Budidaya ikan nila salin memiliki berbagai manfaat ekonomi dan lingkungan dimana ikan nila salin memiliki karakteristik daging yang lebih gurih dibandingkan dengan nila air tawar karena kadar garam yang terkandung di dalam dagingnya. Hal ini membuat ikan ini sangat digemari oleh konsumen lokal bahkan luar negeri. Menurut info dari situs pemerintah Subang.go.id bahwa ikan nila salin memiliki permintaan pasar yang besar yang bernilai triliunan rupiah.
Dari sisi lingkungan budidayanya juga memiliki nilai tambah dan Ikan ini memiliki nilai FCR (Feed Conversion Ratio) yang lebih rendah, yang berarti ikan ini membutuhkan pakan dalam jumlah yang lebih sedikit untuk mencapai pertumbuhan yang optimal. Hal ini berarti pengurangan penggunaan pakan dan dampak lingkungan yang dihasilkan dari proses produksi pakan.
Pemimpin Indonesia Presiden Prabowo Subianto, mendukung terhadap sektor perikanan termasuk budidaya ikan nila salin. Kunjungan Presiden Prabowo pada 2 November 2024 ke Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) di Karawang, Jawa Barat ini menurut infonya bertujuan untuk mendukung penyediaan makanan bergizi gratis berbasis protein ikan.
Sebelumnya kawasan tambak besar ini di resmikan oleh Presiden Jokowi pada tanggal 8 Mei 2024 mengingat pentingnya sektor perikanan dalam meningkatkan ekonomi lokal dan nasional serta dapat menciptakan lapangan kerja terutama bagi masyarakat pesisir.
Pengembangan teknologi dan inovasi dalam budidaya ikan nila salin juga menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Pemerintah Indonesia melalui lembaga terkait terus mendukung pengembangan teknologi budidaya nila salin untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dengan membudidayakanya secara intensif ikan nila spesial ini memiliki potensi besar untuk menjadi komoditas unggulan Indonesia.
Semoga infonya bermanfaat.
Kuningan Desember 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan akan di moderasi dulu