Review video yotube kali ini memberikan panduan yang sangat rinci dan praktis tentang cara mencari dan membersihkan cacing sutra, khususnya untuk pakan ikan mas koki. Video yang diupload oleh channel youtube Koki In Bali pada tanggal 21 Desember 2021 dengan judul "CARA MENCARI CACING SUTRA DI ALAM || CARA MEMISAHKAN CACING SUTRA DARI LUMPUR" Ini juga menyoroti bagaimana kegiatan ini menjadi sumber penghidupan di masa pandemi.
Dalama vlog video team vlog Koki in Bali memulai dengan menunjukkan lokasi pencarian cacing sutra di daerah Denpasar Bali. Area yang ideal untuk menemukan cacing ini adalah tempat-tempat berair dangkal yang banyak ditumbuhi lumut dan seringkali bercampur dengan limbah rumah tangga.
Alat sederhana namun efektif, yaitu saringan atau ayakan khusus sebagai jaring serok cacing sutra, digunakan untuk mengambil lumut halus yang sudah bercampur dengan cacing. Saat cacing berhasil didapat teksturnya akan terasa kenyal saat digenggam. Proses pencarian ini membutuhkan waktu yaitu dari jam 4 sore hingga jam 9 malam.
Setelah berhasil mengumpulkan lumpur yang bercampur cacing, langkah selanjutnya adalah proses pemisahan. Lumpur tersebut direndam dengan air bersih selama sekitar 15 menit. Kemudian, cacing dikeringkan menggunakan spons dengan cara menekannya secara perlahan.
Teknik ini bertujuan untuk memisahkan cacing dari lumpur. Permukaan cacing dan lumpur yang telah dikeringkan harus diratakan. Setelah itu, ember yang berisi cacing dan lumpur ditutup rapat dengan terpal atau bahan sejenis selama dua jam. Setelah dua jam, cacing akan secara alami naik ke permukaan, memudahkan proses panen. Proses panen ini biasanya dilakukan dua kali. Video menekankan bahwa pengeringan adalah inti dari proses pemisahan ini; semakin kering media, semakin mudah cacing terpisah dari lumpur.
Cacing yang telah dipanen kemudian dicuci berkali-kali dengan air bersih untuk menghilangkan sisa kotoran, lumpur, atau lendir yang masih menempel pada cacing. Menariknya, air bekas cucian cacing ini tidak dibuang begitu saja. Sebaliknya, air tersebut dimanfaatkan sebagai pakan untuk kultur daphnia magna (kutu air) sekaligus sebagai praktek budidaya yang efisien. Setelah bersih cacing sutra siap diletakkan di tempat penampungan.
Video juga memperkenalkan konsep "simbiosis mutualisme" dalam sistem budidayanya yaitu air dari penampungan cacing sutra digunakan untuk kultur kutu air, dan air dari kultur kutu air kemudian dikembalikan lagi ke cacing sutra. Sistem ini efisien dalam penggunaan air.
Aspek yang paling menarik dan inovatif dalam video ini adalah konsep "simbiosis mutualisme" yang diterapkan dalam pembersihan dan penyimpanan cacing. Pemanfaatan air cucian cacing untuk pakan kutu air, dan kembalinya air kultur kutu air ke cacing sutra, adalah contoh sangat baik dari praktek budidaya berkelanjutan. Ini tidak hanya mengurangi limbah juga membuat ekosistem mini yang saling mendukung yang bisa menjafi pelajaran baru bagi para pembudidaya.
Secara keseluruhan, vlog video ini memberikan panduan teknis yang jelas tentang mencari dan membersihkan cacing sutra, juga menyisipkan narasi inspiratif tentang bagaimana kegiatan ini menjadi penopang hidup keluarga di masa pandemi, dan direkomendasikan bagi yang mencari ide bisnis dari sumber daya alam seperti cacing sutra yang amat bermanfaat sebagai pakan hidup bernutrisi tingga untuk perikanan.
Artikel review video youtube kali ini masih tentang budidaya kroto yang diupload oleh channel youtube CapCapung pada tanggal 17 Oktober 2018 dengan judul " Kisah Sukses Ternak Semut Kroto Bisa Pergi Umroh dan Untung Berlipat". Dalam video terlihat beberapa toples ukuran sedang yang dihuni koloni-koloni semut yang nantinya akan menghasilkan kroto untuk segala jenis hewan yang memakanan pakan hidup dan bahan baku kuliner seperti pepes.
larva semut kroto sangat diminati di pasaran karena berbagai alasan, seperti kandungan gizinya yang tinggi terutama protein, menjadikannya pakan unggulan untuk berbagai hewan seperti burung kicau (membantu meningkatkan stamina dan kualitas suara) dan ikan (mempercepat pertumbuhan dan menjadi umpan efektif).
Selain itu, kroto juga memiliki potensi sebagai bahan pangan manusia di beberapa negara, diolah menjadi hidangan gurih yang kaya nutrisi. Tingginya permintaan ini ditambah dengan kelangkaan pasokan dari alam, di mana pengambilan kroto alami seringkali sulit dan berisiko, menyebabkan nilai ekonominya menjadi tinggi.
Hal ini membuka peluang bisnis budidaya yang menjanjikan, karena tidak memerlukan lahan luas dan modal awal relatif ringan, sehingga banyak orang tertarik untuk terjun ke dalamnya demi memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat.
Kisahnya budidaya semut rangrang ini dimulai pada tahun 2009 ketika ia mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dari pekerjaannya di Tangerang. Situasi ini mendorongnya untuk mencari peluang baru. Ia kemudian memutuskan untuk mengikuti kursus ternak semut kroto dan secara mandiri mengembangkan ilmunya hingga menjadi seorang peternak yang sukses.
Produk utama yang dihasilkan dari peternakan semut kroto Widodo adalah telur kroto, yang menjadi sumber penghasilannya. Selain itu, ia juga menjual bibit semut kroto. Menurutnya dalam video pembeli bibit semut kroto tidak hanya terbatas pada kebutuhan pakan burung, tetapi juga mencakup pakan ikan, nutrisi kesehatan, dan bahkan sebagai bahan makanan olahan seperti pepes kroto yang populer di Thailand, hal ini menunjukkan potensi pasar kroto yang sangat beragam dan luas.
Perjalanan ternak semut penghasil kroto ini tidaklah mudah. Di awal usahanya menghadapi banyak tantangan. Ironisnya, orang-orang terdekatnya, termasuk tetangga dan orang tua, tidak memberikan dukungan. Tetangganya bahkan menganggap ia "kurang kerjaan" karena memulai ternak semut kroto di saat anaknya masih bayi. Namun, ia menunjukkan ketekunan luar biasa dengan tetap fokus dan bangkit dari setiap kesulitan yang ia hadapi.
Ketekunannya membuahkan hasil dimana ia mendapatkan undangan langsung dari Gubernur Jawa Timur untuk mempresentasikan usahanya. Momen ini menjadi titik balik setelah presentasi tersebut, banyak kunjungan dan minat datang, dan kondisi ekonominya mulai membaik. Berdasarkan penjelasannya di video, orang-orang yang awalnya tidak mendukungnya mulai percaya dan mendekat. Sebagai buah dari kerja kerasnya selama ini ia juga telah berhasil membeli kendaraan pribadi dan bahkan menunaikan ibadah umrah bersama istrinya.
Di akhir video, Widodo menyampaikan pesan penting bagi para pemula yang ingin memulai usaha. Ia menekankan bahwa hal terpenting adalah memulai terlebih dahulu, jangan terlalu banyak bertanya atau khawatir tentang pemasaran. Ia percaya bahwa jika seseorang serius dalam memulai usaha, pembeli akan datang dengan sendirinya karena pangsa pasar kroto masih sangat luas, juga menawarkan pelatihan gratis bagi siapa saja yang ingin belajar ternak semut kroto langsung di tempatnya, menunjukkan komitmennya untuk berbagi ilmu dan mendukung wirausahawan baru.
Review video youtube kali ini adalah dari channel youtube LunatichSkyes tentang Budidaya kroto yang diupload pada tanggal 20 Maret 2019 dengan judul "Cara Ternak & Budidaya Kroto Media Botol / Toples Rumahan Sukses". Video ini merupakan salah satu peluang usaha agribisnis yang semakin diminati oleh masyarakat.
Kroto, yaitu telur dan larva dari semut rangrang, kini menjadi komoditas yang sangat dibutuhkan. Banyak digunakan sebagai pakan burung kicau dan umpan memancing, kroto punya kandungan protein serta asam amino tinggi. Tidak heran, harganya bisa mencapai Rp. 100.000 hingga Rp. 200.000 per kilogram. Permintaan yang terus meningkat menjadikan budidaya kroto sebagai usaha yang sangat potensial.
Untuk memulai budidaya kroto, hal pertama yang harus disiapkan adalah kandang. Biasanya digunakan toples plastik sebagai tempat semut bertelur. Toples-toples tersebut disusun rapi di rak bertingkat. Agar semut tidak kabur, bagian bawah rak diberi mangkok berisi air. Selain itu, rak sebaiknya tidak menyentuh dinding untuk mencegah semut berpindah dan menghadapi gangguan dari hewan luar.
Bibit koloni semut bisa didapatkan dengan menangkapnya langsung dari alam atau membeli dari peternak lain. Setelah dipindahkan ke toples, semut perlu diberikan pakan berupa air gula dan sumber protein agar nyaman dan cepat membentuk koloni. Nutrisi yang tepat akan membantu semut berkembang dan mulai memproduksi kroto.
Manajemen pakan menjadi bagian penting dalam budidaya ini. Semut rangrang membutuhkan protein dari jangkrik, belalang, cicak, ayam rebus, atau tulang. Karbohidrat juga diperlukan, biasanya diberikan lewat air gula. Pakan harus diberikan secara rutin dan kandang dijaga kebersihannya agar semut tetap sehat dan aktif bertelur.
Telur semut atau kroto bisa dipanen setelah sekitar 15 hingga 20 hari. Namun, untuk menjaga kestabilan koloni, disarankan agar panen tidak dilakukan selama enam bulan pertama. Setelah masa adaptasi tersebut, panen bisa dilakukan secara rutin, baik dua kali sebulan ataupun setiap hari tergantung pada jumlah koloni dan siklus panen yang sudah terbentuk.
Di bagian akhir, admin channel menyarankan strategi pemasaran yang efektif. Kroto bisa dijual secara online melalui media sosial atau marketplace. Kamu juga bisa membuka toko fisik atau menjalin kerja sama dengan komunitas pecinta burung. Karena pasokan kroto berkualitas masih terbatas, peluang bisnis ini terbuka lebar bagi siapa saja yang tertarik terjun ke dunia agribisnis.
Artikel review video youtube kali ini masih tentang budidaya pakan alami untuk budidaya perikanan yang diupload oleh channel youtube faperta ugm pada tanggal 16 Oktober 2020 dengan judul " BUDIDAYA CACING SUTRA" ini menyajikan panduan komprehensif mengenai budidaya cacing sutra di lahan sawah, sebuah kebutuhan esensial dalam industri pembenihan ikan karena kandungan proteinnya yang tinggi. Metode ini menawarkan solusi praktis dan efisien untuk menghasilkan pakan alami berkualitas.
Langkah awal yang krusial adalah menyiapkan lahan sawah dengan kedalaman ideal 30-50 cm. Dinding lahan perlu dibuat menggunakan mulsa untuk menjaga area budidaya. Tanah sawah harus dibalik secara merata, baik menggunakan cangkul atau traktor, untuk membersihkan bibit penyakit dan memperbaiki tekstur tanah agar menjadi halus.
Setelah itu, tambahkan pupuk kandang dari kotoran puyuh, ayam, atau ternak lain saat pengolahan tanah untuk memperkaya nutrisi. Setelah tekstur tanah halus, air dialirkan ke sawah hingga ketinggian 3 sampai 5 cm dari permukaan tanah. Terakhir, pasang paranet di atas lahan dengan daya serap sekitar 60% untuk melindungi cacing sutra dari paparan langsung sinar matahari dan hujan, menciptakan lingkungan yang stabil.
Pakan untuk cacing sutra disiapkan dari campuran berbagai bahan organik, meliputi pupuk dari kotoran burung puyuh, dedak, ampas tahu, limbah sayuran, probiotik komersial dan molase.
Semua bahan ini dicampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam drum dan ditutup rapat. Penting untuk memasang pipa pada drum untuk mengeluarkan gas yang terbentuk selama proses fermentasi. Proses fermentasi ini berlangsung selama 7 sampai 14 hari, menghasilkan pakan yang kaya nutrisi dan mudah dicerna oleh cacing sutra.
Bibit cacing sutra dapat disiapkan dari indukan berusia 40 sampai 45 hari. Alternatifnya, biomassa cacing sutra dapat diambil, dicampur dengan sedikit air, dan kemudian ditebarkan secara merata di lahan sawah dengan dosis sekitar 250 sampai 500 ml per meter persegi. Penebaran bibit yang tepat akan memastikan populasi cacing sutra dapat berkembang dengan baik.
Siklus hidup cacing sutra berkisar antara 40 sampai 45 hari. Pemeliharaan utama melibatkan pemberian pakan yang telah difermentasi sebanyak 1 sampai 2 kali sehari, dengan dosis 100 sampai 200 ml per meter persegi. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, dengan menyebarkan pakan pada titik-titik koloni cacing sutra agar mudah diakses.
Pemanenan cacing sutra dapat dilakukan sekitar 1 hingga 1,5 bulan, atau setelah 40-45 hari sejak penebaran bibit. Metode panen sebagian sangat dianjurkan, yaitu dengan mengambil sekitar 80 persen dari total cacing sutra dan menyisakan 20 persen sebagai bibit untuk budidaya selanjutnya.
Cacing sutra dikumpulkan dari koloni, ditampung dalam ember hingga airnya jernih, kemudian disaring dan dialiri air bersih hingga bebas dari lumpur dan kotoran. Cacing sutra yang sudah bersih ini siap dijual atau digunakan langsung untuk kegiatan pembenihan ikan, menyediakan sumber pakan berkualitas tinggi secara berkelanjutan.
Pada dunia kerja yang semakin kompetitif, SMK Negeri 1 Sanden mengambil langkah inovatif untuk mempersiapkan siswanya menjadi pribadi yang mandiri secara ekonomi. Melalui pendekatan pendidikan berbasis kewirausahaan, sekolah ini berupaya mengubah pola pikir siswa agar tidak semata mengandalkan lapangan kerja yang tersedia, tetapi mampu membuat peluang usaha sendiri.
Ilustrasi foto Budidaya cacing sutra
Langkah nyata yang diambil adalah dengan membudidayakan cacing sutra, sebuah terobosan yang lahir dari analisis terhadap kebutuhan pasar dan kesenjangan pasokan. Ketua Jurusan Agribisnis Budidaya Perikanan, Sutrisna SP, menjelaskan bahwa program ini mulai diluncurkan sekitar satu bulan lalu dan mendapat perhatian luas dari berbagai pihak, termasuk pelaku usaha perikanan.
Cacing sutra dikenal sebagai pakan alami yang sangat dibutuhkan dalam proses pembenihan ikan, terutama jenis ikan air tawar. Selama ini, habitat cacing ini berada di saluran air yang tercemar limbah rumah tangga atau kotoran ternak. Namun, pada musim penghujan, populasi cacing mengalami penurunan drastis sehingga ketersediaannya di alam makin sulit ditemukan. Di sisi lain, permintaan terhadap cacing ini justru tidak pernah surut. Kondisi tersebut menjadi latar belakang lahirnya gagasan budidaya cacing secara mandiri.
SMK Negeri 1 Sanden memilih cara yang bersih dan terkontrol. Alih-alih mengambil cacing dari lingkungan berlumpur dan tidak higienis, para siswa memilih ekosistem baru yang steril dan terawat di lingkungan sekolah. Budidaya dilakukan di kolam khusus dengan media yang dikembangkan sendiri oleh siswa, menggunakan fermentasi buatan sebagai sumber pakan cacing.
Selama ini, permintaan terhadap cacing sutra sebagian besar berasal dari berbagai pusat pembenihan ikan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sisi lain, SMK Negeri 1 Sanden sendiri juga memerlukan pasokan cacing sutra sebagai pakan utama untuk bibit ikan yang dikelola oleh jurusan perikanan di sekolah tersebut.
Karena keberadaan cacing sutra di alam semakin sulit ditemukan, terutama saat musim penghujan, pihak sekolah akhirnya memutuskan untuk melakukan budidaya mandiri. Inisiatif ini tidak hanya memenuhi kebutuhan internal tetapi juga berpeluang menjadi usaha produktif. Meski saat ini budidaya masih berada pada tahap awal, tanda-tanda keberhasilan mulai tampak. Bahkan, dalam waktu dua minggu ke depan, panen perdana cacing sutra dijadwalkan akan dilaksanakan oleh SMK Negeri 1 Sanden
Pendekatan ini tidak hanya menekan risiko kontaminasi, tapi juga memberikan pengalaman nyata kepada siswa tentang cara membangun usaha dari nol. Mereka belajar memahami siklus pertumbuhan cacing, teknik pemeliharaan, manajemen produksi, hingga analisis peluang pasar.
Hasil budidaya tahap awal menunjukkan indikasi keberhasilan. Dalam waktu 60 hari, cacing siap dipanen, dan setelah itu panen dapat dilakukan secara rutin setiap dua minggu. Cacing hasil budidaya digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal sekolah, terutama di jurusan perikanan.
Dengan keberhasilan ini, SMK Negeri 1 Sanden membuktikan bahwa pendidikan yang berfokus pada penguasaan keterampilan terapan dan keahlian praktis yang relevan dengan dunia kerja tak hanya soal teori, tapi juga praktik yang mampu membawa dampak ekonomi nyata. Selain mendapatkan ilmu para juga mendapat pengalaman kewirausahaan yang dapat mereka kembangkan setelah lulus.
Program budidaya cacing ini diharapkan menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk menerapkan budidaya pakan hidup alami serupa. Melalui pembelajaran berbasis proyek dan bisnis, siswa tidak hanya dibentuk menjadi tenaga kerja siap pakai, tetapi juga sebagai wirausahawan muda yang mampu membaca peluang dan membuat solusi usaha mandiri yang dibutuhkan untuk kebutuhan usaha perikanan.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Info. Ternak yang diupload pada tanggal 4 Oktober 2020 dengan judul "CARA BUDIDAYA CACING SUTERA DI LAHAN TERBATAS". Dalam budidaya cacing sutra memanfaatkan lahan sisa dan berhasil membudidayakannya dengan menggunakan media jerigen bekas.
Video berdurasi 4 menit ini mendokumentasikan metode budidaya cacing sutra yang inovatif dan efisien di lahan terbatas, seperti yang diterapkan oleh Bapak Sukimin di Jakarta Timur. Dengan memanfaatkan barang bekas dan sistem yang sederhana, dimana ia berhasil menghasilkan cacing sutra dalam jumlah yang lumayan dan ekonomis walaupun di lahan yang sempit.
Bapak Sukimin memanfaatkan 25 jerigen bekas berukuran 25 liter. Setiap jerigen dibelah dua secara presisi di bagian tengah, memastikan setiap belahan memiliki cekungan yang cukup untuk menampung air. Inovasi ini memungkinkan pemanfaatan ruang yang terbatas secara maksimal.
Sebagai media hidup cacing, Bapak Sukimin menggunakan lumpur yang diambil dari dasar kali atau sungai. Lumpur ini diisi sekitar dua pertiga bagian dari setiap belahan jerigen, menciptakan lingkungan alami yang ideal bagi cacing sutra untuk berkembang biak.
Setelah media lumpur siap, bibit cacing sutra dimasukkan ke dalam jerigen. Cacing-cacing ini membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru sebelum mereka mulai bertelur dan berkembang biak secara optimal.
Pakan utama yang digunakan adalah ampas tahu, yang dibeli dengan harga terjangkau Rp. 20.000 per karung dan dapat bertahan berbulan-bulan. Pemberian pakan disesuaikan dengan kondisi di dalam jerigen. Selain ampas tahu, daun sawi busuk juga memiliki peran penting anakan cacing sutra cenderung bersarang di dalamnya. Namun, penggunaannya harus hati-hati agar tidak terlalu banyak dan menyumbat aliran air.
Ketersediaan air yang terus mengalir atau menetes adalah kunci keberhasilan budidaya ini. Bapak Sukimin menggunakan pompa untuk mendistribusikan air ke setiap jerigen, memastikan air terus bergerak dan cacing tetap hidup dalam kondisi sangat baik.
Cacing sutra dapat mulai dipanen setelah berusia dua bulan sejak dipindahkan ke jerigen. Proses panen dilakukan dengan mengambil cacing yang berada di permukaan menggunakan garpu, sementara cacing di dalam lumpur dibiarkan untuk terus berkembang biak. Metode ini memungkinkan panen dilakukan secara rutin setiap dua hari sekali.
Dari 25 jerigen miliknya, Bapak Sukimin mampu menghasilkan lebih dari satu liter cacing sutra per hari. Dengan harga jual Rp. 15.000 per liter, budidaya ini menunjukkan potensi ekonomi yang menjanjikan, bahkan dari lahan terbatas.
Perawatan budidaya ini tergolong mudah. Cukup pastikan ketersediaan air di setiap jerigen tidak kosong dan bersihkan pompa setiap tiga hari sekali. Penambahan ampas tahu juga dilakukan jika pakan sudah habis, menjaga ketersediaan nutrisi bagi cacing.
Review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Audrey A yang diupload pada tanggal 23 Juni 2025 dengan judul "INI IKAN NO.1 INDONESIA HARGA MILIARAN GUPPY, MAS KOKI , KOI , CUPANG , AQUASCAPE #AudreyA". Vlog video ini memperlihatkan event tahunan meriah dan dari Nusatic & Nusapet 2025, sebuah acara prestisius bertaraf internasional yang menjadi pusat perhatian bagi para penghobies ikan hias, hewan peliharaan hingga pelaku industri satwa.
Dalam video di kemegahan acara Nusatik 2025, pameran dan kontes ikan hias terbesar di Indonesia serta memperlihatkan inovasi para breeder lokal.
Dari awal hingga akhir, video ini menangkap esensi dan kualitas ikan-ikan hias yang bernilai fantastis, mulai dari ratusan ribu, puluhan juta hingga menembus angka miliaran rupiah. Nusatik 2025 menjadi acara yang ditunggu untuk memamerkan ikan-ikan terbaik yang siap diekspor ke mancanegara, tetapi juga mendorong perkembangan budidaya ikan hias di dalam negeri.
Video ini secara komprehensif menampilkan beragam kontes, memperkenalkan ikan-ikan yang menjuarai kontes sekaligus mendengarkan penjelasan karakteristik dari para juri dari setiap ikan juara yang membuatnya begitu istimewa di mata para penilai dan penghobies ikan hias eksotis.
Pada kontes ikan cupang, yang mencetak rekor fantastis dengan 3.124 ikan dari sekitar 200 kelas yang berbeda, menunjukkan popularitas tak terbantahkan dari ikan petarung nan elok ini. Diantara para juara, Division Champion Halfmoon Yellow dengan warna kuning yang solid sempurna dan bentuk tubuh yang sangat proporsional.
Ada pula plakat multicolor yang meraih Best of New Color Variation berkat kombinasi warnanya yang kontras dan tegas, menandai inovasi dalam pola warna. Yang tak kalah menarik adalah Best of Wild Beta, yang jatuh pada ikan Makrostoma, cupang alam asli Indonesia yang paling dicari di pasar Eropa dan Amerika dari kekayaan genetik asli perairan di Indonesia.
Puncak kejuaraan cupang adalah Best of Show (Grand Champion) Plakat Multicolor, yang terlihat cantik dengan komposisi warna seimbang di setiap sirip dan badan, ditambah mental yang luar biasa. Kategori lain seperti Best of Exotic untuk super red yang sangat merah dan padat, serta Most Promising Rookie untuk ikan junior yang menjanjikan, semakin memperkaya ragam kompetisi ikan laga ini.
Selain cupang, Kontes ikan Koi juga dapat mencuri perhatian para penghobies ikan hias di Indpnesia dengan menampilkan koi-koi berukuran jumbo, beberapa di antaranya bahkan melebihi ukuran paha manusia, sebuah pemandangan yang menunjukkan kemegahan dan dedikasi dalam pemeliharaannya. Grand Champion kelas A diraih oleh seekor koi ukuran jumbo yaitu Kohaku berukuran 97 cm berumur 6 tahun yang memancarkan keindahan dengan warna merah dan putih yang sangat cerah, diperkirakan bernilai miliaran rupiah jika ditawarkan di pasar internasional.
Pada kontes ikan Guppy dengan sekitar 500 entri full juga menarik partisipasi juri dan peserta dari Malaysia, Korea dan Taiwan, menegaskan skala global acara ini. Pemenang seperti Solid Black dengan ekor proporsional, bluegrass juvenil dari Indonesia yang padat dan berpola rapi, hingga albino redlace dengan bukaan ekor yang sempurna, menunjukkan standar kualitas ikan guppy Indonesia. Ikan-ikan guppy juara ini bisa bernilai jutaan rupiah karena genetiknya yang superior, mampu menghasilkan anakan berkualitas tinggi walaupun awalnya adalah ikan yang berharga ribuan rupiah.
Kontes ikan Maskoki tak kalah meriah, dengan berbagai varietas yang memanjakan mata. Dari jenis ryukin baby berwajah lancip nan keren, Oranda short tail yang berotot dengan kepala besar dan dorsal tegak, hingga rancu dengan perut dewasa dan kurva tubuh halus, setiap maskoki menampilkan keunikan tersendiri. Puncak dari kontes maskoki adalah Grand Champion Super Jumbo Rancu yang ukurannya sebesar sandal, menjadi rekor pertama dalam sejarah kontes maskoki. Keberadaan maskoki-maskoki ini menunjukkan betapa seriusnya para breeder dalam menghasilkan ikan maskoki varietas unggulan.
Terakhir, namun tak kalah penting, Kontes Aquascape juga menjadi daya tarik dengan tiga kategori Bucepalandra, Buce Individual dan Komunitas yang merupakan tanaman hias aquascace endemik Indonesia asal Kalimantan. Pemenang Aquascape Individual dengan tema hutan menampilkan komposisi hardscape dengan tampilan yang luar biasa unik. Nusatik 2025 juga menghadirkan segmen edukasi inspiratif dimana para juri world champion Aquascape, termasuk satu-satunya dari Indonesia, Mas Prayogi, membuat aquascape secara langsung di tempat saat pameran berlangsung.
Artikel review video youtube kali ini adalah membahas cara membuat sari pelet untuk mengkultur kutu air secara sederhana dan efektif yang diupload oleh channel youtube Iwak Songo pada tanggal 25 Oktober 2022 dengan judul "Cara kultur kutu air dengan pelet ikan lele, super simpel, hasil melimpah" bahan untuk meraciknya terbilang mudah seperti air bekas ikan, botol plastik dan pelet. Dalam video memperlihatkan keunggulan metode ini yang lebih simpel dan akan menghasilkan kutu air yang berlimpah.
Video ini menyajikan sebuah metode yang diklaim sangat sederhana dan efektif untuk membuat sari pelet, yang kemudian digunakan sebagai pakan untuk mengkultur kutu air secara berlimpah. Metode ini menawarkan alternatif yang lebih mudah dibandingkan budidaya lele atau pembuatan air hijau, menjadikannya menarik bagi para pemula atau bagi yang mencari cara efisien untuk menghasilkan pakan alami.
Untuk memulai proses ini, bahan dan alat yang diperlukan sangatlah mudah didapatkan dan terjangkau. Bahan utamanya adalah pelet lele, yang harganya sekitar Rp. 7.000 sampai Rp. 8.000 per kilogram dan dapat digunakan untuk berbulan-bulan. Selain itu, siapkan botol kosong (bisa botol air mineral atau botol bekas lainnya) sebagai wadah. Untuk air, direkomendasikan menggunakan air bekas ikan cupang atau ikan hias, karena dipercaya mengandung nutrisi yang baik. Namun, jika tidak tersedia, air sumur biasa yang sudah diendapkan juga bisa digunakan. Terakhir, siapkan saringan untuk memisahkan ampas pelet setelah proses perendaman.
Langkah-langkah pembuatan cukup mudah yaitu dengan cara. Ambil pelet secukupnya dan masukkan ke dalam botol kosong. Tambahkan air bekas ikan atau air sumur yang sudah diendapkan hingga ketinggian tertentu seperti yang ditunjukkan dalam video. Biarkan pelet hancur dengan sendirinya tidak perlu dihancurkan secara manual. Proses ini akan terjadi secara alami seiring waktu.
Setelah pelet terendam, jemur botol di bawah sinar matahari langsung selama minimal 24 jam. Paparan sinar matahari membantu proses fermentasi dan pelarutan pelet, Setelah 24 jam pindahkan botol ke tempat yang lebih dingin untuk menghindari ledakan akibat penumpukan gas. Saat akan digunakan, buka tutup botol untuk mengeluarkan gas yang terbentuk, lalu kocok-kocok botol dan saring menggunakan saringan untuk memisahkan ampasnya. Sari pelet yang telah disaring siap digunakan.
Sari pelet yang telah jadi ini berfungsi sebagai pakan utama bagi kutu air. Pemberian pakan dapat dilakukan setiap hari, baik pagi, siang, atau sore, bahkan dua kali sehari untuk hasil yang lebih optimal. Indikator bahwa pakan telah habis adalah ketika air di wadah kultur sudah terlihat bening kembali.
Metode ini diklaim lebih simpel dan tidak merepotkan dibandingkan metode lain seperti beternak lele atau membuat air hijau. Keberhasilannya telah diuji coba bahkan di lingkungan dengan minim cahaya. Kutu air akan terus berkembang biak meskipun kondisi air terlihat keruh, asalkan terus diberi pakan secara teratur.
Ramuan pakan ini juga disebutkan bisa digunakan untuk kultur kutu air daphnia magna. Video ini juga memberikan kesempatan bagi siapa saja di daerah Pasuruan yang tertarik beternak kutu air untuk datang dan belajar secara gratis, menunjukkan komitmen penulis untuk berbagi pengetahuan dan mendukung komunitas.
Dalam video short channel youtube Audrey A ini memperlihatkan pesona ajang kontes Nemo hybrid pertama di Indonesia, yang diupload pada tanggal 24 Juni 2025 merupakan momen khusus yang memadukan seni genetika, estetik dan semangat komunitas dunia ikan hias laut.
Dalam acara bergengsi Nusatic & Nusapet 2025 ini, para breeder berbakat dari berbagai wilayah seperti Ambon, Bandung dan Yogyakarta memperlihatkan hasil kreasi dari varietas clownfish hybrid yang sebelumnya belum pernah terlihat di pasar internasional.
Karya-karya para breeder ini membuktikan bahwa Indonesia merupakan pemain regional juga sekaligus pencetus inovasi yang kualitasnya mampu bersaing di level global, melampaui varian populer seperti varian nemo gladiator yang selama ini dikenal luas.
Keunggulan ikan-ikan nemo hybrid ini terletak pada strategi hibridisasi yang cerdas dan penuh eksperimen. Para breeder mengawinkan berbagai jenis clownfish, bahkan beberapa berasal dari alam liar, untuk keturunan genetik yang benar-benar baru.
Dari tangan para breeder andal varian-varian dengan corak dan warna yang cantik dan unik ini terdapat estetika dari ikan hias laut yang gemar berada di sekitar anemon. Sebagai contoh, varietas eksentrik seperti “Nemo Slayer” tampil dengan sirip ekor panjang ala ikan cupang, memberikan efek anggun saat berenang, sementara varian bermotif “tanco” menghadirkan kejutan visual berupa titik kontras di kepala, menyerupai ikan koi namun dalam gradasi hitam elegan.
Beberapa ikan yang ditampilkan bahkan mendapat julukan “ikan gaib” karena keberadaannya yang selama ini tidak pernah muncul di media sosial atau publik. Jenis ini adalah hasil ternak tersembunyi yang selama ini disimpan secara eksklusif oleh para breeder, dan baru dipamerkan dalam ajang ini. Hal tentunya ini menambah daya tarik dan misteri kompetisi, atmosfer antusias dan penasaran di antara para penonton dan juri yang tengah menilai setiap detail morfologi dan pola dengan seksama.
Kontes ini merupakan ajang pembuktian keahlian juga menjadi simbol apresiasi terhadap kerja keras dan ketekunan para pelaku industri ikan hias di Indonesia. Di tengah proses kreatif dan eksperimen genetik yang terus berkembang, kontes ini menunjukkan potensi besar Indonesia dalam industri aquakultur laut, khususnya untuk segmen ikan hias eksotis seperti ikan nemo.
Review video youtube kali ini membahas tentang misteri bagaimana ikan trout bisa ditemukan di danau-danau pegunungan yang terpencil dan terisolasi yang diupload oleh channel youtube MinuteEarth pada tanggal 31 Januari 2025 dengan judul "How do fish get into isolated mountain lakes?". Video ini mengeksplorasi tiga teori utama untuk menjelaskan fenomena ini.
Ikan yang muncul di danau terpencil di pegunungan selalu menjadi misteri yang menarik untuk dipelajari. Bagaimana mungkin ada populasi ikan di tempat yang terisolasi tanpa adanya aliran sungai atau hubungan langsung dengan badan air lainnya? Para ahli telah mencoba memahami fenomena ini dan menemukan beberapa kemungkinan penyebabnya.
Salah satu teori menyebutkan bahwa dalam kondisi cuaca ekstrem, hujan deras dapat menyebabkan danau-danau yang biasanya terpisah menjadi terhubung melalui aliran air sementara. Ketika air meluap, ikan bisa terbawa ke tempat baru. Namun, teori ini tidak berlaku untuk danau yang terletak di titik tertinggi pegunungan, karena tidak ada sumber air yang lebih tinggi yang dapat membawa ikan naik ke danau tersebut. Oleh karena itu perlu mencari penjelasan lain yang lebih masuk akal.
Salah satu kemungkinan yang sering terjadi adalah campur tangan manusia. Banyak lembaga margasatwa telah melakukan penebaran ikan ke danau-danau pegunungan sebagai bagian dari usaha konservasi atau untuk kepentingan wisata pemancingan. Salah satu metode yang digunakan adalah menjatuhkan ikan dari pesawat langsung ke danau, sebuah teknik yang dikenal sebagai air-drop.
Metode ini cukup efektif dalam menyebarkan populasi ikan ke tempat-tempat terpencil tanpa harus mengangkutnya melalui jalur darat yang sulit. Namun, tidak semua danau mengalami penebaran ikan melalui cara ini, sehingga ada kasus di mana ikan muncul di danau tanpa campur tangan manusia sama sekali. Hal ini membuat para ilmuwan semakin penasaran dengan kemungkinan lain yang bisa menjelaskan bagaimana ikan bisa sampai ke sana.
Teori yang paling menarik dan mungkin paling mengejutkan adalah bahwa ikan dapat tiba di danau terpencil dengan bantuan burung, khususnya bebek Mallard. Burung air seperti bebek sering kali mengonsumsi telur ikan sebagai bagian dari pola makan mereka. Namun, penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil telur yang dimakan oleh burung ini ternyata dapat bertahan melewati sistem pencernaan mereka.
Saat bebek terbang ratusan mil dan akhirnya mendarat di danau terpencil, dimana bebek tersebutt bisa secara tidak sengaja melepaskan telur-telur ikan ke dalam air. Telur yang berhasil bertahan akan menetas dan berkembang menjadi populasi ikan baru. Ini adalah contoh luar biasa bagaimana alam memiliki cara unik dalam menyebarkan kehidupan ke tempat yang bahkan tampak mustahil untuk dihuni oleh spesies tertentu. Tanpa campur tangan manusia, ikan dapat muncul di danau yang sebelumnya tidak memiliki kehidupan sama sekali.
Fenomena ini semakin menguatkan fakta bahwa alam telah berevolusi untuk menghadapi berbagai tantangan lingkungan selama ribuan tahun. Penyebaran spesies secara tidak sengaja, seperti telur ikan dalam kotoran burung, sudah berlangsung jauh sebelum manusia mulai memainkan peran aktif dalam ekosistem. Proses ini menunjukkan bahwa alam memiliki mekanisme luar biasa dalam menciptakan keseimbangan dan mendukung kehidupan.
Sungguh menarik bagaimana ikan bisa muncul di tempat-tempat yang begitu terpencil, tanpa bantuan manusia, hanya melalui proses alami yang telah berlangsung selama ribuan tahun. Alam memang selalu memiliki kejutan yang tak terduga dan terus mengajarkan kita bahwa kehidupan dapat berkembang di tempat yang paling sulit sekalipun.
Artikel review video youtube kali ini adalah tentang budidaya pembesaran lele sistem kocor yang diupload oleh channel youtube Sewu Lele pada tanggal 6 Maret 2023 dengan judul "Efek Samping Ternak Lele Sistem Kocor 24 Jam". Video ini menginfokan berbagai efek samping yang mungkin timbul dari penerapan sistem budidaya ikan lele "kocor 24 jam," sebuah metode yang terbilang baru dan memiliki karakter tersendiri saat diterapkan.
Dalam vlog video admin channel menjelaskan bahwa, seperti halnya metode budidaya lele lainnya, sistem ini juga memiliki serangkaian kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami secara seksama oleh para peternak. Pemahaman ini penting agar peternak dapat mengantisipasi dan mengatasi potensi masalah yang muncul.
Salah satu efek samping yang paling terlihat pada umumnya adalah pembentukan lendir tebal pada dinding kolam. Jika kolam tidak dibersihkan secara rutin selama sekitar 20 hari, lapisan lendir putih akan terlihat menebal. Kejadian ini terjadi karena ikan lele dalam sistem kocor terus-menerus beradaptasi dengan aliran air baru yang konstan.
Adaptasi terhadap lingkungan dengan air yang selalu baru ini, ikan lele secara alami akan mengeluarkan lendir sebagai mekanisme pertahanan diri. Kondisi ini justru dapat berdampak kurang baik pada kesehatan ikan, menyebabkan penurunan nafsu makan, melemahnya daya tahan tubuh serta membuat kulit ikan terlihat pucat dan mudah lemas.
Efek samping lain adalah munculnya sifat kanibal pada ikan lele. Sebagai ikan yang terkenal predator alami ini, naluri kanibal ikan lele dapat terpicu, terutama saat pemberian pakan di malam hari. Banyak kasus kematian ikan lele terjadi akibat serangan sesama ikan lele di dalam kolam.
Meskipun ini mungkin bukan masalah yang mengancam seluruh populasi secara serius, kanibalisme adalah efek samping yang melekat pada sistem kocor 24 jam. Oleh karena itu, disiplin dalam pemberian pakan tepat waktu menjadi sangat penting untuk mencegah dan meminimalkan insiden kanibalisme di antara ikan-ikan.
Seperti diketahui peternak lele yang mengadopsi metode ini akan berinvestasi pada pembangunan tandon air berukuran besar atau membeli pompa air dengan kapasitas tinggi untuk menjamin ketersediaan air bersih yang memadai selama seluruh siklus budidaya. Kelancaran aliran air menjadi faktor yang selalu dibutuhkan, mengingat ikan lele dalam sistem kocor sangat bergantung pada pasokan air yang tidak terhambat untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhannya.
Selain itu, ikan lele dalam sistem ini juga rentan terhadap penyakit sirip merah. Penyakit ini umumnya muncul sebagai konsekuensi dari kualitas air yang buruk yang diperparah oleh pemberian pakan yang berlebihan. Untuk mencegahnya, sangat disarankan bagi peternak pemula untuk secara rutin menggunakan probiotik yang dicampur ke dalam pakan.
Probiotik memiliki peran ganda seperti membantu mengurai sisa pakan dan kotoran ikan di dalam kolam, juga mendukung sistem pencernaan ikan, yang pada gilirannya mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Terakhir, dalam fase pembenihan, sering terjadi kegagalan adaptasi air pada bibit ikan lele. Kesalahan ini umumnya terjadi setelah proses penebaran bibit. Beberapa pemicunya meliputi jumlah ikan yang terlalu sedikit, penebaran bibit dengan air baru yang belum disesuaikan, pola makan berlebihan, penggunaan jenis pakan yang salah ukuran, atau ketinggian air kolam yang terlalu tinggi.
Untuk penebaran bibit dalam sistem kocor, ketinggian air yang disarankan adalah sekitar 30 cm guna meminimalkan stres dan memaksimalkan tingkat kelangsungan hidup bibit. Dapat disimpulkan bahwa menerapkan sistem budidaya kocor 24 jam ini memerlukan pengetahuan yang memadai dan persiapan matang agar dapat berjalan sukses dan menghasilkan keuntungan optimal.
Review video youtube terbaru dari channel youtube Herdi Susanto memperlihatkan sebuah metode baru budidaya cacing sutra yaitu tanpa memerlukan genangan air yang melimpah, dalam video yang berjudul " Ide ternak cacing sutra untuk pakan ikan harian" Yang diupload pada tanggal 24 Juni 2025.
Metode ini, yang memanfaatkan media lumpur lembap di dalam nampan, diklaim sangat hemat listrik dan air, menjadikannya solusi ideal bagi para penghobies ikan hias maupun pembudidaya skala rumahan yang ingin mandiri dalam penyediaan pakan berkualitas. Cacing sutra sendiri telah lama diakui sebagai pakan alami kaya protein yang sangat direkomendasikan untuk semua jenis burayak ikan, mendukung pertumbuhan agar lebih optimal.
Keberhasilan budidaya ini terletak pada persiapan media dan lingkungan yang disesuaikan dengan pas dan sesuai standar budidayanya. Dalam video ini memperkenalkan konsep penggunaan nampan yang disusun secara bertingkat pada rak khusus. Penataan vertikal ini tentunya mengoptimalkan penggunaan ruang, sangat cocok untuk area terbatas seperti rumah juga memfasilitasi manajemen yang lebih efisien.
Bagian penting dari media budidaya adalah lumpur. Lumpur yang digunakan tidak perlu tergenang air sebaliknya, ia hanya perlu dijaga agar tetap selalu lembap. Video ini secara detail merekomendasikan penggunaan lumpur dengan konsistensi padat, tidak encer dan memiliki kandungan pasir halus secukupnya.
Komposisi ini penting untuk membuat tekstur media yang ideal bagi cacing sutra untuk hidup dan berkembang biak. Lapisan lumpur awal yang disarankan adalah sekitar 3 sampai 4 cm, menyediakan substrat yang cukup untuk koloni awal cacing. Uniknya, media utama yang digunakan bisa juga murni dari kotoran ikan, menunjukkan potensi pemanfaatan limbah organik dari aktivitas aquakultur itu sendiri.
Faktor lingkungan juga memegang peranan sangat penting yang mana jika lokasi budidaya berada di area outdoor yang terpapar sinar matahari langsung, wajib untuk menyediakan naungan menggunakan paranet berwarna hitam. Meskipun cacing sutra membutuhkan paparan cahaya matahari untuk pertumbuhan optimal, menurutnya tidak mentolerir sinar matahari penuh. Idealnya, hanya perlu membutuhkan sekitar 20 sampai 30 persen intensitas sinar matahari, sehingga menjadikan paranet berfungsi sebagai filter yang sempurna.
Kunci pertumbuhan cacing sutra yang sehat dan berlimpah terletak pada strategi pemberian pakan yang tepat. Video ini menawarkan beberapa pilihan pakan, mulai dari yang bersifat sementara hingga yang paling optimal. Sebagai pakan sementara, pelet ikan bisa digunakan jika pakan utama belum tersedia.
Namun, untuk hasil terbaik dan pertumbuhan maksimal, pakan yang paling direkomendasikan adalah ampas tahu fermentasi, dedak halus fermentasi, atau kotoran puyuh yang juga telah difermentasi. Proses fermentasi ini diyakini meningkatkan nilai gizi dan palatabilitas pakan bagi cacing.
Selain pakan utama, sayuran sisa seperti sawi sendok (pokcoy) dapat diberikan sebagai pakan tambahan, meskipun tidak disarankan sebagai pakan tunggal. Metode pemberian pakan juga dijelaskan secara detail pakan fermentasi harus dicampur terlebih dahulu dengan lumpur dan sedikit air sebelum disebarkan merata di permukaan media. Teknik pencampuran ini sangat penting karena akan membantu distribusi nutrisi ke seluruh koloni cacing juga efektif dalam mencegah timbulnya bau busuk dan mengendalikan kehadiran lalat, menjaga kebersihan area budidaya.
Dalam hal pemeliharaan, pembudidaya menjelaskan pentingnya menjaga kelembaban media. Meskipun sistem ini "tanpa air mengalir," air yang ada di permukaan lumpur akan menguap seiring waktu, sehingga perlu pengawasan sesekali. Selain itu, saat koloni cacing sudah mulai padat dan berlimpah, penting untuk menyebarkannya ke media atau nampan lain. Strategi ini bertujuan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih luas bagi cacing, sehingga mempercepat perkembangbiakan dan peningkatan biomassa secara keseluruhan.
Video ini memberikan gambaran tentang potensi budidaya cacing sutra. Meskipun panen awal mungkin memerlukan waktu lebih dari tiga bulan untuk sistem yang baru dimulai, panen selanjutnya dapat dilakukan secara rutin, bahkan setiap minggu, menunjukkan siklus produksi yang cepat dan berkelanjutan setelah koloni mapan.
Melalui metode inovatif ini, ia berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk praktek dalam budidaya pakan alami secara mandiri dan merupakan sumber informasi dan edukasi berharga bagi para penghobies yang ingin memastikan pasokan pakan hidup berkualitas baik dan bersih.
Artikel review video youtube kali ini adalah masih tentang budidaya pakan alami untuk ikan hias yang bisa terus berkelanjutan dalam sebuah video yang di upload oleh channel youtube CapCapung pada tanggal 12 Juli 2025 dengan judul "Tak Pernah Gagal Mantan Satpam Sukses Usaha Cacing Sutra Untung Jutaan Tiap Hari". Video ini memperlihatkan dan mengenal lebih dekat dari sosok Bapak Ari Wibowo, seorang pembudidaya cacing sutra yang berhasil di Sorobayan, Gadingsari, Sanden, Bantul.
Bermula dari sebuah tantangan yang kerap dihadapi para pembudidaya ikan lele, termasuk dirinya, karena sulitnya mendapatkan pasokan cacing sutra sebagai pakan larva ikan terutama saat musim hujan tiba. Keterbatasan inilah yang kemudian memicunya untuk tidak menyerah, melainkan mencari solusi dengan memulai budidaya cacing sutra sendiri yang di peroleh ilmunya dari temannya. Dengan semangat dan kemauan keras, ia memulai dengan mengolah lahan dan membangun bedengan sebagai pondasi awal usahanya.
Proses budidaya yang diterapkan menunjukkan efisiensi dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan cacing sutra. Setiap kotak budidaya miliknya, yang ditaburi sekitar 5 liter bibit cacing sutra, dapat dipanen dalam waktu kurang lebih 3 bulan. Pakan yang digunakan adalah pelet, yang diberikan secara rutin setiap 3 hari sekali untuk menjaga lingkungan dan memastikan nutrisi cacing terpenuhi.
Salah satu kunci keberhasilan Ari adalah memahami perilaku cacing sutra panen dilakukan pada malam hari, sekitar pukul 9 malam, karena pada waktu itu cacing cenderung keluar dan berkumpul di permukaan, memudahkan proses pengambilan. Proses panen yang memakan waktu 3-4 jam ini melibatkan ayakan untuk memisahkan cacing dari tanah, diikuti dengan pembersihan teliti, dan kemudian cacing diendapkan selama sekitar 5 jam sebelum siap untuk didistribusikan kepada pembeli.
Dalam pengelolaan budidayanya ia memilih menggunakan asbes sebagai pembatas petak, dinilai efektif dan awet untuk jangka panjang. Meski demikian, budidaya ini juga tak luput dari tantangan, terutama saat musim hujan yang dapat menghambat pertumbuhan cacing. Selain itu, hama seperti belut menjadi perhatian yang diatasi dengan metode dipancing. Perawatan harian pun cukup sederhana, fokus pada menjaga kondisi air agar tidak kering dan memastikan pemberian pakan rutin.
Dari sisi skala dan dampak ekonomi, usahanya ini menunjukkan hasil yang mengesankan. Dengan total 29 petak budidaya, masing-masing berukuran sekitar 4x4 meter, setiap kotak mampu menghasilkan 3 sampai 5 liter cacing per panen. Rata-rata panen harian mencapai 5 sampai 15 liter, tergantung pada pertumbuhan cacing dan kondisi cuaca.
Cacing sutra ini dijual dengan harga Rp. 40.000 per liter, harga yang bahkan bisa naik saat musim hujan karena kelangkaan pasokan. Pemasaran produknya pun terbilang lancar, dengan pembeli yang beragam mulai dari Kulon Progo hingga teman-teman pembenih ikan di daerah sekitar. Melihat potensi pasar yang besar, ia juga aktif mengajak teman-teman untuk bermitra dalam budidaya cacing sutra, menunjukkan visinya untuk memperluas dampak positif usahanya.
Ia juga menjelaskan bahwa budidaya cacing sutra sebenarnya tidak terlalu rumit dan perawatannya pun mudah. Ia berharap usahanya dapat terus berkembang, tidak hanya memenuhi kebutuhannya sendiri tetapi juga menjadi pemasok pakan burayak ikan yang handal di Bantul dan sekitarnya.
Artikel review video youtube kali ini masih tentang kutu air daphnia magna yang mana selalu menjadi menarik perhatian para penghobies ikan hias karena banyak manfaatnya saat pembudidayaanannya yaitu cepat berkembang dengan pesat jika dilakukan dengan baik. Video dari channel youtube Blackwater Aquatics yang diupload pada tanggal 9 Oktober 2024 dengan judul "how to stop your daphnia culture from crashing" Ini sangat membantu bagi yang ingin mengkultur kutu air besar ini di dalam ruangan.
Memelihara Daphnia Magna, atau kutu air, merupakan kegiatan yang menarik sekaligus bermanfaat bagi para penghobies ikan hias. Daphnia tidak hanya menjadi sumber pakan hidup bernutrisi tinggi bagi ikan, tetapi juga membantu memperkaya ekosistem mikro dalam aquarium atau wadah kultur.
Namun, menjaga populasi daphnia tetap sehat membutuhkan perhatian khusus, terutama dalam hal media hidup, kebersihan, dan manajemen air. Salah satu hal utama yang perlu diperhatikan adalah penggunaan air hijau sebagai media kultur.
Air hijau mengandung alga hidup yang menjadi makanan daphnia juga berperan dalam menjaga kestabilan kualitas air dengan menyerap limbah. Penggunaan air hijau menjadi faktor penentu keberhasilan kultur karena sifat alaminya yang mendukung ekosistem mikro tetap hidup dan bersih.
Jika air hijau sulit didapat atau sulit dipertahankan, alternatif yang bisa digunakan adalah bubuk spirulina. Spirulina terdapat kandungan nutrisi seperti karotenoid dan antioksidan yangbermanfaat untuk ikan, terutama dalam meningkatkan warna dan daya tahan tubuh. Spirulina perlu disiapkan dan campurkan bubuk ke dalam air, lalu aduk hingga larut dan tuangkan secara perlahan di atas airstone agar penyebarannya merata.
Penting untuk tidak memberi makan secara berlebihan karena spirulina tidak akan dikonsumsi dengan kecepatan yang sama seperti alga hidup, dan jika menumpuk, bisa merusak kualitas air dan membahayakan kultur itu sendiri. Untuk menjaga kestabilan, disarankan melakukan pergantian air minimal 25 persen setiap dua hari.
Selain manajemen pakan, menjaga kebersihan dasar tangki juga penting dimana daphnia umumnya meninggalkan eksoskeleton setelah berganti kulit, dan sisa-sisa ini bisa membusuk jika tidak disifon secara rutin. Eksoskeleton yang sudah dikumpulkan dapat dimanfaatkan sebagai pakan untuk ikan dasar seperti ikan corydoras.
Menambahkan sekitar 30 cacing hitam juga dapat membantu mengonsumsi limbah organik di dasar tangki, sehingga menambah elemen natural dalam sistem pemeliharaan. Penggunaan airstone sangat dianjurkan karena dapat meningkatkan oksigen terlarut dan membantu sirkulasi makanan dalam air.
Hal penting lainnya adalah menggunakan tangki berukuran lebih besar dan memiliki beberapa kultur cadangan. Hal ini memberikan ruang lebih luas untuk pertumbuhan dan meminimalkan risiko kegagalan, jika satu kultur mengalami kematian. Beberapa orang bahkan merekomendasikan kultur indoor yang terhindar dari bau dan gangguan lingkungan.
Artikel review video youtube kali ini adalah masih tentang kehidupan kutu air dari sudut pandang para youtuber luar negeri yang diupload oleh channel youtube Blake's Aquatics pada tanggal 10 September 2021 yang berjudul "Great Live Fish Food! - How to Easily Culture Daphnia / Water Fleas and What to Avoid" Yang merupakan panduan atau informasi tentang bagaimana membudidayakan daphnia sebagai pakan hidup yang sangat bagus untuk ikan termasuk langkah-langkah mudah untuk memulainya.
Menyediakan pakan hidup segar untuk ikan peliharaan akan bermanfaat, tapi juga menyenangkan saat memberikannya pada ikan. Salah satu pakan hidup pilihan terbaik adalah mengkultur daphnia, yaitu kutu air yang tentunua kaya manfaat untuk pertumbuhan ikan. Selain mudah dibudidayakan dan cepat berkembang, daphnia mengandung karotenoid untuk mencerahkan warna ikan, vitamin A untuk pertumbuhan yang sehat dan vitamin D yang penting bagi perkembangan tulang, selain itu gerakannya yang kecil-kecil namun gesit membuat ikan terpancing naluri alaminya sangat cocok sebagai pakan harian maupun suplemen tambahan.
Untuk memulai, kultur daphnia bisa diperoleh dari berbagai cara yaitu dengan membeli telur daphnia kering yang bisa dipesan lewat internet. Namun, jika tinggal di dekat sumber air alami, perburuan daphnia liar juga bisa menjadi opsi menarik asal diperhatikan kebersihan dan risiko masuknya predator kecil. Cara paling aman adalah membeli kultur hidup langsung dari komunitas aquascape atau peternak pakan hidup, karena terjamin koloni daphnia.
Gunakan wadah berukuran sedang hingga besar, seperti toples 2 liter atau aquarium bekas. Air keran bisa digunakan selama sudah dideklorinasi, dan pH-nya berkisar antara 7 hingga 8. Daphnia butuh sedikit kekerasan air, jadi menambahkan kalsium dari cangkang telur atau batu kapur bisa membantu. Suhu optimal berada di kisaran 22 derajat Celcius sedikit lebih panas atau dingin masih ditoleransi. Aerasi juga penting, tapi gelembung besar lebih disukai ketimbang yang kecil, karena daphnia sensitif terhadap tekanan udara halus yang bisa memerangkap tubuhnya.
Untuk makanan, jika air hijau belum tersedia, alternatif berupa campuran ragi dan spirulina bubuk dalam air hangat bisa disiapkan dan disimpan di lemari es, juga tepung buncis atau kacang polong yang dihaluskan pun bisa menjadi pilihan tambahan. Dan salah satu kuncinya saat pemberian pakana, yaitu beri makan sedikit demi sedikit, jangan sampai sisa makanan menumpuk dan membuat kualitas air rusak.
Saat jumlahnya mulai banyak, panen bisa dilakukan dengan teknik sederhana. Daphnia tertarik pada cahaya, jadi cukup arahkan senter ke sisi wadah saat malam hari, dan mereka akan berkumpul. Gunakan jaring halus atau filter kopi untuk mengambilnya tanpa mengganggu kondisi air. Panen rutin menjaga populasi tetap sehat dan menghindari overpopulasi yang bisa memicu kanibalisme.
Beberapa kesalahan umum yang perlu dihindari adalah memberi makan terlalu banyak, membiarkan populasi tumbuh tanpa kontrol, serta suhu air yang terlalu panas terutama kalau kultur ditempatkan di luar ruangan. Hama seperti nimfa capung atau larva nyamuk juga bisa menjadi ancaman, jadi saringan di permukaan dan penutup sebagian wadah sangat disarankan.
Dengan demikian mengkultur daphnia adalah kegiatan yang murah dan mudah serta potensinya dalam memberikan pasokan makanan hidup alami yang sangat berharga bagi ikan hias peliharaan. Dengan faktor yang perlu diperhatikan seperti kebersihan air, pemberian makan yang bijak serta panen teratur, para penghobies bisa memelihara populasi daphnia yang sehat dan produktif sepanjang waktu.
Review video youtube kali ini adalah tentang memijhahkan ikan manfish yang diupload oleh channel youtube SIMALABA FISH🐠 pada tanggal 8 Februari 2022 dengan judul "cara menetaskan telur ikan manfish agar menetas secara efektif #kutuair".
Dalam prakteknya, proses penetasan dimulai dari menyiapkan tempat bertelur yang sudah umum dilakukan oleh para breeder, yaitu menggunakan paralon PVC sebagai tempat penempelan telur karena bentuk dan teksturnya yang ideal bagi ikan manfish.
Setelah sepasang indukan yang sudah berjodoh dan betina bertelur di paralon, dan ikan jangan sudah menjauh dari telur-telur, langkah berikutnya adalah memindahkannya ke wadah penetasan khusus yang telah dipersiapkan secara higienis.
Wadah bak plastik penetasan sebaiknya diisi dengan air yang telah diendapkan selama 24 jam sebelumnya. Beberapa tetes metil biru ditambahkan ke dalam air sebagai disinfektan untuk mencegah serangan jamur pada telur, sementara garam krosok ditaburkan secukupnya untuk menambah kekebalan air terhadap organisme patogen.
Setelahnya, aerator dipasang wadah berair yang terdapat telur manfish tanpa menyentuhnya langsung. Gelembung udara yang dihasilkan akan membantu menyuplai oksigen secara merata dan menjaga telur tetap sehat selama masa inkubasi. Untuk membuat lingkungan yang mirip habitat alami, wadah ditutup menggunakan plastik hitam atau penutup lain yang mampu menghalangi cahaya berlebih, menjadikan suasana tenang dan gelap dalam proses penetasan telur manfish.
Masa inkubasi biasanya berlangsung sekitar tiga hingga empat hari. Dalam periode ini, tidak disarankan mengaduk air atau sering membuka penutup wadah, karena perubahan suhu mendadak atau cahaya berlebih dapat menghambat pertumbuhan embrio. Jika terlihat telur yang berubah warna menjadi putih susu, itu tandanya telur tersebut membusuk dan sebaiknya segera diangkat agar tidak menyebarkan jamur ke telur sehat lainnya.
Seperti diketahui setelah menetas, burayak manfish tidak langsung membutuhkan pakan dari luar karena masih memiliki kuning telur yang melekat di perutnya sebagai sumber nutrisi utama selama beberapa hari pertama kehidupannya. Pada fase ini, mereka cenderung menempel di dinding wadah atau paralon dan belum banyak bergerak.
Memasuki hari kelima setelah penetasan, burayak mulai aktif berenang dan menunjukkan tanda-tanda siap makan. Di sinilah pakan hidup seperti artemia menjadi pilihan karena ukurannya yang sangat kecil dan kandungan gizinya yang tinggi. Artemia bisa diberikan dua hingga tiga kali sehari dalam jumlah sedikit demi menjaga kualitas air tetap terkontrol.
Seiring pertumbuhannya, sekitar usia satu bulan burayak dapat mulai diberi pakan jenis moina. Moina adalah sejenis kutu air yang memiliki ukuran lebih besar dari artemia namun masih cocok untuk mulut burayak. Kandungan protein dan nutrisinya sangat dibutuhkan untuk mendukung percepatan pertumbuhan menuju fase juvenil.
Video dari channel SIMALABA FISH ini juga memberikan info dan banyak tips berguna, seperti pentingnya menjaga kualitas air dengan penggantian sebagian saja, serta tidak menyatukan burayak dengan induknya karena risiko dimakan sangat tinggi.
Tahapan-tahapan dalam video inspiratif ini memberikan gambaran yang memperkuat pemahaman, termasuk penampakan burayak di usia seminggu yang mulai aktif berenang, hingga fase satu bulan ketika sudah mulai disortir berdasarkan ukuran dan siap dipindahkan ke wadah pembesaran selanjutnya untuk dijadikan indukan berkualitas.
Review video youtube kali ini dari channel ecoaquatish berjudul "Tips Dan Trik Memelihara Ikan Discus Burayak 1 Cm Di Bak" yang diuplioad pada tanggal 6 Agustus 2022. Dalam video ini berisi tips dan trik memelihara ikan discus dari ukuran burayak 1 cm di dalam bak hingga dipindahkan ke aquarium setelah berumur tiga bulan, menariknya video sangat berurutan dari awal pemeliharan sampai ikan discus yang dipelihara dipindah dalam aquarium lain untuk ikan yang sudah besar, dan video ini sangat cocok bagi penghobies discus pemula.
Memelihara ikan discus dari tahap burayak hingga dewasa memerlukan perhatian yang khusus, terutama bagi pemula yang baru mulai mengenal dunia ikan hias. Video ini memberikan gambaran menyeluruh tentang bagaimana cara membesarkan discus berukuran 1 cm di dalam bak hingga akhirnya siap dipindahkan ke aquarium setelah berumur tiga bulan.
Proses video yang diabadikan dalam dokumentasi ini membantu memahami setiap langkah perawatan dan tantangan yang mungkin muncul selama pemeliharaan.
Dalam video, sejak awal ikan discus anakan sempat dicampur dengan ikan discus dewasa, tetapi langsung menghadapi masalah karena terus dikejar-kejar. Situasi ini menunjukkan bahwa perbedaan ukuran dalam satu wadah bisa berdampak pada kenyamanan serta pertumbuhan ikan yang lebih kecil.
Selain itu, ikan red melon yang sebelumnya dipelihara dalam aquascape hanya bertahan satu ekor sebelum akhirnya dipindahkan ke wadah ember yang dilengkapi aerator. Pemindahan ini dilakukan untuk menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhan discus, mengingat aquascape memiliki kondisi yang kurang cocok untuk perkembangan ikan ini.
Penggunaan aerator dalam wadah kecil menimbulkan tantangan lain yaitu arus yang dihasilkan menyebabkan kotoran ikan terus terombang-ambing tanpa terkumpul di satu titik, yang berpotensi mengganggu kebersihan dan kualitas air. Untuk mengatasi hal ini, dibuatlah aerator sekaligus sebagai filter yang berfungsi mengurangi arus air sekaligus membantu mengumpulkan kotoran di bagian bawah bak. Dengan adanya sistem ini, kondisi air lebih stabil dan ikan bisa tumbuh dengan lebih optimal.
Selama tiga bulan pertama, perawatan ikan discus dilakukan dengan metode yang cukup sederhana namun harus konsisten. Bak ikan ditempatkan di posisi yang lebih tinggi seperti di atas meja atau bangku, sehingga memudahkan pemantauan dan perawatan. Pergantian air menjadi rutinitas utama, dilakukan setiap tiga hari sekali dengan volume sekitar 50 persen.
Sambil mengganti air, kotoran ikan disifon menggunakan alat buatan sendiri agar lingkungan tetap bersih. Kapas filter juga dibersihkan secara berkala untuk menjaga kualitas air, sementara air baru yang digunakan selalu diendapkan selama tiga hari sebelum dimasukkan ke dalam bak.
Setelah tiga bulan, ikan discus mulai mengalami keterbatasan ruang, sehingga dipindahkan ke aquarium yang lebih besar. Saat proses adaptasi ini berlangsung, beberapa langkah dilakukan untuk membantu ikan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Lampu aquarium dimatikan pada tahap awal, dan jika discus terlihat berkumpul di satu sudut terlalu lama, pencahayaan diredupkan agar ikan lebih cepat beradaptasi dan mulai menjelajahi tempat baru.
Dalam pemeliharaan discus, faktor lingkungan menjadi pertimbangan penting. Salah satu alasan discus tidak ditempatkan di aquascape adalah karena suhu yang lebih dingin dan risiko ikan loncat keluar serta pencahayaan yang dapat menyebabkan stres. Faktor-faktor ini berpengaruh terhadap kenyamanan ikan dalam jangka panjang.
Selain lingkungan, pola makan juga menjadi aspek yang diperhatikan. Meskipun tubuhnya terlihat tipis, discus ternyata memiliki nafsu makan yang tinggi. Pemberian makanan secara teratur berperan dalam mendukung pertumbuhan optimal dan mengurangi risiko stres akibat kekurangan pakan.
Menariknya, menurut admin ikan discus anakan memiliki pertumbuhan yang cukup cepat, tetapi setelah mencapai ukuran 10 cm, laju pertumbuhannya mulai melambat dan lebih berfokus pada pembentukan warna tubuh. Selain itu, ketersediaan ruang yang cukup turut mempercepat proses pertumbuhan.
Dengan urutan yang jelas dan dokumentasi yang sistematis, video ini memberikan wawasan bagi pemula yang ingin memahami cara membesarkan discus dari burayak hingga tahap dewasa. Proses yang ditampilkan menunjukkan bahwa meskipun perawatannya cukup mudah, konsistensi dan perhatian terhadap kondisi lingkungan menjadi kunci utama agar ikan dapat tumbuh dengan baik.
Review video youtube kali ini adalah panduan tentang cara membudidayakan kutu air secara efektif untuk membudidayakannya yang dipandu oleh pakarnya yaitu Bapak Suwandi. Video yang diupload oleh channel youtube Dunia Agro pada tanggal 25 Juli 2019 berjudul "Tanya Jawab Budidaya Kutu Air | Budidaya Kutu Air Di Kolam"ini menjawab berbagai pertanyaan umum dari subscriber channel dan memberikan tips praktis untuk mencapai hasil optimal.
Video tanya jawab ini menampilkan pembawa acara dari team Dunia Agro dan Bapak Suwandi sebagai pakar budidaya ikan konsumsi, yang mana adalah sumber informasi bermanfaat bagi yang tertarik atau sedang menekuni budidaya kutu air. Kutu air berukuran besar atau daphnia ini berperan penting sebagai pakan alami berkualitas tinggi terutama untuk benih-benih ikan.
Kemampuan untuk membudidayakan kutu air secara mandiri dan efektif menjadi pondasi penting bagi kesuksesan para peternak ikan, karena pasokan pakan alami yang stabil dapat menekan biaya produksi dan dapat meningkatkan pertumbuhan benih ikan. Dalam video ini, Bapak Suwandi sekaligus pembudidaya ikan gabus ini membagikan beragam strategi, mulai dari pencegahan predator hingga pemanfaatan bahan organik, yang semuanya bertujuan untuk mengoptimalkan produksi kutu air di dalam wadah kolam.
Menurutnya tantangan dalam budidayanya yang paling umum dan bisa menjadi predator dalam budidaya kutu air adalah seperti larva capung atau nyamuk bahkan ikan-ikan kecil yang masuk dalam kolam budidaya, dimana akan menjadi predator dan dapat dengan cepat menghabiskan populasi kutu air dalam waktu singkat. Ia memberikan solusi yang sangat praktis dan terjangkau untuk masalah ini memasang jaring sebagai saringan pelindung di atas kolam budidaya.
Jaring ini terbukti berfungsi sebagai penghalang yang efektif, yang akan mencegah capung dewasa (yang merupakan induk dari larva) untuk masuk ke area kolam dan bertelur di dalam air. Pemilihan ukuran jaring sangatlah penting; disarankan menggunakan jaring dengan ukuran lubang sekitar 2mm. Ukuran ini cukup rapat untuk secara efektif menghalangi masuknya capung dewasa. Tindakan pencegahan ini adalah langkah awal yang krusial untuk memastikan keberhasilan budidaya kutu air.
Untuk memastikan pasokan kutu air yang terus-menerus dan berkelanjutan, strategi yang efektif adalah dengan menambahkan bahan organik baru secara berkala ke dalam kolam budidaya. Ia sendiri merekomendasikan penggunaan kotoran burung puyuh sebagai sumber nutrisi utama. Kotoran ini dapat ditambahkan langsung ke kolam dengan cara menuangkan air rendaman kotoran burung puyuh.
Kotoran puyuh memiliki komposisi nutrisi yang ideal dan seimbang yang sangat efektif dalam memicu pertumbuhan dan perkembangbiakan kutu air secara optimal. Meskipun kotoran ayam juga dapat digunakan sebagai alternatif sumber nutrisi, dijelaskan juga bahwa hasil produksi kutu air akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan kotoran puyuh. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada alternatif, kotoran puyuh tetap merupakan pilihan yang unggul bagi para pembudidaya yang ingin memaksimalkan volume produksi kutu air. Pemilihan bahan organik yang tepat adalah salah satu faktor penentu keberhasilan signifikan dalam budidaya kutu air.
Berdasarkan pengalamannya budidaya kutu air juga sangat bergantung pada keberadaan paparan sinar matahari yang cukup, jika kolam tidak mendapatkan paparan sinar matahari yang memadai, pertumbuhan fitoplankton akan terhambat, yang pada gilirannya akan memengaruhi populasi kutu air. Oleh karena itu, lokasi budidaya yang ideal adalah yang mendapatkan sinar matahari.
Video ini adalah info yang sangat berguna bagi siapa pun yang ingin memulai atau meningkatkan keterampilan dalam budidaya kutu air. Video ini memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan umum yang sering ditanyakan, tentunya panduan dan wawasan Pak Suwandi ini dapat membantu mencapai keberhasilan dalam membudidayakan kutu air sebagai pakan alami yang penting untuk budidaya perikanan.
Review video youtube yang diupload oleh channel youtube Alam Organik pada tanggal 9 Desember 2024 yang berjudul "Cara Membuang Gas Amonia Pada Urine Hewan Agar Aman Untuk Tanaman". Video ini menjelaskan dua metode praktis untuk menghilangkan gas amonia dari urine hewan ternak seperti kambing, sapi, dan kelinci sebelum digunakan sebagai pupuk organik cair (POC).
Gas amonia yang bersifat merusak tanaman dan lingkungan perlu dihilangkan agar POC aman digunakan. Metode pertama adalah aerasi menggunakan aerator aquarium, yang memerlukan waktu sekitar 4 sampai 5 hari. Metode kedua adalah sirkulasi menggunakan pompa air mini, yang lebih cepat dan hanya memerlukan waktu sekitar 2 hari. Video ini menekankan pentingnya proses ini bahkan untuk urine yang telah difermentasi, demi menjaga keamanan dan efektivitas pupuk bagi tanaman.
Urine hewan seperti sapi, kambing, atau kelinci merupakan sumber pupuk organik cair yang sangat potensial karena kandungan nutrisi alaminya yang tinggi. Namun, sebelum digunakan secara langsung pada tanaman, ada satu masalah penting yang harus ditangani, yaitu kandungan gas amonia di dalamnya. Amonia adalah senyawa gas yang dapat bersifat merugikan bila dibiarkan, baik bagi lingkungan maupun bagi kesehatan tanaman.
Dalam konteks pertanian, gas ini bisa menurunkan kadar oksigen dalam tanah dan air, yang pada akhirnya menghambat aktivitas mikroorganisme menguntungkan. Tanpa keberadaan mikroba-mikroba ini, proses dekomposisi organik menjadi terganggu, sehingga kesuburan tanah bisa menurun secara signifikan. Selain itu, amonia juga bisa menyebabkan peningkatan keasaman tanah dan air, serta memiliki sifat panas yang berpotensi membakar jaringan tanaman, terutama jika aplikasi dilakukan dalam jumlah besar atau tanpa pengenceran yang tepat.
Apabila telah diproses dengan benar, urine hewan dapat menjadi pupuk cair organik yang sangat bernilaibernilai dimana nutrisinya di dalamnya bisa langsung diserap oleh tanaman, sehingga mempercepat pertumbuhan daun dan batang. Proses penyerapannya yang cepat menjadikan urine sangat cocok digunakan pada tanaman hortikultura dan sayuran daun. Namun, manfaat tersebut dapat dipakai jika kandungan amonia di dalam urine telah dikendalikan. Oleh karena itu, diperlukan metode pengolahan khusus untuk memastikan bahwa urine tersebut aman dan efektif digunakan tanpa membahayakan pertumbuhan tanaman.
Ada dua metode sederhana namun efektif yang bisa diterapkan untuk menghilangkan amonia dari urine hewan. Metode pertama adalah aerasi menggunakan aerator aquarium. Dalam metode ini, urine ditempatkan dalam wadah besar seperti ember 20 liter, lalu udara dialirkan secara terus-menerus melalui dua batu aerasi yang terhubung ke pompa. Proses ini memakan waktu sekitar empat hingga lima hari, tergantung pada volume urine dan kekuatan aerator yang digunakan. Selama proses ini, gas amonia akan terangkat ke udara bersama gelembung-gelembung udara yang terbentuk, sehingga baunya pun akan berkurang secara signifikan.
Metode kedua adalah sirkulasi menggunakan pompa air aquarium celup dimana cara ini tergolong lebih cepat dan efisien karena urine terus-menerus dialirkan melalui pipa dalam sistem tertutup, sehingga bersentuhan langsung dengan udara dalam siklus yang berulang. Dengan menggunakan pompa air berdaya sekitar 20 watt ini, prosesnya hanya membutuhkan waktu sekitar dua hari untuk mencapai hasil yang diinginkan. Aliran terus-menerus mendorong pelepasan gas amonia lebih cepat daripada metode aerasi biasa. Kedua metode ini cocok diterapkan secara rumahan maupun di skala peternakan kecil, tanpa memerlukan peralatan mahal atau keahlian khusus.
Perlu dicatat bahwa meskipun urine telah melalui proses fermentasi sekalipun, kandungan amonia tetap bisa tinggi. Fermentasi memang membantu dalam meningkatkan nilai nutrisi urine dan memperpanjang masa simpannya, tetapi bukan merupakan solusi untuk menurunkan kadar gas amonia. Maka dari itu, perlakuan tambahan dengan metode aerasi atau sirkulasi ini tetap penting untuk dilakukan sebagai langkah akhir sebelum aplikasi ke lahan pertanian atau kebun. Dengan perlakuan yang tepat, urine hewan bisa menjadi pupuk cair organik yang tidak hanya aman, tapi juga sangat ampuh dalam meningkatkan produktivitas tanaman secara berkelanjutan.
Di tengah berkembangnya minat masyarakat terhadap budidaya ikan air tawar, Nando Channel memperliharkan video menarik pembesaran lele. Melalui kunjungannya ke Windu Jaya Farm, sebuah peternakan lele milik Mas Ulum di Desa Pagerwojo, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, video yang berjudul "BUDIDAYA LELE SISTEM KOCOR TERBAIK" Yang diupload pada tanggal 25 Juni 2024 ini menyuguhkan wawasan praktis tentang bagaimana sistem kocor di kolam bundar bisa menjadi solusi unggulan dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas budidaya.
Setibanya di lokasi, pemirsa langsung disuguhi pemandangan deretan kolam bundar berdiameter 4 meter yang tertata rapi. Masing-masing kolam mampu menampung hingga 12.000 ekor lele, dan total terdapat 16 kolam aktif yang dioperasikan di peternakan tersebut. Dengan demikian, Windu Jaya Farm sanggup mengelola lebih dari 100.000 ekor lele dalam satu siklus budidaya. Ini bukan hanya mencerminkan skala besar, tetapi juga menggambarkan tata kelola sistematik yang memungkinkan keberhasilan tersebut tercapai secara konsisten.
Keunikan sistem budidaya di Windu Jaya Farm terletak pada penerapan sistem kocor otomatis yang diatur dengan timer. Sistem ini memungkinkan sirkulasi air berjalan terjadwal tanpa perlu intervensi manual secara intensif. Sebelum pemberian pakan, endapan air dibuang sekitar 5 sampai 10 cm untuk menjaga kebersihan dan kadar amonia dalam air tetap rendah. Proses ini dipermudah dengan penggunaan pipa pembuangan berukuran 3 dim, sehingga proses pengurasan berlangsung cepat dan efisien.
Sistem ini mengurangi beban kerja, juga meningkatkan kualitas air dan mempercepat pertumbuhan ikan. Ketika waktu dan tenaga menjadi tantangan dalam budidaya skala besar, sistem kocor menjadi solusi cerdas yang mampu menjawab kebutuhan modernisasi peternakan lele.
Pakan adalah elemen vital dalam budidaya, dan Mas Ulum tidak main-main dalam hal ini. Lele diberi makan sekenyangnya menggunakan pelet berkualitas tinggi, yang tentu berdampak langsung pada laju pertumbuhan dan ukuran panen. Pada tahap awal, konsumsi pakan per hari hanya sekitar 1,5 karung. Namun, saat seluruh lele telah tumbuh besar, kebutuhan pakan bisa melonjak hingga 8 karung per hari yang artinya, biaya operasional harian dapat mencapai jutaan rupiah.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa untuk menghasilkan ikan dengan kualitas dan bobot optimal, diperlukan komitmen tinggi dalam manajemen pakan. Meski biaya pakan menjadi komponen pengeluaran terbesar, hasil panen yang sehat dan seragam menjadi bukti bahwa investasi tersebut sangat layak.
Untuk menjaga keseragaman pertumbuhan, proses sortir dilakukan dua kali pertama saat lele memasuki usia satu bulan, dan kedua saat menjelang panen. Proses sortir ini menggunakan ukuran tertentu seperti cek ukuran lele 50, 40 hingga 75, yang memudahkan pengelompokan berdasarkan perkembangan. Dengan demikian, distribusi pakan lebih efektif dan risiko kanibalisme antar lele dapat ditekan.
Video ini tentunya menjadi dokumentasi teknis, dan memberikan inspirasi bagi para pembudidaya perikanan konsumsi. Melalui inovasi dan pemanfaatan teknologi sederhana seperti timer pada sistem kocor, membuktikan bahwa keberhasilan dalam budidaya pembesaran ikan bukan monopoli bagi yang bermodal besar, tetapi hak untuk siapa saja yang konsisten belajar dan berani berinovasi.