Selasa, 22 Juli 2025

Budidaya cacing sutra skala rumahan

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Info. Ternak yang diupload pada tanggal 4 Oktober 2020 dengan judul "CARA BUDIDAYA CACING SUTERA DI LAHAN TERBATAS". Dalam budidaya cacing sutra memanfaatkan lahan sisa dan berhasil membudidayakannya dengan menggunakan media jerigen bekas. 


Video berdurasi 4 menit ini mendokumentasikan metode budidaya cacing sutra yang inovatif dan efisien di lahan terbatas, seperti yang diterapkan oleh Bapak Sukimin di Jakarta Timur. Dengan memanfaatkan barang bekas dan sistem yang sederhana, dimana ia berhasil menghasilkan cacing sutra dalam jumlah yang lumayan dan ekonomis walaupun di lahan yang sempit.

Bapak Sukimin memanfaatkan 25 jerigen bekas berukuran 25 liter. Setiap jerigen dibelah dua secara presisi di bagian tengah, memastikan setiap belahan memiliki cekungan yang cukup untuk menampung air. Inovasi ini memungkinkan pemanfaatan ruang yang terbatas secara maksimal.

Sebagai media hidup cacing, Bapak Sukimin menggunakan lumpur yang diambil dari dasar kali atau sungai. Lumpur ini diisi sekitar dua pertiga bagian dari setiap belahan jerigen, menciptakan lingkungan alami yang ideal bagi cacing sutra untuk berkembang biak.

Setelah media lumpur siap, bibit cacing sutra dimasukkan ke dalam jerigen. Cacing-cacing ini membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru sebelum mereka mulai bertelur dan berkembang biak secara optimal.

Pakan utama yang digunakan adalah ampas tahu, yang dibeli dengan harga terjangkau Rp. 20.000 per karung dan dapat bertahan berbulan-bulan. Pemberian pakan disesuaikan dengan kondisi di dalam jerigen. Selain ampas tahu, daun sawi busuk juga memiliki peran penting anakan cacing sutra cenderung bersarang di dalamnya. Namun, penggunaannya harus hati-hati agar tidak terlalu banyak dan menyumbat aliran air.

Ketersediaan air yang terus mengalir atau menetes adalah kunci keberhasilan budidaya ini. Bapak Sukimin menggunakan pompa untuk mendistribusikan air ke setiap jerigen, memastikan air terus bergerak dan cacing tetap hidup dalam kondisi sangat baik. 

Cacing sutra dapat mulai dipanen setelah berusia dua bulan sejak dipindahkan ke jerigen. Proses panen dilakukan dengan mengambil cacing yang berada di permukaan menggunakan garpu, sementara cacing di dalam lumpur dibiarkan untuk terus berkembang biak. Metode ini memungkinkan panen dilakukan secara rutin setiap dua hari sekali.

Dari 25 jerigen miliknya, Bapak Sukimin mampu menghasilkan lebih dari satu liter cacing sutra per hari. Dengan harga jual Rp. 15.000 per liter, budidaya ini menunjukkan potensi ekonomi yang menjanjikan, bahkan dari lahan terbatas.

Perawatan budidaya ini tergolong mudah. Cukup pastikan ketersediaan air di setiap jerigen tidak kosong dan bersihkan pompa setiap tiga hari sekali. Penambahan ampas tahu juga dilakukan jika pakan sudah habis, menjaga ketersediaan nutrisi bagi cacing.

Semoga infonya bermanfaat.



Kuningan Juli 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan akan di moderasi dulu

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan