Sebuah video dokumenter memberikan wawasan mendalam mengenai peternakan ayam petelur inovatif yang dikelola oleh Pusat Pengembangan Ternak UGM, dipimpin oleh Pak Muhsin. Berbeda dengan peternakan konvensional yang sering menggunakan kandang baterai, peternakan ini menerapkan konsep cage-free atau bebas sangkar, yang berfokus pada kesejahteraan ayam. Model ini membuktikan bahwa ayam yang bahagia dan tidak stres akan menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
Di peternakan ayam-ayam petelur berwarna coklat ini tidak dikurung dalam sangkar sempit, melainkan dibiarkan bergerak bebas, bertengger, dan mengais-ngais tanah. Perilaku alami ini akan menjaga kesehatan fisik ayam, juga akan mengurangi tingkat stres. Untuk memastikan kenyamanannha, lingkungan kandang juga dikontrol suhunya agar tetap dingin, mengingat suhu tubuh ayam yang tinggi, yaitu sekitar 40-42 derajat Celsius.
Kondisi yang ideal ini berdampak langsung pada produktivitas ayam petelur dalam kandang. Berdasarkan penjelasan di video peternakannya mampu mencapai tingkat produktivitas 85-88 persen, di mana dari 2.000 ekor ayam dapat menghasilkan sekitar 1.700 butir telur per hari. Bahkan, rekor tertinggi yang pernah dicapai adalah 90 persen. Tingkat produktivitas yang tinggi ini, menurut Pak Muhsin, adalah bukti nyata bahwa ayam yang tidak stres akan berproduksi secara lebih optimal.
Telur yang dihasilkan dari ayam-ayam sejahtera ini dipasarkan dengan merek "Telur Sejahtera". Meskipun banyak yang percaya bahwa warna oranye pekat pada kuning telur menandakan kandungan omega-3 yang tinggi, video ini meluruskan kesalahpahaman tersebut. Dijelaskan bahwa warna tersebut sebenarnya berasal dari pigmen yang bisa didapat dari pakan, seperti cabai kering. Pada dasarnya, semua telur mengandung omega-3, sehingga warna bukanlah indikator tunggal dari kualitas nutrisi.
Selain menerapkan model ini di tingkat peternakan besar juga mengembangkannya dalam model kemitraan yang lebih terjangkau untuk masyarakat, dengan memperkenalkan sistem free-range dimana ayam bisa keluar kandang. Investasi untuk kandang model ini jauh lebih murah, karena menggunakan bahan sederhana seperti bambu.
Di peternakan ayam-ayam petelur berwarna coklat ini tidak dikurung dalam sangkar sempit, melainkan dibiarkan bergerak bebas, bertengger, dan mengais-ngais tanah. Perilaku alami ini akan menjaga kesehatan fisik ayam, juga akan mengurangi tingkat stres. Untuk memastikan kenyamanannha, lingkungan kandang juga dikontrol suhunya agar tetap dingin, mengingat suhu tubuh ayam yang tinggi, yaitu sekitar 40-42 derajat Celsius.
Kondisi yang ideal ini berdampak langsung pada produktivitas ayam petelur dalam kandang. Berdasarkan penjelasan di video peternakannya mampu mencapai tingkat produktivitas 85-88 persen, di mana dari 2.000 ekor ayam dapat menghasilkan sekitar 1.700 butir telur per hari. Bahkan, rekor tertinggi yang pernah dicapai adalah 90 persen. Tingkat produktivitas yang tinggi ini, menurut Pak Muhsin, adalah bukti nyata bahwa ayam yang tidak stres akan berproduksi secara lebih optimal.
Telur yang dihasilkan dari ayam-ayam sejahtera ini dipasarkan dengan merek "Telur Sejahtera". Meskipun banyak yang percaya bahwa warna oranye pekat pada kuning telur menandakan kandungan omega-3 yang tinggi, video ini meluruskan kesalahpahaman tersebut. Dijelaskan bahwa warna tersebut sebenarnya berasal dari pigmen yang bisa didapat dari pakan, seperti cabai kering. Pada dasarnya, semua telur mengandung omega-3, sehingga warna bukanlah indikator tunggal dari kualitas nutrisi.
Selain menerapkan model ini di tingkat peternakan besar juga mengembangkannya dalam model kemitraan yang lebih terjangkau untuk masyarakat, dengan memperkenalkan sistem free-range dimana ayam bisa keluar kandang. Investasi untuk kandang model ini jauh lebih murah, karena menggunakan bahan sederhana seperti bambu.
Saat ini, sudah ada 5-6 mitra yang memelihara 500-1.000 ekor ayam, menunjukkan bahwa model ini sangat aplikatif. Bahkan, model ini sangat mungkin diterapkan di tingkat rumah tangga dengan memelihara 2-3 ekor ayam, yang sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan telur harian.
UGM menjadikan peternakan ini sebagai pusat pelatihan internasional untuk budidaya ayam petelur bebas sangkar. Video ini juga menjelaskan bahwa ayam-ayam di peternakan ini tidak memiliki pejantan, sehingga telur yang dihasilkan tidak dibuahi dan tidak bisa menetas. Ayam-ayam ini telah didesain secara bioteknologi untuk fokus pada produksi telur konsumsi.
UGM menjadikan peternakan ini sebagai pusat pelatihan internasional untuk budidaya ayam petelur bebas sangkar. Video ini juga menjelaskan bahwa ayam-ayam di peternakan ini tidak memiliki pejantan, sehingga telur yang dihasilkan tidak dibuahi dan tidak bisa menetas. Ayam-ayam ini telah didesain secara bioteknologi untuk fokus pada produksi telur konsumsi.
Berdarsarkan info dari situs cagefreeindonesia.org, cage-free adalah kampanye yang digagas oleh Animal Friends Jogja untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesejahteraan ayam petelur di Indonesia dengan mendorong penghapusan kandang baterai kandang sempit yang membatasi gerak ayam dan menggantinya dengan sistem peternakan yang lebih manusiawi, dimana ayam dapat bergerak bebas.
Gerakan ini juga bertujuan memengaruhi kebijakan pemerintah agar lebih berpihak pada kesejahteraan hewan, memberikan edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha tentang pentingnya penggunaan telur bebas sangkar, serta mendampingi peternak dalam proses transisi menuju sistem yang lebih etis.
Semoga infonya bermanfaat.
Kuningan September 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan akan di moderasi dulu