Ikan presto

Ikan presto

Rabu, 19 November 2025

Wawancara potensi dan tantangan uji kelaikan bobibos di metro tv

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube METRO TV yang diupload pada tanggal 18 November 2025 dengan judul " TOP ECONOMY - KDM Jalin MOU untuk Bobibos, Bahan Bakar dari Jerami". Dalam video ini adalah sesi wawancara dan tanya jawab antara pihak bobibos, BRIN dan anggota DPR yang berlangsung di studio siaran Metro TV.


Bobibos adalah inovasi bahan bakar nabati (BBN) baru yang menarik perhatian, diklaim lebih murah dan diproduksi sepenuhnya dari limbah pertanian, yaitu jerami padi. Pihak produsen, yang diwakili oleh M. Ikhlas Thamrin, menunjukkan optimisme tinggi terhadap potensi bobibos untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada bahan bakar fosil.  

Optimisme ini didasarkan pada fakta bahwa bahan baku utamanya yaitu jerami sangat melimpah dan tersedia di seluruh penjuru negeri. Secara perhitungan mengklaim bahwa satu hektar sawah dapat menghasilkan 9 hingga 10 ton jerami yang melalui prosesnya dapat dikonversi menjadi 2.500 hingga 3.000 liter bobibos per masa panen. 

Untuk membuktikan klaim ini secara transparan kepada publik, pihak dari bobibos telah menjalin perjanjian kerjasama dengan Kang Dedi Mulyadi (KDM) dalam kapasitas pribadinya. Kolaborasi ini bertujuan untuk membangun fasilitas produksi skala kecil di "Lembur Pakuan". 

Menurutnya dalam 2-3 minggu ke depan, sebuah mesin produksi portable akan disiapkan dan dibawa ke lokasi tersebut. Tujuan dari uji coba di Lembur Pakuan ini adalah untuk meyakinkan masyarakat bahwa ada proses teknis dan kimiaw yang memungkinkan jerami diubah menjadi bahan bakar mesin bensin dan diesel. 

Proses konversi ini sendiri melibatkan lima tahap dan membutuhkan penggunaan "serum" khusus yang dijaga kerahasiaannya sebagai rahasia dagang perusahaan. Meskipun optimisme dari produsen sangat tinggi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan tanggapan yang lebih hati-hati, menekankan pentingnya standarisasi dan uji kelaikan. 

Menurut perwakilan BRIN Bapak Hari Setyapraja, bobibos versi diesel kemungkinan besar akan mengacu pada spesifikasi bahan bakar yang sudah ada, seperti HVO atau Hydrotreated Vegetable Oil. Namun, untuk bobibos versi bensin (biogasoline), standarisasi perlu disusun dan disepakati bersama oleh seluruh pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 

Tantangannya adalah memastikan bahwa bobibos, sebagai bahan bakar baru, tidak merusak mesin kendaraan dan memenuhi standar pabrikan. BRIN menegaskan bahwa mereka belum dapat memberikan penilaian ilmiah hingga data hasil uji coba laboratorium dan uji jalan seperti uji 50 ribuan kilometer tersedia pada kendaraan.

Sementara itu, Bang Ramson Siagian yang juga anggota komisi XII DPR RI memperhatikan dua aspek penting yaitu legalitas dan tantangan industrialisasi. Ia memastikan bahwa uji coba skala kecil di Lembur Pakuan diperbolehkan secara regulasi, namun tanggung jawab penggunaan dan risikonya ditanggung oleh masing-masing pihak yang terlibat. 

Bang Ramson menjelaskan perlunya studi kelayakan untuk produksi massal. Ia mengilustrasikan bahwa untuk mencapai target strategis pengurangan impor BBM sebesar 10 persen saja, Indonesia membutuhkan produksi harian sekitar 15,9 juta liter. Pertanyaannya apakah sumber daya jerami dan kapasitas produksi bobibos mampu mencapai angka sebesar itu?.

M. Ikhlas, sebagai pimpinan dari pihak produsen bobibos, menunjukkan optimisme yang kuat terhadap masa depan bahan bakar nabati ini yang berasal dari jerami. Optimisme tersebut didasarkan pada ketersediaan bahan baku yang sangat melimpah. Menurutnya, jerami padi bukanlah komoditas langka melainkan limbah pertanian yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, menjadikannya sumber daya yang ideal untuk industrialisasi skala besar. 

Hal ini menunjukkan potensi konversi yang tinggi, yang jika diterapkan di jutaan hektar sawah Indonesia, dapat menghasilkan volume bahan bakar yang signifikan. Oleh karena itu, ia yakin bahwa bobibos memiliki kapasitas untuk berkolaborasi dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) fosil yang sudah ada, dan bersama-sama mendukung upaya Indonesia dalam mencapai swasembada energi. 

Dukungan pemerintah penting dalam hal ini, khususnya melalui kebijakan yang mengintegrasikan sektor pangan (sawah) dengan sektor energi, sehingga lahan pertanian tidak hanya menghasilkan beras tetapi juga sumber energi terbarukan.

Selain potensi utamanya sebagai bahan bakar, M. Ikhlas juga memperhatikan aspek lain yang dihadirkan oleh bobibos, yaitu proses produksi ini tidak menghilangkan atau mengganggu kebiasaan petani yang menggunakan jerami sebagai pakan ternak. 

Justru sebaliknya, proses yang team bobibos lakukan menghasilkan produk turunan berupa pakan ternak yang diklaim memiliki kualitas lebih baik untuk ayam, perikanan dan sapi. Hal ini berarti teknologi bobibos selain menyediakan solusi energi, tetapi juga berpotensi meningkatkan kualitas nutrisi dan nilai ekonomi dari limbah pertanian terutama untuk kebutuhan peternakan.

Semoga infonya bermanfaat.




Kuningan November 2025

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan