Jumat, 08 Agustus 2025

Kampung cacing sutra di Jogja

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel jarihobi official yang diupload pada tanggal 8 Februari 2022 dengan judul "ADA KAMPUNG CACING SUTRA DI JOGJA, LAHANNYA 1 HEKTAR". Video ini memperkenalkan Kampung Salak Malang Banjarharjo di Kulonprogo, Yogyakarta, yang dikenal sebagai "Kampung Cacing Sutra" karena banyak warganya yang membudidayakan cacing sutra. 


Narasumber utama, Haryanto atau yang akrab disapa Tompe, adalah salah satu peternak yang sukses di sana. Secara kolektif, para peternak di kampung ini dapat menghasilkan sekitar 50 liter cacing per hari dari lahan seluas 9.000 meter persegi atau sekitar satu hektar.

Ia terinspirasi untuk memulai usaha ini setelah melihat peternak lain pada tahun 2014, meskipun awalnya ia menghadapi kesulitan karena kurangnya pengetahuan tentang cara mengolah lahan. Keputusannya untuk mengubah lahan padi menjadi lahan cacing sutra juga sempat menuai pro-kontra dari keluarga, namun ia tetap teguh pada pendiriannya.

Menurutnya budidaya cacing sutra memiliki resiko yang sangat minim dan jauh lebih menguntungkan. Modal yang dibutuhkan pun terbilang cukup kecil, bahkan bisa dibilang hampir nol jika memiliki lahan sendiri dan dapat mencari bibit cacing secara gratis di selokan. Selain itu, permintaan pasar untuk cacing sutra sangat tinggi, bahkan para petani sering kewalahan melayani pembeli terutama saat musim hujan.

Proses awal budidaya dimulai dengan membajak lahan sawah, membuat bedengan untuk sirkulasi air, lalu diberi pupuk kotoran puyuh dan bibit cacing. Proses ini membutuhkan waktu 2 hingga 4 bulan sebelum bisa dipanen. Dari setiap 1.000 meter lahan, dapat dihasilkan sekitar 20 liter cacing sutra. Tompi memanen cacing secara bergantian di lahan yang ia bagi menjadi beberapa jalur, di mana setiap jalur dapat menghasilkan rata-rata 5 liter cacing per hari.

Harga jual cacing sutra di sana mencapai Rp. 35.000 per liter. Dengan hasil panen harian rata-rata 5 liter per jalur, para peternak bisa menghasilkan pendapatan antara Rp. 100.000 hingga Rp. 200.000 per hari, dengan waktu kerja yang relatif singkat, hanya 1 sampai 2 jam.

Perlu diketahui juga bahwa tantangan dalam budidaya cacing sutra adalah jika aliran irigasi mati, yang dapat membuat lahan kering dan cacing mati, sehingga proses akan dimulai dari awal lagi. Tompe menjelasakan bahwa niat, tekad dan kesabaran adalah kunci utama untuk berhasil dalam bisnis ini. Ia juga mengundang para pemula untuk datang langsung ke "Kampung Cacing Sutra" di Kulonprogo untuk belajar bersama.

Secara keseluruhan, situasi alam dalam video menunjukkan bahwa bisnis budidaya cacing sutra ini sangat terintegrasi dengan lingkungan alami, dan keberhasilannya ditentukan oleh bagaimana peternak mengelola ketergantungan pada sumber daya alam seperti air dan lahan yang ada.

Semoga infonya bermanfaat.




Kuningan Agustus 2025

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan