti Lampung dan Purwokerto. Telur-telur ini kemudian ditetaskan di bak-bak khusus dan dipindahkan ke kolam pembesaran setelah berusia lima hari. Di kolam, benih mengalami masa "puasa" selama lima hari, memanfaatkan cadangan makanan yang masih ada dalam tubuhnya yang disebut yolk sac berwarna kuning.
Selanjutnya, ikan mendapatkan asupan gizi bertahap, mulai dari kutu air (kutir) selama lima hari pertama, disusul dengan cacing sutra hingga mencapai usia 30 hari. Pada tahap ini, benih sudah berukuran 1 hingga 3 sentimeter dan siap disuplai ke petani pembenih lain. Setelah benih mencapai ukuran berikutnya, yaitu seukura diukur dari lebarny, barulah ia diserahkan kepada petani konsumsi untuk dibesarkan hingga panen.
Pembesaran gurame menuju ukuran konsumsi dilakukan dalam kolam terpal yang dirancang untuk efisiensi tinggi. Perhitungan kepadatan tebar sangat penting, yaitu sekitar 25 hingga 30 ekor per meter kubik air. Sebagai contoh, kolam berukuran 25 x 9 meter dengan kedalaman 1,5 meter dapat menampung sekitar 5.000 benih.
Dalam jangka waktu 8 hingga 9 bulan, kolam ini diperkirakan menghasilkan panen hingga 3 ton gurame. Untuk pemasaran, terdapat tiga kategori harga jual per kilogram yang diterapkan yaitu Harga borongan di kisaran Rp. 30.000 sampai Rp. 32.000 dan Harga Kering sekitar Rp. 32.000 sampai Rp. 33.000, dan Harga Basah ikan hidup, kualitas terbaik, ditimbang dengan air di kisaran Rp. 35.000 sampai Rp.38.000.
Perhitungan finansial menunjukkan potensi keuntungan yang signifikan. Dengan omzet minimal mencapai sekitar Rp. 90.000.000 per siklus panen berdasarkan hasil 3 ton, dan biaya pakan yang diperkirakan sekitar Rp. 40.000.000, serta biaya pembangunan kolam terpal yang relatif murah dan berjangka panjang, keuntungan bersih yang diperoleh dapat mencapai Rp. 50.000.000 hingga Rp. 60.000.000 dalam waktu kurang dari satu tahun.
Meskipun demikian, bisnis ini menghadapi tantangan logistik, terutama dalam pengiriman ikan hidup ke wilayah Jawa Barat atau luar pulau, karena keterbatasan daya tahan oksigen (maksimal 13 jam) saat menggunakan transportasi darat. Namun masih bisa di atasi dengan cara lain misalnya dengan mengganti air baru saat di perjalanan yang sudah semestinya dilakukan penggantian air.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel Warta Kota Production yang diupload pada tanggal 20 Oktober 2025 dengan judul "Ratusan Peternak Antusias Ikuti Pelatihan Budidaya Ikan Hias dan Konsumsi, Kasudin KPKP".
Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur baru-baru ini sukses menggelar pelatihan budidaya ikan hias dan konsumsi yang menarik antusiasme ratusan peternak.
Kegiatan ini merupakan inisiatif proaktif pemerintah daerah dalam meningkatkan kapasitas dan keterampilan masyarakat di sektor perikanan. Pelatihan tersebut diadakan di Training Center Sudin KPKP yang berlokasi di Kalender, Kecamatan Duren Sawit.
Dengan fokus untuk membekali para peserta yang sebagian besar telah aktif dalam kegiatan budidaya dengan teknik dan pengetahuan yang lebih mutakhir, pelatihan ini juga memberikan bantuan sarana yang krusial untuk memastikan keberlanjutan usaha perikanan mereka.
Pelaksanaan pelatihan ini dibagi menjadi dua tahap penting untuk mencakup dua jenis budidaya ikan yang berbeda. Tahap pertama, yang secara spesifik berfokus pada budidaya ikan hias, telah dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Oktober 2025, dengan dihadiri oleh 50 orang peserta.
Selanjutnya, tahap kedua yang membahas budidaya ikan konsumsi diselenggarakan pada Senin, 20 Oktober 2025, juga dengan jumlah peserta yang sama, yaitu 50 orang.
Secara total, kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta, yang merupakan perwakilan dari 10 kecamatan di wilayah Jakarta Timur. Kasudin KPKP Jakarta Timur, Taufik Yulianto, menjelaskan bahwa selain mendapatkan materi dari pembicara, para peserta juga langsung menerima bantuan berupa tempat penampungan ikan.
Bantuan ini bertujuan agar ilmu dan sarana yang diberikan dapat segera diterapkan, memungkinkan para peternak untuk langsung memulai atau mengembangkan budidaya di lokasi mereka masing-masing.
Tingkat antusiasme masyarakat untuk mengikuti pelatihan ini terbilang sangat tinggi, dengan pendaftaran yang dihimpun melalui pengumuman di media sosial. Dari 100 peserta yang terlibat, data demografis menunjukkan beberapa fakta menarik mengenai profil peternak.
Peserta didominasi oleh laki-laki, dengan perbandingan yang cukup signifikan, yakni 90 laki-laki berbanding 10 perempuan. Sementara itu, dari sisi usia, kelompok usia 41 hingga 50 tahun menyumbang jumlah peserta terbanyak, yaitu 33 orang.
Selain itu, yang menggembirakan adalah tingginya partisipasi dari kalangan senior yaitu peserta berusia 51 tahun ke atas juga menunjukkan keikutsertaan yang besar, mencapai 24 orang, menandakan bahwa semangat untuk berbudidaya ikan tidak mengenal batas usia.
Dengan fakta bahwa sebagian besar peserta sudah merupakan pelaku usaha perikanan, pelatihan ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan hasil panen dan kualitas usaha perikanan di Jakarta Timur.
Kegiatan pelatihan budidaya ikan hias dan konsumsi ini memiliki manfaat dalam peningkatan kapasitas ekonomi dan keterampilan teknis masyarakat.
Dengan mendapatkan materi yang terstruktur dan mutakhir dari Sudin KPKP, para peserta yang sebagian besar sudah berprofesi sebagai peternak ikan dapat memperbarui ilmu mengenai manajemen budidaya yang efisien, mulai dari pemilihan bibit unggul, pemeliharaan kualitas air, hingga teknik panen.
Peningkatan pengetahuan ini secara langsung bertujuan untuk meminimalisir risiko kegagalan usaha dan mengoptimalkan hasil produksi, yang merupakan kunci untuk meningkatkan pendapatan para pelaku usaha perikanan di Jakarta Timur.
Pemberian bantuan ini merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat, mendorong untuk secara aktif mengubah keterampilan yang dipelajari menjadi kegiatan produktif yang stabil.
Selain itu, dengan mencakup budidaya ikan hias komoditas ekspor bernilai tinggi dan ikan konsumsi penting bagi ketahanan pangan, pelatihan ini juga membuka peluang bagi peserta untuk mendiversifikasi sumber penghasilan.
Secara lebih luas, pelatihan ini berkontribusi pada penguatan sektor perikanan lokal dan ketahanan pangan. Peningkatan jumlah pelaku usaha ikan konsumsi yang terampil akan menjamin ketersediaan sumber protein hewani berkualitas di wilayah tersebut, yang sangat vital bagi gizi dan pangan masyarakat.
Di sisi lain, pengembangan budidaya ikan hias dapat menempatkan Jakarta Timur sebagai kontributor penting dalam pasar komoditas ikan hias yang menjanjikan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Oleh karena itu, kegiatan ini merupakan investasi strategis pemerintah daerah dalam membuat masyarakat yang lebih mandiri, berdaya saing, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Pelatihan yang diadakan ini kemungkinan besar berfokus pada komoditas ikan unggul yang memiliki potensi ekonomi tinggi dan adaptif terhadap lingkungan budidaya perkotaan. Untuk kategori ikan konsumsi, perhatiannya kemungkinan tertuju pada ikan nila dan ikan lele.
Untuk nila, yang menjadi perhatian adalah varietas unggulan hasil pemuliaan seperti nila gesit atau nila best, yang diketahui memeiliki pertumbuhan cepat, rasio konversi pakan yang efisien dan ketahanan penyakit yang lebih baik dibandingkan nila lokal.
Sementara itu, ikan lele khususnya varian unggul seperti lele sangkuriang bisa jadi diprioritaskan karena daya tahannya yang luar biasa terhadap kepadatan tinggi dan lingkungan budidaya minimalis, menjadikannya pilihan ideal untuk skala rumahan di Jakarta.
Dalam kategori ikan hias, komoditas unggulan yang dibekali kepada peserta kemungkinan adalah jenis yang tidak memerlukan lahan luas namun memiliki nilai jual tinggi, baik di pasar domestik maupun ekspor.
Ikan cupang adalah unggulan di Jakarta karena mudah dibudidayakan dalam wadah kecil dan memiliki permintaan yang terus meningkat, terutama pada varian dengan warna dan sirip unik.
Selain itu, pelatihan juga kemungkinan mencakup teknik budidayaikan koi dan saskoki. Fokus pelatihan untuk ikan hias ini adalah pada teknik pemuliaan genetika dan manajemen air untuk menghasilkan kualitas warna, bentuk, dan kesehatan yang sempurna, sesuai dengan standar hobies dan pasar internasional.
Dengan memfokuskan pada ikan-ikan unggul ini, tujuan pelatihan Sudin KPKP adalah untuk memastikan bahwa ilmu dan sarana yang diberikan kepada peserta langsung mengarah pada peningkatan produksi yang efektif dan efisien.
Budidaya belut seringnya selalu dianggap rumit oleh banyak orang yang ingin membudidayakannya, namun Kang Wardi membuktikan bahwa dengan metode yang tepat dan media tanam yang terfermentasi sempurna, usaha ini dapat mendatangkan hasil yang signifikan.
Melalui video ini, ia membagikan panduan yangbdapat mudah dimengerti mulai dari persiapan kolam, komposisi media yang presisi, hingga tips manajemen agar belut terhindar dari stres dan kanibalisme. Kunci keberhasilan berada pada membuat lingkungan yang ideal, meniru habitat alami belut di rawa-rawa yang sejuk dan kaya akan nutrisi.
Bagi pemula, Kang Wardi menyarankan penggunaan kolam terpal karena biayanya yang jauh lebih rendah dibandingkan beton atau fiber. Kolam terpal memungkinkan pembudidaya untuk belajar dan bereksperimen sebelum beralih ke investasi yang lebih besar.
Setelah kolam siap misalnya ukuran 1 x 2 meter dengan tinggi 50 cm, perhatian beralih pada peracikan media tanam. Komposisi media ini penting dan disesuakani persentasenya lumpur/tanah 50 persen sebagai tempat tinggal belut, gedebok pisang 15 persen sebagai penetral suhu yang menjaga media tetap lembab dan dingin, kohe sapi 15 persen yang berfungsi sebagai penghasil pakan alami (jentik nyamuk dan cacing), serta jerami padi (Damen) 10 persen yang bertindak sebagai kompos alami untuk menjaga media tetap gembur dan tidak mudah memadat.
Setiap komponen memiliki peran biologisnya masing-masing, dan Kang Wardi menyatakan bahwa gedebok pisang sulit digantikan karena fungsinya yang unik dalam membuat keadaan suhu dingin yang disukai belut.
Tahap terpenting dalam budidaya belut adalah proses pematangan atau fermentasi media, yang memakan waktu minimal lima minggu. Setelah semua bahan dicampur dan diaduk hingga merata, langkah pertama adalah perendaman air selama satu minggu penuh.
Perendaman ini bukan hanya untuk membasahi, melainkan memiliki tujuan penting yaitu membersihkan bakteri berbahaya yang mungkin terkandung dalam getah gedebok pisang. Setelah satu minggu, air dikuras hingga rata sejajar dengan permukaan lumpur, dan media dibiarkan menjalani Fermentasi Murni selama satu bulan penuh.
Selama periode satu bulan ini, media tidak boleh diaduk-aduk sama sekali, karena pengadukan justru dapat menggagalkan proses fermentasi. Setelah fermentasi selesai, kesiapan media di cek dengan menanam tanaman air seperti eceng gondok atau kangkung. Jika tanaman tersebut tumbuh subur setelah satu minggu, artinya media telah matang sempurna dan siap menjadi rumah yang ideal bagi belut.
Setelah media siap, penebaran bibit dilakukan dengan mempertimbangkan kepadatan yang ideal. Kang Wardi menyarankan untuk kolam berukuran 1 x 1 meter, bibit belut yang ditebar adalah minimal 3 kg hingga maksimal 5 kg. Aspek teknis lain yang penting adalah adanya drainase, yaitu kolam wajib memiliki saluran pembuangan air agar ketinggian air selalu sejajar dengan permukaan lumpur.
Menurutnya air yang tergenang dapat menutup lubang persembunyian belut, menyebabkan belut mudah lemas dan kekurangan oksigen. Selain itu, Atap atau Penutup juga sangat penting jika kolam berada di area terbuka yang terpapar sinar matahari langsung, karena belut tidak menyukai suhu panas.
Isu kanibalisme yang sering terjadi pada belut perlu diatasi dengan dua cara yaitu dengan memastikan penebaran bibit dilakukan dengan ukuran yang seragam dan pakan alami tercukupi. Kanibalisme biasanya memuncak pada usia empat bulan, sehingga ini menjadi waktu ideal untuk melakukan panen dan penyortiran guna memisahkan belut yang berukuran kecil dan besar.
Dengan pemahaman ini tentang siklus hidup belut dan pengelolaan media yang pas, budidaya belut lumpur ini sudah sejak lama menjadi bisnis perikanan yang menguntungkan karena belut dapat dijual dalam berbagai ukuran untuk beragam olahan kuliner, mulai dari keripik hingga mangut.
Artikel review video youtube short kali ini adalah dari channel tanidikota yang diupload pada tanggal 23 Februari 2024 dengan judul "APAKAH AYAM WHITE LEGHORN BISA BERTELUR 🥚 TANPA JANTAN 🐓⁉️".
Banyak peternak, terutama pemula kerap bertanya-tanya mengenai salah satu aspek dasar dalam budidaya ayam petelur apakah ayam betina memerlukan kehadiran ayam jantan untuk dapat menghasilkan telur? Video ini memberikan klarifikasi yang penting mengenai hal tersebut, khususnya untuk jenis ayam petelur populer sepertiJwhite leghorn.
Jawabannya adalah secara biologis, setiap ayam betina yang sehat dan normal, termasuk ayam white leghorn, secara alami akan tetap bertelur meskipun tidak ada ayam jantan di sekitarnya.
Proses pembentukan dan pengeluaran telur pada ayam betina adalah bagian dari siklus reproduksi alaminya yang tidak memerlukan fertilisasi dari pejantan. Oleh karena itu, bagi peternak yang hanya berorientasi pada produksi telur konsumsi, keberadaan ayam jantan bukanlah suatu keharusan.
Namun, pemahaman ini menjadi berbeda ketika tujuan peternakan tidak hanya sebatas produksi telur untuk dikonsumsi, melainkan untuk pengembangan populasi atau penetasan telur.
Jika peternak memiliki rencana untuk memperbanyak jumlah ayam, misalnya dengan menetaskan telur-telur yang dihasilkan, maka ayam betina wajib dikawinkan dengan ayam jantan. Keberadaan ayam jantan penting untuk membuahi sel telur, sehingga telur yang dihasilkan menjadi fertil atau subur dan memiliki potensi untuk menetas menjadi anak ayam.
Tanpa pembuahan ini, telur yang dihasilkan oleh ayam betina akan tetap keluar, tetapi tidak akan pernah menetas, karena tidak ada embrio yang terbentuk di dalamnya. Jadi, meskipun ayam White Leghorn betina akan selalu bertelur, kualitas telur tersebut (fertil atau tidak) sangat tergantung pada keberadaan dan aktivitas ayam jantan di peternakan.
Pemahaman yang tepat mengenai mekanisme produksi telur ini sangat membantu peternak dalam mengambil keputusan strategis. Bagi peternak yang fokus pada skala komersial telur konsumsi, mereka dapat menghemat biaya pemeliharaan ayam jantan, termasuk pakan dan kandang, yang tidak memberikan kontribusi langsung pada produksi telur yang tidak perlu dibuahi.
Sebaliknya, bagi peternak yang ingin melakukan pembiakan sendiri untuk memperluas usahanya, investasi pada ayam jantan yang berkualitas menjadi sangat penting. Kesimpulannya, kemampuan bertelur ayam betina, khususnya White Leghorn, adalah bawaan alami, namun kemampuan telur tersebut untuk menetas menjadi anak ayam sepenuhnya bergantung pada adanya proses perkawinan dengan ayam jantan.
Artikel review video youtube short kali ini adalah dari channel youtube WORLD FACTS yang diupload pada tanggal 21 September 2025 dengan judul "Fakta unik ikan Tuna: Gak bisa berhenti berenang 🐟 #shorts #facts".
Ikan tuna tidak bisa berhenti berenang karena sistem pernapasannya bergantung pada aliran air yang konstan. Fakta ini menjadikannya makhluk laut yang unik dan menantang untuk dipelihara di luar habitat aslinya.
Ikan tuna adalah salah satu predator laut paling mengagumkan yang pernah dikenal oleh manusia. Selain kecepatan renangnya yang luar biasa beberapa spesies seperti tuna sirip biru mampu melaju hingga 75 km/jam ikan ini juga memiliki keunikan biologis yang sangat menarik yaitu tidak bisa berhenti berenang dimana hal ini merupakan kebutuhan hidup yang mutlak untuk ikan tuna.
Berbeda dari banyak ikan lainnya yang bisa memompa air ke insangnya saat diam, ikan tuna ini diketahui memiliki struktur kepala yang kaku dan sangat aerodinamis. Struktur ini memang memungkinkannya berenang cepat, tetapi juga membuat ikan tidak mampu memompa air secara aktif ke insang.
Satu-satunya cara ikan ini bisa bernapas adalah dengan terus berenang agar air kaya oksigen mengalir melewati mulut dan insang secara konstan.
Jika ikan tuna berhenti berenang, suplai oksigen akan langsung terhenti yang mana dalam hitungan detik, tubuhnya akan mengalami kekurangan oksigen yang bisa berujung pada kelumpuhan atau kematian. Inilah sebabnya mengapa ikan tuna terus bergerak.
Karena kebutuhan akan aliran air yang konstan dan ruang gerak yang luas, ikan tuna hanya bisa bertahan hidup di laut lepas dengan arus yang kuat dan stabil. Ikan tuna diketahui bermigrasi ribuan kilometer melintasi samudra.
Upaya memelihara tuna di aquarium sangatlah menantang. Hanya beberapa fasilitas di dunia, seperti di Jepang, yang mampu membangun aquarium raksasa berisi jutaan liter air dan sistem arus buatan agar ikan tuna bisa terus berenang. Bahkan dengan teknologi canggih, tingkat keberhasilan pemeliharaan tuna tetap rendah karena stres dan kematian selama proses pemindahan dari laut.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube DW Indonesia yang di upload pada tanggal 22 Januari 2024 dengan judul "Azolla: Inovasi ubah tanaman menjadi pakan ternak terjangkau". Inovasi ini membantu peternak menghemat biaya pakan sekaligus memberikan manfaat lingkungan dan pembersihan air, juga tanaman air ini dikembangkan menjadi bubuk untuk pakan dan pupuk organik, menjadikannya solusi berkelanjutan di tengah krisis pangan.
Mohamed Abdoeltawab, seorang petani asal Mesir, menemukan ide untuk memanfaatkan tanaman azolla sebagai pakan ternak murah setelah menonton video di youtube. Gagasan ini muncul sebagai respons terhadap melonjaknya harga pakan konvensional. Berkat keberhasilannya, metode budidaya Azolla kini telah tersebar ke berbagai daerah di Mesir.
Di tengah krisis pangan global dan melonjaknya harga pakan ternak, azolla muncul sebagai solusi revolusioner bagi para peternak di Mesir. Meski dikenal sebagai tanaman invasif, azolla justru memberikan manfaat dan potensi luar biasa dalam dunia peternakan dan pertanian berkelanjutan.
Azolla adalah tanaman air yang tumbuh sangat cepat dan kaya akan protein. Sifat invasifnya yang semula dianggap sebagai masalah kini justru menjadi keunggulan, karena memungkinkan produksi massal dalam waktu singkat. Kandungan gizinya pun tak kalah menarik yaitu azolla mengandung antosianin, senyawa antioksidan yang juga menjadi sumber vitamin penting bagi hewan ternak.
Dari segi ekonomi, penggunaan azolla sebagai pakan ternak memberikan dampak signifikan. Peternak yang mengganti pakan konvensional dengan Azolla mampu menghemat biaya hingga 60 sampai 70 persen untuk ternak besar dan 40 hingga 60 persen untuk unggas, tergantung jenisnya. Budidaya azolla pun tergolong mudah dan murah. Hanya dengan menyediakan air, sinar matahari, dan sedikit fosfor, petani sudah bisa menanam azolla secara mandiri.
Krisis pangan yang melanda Mesir, terutama akibat perang di Ukraina, menyebabkan harga pakan melonjak tajam. Gandum dan kedelai yang selama ini menjadi bahan utama pakan ternak sebagian besar diimpor sekitar 50 persen kebutuhan gandum dan 90 persen kebutuhan kedelai berasal dari luar negeri. Akibatnya, harga pakan naik, membuat banyak peternak tidak mendapat keuntungan.
Di tengah situasi ini, Mohamed Abdoeltawab menjadi pionir dalam budidaya azolla. Berawal dari eksperimen pribadi, ia menemukan bahwa azolla sangat efektif sebagai pakan unggas. Kini, Muhammad mengelola area budidaya seluas 300 meter persegi dan berhasil memanen sekitar 600 kg azolla setiap hari. Inovasinya menyebar luas, mendorong ekspansi pertanian azolla hingga 350 hektar di berbagai wilayah Mesir.
Selain manfaat ekonomi, azolla juga memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan. Tanaman ini mampu membersihkan air dari polutan dan menyediakan nutrisi alami. Azolla hidup bersimbiosis dengan alga biru-hijau yang memiliki kemampuan fiksasi nitrogen menyerap nitrogen dari udara dan mengubahnya menjadi bentuk organik yang berguna bagi tanaman. Proses ini menjadikan azolla sebagai sumber pupuk alami yang ramah lingkungan.
Inovasi tak berhenti, seorang peneliti muda di bidang pertanian kini mengembangkan azolla dalam bentuk bubuk, dengan harapan produk ini bisa membantu petani menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada pakan impor. Jika lolos uji kelayakan, azolla bubuk akan dipasarkan secara komersial sebagai alternatif pakan dan pupuk organik.
Mohamed Abdoeltawab juga menemukan aplikasi lain dari azolla, yaitu sebagai pupuk organik. Dengan produksi yang melimpah, azolla tidak hanya menjadi solusi pakan, tetapi juga memperkaya tanah dan mendukung pertanian berkelanjutan.
Inovasi azolla di Mesir ini menjadi contoh bagaimana solusi lokal dan ramah lingkungan dapat mengatasi tantangan global. Dari tanaman yang semula dianggap sebagai gulma, azolla kini menjadi harapan baru bagi peternak dan lingkungan.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel Audrey A yang diupload pada tanggal 10 Februari 2024 dengan judul "TOKO IKAN HIAS PREDATOR PINGGIR JALAN TERLENGKAP DI DEPOK !! SAWANGAN HIAS DEPOK #KINGOFTHEJUNGLE".
Di tengah kawasan Sawangan, Depok, berdiri sebuah toko ikan hias yang bukan hanya menjual ikan kecil untuk keperluan aquascape, tetapi juga sudah dikenal sebagai tempat ikan predator terlengkap di pinggir jalan. Toko ikan hias ini dipunyai oleh Bang Hadi, seorang pengusaha ikan hias yang telah menekuni dunia aquatik sejak tahun 2013.
Dengan berjalannya waktu toko ikan hias Sawangan Hias 1 berkembang menjadi berjumlah empat ruko yang masing-masing memiliki spesialisasi produk berbeda, mulai dari ikan hias kecil, ikan predator hingga monster fish dan tersedianya reptil eksotis yang cenderung seperti pet shop.
Toko ikan hias menyediakan berbagai jenis ikan hias kecil yang sangat populer di kalangan pecinta aquascape dan dapat menemukan ikan yang umum dijual seperti black tetra, joani, lemon, molly, neon tetra, dan platy yang dijual dalam paket hemat isi 3 dan 6, mulai dari Rp. 5.000 hingga Rp. 10.000.
Selain ikan, toko ini juga menyediakan tanaman aquascape seperti bonsai mini dengan harga mulai dari Rp. 5.000 hingga Rp. 15.000, serta keong tanduk yang dijual Rp. 10.000 per 6 ekor. Harga yang sangat bersahabat ini menjadikan toko pertama sebagai tempat favorit bagi penghobies aquascape pemula maupun berpengalaman.
Beranjak ke toko akan menemukan segmen ikan predator entry-level dan eksotis yang dijual dengan harga yang beragam. Menariknya strategi dari penjualannya mengandalkan volume, dengan margin keuntungan yang tipis namun konsisten.
Berbagai jenis ikan yang viral di internet seperti channa asiatica Rp. 85.000 dan channa stewarti ukuran 10 cm Rp. 45.000. Selain itu, ada juga arwana golden red kecil yang di hargai Rp. 800.000 an, green terror ( goldsom) seharga Rp. 20.000, louhan kecil Rp. 15.000 dan oscar merah Rp. 100.000 an, sampai ikan glofish hasil rekayasa genetika dari unsur ubur-ubur, yang bisa berpendar dijual Rp. 5.000 per ekor.
Toko ini juga menjadi pusat ikan premium dan monster fish dimana dapat menemukan ikan-ikan langka dan berukuran besar seperti arwana super red Rp. 2.800.000, masih bisa dinego, goliath tiger fish Rp. 900.000, lele amazon atau rtc Rp. 100.000 hingga Rp 150.000 untuk ukuran lebih besar.
Tak hanya ikan hias toko ini juga menjual berbagai hewan eksotis dan reptil yang ditempatkan di ruang toko. Koleksinya meliputi iguana hijau Rp. 150.000 dan merah Rp. 500.000, atau bulus albino Rp. 275.000 serta ular tiger lavender Rp. 1.200.000. Ada juga hewan berbulu sugar glider platinum Rp. 1.250.000, hamster Rp. 25.000 dan tikus putih yang turut melengkapi koleksi toko ini, menjadikannya tempat yang menarik bagi pecinta hewan alam liar yang eksotis.
Yang paling ikonik adalah maskot toko berupa arwana berwana perak dengan totol ukuran besar yang telah dipelihara sejak tahun 2013 awal. Ikan ini sangat agresif dan diberi peringatan khusus yaitu “pecah ganti kaca”, menandakan betapa galaknya dan agresif dalam aquarium, dimana aquarium berisi ikan arwana ini merupakan sejarah dari awal toko ini berdiri dan sudah dikenal oleh para pelanggannya yang sering membeli.
Pada bagian lain dari toko juga difungsikan sebagai gudang penyimpanan rak aquarium dan bak fiber, sangat cocok bagi yang ingin memulai usaha toko ikan hias sendiri. Di sini juga tersedia box styrofoam untuk pengiriman, memperlihatkan bahwa toko ini melayani pembeli ritel juga mendukung pelaku usaha kecil di bidang ikan hias.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Pemburu_Amatir yang diupload pada tanggal 11 Oktober 2025 dengan judul " Ikan Sepat : Si Kecil yang Menggebrak Pasar Dunia! 🌍🔥". Video ini akan membahas potensi ikan sepat sebagai komoditas aquakultur yang menjanjikan, bahkan memiliki peluang untuk pasar ekspor dari ikan air tawar lokal yang sederhana namun memiliki nilai ekonomi tinggi.
Ikan sepat adalah kelompok ikan air tawar yang banyak ditemukan di perairan Indonesia, khususnya di Jawa, Kalimantan, dan Sumatera, serta tersebar luas di negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Habitat aslinya meliputi rawa, sawah, dan sungai kecil dengan air yang tidak terlalu deras. Keistimewaan ikan sepat terletak pada kemampuannya bertahan di berbagai kondisi air, bahkan di air yang agak asam atau kekurangan oksigen.
Rahasia ini ada pada organ khusus bernama labirin, yang memungkinkan ikan ini menghirup oksigen langsung dari udara. Hal ini berarti budidaya ikan sepat tidak memerlukan aerator atau sistem oksigenasi yang rumit, menjadikannya pilihan yang mudah dan menguntungkan.
Ada beberapa varian jenis ikan sepat, termasuk sepat biru, sepat madu, sepat mutiara, sepat rawa, dan sepat siam. Dari jenis-jenis tersebut, sepat rawa dan sepat siam adalah yang paling sering dikonsumsi, sementara yang lain populer sebagai ikan hias.
Sepat siam adalah jenis yang paling banyak dibudidayakan karena ukurannya bisa mencapai lebih dari 20 cm, jauh lebih besar dibanding sepat rawa yang rata-rata hanya 14 cm. Ukuran yang besar ini menjadikan sepat siam cocok diolah menjadi ikan asin premium dengan harga jual yang lebih tinggi.
Keunggulan lain dari sepat siam adalah kemampuannya beradaptasi dengan mudah di lingkungan baru. Ikan ini hanya membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk bisa memijah (bertelur) setelah didatangkan ke lingkungan baru, memungkinkan pembenihan dilakukan dengan cepat dan berulang.
Induk jantan akan membuat sarang gelembung udara di permukaan air. Pembudidaya biasanya menebarkan daun pisang kering di atas kolam untuk membantu proses ini, di mana sarang gelembung akan menempel pada daun.
Telur akan menetas setelah gelembung berwarna kekuningan. Dari 20 pasang induk, bisa dihasilkan 6 sampai 7 sarang telur per bulan, yang kemudian akan menetas menjadi larva.
Pada tahap pendederan larva ditempatkan dalam bak berisi air setinggi 40 cm. Daun pisang kering ditambahkan untuk menumbuhkan infusoria, yaitu pakan alami bagi larva. Selama 2 minggu pertama, larva tidak perlu diberi pakan buatan.
Memasuki minggu ketiga, baru diberikan pakan serbuk berprotein tinggi sekitar 40 persen. Setelah 1 bulan, benih ikan sepat akan mencapai ukuran 1 sampai 2cm dengan tingkat kelangsungan hidup 75 hingga 80 persen.
Benih dipindahkan ke wadah yang lebih besar dengan kepadatan 500 ekor per meter kubik. Selama 2 minggu pertama diberi pakan serbuk, lalu dilanjutkan dengan pelet kecil berdiameter 1 mm.
Dalam 1 bulan, benih bisa tumbuh hingga 4 cm dengan kelangsungan hidup 80 sampai 90 persen. Setelah itu, benih siap untuk dibesarkan di kolam tanah menggunakan hapa dengan kepadatan 50 ekor per meter persegi.
Untuk pakan digunakan pelet terapung berdiameter sekitar 2 mm dengan kadar protein 30 persen, diberikan dua kali sehari (pagi dan sore). Untuk efisiensi, daun kering juga dapat ditambahkan di kolam. Daun-daunan ini akan menumbuhkan perifiton (lapisan lumut mikro) yang menjadi pakan alami bagi ikan sepat.
Uniknya, air kolam tidak perlu jernih yaitu air berwarna hijau atau kecoklatan justru menandakan ketersediaan pakan alami yang melimpah. Aspek inilah yang menjadikan budidaya ikan sepat hemat biaya dan ramah lingkungan.
Dari sisi ekonomi, budidaya ikan sepat sangat menjanjikan. Dengan menjual benih ukuran 4 cm seharga Rp. 500 sampai Rp. 750 per ekor, petani bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp. 250 per ekor. Dengan 20 pasang induk, potensi keuntungan bersih bisa mencapai Rp. 1.500.000 per bulan, yang dapat dilakukan secara berulang.
Sebagian besar ikan sepat di pasaran masih berasal dari tangkapan alam, namun permintaannya terus meningkat, terutama dalam bentuk ikan asin. Ini menunjukkan peluang usaha budidaya ikan sepat masih sangat terbuka lebar, dengan ketersediaan benih unggul.