Selasa, 12 November 2024

Asiong discus farm (Pink)

Nama "discus" berasal dari bentuk tubuhnya yang menyerupai cakram atau piring (dalam bahasa Inggris, "discus"). Bentuk tubuh yang unik inilah yang menjadi ciri khas dan daya tarik utama ikan discus, dengan corak warna yang cantik dan eksotis ini tidak hanya menjadi hiasan aquarium, namun juga komoditas bisnis yang menjanjikan. Membudidayakan ikan discus hingga mencapai kualitas ekspor bukanlah perkara mudah seperti dalam perawatannya dibutuhkan ketelatenan, pengetahuan dan kesabaran ekstra karena ikan air tawar asal Sungai Amazon ini sangat sensitif terhadap perubahan kualitas air dan membutuhkan kondisi air yang sangat stabil.

Salah satu contoh nyata dari kisah sukses budidaya discus di Indonesia yang berawal dari hobi memelihara ikan hias kini telah berhasil mengembangkan usahanya hingga mampu memproduksi ragam ikan discus berkualitas ekspor yang diminati oleh pasar internasional.

Artikel review video youtube kali ini adalah tentang koh Asiong Andreas yang sudah sejak lama tertarik pada dunia perikanan terutama ikan hias. Ia juga merupakan legenda di komunitas ikan discus dan dikenal karena ikannya yang berkualitas ekspor.

Dalam video yang diupload pada tanggal 11 November 2024 Koh Asiong menunjukan farm ikannya bersama koh Audrey dan berbicara tentang teknik pembiakannya juga membahas berbagai jenis ragam ikan discus yang dia biakkan termasuk beberapa varietas langka dan eksotis.

Menurut keterangan video bahwa sebelum bermain di ikan hias ia sempat usaha fashion yaitu menjual celana blue jeans lambat laun barulah dia mengenal dunia ikan hias seperti membudidayakan ikan cupang yang di support modalnya baik set tempat budidaya dan motor oleh teman yang mana pada waktu itu bisa dibilang minim permodalan. Berkat dari kerja dan usahanya modal yang dipinjamkan tersebut sudah dikembalikan. Sejak berusaha di bidang perikanan ia memilki koneksi dengan para eksportir dan para petani ikan hias pada tahun 1980-an.

Perjalanan koh Asiong di dunia budidaya ikan hias dimulai lagi pada tahun 1999 yaitu membudidayakan ikan discus secara intensif, namun sempat vacum beberapa tahun. Saat diwawancara oleh koh Audrey ia kembali menekuni budidaya ikan discus sebagai pensiunan dan kini "farm pink" sudah berjalan selama 3,5 tahun, seiring berjalannya waktu hobi tersebut tumbuh menjadi sebuah bisnis ikan hias yang berjalan sampai saat ini yaitu merawat dan menjual ikan discus hybrid yang dirawat dalam jejeran aquarium yang dilengkapi aerasi dalam jumlah banyak.

Menurutnya ikan-ikan discus di farmnya bisa mencapai produktivitas tinggi terutama saat musim hujan, kemungkinan besar saat musim hujan tersebut membawa sejumlah perubahan lingkungan yang ternyata sangat berpengaruh pada ikan discus. Farm ternak ikan discus yang dikelola berdua bersama istrinya ini bisa menjual sampai 4000 ekor ikan ukuran 2 inch. Ikan-ikan akan dijual kepada para reseller dan ekportir dengan harga yang cukup terjangkau yaitu dari harga Rp. 35.000 sampai Rp. 250.000 perekor untuk jenis white diamond dan pembelian dalam jumlah 1 aquarium atau sistem borongan.



Semoga infonya bermanfaat.



Kuningan November 2024

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan