Aerator untuk sistem bioflok merupakan "jantung" kolam bioflok yang memastikan suplai oksigen terlarut (DO) tetap optimal. Oksigen ini sangat dibutuhkan oleh ikan untuk bernapas dan oleh mikroorganisme dalam sistem untuk menguraikan limbah organik. Tanpa aerasi yang baik, seluruh sistem bioflok bisa mengalami kerusakan yang berakibat pada kematian ikan dan kerugian besar bagi pembudidaya.
Aerasi yang konsisten dapat membuat lingkungan dinamis di mana partikel organik dan mikroba dapat berinteraksi membentuk flok yang stabil. Flok ini, sebagai agregat dari partikel dan bakteri heterotrof, menjadi sumber nutrisi tambahan yang dapat dikonsumsi langsung oleh ikan.
Sirkulasi air yang dihasilkan oleh aerator mencegah flok mengendap di dasar kolam dan menjaga struktur flok tetap baik. Selain itu, aerator membantu mengoksidasi senyawa beracun seperti amonia dan nitrit yang dihasilkan dari metabolisme ikan. Senyawa ini kemudian diolah oleh mikroorganisme menjadi bentuk nitrogen yang tidak berbahaya, bahkan dapat dikonversi menjadi protein yang berguna bagi pertumbuhan ikan.
Selain berfungsi untuk menjaga kualitas air, aerator juga berperan dalam pencegahan penyakit. Air yang bersih dan kaya oksigen menghambat pertumbuhan patogen dan menciptakan kondisi lingkungan yang tidak ramah bagi mikroba berbahaya. Akibatnya, penggunaan antibiotik dapat ditekan, mengurangi risiko resistensi obat dan kerusakan ekosistem jangka panjang.
Ikan yang hidup dalam kondisi optimal juga menunjukkan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dan tingkat stres yang lebih rendah, sehingga hasil panen dapat meningkat secara signifikan. Dalam jangka panjang, sistem bioflok dengan aerasi yang baik terbukti mampu menghemat pakan hingga 30 persen karena ikan mendapatkan nutrisi dari flok, sekaligus meminimalkan pencemaran lingkungan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa aerasi yang tidak memadai akan berdampak serius terhadap sistem. Jika suplai oksigen berkurang, mikroorganisme pengurai akan mati, limbah akan menumpuk, dan kualitas air menurun drastis.
Hal ini dapat menyebabkan ikan mengalami stres, pertumbuhan terhambat bahkan kematian massal. Oleh karena itu, pemilihan jenis aerator seperti kincir air blower atau diffuser udara perlu disesuaikan dengan ukuran kolam dan kepadatan ikan. Monitoring DO secara rutin serta perawatan berkala aerator menjadi langkah wajib dalam manajemen budidaya bioflok yang sukses.
Semoga infonya bermanfaat.
Kuningan Juli 2025