Tampilkan postingan dengan label cacing sutra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cacing sutra. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 Agustus 2025

Budidaya cacing sutra di sawah dengan lahan 4000 meter persegi

Topik tentang cacing sutra selalu menarik untuk dibahas karena perpaduan antara keunikan biologis dan manfaatnya untuk kehidupan hewan air. Cacing berukuran kecil ini hidup di lingkungan berlumpur dan memiliki kemampuan adaptasi luar biasa terhadap kondisi air yang minim oksigen. Pembahasannya juga membuka ke berbagai bidang lain seperti ekologi, bioteknologi dan pengelolaan limbah organik. 

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Herdi Susanto yang diupload pada tanggal 7 Februari 2024 dengan judul " Begini persiapan untuk ternak cacing sutra di lahan sawah #cacingsutra".Video ini memberikan gambaran yang sangat terperinci mengenai persiapan untuk memulai budidaya cacing sutra di lahan persawahan dengan skala yang cukup besar. 


Terlihat dalam vlog video dalam budidaya memanfaakan lahan seluas 4.000 meter persegi di wilayah Bogor, menunjukkan potensi besar dari budidaya cacing sutra sebagai bisnis yang menjanjikan. Video ini menjelaskan setiap langkah, mulai dari persiapan lahan, proses fermentasi pakan, hingga pembangunan infrastruktur yang mendukung kelangsungan hidup cacing.

Langkah pertama yang dijelaskan dalam video adalah persiapan lahan. Lahan seluas 4.000 meter persegi tersebut telah dibagi menjadi kotak-kotak berukuran 4 x 15 meter, yang berfungsi sebagai unit-unit budidaya terpisah. Pembagian ini memungkinkan manajemen yang lebih teratur dan efisien. Fokus utama dari persiapan ini adalah dalam pembuatan media pakan yang ideal bagi hidup cacing sutra. 

Ampas tahu, yang kaya akan nutrisi dipilih sebagai bahan pakan yang sering digunakan pembudidaya, kemudian dicampur dengan air cucian beras yang menurut infonya diyakini dapat memperkaya nutrisi dan mempercepat proses fermentasi. Proses ini penting, karena pakan perlu "dimatangkan" terlebih dahulu selama sekitar dua minggu agar siap dikonsumsi oleh cacing sutra. Pematangan media ini akan memastikan pakan aman juga akan membuat lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan cacing.

Untuk memulai budidaya, dua parit akan dibuat terlebih dahulu. Parit-parit ini akan berfungsi sebagai kolam pembibitan awal, dimana bibit cacing sutra akan diperbanyak hingga jumlahnya mencukupi untuk disebar ke parit-parit lainnya. Metode ini adalah cara strategis untuk memastikan ketersediaan bibit yang stabil sebelum memperluas skala budidaya.

Bagian penting lain dari infrastruktur yang direncanakan adalah pemasangan pipa di tengah parit. Pipa ini berfungsi sebagai saluran air yang akan membantu mengalirkan air dan oksigen terlarut ke dalam media budidaya. Ketersediaan oksigen yang cukup adalah faktor penting bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan cacing sutra. Dengan memastikan suplai oksigen terlarut yang memadai, resiko kematian massal dapat diminimalisasi dan produktivitas budidaya dapat dimaksimalkan.

Semoga infonya bermanfaat.




Kuningan Agustus 2025

Rabu, 20 Agustus 2025

Vlog ternak cacing sutra pakai lumpur 19 Agustus 2025

Artikel review video youtube dari channel deny ayong yang diupload pada tanggal 19 Agustus 2025  dengan judul " Vlog ternak cacing sutra pakai lumpur 19 Agustus 2025" Ini memberikan gambaran langsung mengenai praktik budidaya cacing sutra, yang mencakup berbagai metode. 

Vlog video ini mendokumentasikan kondisi terkini dari pembudidayaannya, menyoroti keberhasilan serta memberikan saran praktis bagi para pemula yang tertarik menekuni hobi yang berpeluang menguntungkan ini.


Dalam video yang direkam siang hari ini sekitar jam 12:30, terlihat bahwa cacing sutra menyebar dengan baik dan merata, meskipun cuaca saat itu mendung dan berkabut setelah hujan deras semalam. Hal ini menunjukkan bahwa cacing sutra dapat beradaptasi dengan baik di berbagai kondisi cuaca. 

Pada vlog juga memperlihatkan adanya pertumbuhan cacing baru di sisi-sisi wadah, sebuah indikasi bahwa budidaya berjalan sukses. Sebagai langkah ekspansi, admin juga melakukan penambahan cacing sutra baru yang dibeli di toko ikan hias di daerah Kuningan untuk memperluas area perkembangbiakan. Kondisi air di wadah peternakan juga terlihat normal dan mendukung pertumbuhan cacing yang optimal.

Video ini menunjukkan bahwa cacing-cacing tersebut diberi pakan sayuran seperti tauge, yang disajikan dengan cara yang tidak biasa, yaitu seperti olahan masakan "urap." Meskipun metode ini digunakan, admin memberikan penjelasan penting bahwa pakan yang mengandung minyak dan santan tidak direkomendasikan karena dapat mengganggu kualitas air dan kesehatan cacing dimana admin ingin mengetahui lebih lanjut apakah cara ini bagus untuk perkembangan cacing. 

Juga menjelasakan bahwa metode pemberian pakan terbaik adalah dengan menggunakan fermentasi dedak atau ampas tahu yang sudah dilakukan oleh para praktisi budidaya cacing sutra yang sudah benar-benar berhasil. Hal ini menjadi pembelajaran penting bahwa meskipun ada banyak cara, memilih metode yang paling aman dan efektif adalah kunci.

Salah satu bagian menarik dari video ini adalah memperlihatkan metode budidaya yang berbeda, yaitu ternak cacing sutra menggunakan lumpur tanpa air mengalir. Metode ini menunjukkan hasil yang juga cukup baik. Cacing sutra yang dipelihara dengan metode ini telah tumbuh dengan baik selama hampir satu bulan, namun perkembangannya kurang walaupun masih dalam keadaan bayak yang hidup. 

Pakan yang diberikan adalah dedak yang telah di aerasi, yang menunjukkan adanya inovasi dalam teknik pemberian pakan untuk metode budidaya lumpur. Keberhasilan metode ini membuktikan bahwa ada beberapa cara untuk beternak cacing sutra dan setiap peternak dapat mencoba metode yang paling sesuai dengan kondisi dan sumber daya yang dimiliki.

Semoga infonya bermanfaat.




Kuningan Agustus 2025

Kamis, 14 Agustus 2025

Budidaya cacing sutra sekali tebar bibit panen tiap hari di lahan sawah berlumpur

Artikel review video youtube kali adalah dari channel youtube inspiratif yaitu Ronarene VLOG yang diupload pada tanggal 20 Januari 2023 dengan judul "IDE USAHA BUDIDAYA CACING SUTRA SEKALI TEBAR BIBIT PANEN TIAP HARI". Hasil liputan dalam video sangat membantu sekali karena sangat terperinci dari cara budidayanya sampai memberikan info yang berkaitan dengan peluang usaha dari cacing yang hidup secara berkoloni ini. 


Video ini menjelaskan perjalanan Ibu Supriyanti seorang pembudidaya dan penjual cacing sutra yang sukses dari Paduan Salak Malang, Kulon Progo, Yogyakarta. Kisahnya berawal dari kesulitan mendapatkan cacing sutra sebagai pakan untuk budidaya lele, yang kemudian memotivasinya untuk membudidayakan sendiri cacing sutra di lahan sawahnya yang awalnya sekitar seluas 100 meter persegi. 

Berdasarkan info dari video ia pernah mencoba mencari cacing sutra hingga ke daerah Magelang, namun sering tidak kebagian. Hal inilah yang kemudian memotivasinya untuk membudidayakan sendiri.

Dalam pembudidayaannya ia mengembangkan metode budidaya yang sederhana namun efisien. Lahan sawah diolah menjadi petak-petak berbentuk spiral, dibajak, dan dilunakkan hingga menjadi lumpur yang lembut, yang merupakan media ideal bagi cacing sutra. Ia menekankan pentingnya sirkulasi air yang stabil dimana aliran air masuk dan keluar harus seimbang.

Untuk pakan cacing sutra, pernah melakukan eksperimen dengan berbagai bahan, seperti kotoran kerbau dan pepaya busuk, hingga akhirnya menemukan bahwa kotoran burung puyuh memberikan hasil terbaik. Perawatan yang diperlukan pun tidak sulit, hanya perlu menjaga kelancaran sirkulasi air dan kelembutan tanah. Tantangan terbesar yang ia hadapi adalah pasokan air yang kadang terhenti, namun ia menyiasatinya dengan menggunakan air dari kolam tampungan. 

Menurut penuturannya dalam video mulai panen perdana setelah tiga bulan. Meskipun awalnya hasilnya belum maksimal, seiring waktu, hasil panennya meningkat hingga mencapai 6 liter per hari. Panen dilakukan setiap pagi atau sore hari, sekitar pukul 05.30, untuk menghindari sinar matahari langsung yang membuat cacing masuk ke dalam lumpur. 

Cacing sutra yang sudah dikeruk dari lumpur kemudian diayak dan ditaruh di bak pemeraman selama 1-2 jam sebelum siap dijual. Harga jual cacing sutra berkisar antara Rp. 30.000 hingga Rp. 35.000 per liter. Pemasaran awalnya dilakukan dari mulut ke mulut, kemudian dibantu oleh anaknya melalui media sosial. Ia juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, seperti PPS, UGM dan Dinas Kelautan dan Perikanan. Pembeli dapat datang langsung ke lokasi karena tidak melayani COD (Cash on Delivery).

Seperti dijelaskan dalam video bahwa cacing sutra sangat bermanfaat sebagai pakan anakan ikan karena kandungan proteinnya yang tinggi, serta dapat mencerahkan warna ikan hias. Di akhir video, ibu Supriyanti menyampaikan pesan inspiratifnya. Ia yakin bahwa budidaya cacing sutra adalah peluang bisnis yang menjanjikan, karena cacing akan selalu dibutuhkan selama industri perikanan masih ada. Ia menjelaskan bahwa kunci sukses bukan hanya modal, melainkan tekad dan kemauan yang kuat untuk tidak mudah menyerah dan tetap semangat dalam menghadapi tantangan budidayanya.

Semoga infonya bermanfaat.





Kuningan Agustus 2025

Rabu, 13 Agustus 2025

Cara kreatif budidaya cacing sutra di kolam belut ala Sanjaya Farm

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Sanjaya Farm yang diupload pada tanggal 21 Maret 2023 dengan judul "CARA MENUMBUHKAN CACING SUTERA DI KOLAM BELUT, STARTER CACING SUTERA #budidayabelut #cacingsutera". Melalui konten videonya ini yang informatif Sanjaya Farm bida menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang dan berharap ilmu yang dibagikan dapat terus bermanfaat dan membantu para pembudidaya untuk mendapatkan keberhasilan dan sukses. 


Video dari Sanjaya Farm ini memperlihatkan sebuah metode praktis dan inovatif untuk menumbuhkan cacing sutra langsung di kolam belut. Keunikan metode ini terletak pada kemandiriannya para pembudidaya tidak perlu lagi repot mencari bibit cacing sutra dari luar, melainkan cukup dengan mempersiapkan media pakan yang tepat di dalam kolam. Prosesnya dirancang sederhana, memastikan belut mendapatkan pasokan pakan yang kaya protein secara berkelanjutan.

Proses dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan yaitu seperti bekatul, ikan peda merah segar, pelet ikan dan telur. Langkah pertama adalah merebus ikan peda merah hingga mendidih, kemudian air rebusan tersebut didiamkan sampai dingin. Air ini sangat penting karena digunakan untuk melunakkan pelet ikan. Setelah pelet mengembang, pelet tersebut diremas-remas hingga menjadi adonan yang bisa dikepal.

Telur dan bekatul kemudian dicampurkan ke dalam adonan, diikuti dengan penambahan air rebusan ikan peda merah dan daging ikan peda merah yang telah disuwir halus (tanpa duri). Semua bahan ini dicampur kembali hingga adonan menjadi kalis dan pelet hancur sempurna, memastikan adonan tidak mengambang di kolam.

Adonan pakan yang sudah siap kemudian ditebar secara merata di area kolam yang berair. Admin dari Sanjaya Farm menjelaskan satu syarat yaitu kolam perlu memiliki sirkulasi air yang baik. Cacing sutra tidak akan tumbuh di air yang diam. Penebaran adonan juga  dilakukan dengan bijak yaitu sedikit demi sedikit dan tidak berlebihan. 

Hal ini sangat penting untuk mencegah adonan membusuk dan berubah menjadi amonia yang berbahaya bagi belut yang berada di dalam kolam. Pakan yang ditebar dengan porsi yang tepat akan menjadi media ideal bagi cacing sutra untuk berkembang biak.

Setelah adonan ditebar, cacing sutra akan mulai tumbuh dalam waktu sekitar satu minggu. Pada saat itu, cacing sutra sudah siap menjadi sumber pakan alami yang bergizi tinggi bagi belut. Ketika populasi cacing sutra di kolam sudah habis dimakan, adonan pakan bisa dibuat lagi dan ditebar kembali.

Dengan metode ini, para pembudidaya belut dapat memastikan ketersediaan pakan cacing sutra yang stabil dan berkelanjutan, sekaligus mengurangi biaya operasional karena tidak perlu lagi membeli bibit cacing dari luar. Metode ini merupakan solusi cerdas yang mengintegrasikan budidaya cacing sutra dan belut dalam satu ekosistem yang saling menguntungkan. 

Semoga infonya bermanfaat.




Kuningan Agustus 2025

Selasa, 12 Agustus 2025

Budidaya cacing sutra di wadah plastik cor

Artikel review video youtube kali dari channel youtube deny ayong yang diupload pada tanggal 11 Agustus 2025 dengan judul "Belajar budidaya cacing sutra di wadah plastik cor media lumpur 11 Agustus 2025". Merupakan video kelanjutan dari video sebelumnya untuk melihat perkembangan koloni cacing sutra. 


vlog video kali ini merupakan kelanjutan dari proses budidaya cacing sutra yang sedang berjalan untuk memperlihatkan perkembangan positif yang terjadi di dalam kolam plastik cor yang berukuran memanjang. 

Kondisi cacing sutra terlihat semakin baik, sebuah tanda keberhasilan dari metode budidaya yang diterapkan. Pemandangan cacing yang aktif, baik yang bergerombol maupun yang menyebar merata di seluruh kolam, menjadi indikasi kuat bahwa ekosistem yang dibuat berhasil untuk kehidupan cacing yang bernilai ekonomis ini.

Salah satu aspek menarik dari video ini adalah pengamatan mendetail terhadap perilaku cacing sutra dan memperlihatkan bagaimana beberapa koloni anakan cacing terlihat makan di permukaan air, kemungkinan besar memakan secara berkelompok dari sisa-sisa sayuran sawi yang terapung. 

Di bagian bawah kolam, terlihat campuran cacing dewasa dan anakan yang hidup berdampingan. Hal ini menunjukkan siklus reproduksi yang sehat dan berkelanjutan di dalam kolam, juga terbentuknya gumpalan-gumpalan cacing di beberapa tempat ( gumpalan lumpur) juga menjadi bukti bahwa populasi cacing sutra tumbuh subur dan produktif. Proses pemberian pakan juga menjadi sorotan penting dalam video ini. Setiap pagi, cacing-cacing tersebut diberi makan serbuk tepung ikan

Kolam yang diperkirakan memiliki panjang sekitar 5 meter ini juga dirancang dengan sistem yang mendukung kehidupan cacing sutra. Aliran air di dalam kolam dijaga dalam kondisi yang sedang, tidak terlalu deras maupun terlalu lambat. Aliran yang optimal ini memiliki peran penting dalam menyebarkan cacing ke berbagai area, mencegah penumpukan yang berlebihan dan tentunya menjaga kualitas air pemeliharaan. 

Meskipun di beberapa area terdapat lumpur yang padat, kondisi ini tampaknya tidak mengganggu aktivitas cacing. Dengan segala kondisi yang mendukung ini, admin sendiri optimistis bahwa cacing sutra akan terus menyebar dan populasinya akan semakin melimpah dengan hasil budidaya yang memuaskan.

Semoga infonya bermanfaat. 




Kuningan Agustus 2025

Senin, 11 Agustus 2025

Sukses budidaya cacing sutra di lawah pesawahan

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Dunia Kita Official dengan judul "KUNCI SUKSES BUDIDAYA CACING SUTRA DI SAWAH || MODAL AWAL 2,5 JUTA BISA TIAP HARI PANEN 70-80 GELAS" Yang diupload pada tanggal 14 Maret 2021. Proses budidaya yang diterapkan sangat terstruktur dan detail dan memberikan penjelasan bahwa kunci adalah penyiapan media, di mana lumpur perlu diolah hingga benar-benar gembur, sebuah proses yang memakan waktu sekitar hitungan bulan. 


Video ini memperlihatkan kisah inspiratif Bapak Syaiful, seorang pembudidaya yang berhasil mengubah tantangan menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Awalnya, ia adalah seorang peternak ikan gurame yang menghadapi masalah umum seperti pakan hidup alami yaitu kesulitan mendapatkan pasokan cacing sutra sebagai pakan. Keterbatasan ini, alih-alih membuatnya menyerah, justru memicu rasa ingin tahunya untuk belajar dan memulai budidaya cacing sutra sendiri. 

Kisahnya dimulai tiga tahun yang lalu dari sejak video ini diupload di youtube di sebuah lahan persawahan, dengan modal awal yang relatif masih terjangkau, yaitu sebesar Rp. 2,5 juta, untuk satu kolam berlumpur seluas 25 ubin. Ini adalah sebuah bukti bahwa semangat dan kemauan belajar adalah modal paling berharga untuk memulai sebuah usaha.

Dengan tekad yang kuat dan konsisten, Pak Syaiful berhasil mengembangkan usahanya secara signifikan. Kini ia memiliki 75 ubin kolam budidaya. Peningkatan ini memungkinkan ia untuk memproduksi 70 hingga 80 gelas cacing sutra per hari dari 50 ubin kolam yang aktif. Keberhasilan ini tidak diraih dengan instan, melainkan melalui proses yang membutuhkan ketelatenan dan kesabaran, dari penyiapan media hingga panen.

Setelah media siap, bibit cacing sutra ditebar, dan pakan diberikan setiap tiga hari sekali. Pakan yang digunakan seperti ampas tahu, kotoran puyuh, dan air kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa Pak Syaiful tidak hanya memanfaatkan limbah, tetapi juga membuat makanan cacing sutra yang sudah diolah  sehingga menjadi nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan cacing yang di taruh dalam beberapa ember plastik yang tertutup. 

Meskipun terlihat mudah, budidaya cacing sutra juga memiliki tantangan. Pak Syaiful mengidentifikasi beberapa kendala utama, seperti ketersediaan pakan dalam jumlah besar, cuaca yang tidak menentu (terutama hujan yang menghambat panen) dan adanya hama cacing darah. Namun, ia juga menunjukkan solusi cerdas untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan menambah pakan untuk mempercepat pertumbuhan populasi cacing sutra, sehingga dapat mengalahkan populasi hama cacing darah. 

Keberhasilan bisnis Pak Syaiful didukung oleh tingginya permintaan pasar. Ia tidak kesulitan menjual produknya karena cacing sutra yang ia hasilkan sangat dibutuhkan oleh para pembudidaya ikan lele dan gurame di daerah sekitarnya. Dengan harga jual yang stabil, antara Rp. 10.000 hingga Rp. 12.000 per gelas, bisnis ini menguntungkan  yang juga memiliki prospek jangka panjang yang sangat baik. Untuk bisa panen setiap hari, ia membagi kolamnya menjadi tujuh bagian dan memanen secara periodik, sebuah strategi yang memastikan aliran pendapatan yang stabil.

Video ini diakhiri dengan pesan berharga bagi para pemula yang ingin terjun ke dunia budidaya cacing sutra. Pak Syaiful menegaskan bahwa modal utama bukanlah uang, melainkan ketekunan dan semangat. Ia memberikan tips praktis, seperti pentingnya mengolah lumpur hingga gembur dan selalu mengontrol ketersediaan air. Dengan mengikuti jejaknya, para pemula bisa mengubah lahan kecil menjadi sumber penghasilan yang besar, membuktikan bahwa kesuksesan dalam bisnis bisa dimulai dari hal-hal yang paling sederhana sekalipun.

Semoga infonya bermanfaat. 




Kuningan Agustus 2025

Jumat, 08 Agustus 2025

Kampung cacing sutra di Jogja

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel jarihobi official yang diupload pada tanggal 8 Februari 2022 dengan judul "ADA KAMPUNG CACING SUTRA DI JOGJA, LAHANNYA 1 HEKTAR". Video ini memperkenalkan Kampung Salak Malang Banjarharjo di Kulonprogo, Yogyakarta, yang dikenal sebagai "Kampung Cacing Sutra" karena banyak warganya yang membudidayakan cacing sutra. 


Narasumber utama, Haryanto atau yang akrab disapa Tompe, adalah salah satu peternak yang sukses di sana. Secara kolektif, para peternak di kampung ini dapat menghasilkan sekitar 50 liter cacing per hari dari lahan seluas 9.000 meter persegi atau sekitar satu hektar.

Ia terinspirasi untuk memulai usaha ini setelah melihat peternak lain pada tahun 2014, meskipun awalnya ia menghadapi kesulitan karena kurangnya pengetahuan tentang cara mengolah lahan. Keputusannya untuk mengubah lahan padi menjadi lahan cacing sutra juga sempat menuai pro-kontra dari keluarga, namun ia tetap teguh pada pendiriannya.

Menurutnya budidaya cacing sutra memiliki resiko yang sangat minim dan jauh lebih menguntungkan. Modal yang dibutuhkan pun terbilang cukup kecil, bahkan bisa dibilang hampir nol jika memiliki lahan sendiri dan dapat mencari bibit cacing secara gratis di selokan. Selain itu, permintaan pasar untuk cacing sutra sangat tinggi, bahkan para petani sering kewalahan melayani pembeli terutama saat musim hujan.

Proses awal budidaya dimulai dengan membajak lahan sawah, membuat bedengan untuk sirkulasi air, lalu diberi pupuk kotoran puyuh dan bibit cacing. Proses ini membutuhkan waktu 2 hingga 4 bulan sebelum bisa dipanen. Dari setiap 1.000 meter lahan, dapat dihasilkan sekitar 20 liter cacing sutra. Tompi memanen cacing secara bergantian di lahan yang ia bagi menjadi beberapa jalur, di mana setiap jalur dapat menghasilkan rata-rata 5 liter cacing per hari.

Harga jual cacing sutra di sana mencapai Rp. 35.000 per liter. Dengan hasil panen harian rata-rata 5 liter per jalur, para peternak bisa menghasilkan pendapatan antara Rp. 100.000 hingga Rp. 200.000 per hari, dengan waktu kerja yang relatif singkat, hanya 1 sampai 2 jam.

Perlu diketahui juga bahwa tantangan dalam budidaya cacing sutra adalah jika aliran irigasi mati, yang dapat membuat lahan kering dan cacing mati, sehingga proses akan dimulai dari awal lagi. Tompe menjelasakan bahwa niat, tekad dan kesabaran adalah kunci utama untuk berhasil dalam bisnis ini. Ia juga mengundang para pemula untuk datang langsung ke "Kampung Cacing Sutra" di Kulonprogo untuk belajar bersama.

Secara keseluruhan, situasi alam dalam video menunjukkan bahwa bisnis budidaya cacing sutra ini sangat terintegrasi dengan lingkungan alami, dan keberhasilannya ditentukan oleh bagaimana peternak mengelola ketergantungan pada sumber daya alam seperti air dan lahan yang ada.

Semoga infonya bermanfaat.




Kuningan Agustus 2025

Selasa, 05 Agustus 2025

Tepung ikan sebagai pakan cacing sutra

Budidaya cacing sutra merupakan salah satu usaha yang menjanjikan, terutama bagi pemula yang ingin memulai bisnis di bidang perikanan atau pakan ternak. Salah satu aspek penting dalam keberhasilan budidaya ini adalah pemilihan pakan yang tepat dan bernutrisi tinggi. Di antara berbagai jenis pakan yang tersedia, tepung ikan menjadi pilihan unggulan karena kandungan gizinya yang sangat mendukung pertumbuhan cacing sutra.

Budidaya cacing sutra media lumpur

Tepung ikan adalah bahan pakan yang dihasilkan dari pengolahan ikan yang dikeringkan dan digiling hingga menjadi bubuk halus. Proses ini mempertahankan sebagian besar kandungan nutrisi dalam ikan, menjadikannya sumber protein yang sangat baik. Dalam konteks budidaya cacing sutra, tepung ikan berperan penting sebagai pakan utama yang mempercepat pertumbuhan dan memperbaiki kualitas cacing.

Salah satu keunggulan dari tepung ikan adalah kandungan proteinnya yang sangat tinggi. Berdasarkan data yang admin dapat dari situs web GDM.id, tepung ikan mengandung sekitar 66,02 persen protein. Angka ini menunjukkan bahwa tepung ikan mampu menyediakan asupan protein yang cukup untuk menunjang proses metabolisme dan pembentukan jaringan tubuh cacing sutra.

Protein merupakan salah satu komponen dalam pertumbuhan organisme, termasuk cacing sutra. Dengan asupan protein yang memadai, cacing dapat tumbuh lebih cepat, memiliki ukuran tubuh yang optimal, dan menghasilkan kualitas yang baik untuk keperluan pakan ikan atau ternak lainnya. Oleh karena itu, penggunaan tepung ikan sebagai pakan sangat direkomendasikan dalam budidaya cacing sutra.

Selain protein, tepung ikan juga mengandung lemak dalam jumlah yang cukup signifikan. Kandungan lemak dalam tepung ikan tercatat sebesar 10,82 persen. Lemak ini berfungsi sebagai sumber energi tambahan bagi cacing, membantu mereka dalam aktivitas harian dan proses reproduksi.

Menurut info bahwa energi yang berasal dari lemak sangat penting untuk menjaga vitalitas cacing sutra. Dengan energi yang cukup, cacing dapat bergerak aktif, mencari makanan dan berkembang biak dengan lebih baik. Hal ini tentu berdampak positif terhadap produktivitas budidaya secara keseluruhan.

Kombinasi antara protein tinggi dan lemak yang cukup menjadikan tepung ikan sebagai pakan yang sangat ideal untuk cacing sutra yaitu mempercepat pertumbuhan, juga meningkatkan daya tahan dan kualitas cacing yang dihasilkan. Hal ini penting terutama bagi pemula yang ingin mendapatkan hasil maksimal dari budidaya.

Namun, dalam penggunaannya, tepung ikan perlu diberikan dengan takaran yang tepat. Pemberian pakan yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran media budidaya dan menurunkan kualitas air. Oleh karena itu, penting bagi peternak pemula untuk memahami cara pemberian pakan yang efisien dan sesuai kebutuhan cacing sutra.

Selain itu, kualitas tepung ikan juga perlu diperhatikan. Tepung ikan yang baik biasanya memiliki aroma khas ikan, tidak berjamur, dan bebas dari bahan pengawet kimia. Memilih tepung ikan berkualitas akan membantu menjaga kesehatan cacing dan mencegah munculnya penyakit dalam koloni budidaya.

Bagi pemula, memahami karakteristik pakan seperti tepung ikan merupakan langkah awal yang sangat penting. Pengetahuan ini akan membantu mereka dalam mengelola budidaya secara lebih profesional dan menghindari kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi di awal usaha.

Dengan pemilihan pakan yang tepat seperti tepung ikan, serta pengelolaan yang baik, budidaya cacing sutra dapat menjadi usaha yang menguntungkan. Selain mendapatkan penghasilan, tetapi juga sebagai kontribusi terhadap penyediaan pakan alami yang berkualitas untuk sektor perikanan dan peternakan.

Semoga infonya bermanfaat. 



Kuningan Agustus 2025

Rabu, 02 Juli 2025

Pemanfaatan silase jeroan ikan lelel dan ampas tebu fermentasi dalam budidaya cacing sutra

Cacing sutra sudah lama dikenal sebagai salah satu sumber pakan alami terbaik dalam dunia perikanan, khususnya untuk kebutuhan larva ikan. Baik dalam budidaya ikan konsumsi seperti gurame, lele dan nila maupun pada ikan hias seperti cupang dan koi, cacing sutra sering dijadikan andalan oleh para pembudidaya karena kandungan nutrisinya yang tinggi serta ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva ikan yang masih sangat kecil.

Buduidaya cacing sutra dengan lumpur

Pemberian cacing sutra pada tahap awal pertumbuhan ikan memiliki sejumlah keunggulan. Di samping kandungan gizinya yang lengkap terdiri dari 57 persen protein dan 13,3 persen lemak cacing ini juga mudah dicerna oleh larva ikan, sehingga membantu mempercepat pertumbuhan serta meningkatkan kelangsungan hidupnya. Kandungan proteinnya yang tinggi berperan penting dalam pembentukan jaringan dan organ tubuh larva, sementara kadar lemaknya menyumbang energi tambahan.

Secara alami, cacing sutra hidup di dasar perairan tenang yang kaya akan lumpur organik, seperti sawah atau parit yang tidak tercemar. Cacing hidup berkoloni dan memiliki kemampuan berkembang biak yang cepat dalam kondisi lingkungan yang sesuai. Namun, meskipun potensinya besar, suplai cacing sutra di lapangan masih sangat terbatas. Data menunjukkan bahwa tingkat produksi saat ini baru mampu memenuhi sekitar 35 sampai 37 persen dari total permintaan pasar nasional. Ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan ini menjadi tantangan tersendiri, terlebih saat musim penghujan. Di masa-masa seperti itu, curah hujan tinggi menyebabkan arus air yang deras, yang mana pada akhirnya menggerus habitat alami dan membawa cacing hanyut keluar dari area budidaya.

Menanggapi masalah ini, berbagai pendekatan telah dikembangkan untuk meningkatkan produksi cacing sutra. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan limbah organik sebagai bahan pakan alternatif. Konsep ini menggabungkan dua keuntungan peningkatan kandungan nutrisi pakan sekaligus pengurangan beban limbah yang berpotensi mencemari lingkungan. Penggunaan limbah sebagai sumber pakan memberikan nilai tambah pada bahan-bahan sisa yang umumnya dibuang, sekaligus menekan biaya produksi secara signifikan.

Beberapa jenis limbah yang umum digunakan antara lain adalah ampas tahu, bekatul, dan kotoran ayam. Namun, dalam penelitian terbaru, fokus tertuju pada limbah jeroan ikan lele dan ampas tebu. Kedua bahan ini sangat melimpah di berbagai daerah, terutama di wilayah yang memiliki sentra produksi lele dan industri pengolahan tebu. Selain itu, limbah ini memiliki komposisi nutrisi yang potensial karena mengandung unsur karbon dan nitrogen dalam kadar yang dibutuhkan untuk mendukung metabolisme dan pertumbuhan cacing sutra.

Agar dapat diserap secara efisien oleh cacing, limbah-limbah ini tidak bisa diberikan begitu saja. Diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu untuk meningkatkan nilai kecernaannya. 

Salah satu metode yang digunakan adalah dengan melakukan fermentasi. Dalam hal ini, jeroan ikan lele difermentasi menjadi silase, yang terbukti dapat meningkatkan kandungan protein organiknya hingga 54,17 persen. Sementara itu, ampas tebu difermentasi hingga menghasilkan kandungan karbon organik sebesar 30,79 persen. Kombinasi keduanya menjadi pakan yang bergizi dan juga lebih mudah dikonsumsi oleh cacing sutra karena teksturnya yang lebih lunak dan tidak cepat membusuk.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi terbaik diperoleh dengan mencampurkan media lumpur sawah bersama 25 persen silase jeroan ikan lele dan 75 persen fermentasi ampas tebu. Formulasi ini memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan biomassa dan jumlah populasi cacing dalam waktu relatif singkat. Hal ini membuka peluang besar bagi para pembudidaya untuk meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan, dengan biaya yang lebih efisien dan pendekatan yang ramah lingkungan.

Dengan cara budidaya yang inovatif ini, menjadi solusi pada budidaya cacing sutra atas kelangkaan pakan alami berkualitas, juga menjadi langkah dalam mendukung pertanian dan perikanan berkelanjutan. Penggunaan limbah sebagai sumber daya berharga adalah langkah kecil namun berdampak besar menuju ekosistem budidaya yang lebih sehat dan efisien.

Semoga infonya bermanfaat. 



Kuningan Juli 2025


Sumber info :

Situs https://unair.ac.id/budidaya-cacing-sutra-dengan-silase-ikan-dan-fermentase-ampas-tebu/

Kamis, 26 Juni 2025

Pakan dari campuran lumpur bisa memperbanyak cacing sutra

Review video youtube kali ini adalah kembali dari channel youtube Herdi Susanto yang diupload dalam waktu singkat pada tanggal 24 Juni 2025 dengan judul "Rahasia cacing sutra cepat berkembang || ternak cacing sutra di nampan".

Meningkatnya kebutuhan akan pakan alami untuk ikan hias dan benih ikan konsumsi, budidaya cacing sutra menjadi salah satu peluang usaha yang menjanjikan. Namun, metode dengan sistem aliran air (sirkulasi) memerlukan peralatan tambahan dan terdapat konsumsi pemakaian listrik yang cukup besar. Untuk mengatasi kendala ini, Kang Herdi ada metode alternatif yaitu beternak cacing sutra tanpa air di dalam nampan, tentunya lebih ekonomis dari segi biaya operasional.

Baca juga : Review  buku : beternak cacing sutera cara modern


Dalam vlog video cara baru ini memakai media lumpur halus yang diperkaya dengan pakan pelet, tanpa memerlukan air mengalir secara terus-menerus. Sistem ini cocok diterapkan di lahan terbatas maupun skala rumahan. Dengan perawatan yang sesuai dengan penjelasan di video, metode ini mampu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan cacing sekaligus menghasilkan cacing berkualitas tinggi yang tampak lebih merah dan sehat.

Langkah awal yang penting dalam metode ini adalah menyiapkan media yaitu lumpur yang digunakan diupayakan halus dan sudah disaring, agar memudahkan cacing untuk bergerak dan menyerap nutrisi dari pakan yang diberikan. Lumpur ini kemudian dicampur dengan pakan yang kaya protein seperti pelet ikan atau pakan sudah melalui proses fermentasi. Beberapa bahan yang bisa digunakan antara lain seperti ampas tahu atau kotoran puyuh yang sudah di fermentasi. Cara ini membantu mempercepat penguraian bahan dan memperkaya kandungan nutrisi yang dibutuhkan cacing.

Salah satu langkah penting adalah mencampurkan pakan dengan lumpur secara merata dan membiarkannya selama beberapa menit. Proses ini bertujuan untuk melunakkan pakan dan memastikan semua unsur tercampur sempurna. Hasilnya adalah media nutrisi yang tidak hanya menjadi tempat tinggal tetapi juga sumber makanan langsung bagi koloni cacing.

Pakan campuran lumpur diberikan secara berkala, biasanya seminggu sekali. Takaran yang digunakan disesuaikan dengan luas nampan dan kepadatan koloni cacing. Pakan sebaiknya diletakkan di bagian permukaan atau di tengah-tengah koloni agar mudah dijangkau. Setelah pemberian pakan, penting untuk memantau kondisi media dan mengaduk ringan jika diperlukan. 

Selain memberikan nutrisi, lumpur campuran pakan juga membantu menjaga kelembaban media. Ini sangat penting karena media yang terlalu kering dapat menghambat pertumbuhan cacing, sementara media yang terlalu basah tanpa aerasi juga berpotensi menimbulkan bau dan mengundang serangga seperti lalat. 

Salah satu keunggulan metode ini adalah efisiensi energi yaitu tanpa penggunaan pompa air dimana bisa menghemat biaya listrik secara signifikan. Hal ini sangat relevan untuk budidaya skala kecil atau rumahan, dimana anggaran terbatas menjadi pertimbangan bagi yang ingin mencoba membudidayakannya secara intensif sesuai saran dari Kang Herdi. 

Metode ini juga sangat fleksibel dan dapat dikombinasikan dengan teknologi sederhana lainnya seperti penggunaan rak bertingkat, sehingga efisiensi ruang dan hasil panen bisa lebih optimal. Bagi pemula maupun peternak berpengalaman, sistem ini perlu dipertimbangkan sebagai alternatif masa depan budidaya cacing sutra yang lebih ramah lingkungan, efisien dan menguntungkan.

Semoga infonya bermanfaat.



Kuningan Juni 2025

Jumat, 20 Juni 2025

Perdagangan cacing sutra dari Kali Cisadane di Tangerang

Artikel review video youtube kali ini mendokumentasikan proses lengkap pengambilan dan penjualan cacing sutra (Tubifex) di Tangerang, Indonesia oleh channel youtube Deeway Gembel yang diupload pada tanggal 20 Desember 2021 dengan judul " PENCARI DAN PENJUAL CACING SUTRA DI TANGERANG ". 


Video ini memperlihatkan perdagangan cacing sutra yang merupakan pakan penting untuk berbagai jenis ikan hias populer seperti ikan cupang, guppy, molly dan ikan hias berukuran kecil lainnya. Vlog video yang menghibur ini mendokumentasikan keseluruhan proses, mulai dari pencarian di habitat alaminya di daerah Tangerang hingga penanganan pasca-pengambilan dan sistem penjualannya yang telah mapan. Ini adalah sebuah gambaran menarik tentang industri pakan hidup ikan hias

Perjalanan dimulai di Kali Cisadane, Tangerang, sebuah lokasi yang di kalangan penduduk lokal dikenal sebagai "Kampung Cacing". Julukan kawasan ini telah menjadi pusat aktivitas pencarian cacing sutra yang dilakukan oleh warga yang menetap disana. Cacing sutra di sini sebagian besar tidak dibudidayakan secara sengaja, tetapi dikumpulkan langsung dari alam liar yaitu berasal dari kali Cisadane. . 

Proses pengambilannya membutuhkan keahlian dimana para pencari cacing menggunakan teknik khusus untuk menyedot lumpur dari dasar sungai menggunakan perahu. Lumpur yang kaya akan cacing ini kemudian dikumpulkan dalam sebuah wadah besar, seperti bak berukuran besar dan berair dangkal. 

Setelah didiamkan selama kurang lebih satu hingga dua jam, secara alami cacing-cacing tersebut akan mulai bergerak naik ke permukaan lumpur, membentuk gumpalan merah yang siap dipanen. 

Setelah berhasil dikumpulkan dari sungai, cacing sutra tidak langsung dijual dan membutuhkan perlakuan khusus untuk memastikan kualitas dan kelangsungan hidupnya, terutama karena cacing ini berasal dari lumpur dan perlu dibersihkan dari kotoran dan potensi patogen. 

Cacing sutra yang masih penuh lumpur dan sudah terkumpul kemudian dipindahkan ke area karantina. Di sinilah proses "perawatan" dimulai. Cacing sutra akan ditempatkan dalam wadah bak semen khusus yang dilengkapi dengan pompa air yang akan mengaerasi kolam tersebut dengan cukup deras. Aerasi ini sangat penting untuk menyediakan oksigen yang cukup, menjaga cacing tetap hidup dan sehat, mengingat koloni cacing baru saja dipindahkan dari lingkungan alaminya yang mungkin padat.

Selain aerasi, salah satu langkah penting dalam perawatan ini adalah pengadukan cacing secara berkala, yaitu setiap enam jam. Proses pengadukan ini untuk meratakan cacing, juga memisahkan cacing dari kotoran dan lumpur yang tersisa dari proses pengambilan awal.

Dengan membuang kotoran secara rutin, kualitas cacing menjadi lebih bersih, risiko penyakit berkurang, dan cacing akan tetap segar serta layak sebagai pakan ikan. Perawatan pasca-pengambilan yang teliti ini menunjukkan profesionalisme para pengumpul cacing dalam menjaga kualitas produknya.

Bagi para penghobies ikan atau pedagang pakan yang tertarik untuk mendapatkan cacing sutra berkualitas tinggi, video ini memberikan informasi kontak yang jelas. Lokasi penjualan berada di Tanah Gocap, Tangerang, tepatnya di dekat jembatan Tanah Gocap. 

Bagi yang ingin membeli dihargai Rp. 35.000 per gayung atau jika dalam jumlah besar atau yang membutuhkan pasokan dalam jumlah banyak bisa melakukan kontak pedagang, layanan pengiriman juga ditawarkan yaitu untuk area seperti Bogor dan Jakarta. Ini menunjukkan bahwa meskipun berawal dari perburuan tradisional, sistem distribusinya telah berkembang untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Bang Deeway juga menjelaskan manfaat yang sangat baik dari cacing sutra bagi pertumbuhan burayak ikan hias karena kandungan lemaknya yang tinggi. Ia juga mengungkapkan antusiasmenya bahwa para penghobies ikan tentunya akan sangat senang melihat banyaknya jumlah cacing sutra yang berhasil dikumpulkan oleh para petani dan menggarisbawahi betapa pentingnya pakan alami ini dalam komunitas hobies ikan hias seperti ikan cupang.

Semoga infonya bermanfaat. 



Kuningan Juni 2025

Selasa, 21 Februari 2023

Foto Pelihara cacing sutra di aquarium

Foto pelihara sekaligus budidaya Cacing sutra di aquarium berukuran kecil berukuran 25 x 25 cm.

Cacing sutra dapat hidup dan berkembang biak dengan adanya anakan yang berwarna merah lembut saat memakan makanan yang mengambang ke permukaan air.



Kelebihan pelihara cacing sutra menggunakan aquarium adalah mudah untuk memantau dan pengendalian hama yang masuk karena dapat dipantau dari dinding aquarium yang transparan.


Pemantauan pelihara cacing sutra dengan senter ke aquarium

Admin blog dc menggunakan air bersih baru berasal dari toren air dengan cara mengocorkan tetesan air kecil agar air tetap bening dan bebas bau.

Makanan yang diberikan adalah limbah makanan yang terbuang seperti kulit pisang dan sisa singkong rebus dan berikan secukupnya.

Pemberian pakan diberikan secara merata karena kelompok cacing sutra pergerakannya lambat saat berkoloni jadi cukup diberikan diatas koloni cacing.

Cacing sutra akan memakan makanan tersebut saat sudah lembut di dalam air dan terlihat koloni cacing berkumpul di atas dan didalam makanan yang sudah terjadi proses pembusukan.

Awal memasukan cacing sutra dalam aquarium tidak menggunakan lumpur halus yang sebenarnya sangat direkomendasikan oleh pakar praktisi cacing sutra, namun memanfaatkan dari hasil pembusukan makanan yang lama kelamaan menjadi lumpur lumpur halus berasal dari sisa makanan.

Pelihara cacing sutra  untuk kepentingan usaha akan lebih menguntungkan lagi jika ada aliran air bersih alami karena akan terbebas biaya listrik biasanya terdapat di daerah pedesaan.

Semoga cacing sutra dalam aquarium ini dapat terus berkembang biak dan bisa berkepanjangan dengan perawatan yang intensif.



Kuningan Februari 2023

Senin, 07 Juni 2021

Solusi Hama kecebong cacing sutra di kolam tanah

Budidaya cacing sutra kolam tanah 

Dalam beternak cacing sutra yang sangat menguntungkan bagi peternak untuk makanan benih ikan, namun ada saja hama-hama yang datang dan kemungkinan besar sulit ditangani oleh para peternak terutama telur kodok yang bertebaran diatas air. 

Berikut adalah pengalaman admin blog dc dalam menangani hama kecebong dalam budidaya cacing sutra. 

Solusi adalah membeli seser halus untuk mengambil telur kodok yang mengambang dipermukaan air secara manual sebelum menjadi kecebong didalam kolam dan jauhkan dari lokasi.

Dengan demikian walaupun kolam tanah optimal dalam budidaya cacing sutra kendala berikutnya kita akan dihadapi dengan ragam hama yang timbul secara alami bukan saja hanya kodok dan kecebong namun ada juga seperti kepiting, anak ikan yang terbawa arus air bahkan menurut para praktisi ular dan keong akan muncul. 

Sebagai tindakan pencegahan dan pengamanan disekitar tempat budidaya sebaiknya memasang ram kawat, jika perlu tempat masuk air diberikan saringan setidaknya kita sudah melakukan tindakan pengamanan dari predator cacing sutra yang masuk.

Admin blog dc tidak bisa menjamin pengamanan budidaya cacing sutra secara full aman karena sudah berhubungan dengan alam yang lumayan sulit ditangani, akan tetapi setidaknya kita sudah melakukan tindakan pencegahan

Semoga infonya dapat bermanfaat :D




Kuningan Juni 2021


revisi artikel

17 02 2023


Senin, 06 Januari 2020

Cara budidaya cacing sutra tanpa lumpur ala Youtuber Herdi Susanto

Jika rekan-rekan ingin membudidayakan cacing sutra tanpa lumpur mungkin salah satu akun Youtube yang akan saya rekomendasikan adalah akun Herdi Susanto. Disini kita akan melihat tentang teknik beternak cacing sutra secara berseri dan dijelaskan sangat jelas sekali.

Saya sering mendapat pelajaran baru dari video-video yang diupload oleh Kang Herdi karena ada cara baru dari cara membudidayakan cacing sutra ini yang sangat berharga nilainya.

Cacing sutra yang saya ketahui bahwa sangat bagus proteinnya untuk pakan ikan konsumsi atau ikan hias.

Dalam prakteknya kang Herdi memakai wadah budidaya dengan rak bertingkat memakai baja ringan dan wadah plastik yang dimasukan media dan sekaligus makanan cacing sutra yaitu ampas tahu yang sudah di fermentasikan.

Ini merupakan terobosan baru yang pernah dikembangkan sebelumnya, karena dapat membudidayakan Cacing sutra tanpa lumpur yang mana teknik sebelumnya masih memakai lumpur dengan rak bertingkat dalam pembudidayaannya.

Mengenai media, antara memakai lumpur atau tidak saya belum tahu persis efektif yang mana, namun dari kedua cara dapat menghasilkan anakan cacing sutra dan bisa dikembangkan lagi.

Disarankan bagi pemula agar menonton dari awal videonya karena akan melihat awal-awal budidaya, juga ada sebagian video yang sepertinya ada update misalnya saja ada perubahan dalam media utama cacing sutra. Makanya saya sarankan nonton videonya dari awal.

Dengan demikian bagi rekan-rekan yang ingin budidaya cacing bernilai ekonomis ini bisa melihat video Herdi Susanto secara seksama agar bisa mengikuti perkembangan selanjutnya.

Semoga infonya bermanfaat.

Rabu, 03 Juli 2019

Singkong rebus disukai anakan Cacing Sutra

Cacing sutra memang merupakan hewan air yang sangat unik. Hewan yang bisa hidup diperairan yang kotor (agak berbau) sekalipun asalkan ada aliran mengalir ini bisa terus melangsungkan kehidupan koloninya di tempat yang sama bahkan kadang- kadang juga suka berpindah tempat.

Makanan
Hewan hermaprodit ini gemar makan makanan yang sudah dilembutkan contohnya diantaranya yang merupakan favoritnya :

-singkong rebus.
-kentang rebus.
-tempe yang sudah di ulek agar lembut
Dan pelet yang di fermentasi.

Menurut saya yang masih dalam tahap belajar budidaya cacing sutra dari sekian makanan yang diberikan ada salah satu makanan rebusan yang sangat diminati oleh anakan cacing, yaitu singkong rebus.

Jadi ceritanya begini, saya memelihara cacing sutra dengan media tanah humus (walaupun kurang maksimal) yang banyak dijual di toko bunga dan pupuk kompos di kolam ukuran lebar 0,5 m x panjang 6 m x tinggi 0,2 m. Singkat cerita dengan sirkulasi air yang sesuai aturan setelah 6 hari anakan cacing sutra sudah banyak bermunculan di sekitar dinding tembok dengan ukuran yang pendek dan menggumpal seukuran biji buah ciremai.

Secara tidak sengaja saya juga memberi makan singkong rebus yang ditebarkan dikolam karena makanan fermentasinya habis. 1 hari kemudian saya cek kolam ternyata diatas singkong rebus itu ada koloni anakan cacing sutra yang cukup banyak, akhirnya saya berkesimpulan bahwa anakan cacing sutra bisa terpanggil dengan adanya singkong rebus :D.


Dalam budidaya cacing sutra menurut pengalaman saya tidak semua dalam wadah pemeliharaan murni isi cacing sutra kadang muncul aneka hewan air yang muncul seperti uget uget, larva nyamuk merah, bahkan cacing berbentuk kecil berwarna putih. Namun saya yakin yang menempel di singkong rebus tersebut adalah anakan cacing sutra hasil dari budidaya.

Dengan demikian menurut saya pribadi singkong rebus bisa dijadikan pakan untuk anakannya, karena saya sudah mencobanya beberapa kali.

Semoga artikel sederhana ini bisa bermanfaat bagi rekan-rekan yang ingin mencoba budidayanya. Namun saya menyarankan lebih bagus memakai media lumpur yang sudah disaring karena bisa berpotensi lebih maksimal.

Contoh anakan cacing sutra

Rabu, 20 November 2013

Review buku : beternak cacing sutera cara modern



Pada kesempatan kali ini saya akan mereview sebuah buku yang mengulas tentang budidaya cacing sutra, yang mana cacing yang gemar bergerombol ini merupakan salah satu pakan hidup favorit untuk makanan ikan.

Terutama sekali adalah bagi kelangsungan hidup larva ikan yang sudah habis persediaan makanan cadangan dalam tubuhnya (yolk sack).

Sudah pada umumnya kini para petani ikan hias dan konsumsi tak segan memberikan pakan cacing sutra untuk larva ikannya karena benih ikan yang berukuran kecil ini sangat lahap dan nafsu makan alaminya terlihat agresif jika di beri cacing sutra apalagi kandungan gizi dan nutrisinya sangat baik untuk pertumbuhan ikan.

Cacing berwarna merah darah berukuran kecil ini biasanya hidup di lahan perairan yang mengalir dan tumbuh dengan subur di media berlumpur..seperti di sungai bahkan di selokan air lingkungan perumahan (got).

Terlintas jika kita melihat akan terasa menjijikan. Namun siapa sangka cacing ini bisa menjadi ladang pemasukan keuangan yang lumayan, terutama bagi orang-orang yang ingin membudidayakannya.

Menurut penulis buku "Beternak Cacing Sutra cara Modern" Mahmud Efendi dalam pembudidayaannya bisa dilakukan dengan total luas lahan yang beragam asalkan media berhubungan erat dengan air mengalir serta substrat yang penuh unsur zat hara.

Untuk saat ini tempat budidaya bisa menggunakan kolam beton, Kolam terpal, Kolam tanah dan teknik terbaru adalah menggunakan tray (wadah) plastik dimana tray plastik ini ditaruh pada rak bertingkat yang dilengkapi oleh pompa air listrik dan saluran pipa untuk sirkulasi air.

Khusus untuk teknik terbaru ini penulis menjelaskan bahwa sistem tersebut lebih efisien tempat. Bahkan dengan lahan 15 meter persegi diperkiran akan menghasilkan produksi cacing sekitar 4.5 liter perhari.

Jika saja ditahun 2013 harga perliternya mencapai 15-20 ribu (harga fluktuatif tergantung musim) maka kalikan saja jumlah pendapatan yang dapat kita peroleh.

Bisa dikatakan budidaya cacing sutra memiliki prospek yang cerah kedepannya. Mengapa demikian ? Karena permintaannya seakan tidak pernah habis selagi pembudidaya perikanan masih ada.
Bagi rekan-rekan yang tertarik bisa membeli bukunya di toko buku Gramedia. Buku tersebut menjelaskan secara detil cara-cara budidaya dan manajemennya.

Usaha Budidaya cacing sutra ini bisa dilakukan di luar ruangan yant terpakai di rumah. 

Selamat mencoba budidaya.


Artikel terkait

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan