Tampilkan postingan dengan label cacing sutra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cacing sutra. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 September 2025

Ratusan cup cacing sutra perhari dari hasil mengayak di alam

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Tanilink TV yang diupload pada tanggal 25 Juni 2024 dengan judul "Kiat Sukses Menjadi Pemburu Cacing Sutra Alam. Sehari Bisa Jual Ribuan Cup Cacing.". Dalam video berisi sesi wawancara kisah keberhasilan seorang penjual cacing sutra dari Rakit, Banjarnegara yang tentunya bisa menjadi inspirasi usaha secara mandiri. 


Wawancara yang dilakukan team Tanilik TV di Banjarnegara, Jawa Tengah, mengungkapkan kisah keberhasilan Bapak Rosid yang memulai perjalanannya dari nol sebagai pengayak cacing sutra di alam. Kisahnya ini membuktikan bahwa dengan tekad, kerja keras dan semangat pantang menyerah keberhasilan sebuah usaha dapat diraih

Sejak tahun 2003 telah menekuni pekerjaan ini dengan mengumpulkan cacing sutra dari kali dan selokan. Cacing sutra ini sangat dibutuhkan oleh para pembudidaya ikan sebagai pakan bibit dari awal, sehingga permintaannya sangat tinggi. Berkat hal ini kini mampu menjual hingga ribuan cup cacing sutra pada heri tertentu untuk memenuhi permintaan pasar.

Untuk mencari cacing, ia menelusuri ke berbagai tempat di luar Banjarnegara, termasuk daerah Bandung, Bekasi, Cikarang dan Tegal. Hal ini karena cacing sutra membutuhkan limbah sebagai makanan seperti limbah tempe untuk berkembang biak. Ia bahkan pernah mengalami pengalaman ekstrem seperti masuk ke gorong-gorong untuk mendapatkan cacing sutra.

Menurutnya perjalanan usahanya ini bukan tanpa hambatan. Pada masa-masa awal, ia juga mengalami kesulitan dalam menjual hasil cacing yang ia kumpulkan. Sering kali sekitar 1,5 gelas cacing yang ia dapatkan tidak laku selama dua hari.

Seiring berjalannya waktu, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil dan berhasil membangun Depo Cacing Sutra yang kini menjadi pusat penjualan cacingnya. Saat ini, para pembeli biasanya datang langsung ke tempatnya, sehingga ia tidak perlu lagi mengirimkan cacingnya ke tempat-tempat yang jauh. 

Bapak Rosid menjual cacingnya dengan harga terjangkau, yaitu Rp. 8.000 per takaran. Meskipun harganya tidak terlalu tinggi, volume penjualannya mengesankan yaitu dalam sehari, ia bisa menjual hingga 100 takaran (ukuran gelas kopi). Bahkan, pada musim-musim ramai seperti bulan September hingga November, penjualannya bisa melonjak drastis hingga lebih dari 1.000 takaran per hari.

Semoga infonya bermanfaat. 




Kuningan September 2025

Senin, 08 September 2025

Berburu cacing sutra di alam hingga dapat 2 liter

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube SIMALABA FISH🐠 yang diupload pada tanggal 18 September 2021dengan judul "panen kutu air dan cacing sutra di alam | tiap hari dapat banyak |".


Seperti diketahui cacing sutra, atau tubifex, adalah pakan alami yang sangat dicari oleh para penghobies ikan hias. Ketersediaannya dialam yang melimpah dan kandungan nutrisinya yang tinggi menjadikannya pilihan utama untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan warna ikan. Namun, di balik popularitasnya sebagai pakan, sedikit yang tahu bagaimana proses penemuan dan pemanenannya secara langsung dari alam.

Video yang menginspirasi ini memperlihatkan saat admin channel mengikuti seorang pemanen cacing sutra berpengalaman yaitu Kang Sarmin dan akan mengungkap keahlian yang diperlukan untuk mendapatkan emas merah ini dialam liar yang tumbuh subur. 

Perburuan cacing sutra tidak bisa dilakukan kapan saja, Menurutnya waktu terbaik untuk menemukan cacing-cacing ini adalah sebelum jam 9 pagi. Setelah matahari mulai terik, cacing sutra akan bersembunyi lebih dalam di lumpur. Dengan berbekal ember tua dan tangan kosong, Kang Sarmin dan putranya menunjukkan cara unik dalam memanen cacing.

Admin channel mengamati bagaimana Kang Sarmin hanya dengan indra peraba yang terlatih, mampu merasakan keberadaan kumpulan cacing di dalam lumpur sungai. Dengan gerakan cepat dan cekatan, ia memasukkan tangannya ke dalam lumpur dan mengangkat gumpalan lumpur yang dipenuhi oleh cacing sutra yang bergerak-gerak. 

Setelah berhasil mengumpulkan lumpur yang berisi cacing, berikutnya adalah memisahkan cacing dari lumpur. Ini adalah tahap selanjutnya untuk proses pembersihan koloni cacing sutra yang masih bercampur lumpur yang berwarna abu -abu kehitaman. 

Lalu langkah selanjutnya keseluruhan cacing sutra dituangkan ke ke atas jaring halus. Permukaan jaring yang diletakkan di atas air memungkinkan cacing-cacing tersebut merayap naik. Setelah lumpur dan cacing tertuang, Kang Sarmin menutup jaring tersebut dengan kain atau daun dan membiarkannya selama kurang lebih 30 menit. 

Selama waktu ini, cacing sutra yang memiliki sifat bersih akan secara alami naik ke permukaan jaring, sementara sisa lumpur akan mengendap di bawah. Hasilnya adalah kumpulan cacing yang bersih dan berwarna merah merona, siap untuk digunakan sebagai pakan ikan hias atau benih ikan konsumsi yang berukuran kecil

Dari perburuan singkat yang memakan waktu sekitar dua jam ini, Kang Sarmin dan putranya mampu menghasilkan hingga dua liter cacing sutra bersih yang mana jumlah ini menunjukan melimpahnya populasi cacing sutra di alam jika tahu cara mencarinya.

Pada akhir video, admin juga memberikan petunjuk tentang proyek selanjutnya. Admin channel menyampaikan rencana untuk membuat video terpisah yang akan berfokus pada perburuan kutu air. Kutu air, yang juga merupakan pakan alami populer dikalangan penghobies ikan, lebih mudah ditemukan pada malam hari, sehingga pencarian selanjutnya akan dilakukan dalam suasana yang berbeda.

Semoga infonya bermanfaat.




Kuningan September 2025

Rabu, 03 September 2025

Ambil anakan cacing sutra

Artikel review video youtube short kali ini adalah dari channel deny ayong yang diupload pada tanggal 31 Agustus 2025 dengan judul "ambil anakan cacing sutra 31 Agustus 2025".

Video ini memperlihatkan mengambil anakan cacing sutra yang bersih dari lumpur, sebuah proses yang baik karena anakan cacing sutra selalu naik ke permukaan air tanpa membawa lumpur. Pemanenan cacing sutra yang bebas dari kotoran ini sangat diharapkan pembudidayanya karena tidak perlu pembilasan lagi. Video ini menunjukkan mudahnya proses menjadikannya panduan yang ideal bagi para pembudidaya ikan yang akan mendeder benih ikan. 

Pemanenan cacing sutra dalam video ini dilakukan dengan menggunakan alat yang sangat sederhana yaitu menggunakan jaring kecil untuk artemia, yang mana jaring dengan pori-pori halus ini memungkinkan air terhisap oleh jaring halus sehingga gumpalan cacing yang berukuran kecil atau besar langsung masuk dalam jaring dengan cara yang halus. 

Video berdurasi 42 detik ini menunjukkan pemanenan yang dilakukan berulang kali. Pengambilan gumpalan cacing sutra yang telah berkumpul dan menempel pada wadah dekat permukaan air. Kumpulan cacing selalu berkoloni yang berwarna agak merah jambu (pink) , terlihat padat dan terkonsentrasi di dalam jaring. Setiap pengambilan menghasilkan gumpalan cacing yang bersih, menunjukkan bahwa cacing-cacing ini telah terpisah dari media lumpur budidaya yang berada dalam baskom.

Anakan cacing-cacing akan dikumpulkan kemudian bisa langsung diberikan kepada ikan peliharaan atau disimpan dalam box kulkas yang didalamnya berisi lumpur halus agar nantinya bisa berkembang biak lagi, karena cacing sutra adalah hewan air tawar yang akan terus berkelanjutan jika dipelihara dengan optimal. 

Perlu diketahui juga admin sudah 4 kali melakukan pengambilan anakan cacing sutra ini dan setiap sore hari dan selalu terus diambil dalam jumlah yang tidak terlalu banyak namun jika terus di kumpulkan maka jumlahnnya bisa banyak.

Air dalam wadah baskom tidak mengalami penggantian air dan agak mengental juga berbau dikarenakan tidak dilakukan sirkulasi, namun pada bagian dasar terdapat banyak sumber makanan yang disukai oleh cacing seperti dedak kasar yang sudah lama terendam dalam air. Untuk kedepannya untuk menjaga kualitas air akan dilakukan penggantian air secara berkala dan diharapakan bisa terus memanen anakan cacing sutra ini dalam keadaan bersih. 

Semoga infonya bermanfaat. 



Kuningan September 2025

Selasa, 02 September 2025

Vlog ternak cacing sutra 1 September 2025

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube deny ayong yang diupload pada tanggal 1 September 2025 dengan judul " Vlog ternak cacing sutra 1 September 2025 (memberikan pakan pelet ke cacing sutra)". 


Video ini memperlihatkan rekaman dari proses perkembangan harian dalam budidaya cacing sutra. Video diambil waktu sore hari sekitar jam 17:30 karena koloni cacing sering timbul pada saat jam tersebut. Video ini secara khusus berfokus pada salah satu aktivitas terpenting yaitu pemberian pakan pelet ikan yang sudah di bibis, dan menunjukkan cara sederhana dari proses perawatannya, sekaligus memberikan informasi tentang bagaimana cacing-cacing ini merespons pakan yang diberikan.

Sesuai dengan judul video, fokusnya adalah proses pemberian pakan pelet kepada cacing sutra. Pakan pelet yang ditaburkan secara merata di atas permukaan air dimana cacing-cacing tersebut hidup dan saling berkoloni bersama anakannya yang jika diamati umumnya selalu timbul pada bagian atas media lumpur

Setelah pakan diberikan menunjukkan bagaimana cacing-cacing sutra terlihat bereaksi dan mengamati bahwa cacing-cacing tersebut mulai memakan pelet. Proses ini menunjukkan bahwa pelet adalah pakan yang diterima dengan baik oleh cacing sutra, yang kemudian akan memproses nutrisi dari pelet tersebut untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Pemberian pakan pelet secara teratur penting untuk memastikan cacing sutra mendapatkan nutrisi yang cukup agar tetap sehat dan berkembang biak. Meskipun tidak merinci seluruh proses budidaya, terlihat momen kunci keberhasilan budidaya cacing sutra, yaitu saat cacing-cacing tersebut diberi pakan dan mulai memakannya dengan ciri anakan cacing sutra mengerubungi pelet hingga menjadi berwarna kemerahan. 

Secara keseluruhan, video ini adalah gambaran singkat namun informatif dari salah satu aspek dalam budidaya cacing sutra, menunjukkan bagaimana pakan pelet dapat digunakan secara efektif untuk mendukung pertumbuhan dan vitalitas cacing-cacing tersebut, dan diharapakan akan terus berkembang.

Semoga infonya bermanfaat.




Kuningan September 2025

Senin, 01 September 2025

Berapa hasil dari memelihara cacing sutra selama 1 bulan menggunakan air green water

Artikel review video youtube kali adalah dapat channel youtube dari ind channel yang diupload pada tanggal dengan judul "Berapa hasil dari kita memelihara cacing sutra selama 1 bulan dan bagaimana cara panen nya." Dalam video vlog berdurasi 11 menit ini  akan dijelaskan secara mendetail perkembangan hidup cacing sutra selama satu bulan lebih satu hari dari dalam wadah plastik baskom tanpa ada penambahan cacing baru.


Video ini mendokumentasikan perjalanan seorang penghobies ikan hias selama satu bulan dalam membudidayakan cacing sutra. Cacing sutra dikenal sebagai pakan alami yang sangat baik untuk ikan peliharaan, namun umumnya sulit untuk dipertahankan hidup dalam jangka panjang. Oleh karena itu, video ini memperlihatkan sebuah metode budidaya yang praktis dan efektif, serta hasil yang berhasil dicapai setelah satu bulan.

Metode yang digunakan dalam video ini cukup sederhana yaitu merekomendasikan penggunaan wadah yang diisi dengan air hijau dan sisa pakan ikan sebagai sumber makanan bagi cacing sutra. Hal yang sangat ditekankan adalah pentingnya menjaga wadah dari paparan sinar matahari langsung, karena suhu air yang terlalu panas dapat membunuh cacing. Selain itu, penggunaan aerator juga sangat penting untuk menjaga kadar oksigen di dalam air agar tetap stabil, memastikan cacing-cacing dapat hidup dan berkembang dengan baik.

Perjalanan budidaya dimulai pada tanggal 11 Februari. Cacing sutra pertama kali dimasukkan ke dalam wadah, memulai proses kultivasi selama satu bulan. Beberapa hari kemudian, tepatnya pada tanggal 13 Februari, air dalam wadah terlihat lebih jernih, lalu admin menambahkan kembali air hijau dan sisa pakan ikan untuk memastikan cacing mendapatkan nutrisi yang cukup.

Setelah sekitar satu minggu, pada tanggal 17 Februari, air dalam wadah menjadi keruh, namun cacing sutra terlihat masih hidup dan beradaptasi dengan kondisi air. Ini menunjukkan bahwa cacing telah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pada tanggal 26 Februari, atau setelah dua minggu, cacing-cacing mulai membentuk kelompok-kelompok, sebuah indikasi bahwa cacing sutra aktif mencari makanan. 

Memasuki minggu ketiga, pada 3 Maret, permukaan air dalam wadah terlihat menyusut drastis dan sangat keruh. Untuk mengatasi hal ini, pembicara melakukan pergantian air secara total dengan menggunakan jaring halus untuk menyaring cacing-cacing dari kotoran.

Setelah satu bulan berlalu, tepatnya pada 12 Maret, admin kembali menunjukkan cara memanen cacing sutra yang sudah bersih menggunakan metode yang sama. Admin channel menjelaskan bahwa metode yang digunakan menghasilkan cacing sutra yang mudah dipanen dan lebih bersih.

Video ini diakhiri dengan menunjukkan hasil panen yang terbilang sukses, sekaligus menegaskan sebuah filosofi penting ketika suatu makhluk hidup mampu beradaptasi dengan lingkungannya, ia akan bereproduksi dengan sendirinya. Video ini menjadi tontonan yang inspiratif dan praktis bagi siapa saja yang ingin mencoba budidaya cacing sutra yang banyak metode dalam budidayanya, hal ini membuktikan bahwa dengan metode yang tepat hasilnya bisa didapatkan.

Beragam cara untuk budidayanya dapat dilakukan dengan cara praktis menggunakan wadah apapun dan perlu diusahakan agar  menjaga kadar oksigen misalnya kelembaban yang diperlukan oleh cacing sutra. Dari sekian banyak video tutorial budidayanya di situs youtube yang admin ketahui bahwa cacing sutra memang membutuhkan suasana yang lembab yaitu terdapat lumpur walaupun tidak sepenuhnya koloni cacing terendam dalam air. 

Semoga infonya bermanfaat. 




Kuningan September 2025

Kamis, 28 Agustus 2025

Budidaya cacing sutra di lahan kering

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel inspiratif dan sudah memberikan info seputar bisnis pertanian dan perikanan yaitu channel Dunia Kita Official yang diupload pada tanggal 27 Agustus 2021 dengan judul "CARA BUDIDAYA CACING SUTRA DI LAHAN KERING PEKARANGAN || PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN".


Video ini memperlihatkan budidaya cacing sutra di lahan kering atau pekarangan. Konsep ini membuktikan bahwa lahan yang terbatas dan bahkan kurang produktif sekalipun bisa diubah menjadi sumber penghasilan setiap kali panen cacing sutra yang terbilang cepat. Video ini memberikan panduan langkah demi langkah yang dapat diikuti oleh siapa saja yang tertarik dengan budidayanya.

Proses budidaya ini dimulai dengan langkah sederhana yaitu mengubah tanah kering menjadi media yang cocok bagi cacing sutra. Dalam penjelasannya memperlihatkan bahwa tanah kering perlu diolah menjadi lumpur basah. Menurut Mas Khozin prosesnya bisa dilakukan secara manual dengan cangkul atau menggunakan alat bantu mesin pertanian alat untuk mempercepat pengolahan lahan menjadi area berlumpur. 

Langkah selanjutnya adalah mencampurkan lumpur seperti dengan kotoran puyuh, campuran ini didiamkan selama tiga hari hingga teksturnya menjadi gembur. Barulah setelah itu air bersih dialirkan, diaduk dan wadah ditutup selama 24 jam sebelum diisi air bersih kembali ( berulang).

Untuk wadah budidaya, video ini merekomendasikan penggunaan terpal plastik sebagai dasar kolam. Kedalaman lumpur minimal yang diperlukan adalah 10 cm, dengan ketinggian air 5 hingga 7 cm di atas permukaan lumpur. Untuk area seluas 1 x 8 meter, bibit cacing sutra yang dibutuhkan sekitar setengah gelas. Untuk awal budidaya direkomendasikan penanaman bibit cacing sutra yang lebih banyak dikarenakan akan  dapat mempercepat proses panen. 

Seperti pada umumnya pakan yang direkomendasikan adalah ampas tahu, namun dalam video, karena lahannya sudah melalui proses pemupukan yang sudah terdapat nutrisi bagi cacing, jadi tidak dilakukan fermentasi. Sementara pakan tambahan seperti buah-buahan juga diberikan yang mana sebelumnya dilakukan fermentasi seperi potongan melon atau semangka bahkan telur bebek yang nantinya akan berbentuk seperti cairan yang ditaruh dalam wadah penyimpanannya. 

Menurut penjelasannya sebaiknya pakan disebar secara merata jangan hanya diberikan di tempat yang banyak cacingnya saja. Setelah cacing mulai berkembang biak, porsi pakan perlu ditingkatkan. Selain pemberian pakan, perawatan rutin juga mencakup "penyiangan" atau pembersihan lumpur. Terlihat dalam video penyiangan ini seperti melakukan perataan di media lumpur menggunakan tangan dengan cara yang halus. 

Panen perdana cacing sutra dapat dilakukan sekitar tiga bulan setelah pemberian bibit. Namun, seperti yang disebutkan sebelumnya, waktu panen bisa lebih cepat jika jumlah bibit yang digunakan lebih banyak

Dalam budidayanya ini juga menghadapi berbagai tantangan, seperti perubahan cuaca yang ekstrem, hujan deras dan penyakit. Masalah terbesar biasanya disebabkan oleh lumpur yang tidak sehat, seringkali akibat kontaminasi atau kurangnya kebersihan. Untuk mencegah pertumbuhan alga hijau, kotoran puyuh dan pupuk kandang dari kambing yang sudah dilakukan fermentasi bisa digunakan.

Video ini mengakhiri pembahasannya dengan pandangan optimis terhadap masa depan budidaya cacing sutra. Cacing sutra merupakan pakan alami yang menjadi dasar penting bagi larva ikan, baik ikan hias maupun ikan konsumsi. Potensi bisnisnya bagus dan menguntungkan juga dapat membuat lapangan kerja dan memberikan dampak positif bagi yang membudidayakannya

Semoga infonya bermanfaat. 




Kuningan Agustus 2025

sukses budidaya cacing sutra "Pak Dipo" dengan limbah tahu

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Cap Capung yang diupload pada tanggal 7 Januari 2023 dengan judul " Modal Limbah Budidaya Cacing Sutra di Sawah Hasilkan Jutaan Rupiah Tiap Hari".

Video ini mengisahkan perjalanan inspiratif Julian Wahyu Prasetyo yang dikenal sebagai "Cacing Sutra Pak Dipo," seorang pemuda yang berhasil membangun bisnis budidaya cacing sutra. Kisahnya menunjukkan bagaimana ketekunan dan kemauan untuk memanfaatkan sumber daya lokal dapat menghasilkan peluang bisnis yang menguntungkan, bahkan dari media yang tak terduga dari limbah pabrik tahu. Berdasarkan isi video, ia menyebutkan bahwa awalnya dimana ayahnya diberitahu oleh seorang teman dari Muntilan bahwa ada "emas" di selokan dan sungai dimana hal ini mengacu pada cacing sutra.

Julian memulai perjalanannya di dunia budidaya cacing sutra sejak tahun 1999. Awalnya, membudidayakan cacing di selokan dan parit, namun keterbatasan ruang membuatnya berani mengambil langkah lebih besar. Keputusan untuk menyewa sebidang sawah merupakan titik balik penting dalam ekspansi bisnisnya. 

Pemilihan sawah sebagai lokasi budidaya ini bukan tanpa alasan, Julian menjelaskan bahwa sawah memiliki keunggulan, yaitu dapat melindungi cacing dari hanyut terbawa arus saat terjadi banjir. Kunci keberhasilan budidaya Julian terletak pada penggunaan limbah cair dari pabrik tahu setempat. 

Julian menjelaskan bahwa limbah ini sangat kaya akan nutrisi organik yang merupakan makanan alami favorit cacing sutra. Dengan pasokan limbah yang stabil, ia dapat memastikan cacing-cacingnya tumbuh subur dan berkembang biak dengan cepat. Komitmen terhadap ketersediaan limbah ini menjadi aspek penting dalam bisnis pakan hidupnya, menunjukan mengandalkan dari alam juga membangun sinergi dengan industri lokal.

Julian dan teamnya memanen cacing sutra dua kali sehari. Panen pertama dilakukan pada pagi hari sekitar jam 05:30 sampai 06:00, menghasilkan satu setengah hingga dua galon cacing. Panen kedua dilakukan pada sore hari sekitar jam 16:00 dengan hasil yang sedikit lebih sedikit. Untuk menjaga kualitas dan kesegaran cacing, ia mengemasnya dalam kantong plastik 5 kg yang diberi es batu

Strategi ini membantu menjaga kadar oksigen dan memperpanjang masa simpan cacing, memastikan produk sampai ke tangan pelanggan dalam kondisi terbaik. Harga jual cacing sutra dari Julian adalah Rp 5.000 per cup, harga yang relatif stabil sepanjang tahun. Namun, pada musim puncak pemijahan ikan lele yaitu antara bulan Oktober hingga Februari, permintaan akan cacing meningkat dan harga pun bisa ikut naik.

Di akhir video, Julian menyampaikan pesan yang sangat menginspirasi, khususnya bagi generasi muda. Ia mengajak untuk tidak malu dengan pekerjaan yang terlihat kotor atau remeh. Baginya, setiap pekerjaan memiliki potensi untuk memberikan penghasilan selama dijalani dengan kerja keras dan tekad yang kuat. 

Kisahnya membuktikan bahwa dengan kemauan berusaha, seseorang dapat mengubah lumpur dan limbah menjadi ladang rezeki yang melimpah. Bagi yang tertarik, Julian juga menyediakan kontak melalui Facebook dan WhatsApp untuk pemesanan cacing sutra.

Semoga infonya bermanfaat.




Kuningan Agustus 2025

Senin, 25 Agustus 2025

Panen cacing sutra dari sungai Krian Sidoarjo

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Kanjeng Lele Entertainment dengan judul "Full-Review Proses Pencarian Cacing Sutra di Sungai Sepanjang, Sidoarjo by‪@kanjengleleofficial‬" Yang diupload pada tanggal 28 Januari 2023.


Dalam video memperlihatksn sebuah proses yang jarang terekspos, yaitu penelusuran dan persiapan cacing sutra dari sungai yang terlihat keruh. Cacing yang hidup didasar lumpur ini merupakan pakan alami yang tak tergantikan bagi benih ikan, terutama bibit lele. Proses ini menunjukkan sinergi antara kerja keras manusia dan kekayaan alam yang ada di Sungai Krian atau Sungai Sepanjang di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur.

Langkah pertama dalam video ini adalah pencarian cacing sutra di dasar sungai berlumpur. Para pencari cacing terlihat menggunakan peralatan sederhana namun efektif, yaitu ban dalam truk bekas yang berfungsi sebagai pelampung dan alat penyaring khusus. Alat ini digunakan untuk menyaring lumpur dari dasar sungai. Dengan keterampilan dan pengalamannya mengumpulkan lumpur yang di dalamnya terdapat gumpalan-gumpalan cacing sutra. Proses ini menunjukkan bahwa meskipun terlihat sederhana, kegiatan ini membutuhkan kejelian dan keuletan untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Setelah terkumpul, cacing-cacing yang masih bercampur dengan lumpur dan kotoran lainnya tidak langsung digunakan. Video memperlihatkan proses pembersihan yang dilakukan secara bertahap. Awalnya, cacing-cacing tersebut ditempatkan dalam wadah khusus untuk mengendap selama sekitar satu jam. Proses ini memungkinkan cacing sutra untuk memisahkan diri dari partikel lumpur yang lebih berat. Ini adalah langkah kunci untuk memastikan cacing yang didapat benar-benar bersih.

Langkah terakhir adalah pembersihan akhir di kolam pembilasan dimana cacing yang sudah mengendap dipindahkan ke kolam. Uniknya, video ini menunjukkan adanya penambahan potongan rumput atau daun ke dalam kolam. Potongan rumput ini memiliki peran penting, yaitu membantu cacing untuk menggumpal. Dengan adanya gumpalan ini, sisa-sisa kotoran yang masih tersisa akan semakin mudah terpisah. Proses pembilasan yang terus-menerus dengan air bersih menjadikan cacing sutra benar-benar higienis dan siap untuk dijual atau diberikan sebagai pakan ikan.

Di akhir video, admin menjelaskan pentingnya cacing sutra sebagai pakan alami di industri perikanan. Meskipun teknologi pakan buatan terus berkembang, cacing sutra tetap menjadi pilihan terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan bibit ikan. Proses panen dan persiapan yang ditunjukkan dalam video memberikan manfaat ekonomi bagi para pekerja dan industri perikanan, juga menjadi contoh bagaimana manusia dapat memanfaatkan sumber daya alam secara bijak untuk kepentingan bersama. 

Semoga infonya bermanfaat.




kuningan Agustus 2025

Sabtu, 23 Agustus 2025

Selokan bisa jadi ATM (cacing sutra)

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel didik iwak banyu yang diupload pada tanggal 11 April 2021 dengan judul "selokan itu bisa jadi atm". Mas Didik “Iwak Banyu” adalah konsultan perikanan yang dikenal karena keahliannya dalam pakan alami seperti cacing sutra dan magot. Ia aktif membimbing untuk budidaya yang ramah lingkungan dan efisien, serta sering berbagi ilmu pada komunitas perikanan di video tutorialnya.


Telihat dalam video ini memperlihatkan sebuah inovasi sederhana namun brilian yang menunjukkan bahwa sumber daya yang seringkali diabaikan, seperti limbah ikan yang dapat diubah menjadi sumber pendapatan yang signifikan. Melalui vlog video singkat ini, diperlihatkan bagaimana sebuah selokan yang menampung limbah keruh dari kolam ikan lele di fungsikan menjadi media budidaya cacing sutra yang produktif sebagai ATM kedepannya.

Pada awal video, diperlihatkan kondisi selokan yang penuh dengan air keruh dan lumpur. Kondisi ini adalah bentuk langsung dari limbah kolam ikan lele, yang biasanya dibuang begitu saja. Namun, limbah ini dijadikan sebagai media budidaya yang sangat ideal, karena seperti diketahui limbah kolam ikan lele kaya akan nutrisi yang dibutuhkan cacing sutra untuk tumbuh dan berkembang biak.

Video ini secara visual menunjukkan cacing-cacing sutra berwarna kemerahan yang mulai bermunculan di permukaan lumpur dan air. Keberadaan cacing-cacing ini adalah bukti proses budidayanya telah berhasil. Sifat cacing sutra yang cepat berkembang biak membuat selokan ini menjadi sumber bibit yang sangat produktif. Menurut pakar cacing sutra ini meskipun sebagian cacing sudah dipanen pada siang hari, cacing baru dengan cepat kembali memenuhi selokan, menjadikannya sumber pendapatan yang berkelanjutan dan seolah-olah tidak pernah habis.

Visinya yang lebih besar, yaitu akan menggunakan cacing sutra yang dihasilkan di selokan sebagai bibit untuk ditebar di lahan persawahan yang berada di belakang kolam. Rencana dan pemikirannya yang strategis akan menghubungkan budidaya skala kecil dengan potensi bisnis yang lebih besar.

Secara keseluruhan, video ini adalah pelajaran berharga tentang bagaimana inovasi dapat berawal dari hal-hal sederhana. Budidaya cacing sutra di selokan limbah kolam lele merupakan solusi untuk masalah limbah juga model bisnis yang cerdas, menunjukkan bahwa dengan kreativitas dengan sumber daya yang paling tidak berharga sekalipun dapat diubah menjadi aset yang menghasilkan.

Semoga infonya bermanfaat.




Kuningan Agustus 2025

Jumat, 22 Agustus 2025

Memanen cacing sutra dari media lumpur

Artikel review video short youtube kali ini adalah dari channel deny ayong yang diupload pada tanggal 21 Agustus 2025 dengan judul "ambil cacing sutra di media lumpur 21 Agustus 2025".


Bagi para penghobies dan pembudidaya cacing sutra, video singkat ini memberikan gambaran langsung tentang salah satu cara sederhana dan efektif untuk mendapatkan cacing sutra dari hasil budidaya, yaitu dengan memanennya dari media lumpur. 

Dalam video yang dilakukan pada pagi hari ini memperlihatkan proses pengambilan cacing sutra dari genangan air berlumpur. Ini mengilustrasikan bahwa cacing sutra secara alami hidup dan berkembang biak di lingkungan yang kaya bahan organik dan memiliki tekstur lumpur yang halus. Area seperti selokan air yang tidak tercemar berat, genangan air sawah yang mengering, atau bahkan bagian tepi sungai yang berlumpur bisa menjadi habitat potensial bagi koloni cacing sutra.

Alat yang digunakan, yaitu sebuah jaring berukuran sedang dengan gagang yang kuat seperti dari merek 555, yang terlihat dalam video sangat mudah untuk diikuti. Untuk memanen diarea berlumpur di perairan dangkal yang umumnya menjadi habitat cacing sutra. Setelah itu, celupkan jaring ke dalam air dan serok sebagian dan akan terlihat gumpalan atau anyaman anakan cacing sutra yang berwarna merah yang belum bergerak aktif di antara partikel lumpur. 

Terlihat dalam video secara jelas memperlihatkan bagaimana sejumlah besar cacing sutra terkumpul dalam satu serokan. Setelah mendapatkan cacing sutra, bisa membilasnya dengan air bersih dalam wadah terpisah untuk menghilangkan sebagian besar lumpur yang menempel.

Meskipun metode ini mungkin tidak cocok untuk budidaya skala besar yang membutuhkan produksi sangat tinggi, namun bagi penghobies atau pembudidaya skala kecil, memanfaatkan sumber daya alam seperti yang ditunjukkan dalam video ini bisa menjadi cara yang praktis untuk mendapatkan cacing sutra yang akan berkembang biak jika dilakukan dengan konsisten dan benar. 

Semoga infonya bermanfaat. 



Kuningan Agustus 2025

Kamis, 21 Agustus 2025

Budidaya cacing sutra di sawah dengan lahan 4000 meter persegi

Topik tentang cacing sutra selalu menarik untuk dibahas karena perpaduan antara keunikan biologis dan manfaatnya untuk kehidupan hewan air. Cacing berukuran kecil ini hidup di lingkungan berlumpur dan memiliki kemampuan adaptasi luar biasa terhadap kondisi air yang minim oksigen. Pembahasannya juga membuka ke berbagai bidang lain seperti ekologi, bioteknologi dan pengelolaan limbah organik. 

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Herdi Susanto yang diupload pada tanggal 7 Februari 2024 dengan judul " Begini persiapan untuk ternak cacing sutra di lahan sawah #cacingsutra".Video ini memberikan gambaran yang sangat terperinci mengenai persiapan untuk memulai budidaya cacing sutra di lahan persawahan dengan skala yang cukup besar. 


Terlihat dalam vlog video dalam budidaya memanfaakan lahan seluas 4.000 meter persegi di wilayah Bogor, menunjukkan potensi besar dari budidaya cacing sutra sebagai bisnis yang menjanjikan. Video ini menjelaskan setiap langkah, mulai dari persiapan lahan, proses fermentasi pakan, hingga pembangunan infrastruktur yang mendukung kelangsungan hidup cacing.

Langkah pertama yang dijelaskan dalam video adalah persiapan lahan. Lahan seluas 4.000 meter persegi tersebut telah dibagi menjadi kotak-kotak berukuran 4 x 15 meter, yang berfungsi sebagai unit-unit budidaya terpisah. Pembagian ini memungkinkan manajemen yang lebih teratur dan efisien. Fokus utama dari persiapan ini adalah dalam pembuatan media pakan yang ideal bagi hidup cacing sutra. 

Ampas tahu, yang kaya akan nutrisi dipilih sebagai bahan pakan yang sering digunakan pembudidaya, kemudian dicampur dengan air cucian beras yang menurut infonya diyakini dapat memperkaya nutrisi dan mempercepat proses fermentasi. Proses ini penting, karena pakan perlu "dimatangkan" terlebih dahulu selama sekitar dua minggu agar siap dikonsumsi oleh cacing sutra. Pematangan media ini akan memastikan pakan aman juga akan membuat lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan cacing.

Untuk memulai budidaya, dua parit akan dibuat terlebih dahulu. Parit-parit ini akan berfungsi sebagai kolam pembibitan awal, dimana bibit cacing sutra akan diperbanyak hingga jumlahnya mencukupi untuk disebar ke parit-parit lainnya. Metode ini adalah cara strategis untuk memastikan ketersediaan bibit yang stabil sebelum memperluas skala budidaya.

Bagian penting lain dari infrastruktur yang direncanakan adalah pemasangan pipa di tengah parit. Pipa ini berfungsi sebagai saluran air yang akan membantu mengalirkan air dan oksigen terlarut ke dalam media budidaya. Ketersediaan oksigen yang cukup adalah faktor penting bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan cacing sutra. Dengan memastikan suplai oksigen terlarut yang memadai, resiko kematian massal dapat diminimalisasi dan produktivitas budidaya dapat dimaksimalkan.

Semoga infonya bermanfaat.




Kuningan Agustus 2025

Rabu, 20 Agustus 2025

Vlog ternak cacing sutra pakai lumpur 19 Agustus 2025

Artikel review video youtube dari channel deny ayong yang diupload pada tanggal 19 Agustus 2025  dengan judul " Vlog ternak cacing sutra pakai lumpur 19 Agustus 2025" Ini memberikan gambaran langsung mengenai praktik budidaya cacing sutra, yang mencakup berbagai metode. 

Vlog video ini mendokumentasikan kondisi terkini dari pembudidayaannya, menyoroti keberhasilan serta memberikan saran praktis bagi para pemula yang tertarik menekuni hobi yang berpeluang menguntungkan ini.


Dalam video yang direkam siang hari ini sekitar jam 12:30, terlihat bahwa cacing sutra menyebar dengan baik dan merata, meskipun cuaca saat itu mendung dan berkabut setelah hujan deras semalam. Hal ini menunjukkan bahwa cacing sutra dapat beradaptasi dengan baik di berbagai kondisi cuaca. 

Pada vlog juga memperlihatkan adanya pertumbuhan cacing baru di sisi-sisi wadah, sebuah indikasi bahwa budidaya berjalan sukses. Sebagai langkah ekspansi, admin juga melakukan penambahan cacing sutra baru yang dibeli di toko ikan hias di daerah Kuningan untuk memperluas area perkembangbiakan. Kondisi air di wadah peternakan juga terlihat normal dan mendukung pertumbuhan cacing yang optimal.

Video ini menunjukkan bahwa cacing-cacing tersebut diberi pakan sayuran seperti tauge, yang disajikan dengan cara yang tidak biasa, yaitu seperti olahan masakan "urap." Meskipun metode ini digunakan, admin memberikan penjelasan penting bahwa pakan yang mengandung minyak dan santan tidak direkomendasikan karena dapat mengganggu kualitas air dan kesehatan cacing dimana admin ingin mengetahui lebih lanjut apakah cara ini bagus untuk perkembangan cacing. 

Juga menjelasakan bahwa metode pemberian pakan terbaik adalah dengan menggunakan fermentasi dedak atau ampas tahu yang sudah dilakukan oleh para praktisi budidaya cacing sutra yang sudah benar-benar berhasil. Hal ini menjadi pembelajaran penting bahwa meskipun ada banyak cara, memilih metode yang paling aman dan efektif adalah kunci.

Salah satu bagian menarik dari video ini adalah memperlihatkan metode budidaya yang berbeda, yaitu ternak cacing sutra menggunakan lumpur tanpa air mengalir. Metode ini menunjukkan hasil yang juga cukup baik. Cacing sutra yang dipelihara dengan metode ini telah tumbuh dengan baik selama hampir satu bulan, namun perkembangannya kurang walaupun masih dalam keadaan bayak yang hidup. 

Pakan yang diberikan adalah dedak yang telah di aerasi, yang menunjukkan adanya inovasi dalam teknik pemberian pakan untuk metode budidaya lumpur. Keberhasilan metode ini membuktikan bahwa ada beberapa cara untuk beternak cacing sutra dan setiap peternak dapat mencoba metode yang paling sesuai dengan kondisi dan sumber daya yang dimiliki.

Semoga infonya bermanfaat.




Kuningan Agustus 2025

Kamis, 14 Agustus 2025

Budidaya cacing sutra sekali tebar bibit panen tiap hari di lahan sawah berlumpur

Artikel review video youtube kali adalah dari channel youtube inspiratif yaitu Ronarene VLOG yang diupload pada tanggal 20 Januari 2023 dengan judul "IDE USAHA BUDIDAYA CACING SUTRA SEKALI TEBAR BIBIT PANEN TIAP HARI". Hasil liputan dalam video sangat membantu sekali karena sangat terperinci dari cara budidayanya sampai memberikan info yang berkaitan dengan peluang usaha dari cacing yang hidup secara berkoloni ini. 


Video ini menjelaskan perjalanan Ibu Supriyanti seorang pembudidaya dan penjual cacing sutra yang sukses dari Paduan Salak Malang, Kulon Progo, Yogyakarta. Kisahnya berawal dari kesulitan mendapatkan cacing sutra sebagai pakan untuk budidaya lele, yang kemudian memotivasinya untuk membudidayakan sendiri cacing sutra di lahan sawahnya yang awalnya sekitar seluas 100 meter persegi. 

Berdasarkan info dari video ia pernah mencoba mencari cacing sutra hingga ke daerah Magelang, namun sering tidak kebagian. Hal inilah yang kemudian memotivasinya untuk membudidayakan sendiri.

Dalam pembudidayaannya ia mengembangkan metode budidaya yang sederhana namun efisien. Lahan sawah diolah menjadi petak-petak berbentuk spiral, dibajak, dan dilunakkan hingga menjadi lumpur yang lembut, yang merupakan media ideal bagi cacing sutra. Ia menekankan pentingnya sirkulasi air yang stabil dimana aliran air masuk dan keluar harus seimbang.

Untuk pakan cacing sutra, pernah melakukan eksperimen dengan berbagai bahan, seperti kotoran kerbau dan pepaya busuk, hingga akhirnya menemukan bahwa kotoran burung puyuh memberikan hasil terbaik. Perawatan yang diperlukan pun tidak sulit, hanya perlu menjaga kelancaran sirkulasi air dan kelembutan tanah. Tantangan terbesar yang ia hadapi adalah pasokan air yang kadang terhenti, namun ia menyiasatinya dengan menggunakan air dari kolam tampungan. 

Menurut penuturannya dalam video mulai panen perdana setelah tiga bulan. Meskipun awalnya hasilnya belum maksimal, seiring waktu, hasil panennya meningkat hingga mencapai 6 liter per hari. Panen dilakukan setiap pagi atau sore hari, sekitar pukul 05.30, untuk menghindari sinar matahari langsung yang membuat cacing masuk ke dalam lumpur. 

Cacing sutra yang sudah dikeruk dari lumpur kemudian diayak dan ditaruh di bak pemeraman selama 1-2 jam sebelum siap dijual. Harga jual cacing sutra berkisar antara Rp. 30.000 hingga Rp. 35.000 per liter. Pemasaran awalnya dilakukan dari mulut ke mulut, kemudian dibantu oleh anaknya melalui media sosial. Ia juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, seperti PPS, UGM dan Dinas Kelautan dan Perikanan. Pembeli dapat datang langsung ke lokasi karena tidak melayani COD (Cash on Delivery).

Seperti dijelaskan dalam video bahwa cacing sutra sangat bermanfaat sebagai pakan anakan ikan karena kandungan proteinnya yang tinggi, serta dapat mencerahkan warna ikan hias. Di akhir video, ibu Supriyanti menyampaikan pesan inspiratifnya. Ia yakin bahwa budidaya cacing sutra adalah peluang bisnis yang menjanjikan, karena cacing akan selalu dibutuhkan selama industri perikanan masih ada. Ia menjelaskan bahwa kunci sukses bukan hanya modal, melainkan tekad dan kemauan yang kuat untuk tidak mudah menyerah dan tetap semangat dalam menghadapi tantangan budidayanya.

Semoga infonya bermanfaat.





Kuningan Agustus 2025

Rabu, 13 Agustus 2025

Cara kreatif budidaya cacing sutra di kolam belut ala Sanjaya Farm

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Sanjaya Farm yang diupload pada tanggal 21 Maret 2023 dengan judul "CARA MENUMBUHKAN CACING SUTERA DI KOLAM BELUT, STARTER CACING SUTERA #budidayabelut #cacingsutera". Melalui konten videonya ini yang informatif Sanjaya Farm bida menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang dan berharap ilmu yang dibagikan dapat terus bermanfaat dan membantu para pembudidaya untuk mendapatkan keberhasilan dan sukses. 


Video dari Sanjaya Farm ini memperlihatkan sebuah metode praktis dan inovatif untuk menumbuhkan cacing sutra langsung di kolam belut. Keunikan metode ini terletak pada kemandiriannya para pembudidaya tidak perlu lagi repot mencari bibit cacing sutra dari luar, melainkan cukup dengan mempersiapkan media pakan yang tepat di dalam kolam. Prosesnya dirancang sederhana, memastikan belut mendapatkan pasokan pakan yang kaya protein secara berkelanjutan.

Proses dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan yaitu seperti bekatul, ikan peda merah segar, pelet ikan dan telur. Langkah pertama adalah merebus ikan peda merah hingga mendidih, kemudian air rebusan tersebut didiamkan sampai dingin. Air ini sangat penting karena digunakan untuk melunakkan pelet ikan. Setelah pelet mengembang, pelet tersebut diremas-remas hingga menjadi adonan yang bisa dikepal.

Telur dan bekatul kemudian dicampurkan ke dalam adonan, diikuti dengan penambahan air rebusan ikan peda merah dan daging ikan peda merah yang telah disuwir halus (tanpa duri). Semua bahan ini dicampur kembali hingga adonan menjadi kalis dan pelet hancur sempurna, memastikan adonan tidak mengambang di kolam.

Adonan pakan yang sudah siap kemudian ditebar secara merata di area kolam yang berair. Admin dari Sanjaya Farm menjelaskan satu syarat yaitu kolam perlu memiliki sirkulasi air yang baik. Cacing sutra tidak akan tumbuh di air yang diam. Penebaran adonan juga  dilakukan dengan bijak yaitu sedikit demi sedikit dan tidak berlebihan. 

Hal ini sangat penting untuk mencegah adonan membusuk dan berubah menjadi amonia yang berbahaya bagi belut yang berada di dalam kolam. Pakan yang ditebar dengan porsi yang tepat akan menjadi media ideal bagi cacing sutra untuk berkembang biak.

Setelah adonan ditebar, cacing sutra akan mulai tumbuh dalam waktu sekitar satu minggu. Pada saat itu, cacing sutra sudah siap menjadi sumber pakan alami yang bergizi tinggi bagi belut. Ketika populasi cacing sutra di kolam sudah habis dimakan, adonan pakan bisa dibuat lagi dan ditebar kembali.

Dengan metode ini, para pembudidaya belut dapat memastikan ketersediaan pakan cacing sutra yang stabil dan berkelanjutan, sekaligus mengurangi biaya operasional karena tidak perlu lagi membeli bibit cacing dari luar. Metode ini merupakan solusi cerdas yang mengintegrasikan budidaya cacing sutra dan belut dalam satu ekosistem yang saling menguntungkan. 

Semoga infonya bermanfaat.




Kuningan Agustus 2025

Selasa, 12 Agustus 2025

Budidaya cacing sutra di wadah plastik cor

Artikel review video youtube kali dari channel youtube deny ayong yang diupload pada tanggal 11 Agustus 2025 dengan judul "Belajar budidaya cacing sutra di wadah plastik cor media lumpur 11 Agustus 2025". Merupakan video kelanjutan dari video sebelumnya untuk melihat perkembangan koloni cacing sutra. 


vlog video kali ini merupakan kelanjutan dari proses budidaya cacing sutra yang sedang berjalan untuk memperlihatkan perkembangan positif yang terjadi di dalam kolam plastik cor yang berukuran memanjang. 

Kondisi cacing sutra terlihat semakin baik, sebuah tanda keberhasilan dari metode budidaya yang diterapkan. Pemandangan cacing yang aktif, baik yang bergerombol maupun yang menyebar merata di seluruh kolam, menjadi indikasi kuat bahwa ekosistem yang dibuat berhasil untuk kehidupan cacing yang bernilai ekonomis ini.

Salah satu aspek menarik dari video ini adalah pengamatan mendetail terhadap perilaku cacing sutra dan memperlihatkan bagaimana beberapa koloni anakan cacing terlihat makan di permukaan air, kemungkinan besar memakan secara berkelompok dari sisa-sisa sayuran sawi yang terapung. 

Di bagian bawah kolam, terlihat campuran cacing dewasa dan anakan yang hidup berdampingan. Hal ini menunjukkan siklus reproduksi yang sehat dan berkelanjutan di dalam kolam, juga terbentuknya gumpalan-gumpalan cacing di beberapa tempat ( gumpalan lumpur) juga menjadi bukti bahwa populasi cacing sutra tumbuh subur dan produktif. Proses pemberian pakan juga menjadi sorotan penting dalam video ini. Setiap pagi, cacing-cacing tersebut diberi makan serbuk tepung ikan

Kolam yang diperkirakan memiliki panjang sekitar 5 meter ini juga dirancang dengan sistem yang mendukung kehidupan cacing sutra. Aliran air di dalam kolam dijaga dalam kondisi yang sedang, tidak terlalu deras maupun terlalu lambat. Aliran yang optimal ini memiliki peran penting dalam menyebarkan cacing ke berbagai area, mencegah penumpukan yang berlebihan dan tentunya menjaga kualitas air pemeliharaan. 

Meskipun di beberapa area terdapat lumpur yang padat, kondisi ini tampaknya tidak mengganggu aktivitas cacing. Dengan segala kondisi yang mendukung ini, admin sendiri optimistis bahwa cacing sutra akan terus menyebar dan populasinya akan semakin melimpah dengan hasil budidaya yang memuaskan.

Semoga infonya bermanfaat. 




Kuningan Agustus 2025

Senin, 11 Agustus 2025

Sukses budidaya cacing sutra di lawah pesawahan

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Dunia Kita Official dengan judul "KUNCI SUKSES BUDIDAYA CACING SUTRA DI SAWAH || MODAL AWAL 2,5 JUTA BISA TIAP HARI PANEN 70-80 GELAS" Yang diupload pada tanggal 14 Maret 2021. Proses budidaya yang diterapkan sangat terstruktur dan detail dan memberikan penjelasan bahwa kunci adalah penyiapan media, di mana lumpur perlu diolah hingga benar-benar gembur, sebuah proses yang memakan waktu sekitar hitungan bulan. 


Video ini memperlihatkan kisah inspiratif Bapak Syaiful, seorang pembudidaya yang berhasil mengubah tantangan menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Awalnya, ia adalah seorang peternak ikan gurame yang menghadapi masalah umum seperti pakan hidup alami yaitu kesulitan mendapatkan pasokan cacing sutra sebagai pakan. Keterbatasan ini, alih-alih membuatnya menyerah, justru memicu rasa ingin tahunya untuk belajar dan memulai budidaya cacing sutra sendiri. 

Kisahnya dimulai tiga tahun yang lalu dari sejak video ini diupload di youtube di sebuah lahan persawahan, dengan modal awal yang relatif masih terjangkau, yaitu sebesar Rp. 2,5 juta, untuk satu kolam berlumpur seluas 25 ubin. Ini adalah sebuah bukti bahwa semangat dan kemauan belajar adalah modal paling berharga untuk memulai sebuah usaha.

Dengan tekad yang kuat dan konsisten, Pak Syaiful berhasil mengembangkan usahanya secara signifikan. Kini ia memiliki 75 ubin kolam budidaya. Peningkatan ini memungkinkan ia untuk memproduksi 70 hingga 80 gelas cacing sutra per hari dari 50 ubin kolam yang aktif. Keberhasilan ini tidak diraih dengan instan, melainkan melalui proses yang membutuhkan ketelatenan dan kesabaran, dari penyiapan media hingga panen.

Setelah media siap, bibit cacing sutra ditebar, dan pakan diberikan setiap tiga hari sekali. Pakan yang digunakan seperti ampas tahu, kotoran puyuh, dan air kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa Pak Syaiful tidak hanya memanfaatkan limbah, tetapi juga membuat makanan cacing sutra yang sudah diolah  sehingga menjadi nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan cacing yang di taruh dalam beberapa ember plastik yang tertutup. 

Meskipun terlihat mudah, budidaya cacing sutra juga memiliki tantangan. Pak Syaiful mengidentifikasi beberapa kendala utama, seperti ketersediaan pakan dalam jumlah besar, cuaca yang tidak menentu (terutama hujan yang menghambat panen) dan adanya hama cacing darah. Namun, ia juga menunjukkan solusi cerdas untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan menambah pakan untuk mempercepat pertumbuhan populasi cacing sutra, sehingga dapat mengalahkan populasi hama cacing darah. 

Keberhasilan bisnis Pak Syaiful didukung oleh tingginya permintaan pasar. Ia tidak kesulitan menjual produknya karena cacing sutra yang ia hasilkan sangat dibutuhkan oleh para pembudidaya ikan lele dan gurame di daerah sekitarnya. Dengan harga jual yang stabil, antara Rp. 10.000 hingga Rp. 12.000 per gelas, bisnis ini menguntungkan  yang juga memiliki prospek jangka panjang yang sangat baik. Untuk bisa panen setiap hari, ia membagi kolamnya menjadi tujuh bagian dan memanen secara periodik, sebuah strategi yang memastikan aliran pendapatan yang stabil.

Video ini diakhiri dengan pesan berharga bagi para pemula yang ingin terjun ke dunia budidaya cacing sutra. Pak Syaiful menegaskan bahwa modal utama bukanlah uang, melainkan ketekunan dan semangat. Ia memberikan tips praktis, seperti pentingnya mengolah lumpur hingga gembur dan selalu mengontrol ketersediaan air. Dengan mengikuti jejaknya, para pemula bisa mengubah lahan kecil menjadi sumber penghasilan yang besar, membuktikan bahwa kesuksesan dalam bisnis bisa dimulai dari hal-hal yang paling sederhana sekalipun.

Semoga infonya bermanfaat. 




Kuningan Agustus 2025

Jumat, 08 Agustus 2025

Kampung cacing sutra di Jogja

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel jarihobi official yang diupload pada tanggal 8 Februari 2022 dengan judul "ADA KAMPUNG CACING SUTRA DI JOGJA, LAHANNYA 1 HEKTAR". Video ini memperkenalkan Kampung Salak Malang Banjarharjo di Kulonprogo, Yogyakarta, yang dikenal sebagai "Kampung Cacing Sutra" karena banyak warganya yang membudidayakan cacing sutra. 


Narasumber utama, Haryanto atau yang akrab disapa Tompe, adalah salah satu peternak yang sukses di sana. Secara kolektif, para peternak di kampung ini dapat menghasilkan sekitar 50 liter cacing per hari dari lahan seluas 9.000 meter persegi atau sekitar satu hektar.

Ia terinspirasi untuk memulai usaha ini setelah melihat peternak lain pada tahun 2014, meskipun awalnya ia menghadapi kesulitan karena kurangnya pengetahuan tentang cara mengolah lahan. Keputusannya untuk mengubah lahan padi menjadi lahan cacing sutra juga sempat menuai pro-kontra dari keluarga, namun ia tetap teguh pada pendiriannya.

Menurutnya budidaya cacing sutra memiliki resiko yang sangat minim dan jauh lebih menguntungkan. Modal yang dibutuhkan pun terbilang cukup kecil, bahkan bisa dibilang hampir nol jika memiliki lahan sendiri dan dapat mencari bibit cacing secara gratis di selokan. Selain itu, permintaan pasar untuk cacing sutra sangat tinggi, bahkan para petani sering kewalahan melayani pembeli terutama saat musim hujan.

Proses awal budidaya dimulai dengan membajak lahan sawah, membuat bedengan untuk sirkulasi air, lalu diberi pupuk kotoran puyuh dan bibit cacing. Proses ini membutuhkan waktu 2 hingga 4 bulan sebelum bisa dipanen. Dari setiap 1.000 meter lahan, dapat dihasilkan sekitar 20 liter cacing sutra. Tompi memanen cacing secara bergantian di lahan yang ia bagi menjadi beberapa jalur, di mana setiap jalur dapat menghasilkan rata-rata 5 liter cacing per hari.

Harga jual cacing sutra di sana mencapai Rp. 35.000 per liter. Dengan hasil panen harian rata-rata 5 liter per jalur, para peternak bisa menghasilkan pendapatan antara Rp. 100.000 hingga Rp. 200.000 per hari, dengan waktu kerja yang relatif singkat, hanya 1 sampai 2 jam.

Perlu diketahui juga bahwa tantangan dalam budidaya cacing sutra adalah jika aliran irigasi mati, yang dapat membuat lahan kering dan cacing mati, sehingga proses akan dimulai dari awal lagi. Tompe menjelasakan bahwa niat, tekad dan kesabaran adalah kunci utama untuk berhasil dalam bisnis ini. Ia juga mengundang para pemula untuk datang langsung ke "Kampung Cacing Sutra" di Kulonprogo untuk belajar bersama.

Secara keseluruhan, situasi alam dalam video menunjukkan bahwa bisnis budidaya cacing sutra ini sangat terintegrasi dengan lingkungan alami, dan keberhasilannya ditentukan oleh bagaimana peternak mengelola ketergantungan pada sumber daya alam seperti air dan lahan yang ada.

Semoga infonya bermanfaat.




Kuningan Agustus 2025

Selasa, 05 Agustus 2025

Tepung ikan sebagai pakan cacing sutra

Budidaya cacing sutra merupakan salah satu usaha yang menjanjikan, terutama bagi pemula yang ingin memulai bisnis di bidang perikanan atau pakan ternak. Salah satu aspek penting dalam keberhasilan budidaya ini adalah pemilihan pakan yang tepat dan bernutrisi tinggi. Di antara berbagai jenis pakan yang tersedia, tepung ikan menjadi pilihan unggulan karena kandungan gizinya yang sangat mendukung pertumbuhan cacing sutra.

Budidaya cacing sutra media lumpur

Tepung ikan adalah bahan pakan yang dihasilkan dari pengolahan ikan yang dikeringkan dan digiling hingga menjadi bubuk halus. Proses ini mempertahankan sebagian besar kandungan nutrisi dalam ikan, menjadikannya sumber protein yang sangat baik. Dalam konteks budidaya cacing sutra, tepung ikan berperan penting sebagai pakan utama yang mempercepat pertumbuhan dan memperbaiki kualitas cacing.

Salah satu keunggulan dari tepung ikan adalah kandungan proteinnya yang sangat tinggi. Berdasarkan data yang admin dapat dari situs web GDM.id, tepung ikan mengandung sekitar 66,02 persen protein. Angka ini menunjukkan bahwa tepung ikan mampu menyediakan asupan protein yang cukup untuk menunjang proses metabolisme dan pembentukan jaringan tubuh cacing sutra.

Protein merupakan salah satu komponen dalam pertumbuhan organisme, termasuk cacing sutra. Dengan asupan protein yang memadai, cacing dapat tumbuh lebih cepat, memiliki ukuran tubuh yang optimal, dan menghasilkan kualitas yang baik untuk keperluan pakan ikan atau ternak lainnya. Oleh karena itu, penggunaan tepung ikan sebagai pakan sangat direkomendasikan dalam budidaya cacing sutra.

Selain protein, tepung ikan juga mengandung lemak dalam jumlah yang cukup signifikan. Kandungan lemak dalam tepung ikan tercatat sebesar 10,82 persen. Lemak ini berfungsi sebagai sumber energi tambahan bagi cacing, membantu mereka dalam aktivitas harian dan proses reproduksi.

Menurut info bahwa energi yang berasal dari lemak sangat penting untuk menjaga vitalitas cacing sutra. Dengan energi yang cukup, cacing dapat bergerak aktif, mencari makanan dan berkembang biak dengan lebih baik. Hal ini tentu berdampak positif terhadap produktivitas budidaya secara keseluruhan.

Kombinasi antara protein tinggi dan lemak yang cukup menjadikan tepung ikan sebagai pakan yang sangat ideal untuk cacing sutra yaitu mempercepat pertumbuhan, juga meningkatkan daya tahan dan kualitas cacing yang dihasilkan. Hal ini penting terutama bagi pemula yang ingin mendapatkan hasil maksimal dari budidaya.

Namun, dalam penggunaannya, tepung ikan perlu diberikan dengan takaran yang tepat. Pemberian pakan yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran media budidaya dan menurunkan kualitas air. Oleh karena itu, penting bagi peternak pemula untuk memahami cara pemberian pakan yang efisien dan sesuai kebutuhan cacing sutra.

Selain itu, kualitas tepung ikan juga perlu diperhatikan. Tepung ikan yang baik biasanya memiliki aroma khas ikan, tidak berjamur, dan bebas dari bahan pengawet kimia. Memilih tepung ikan berkualitas akan membantu menjaga kesehatan cacing dan mencegah munculnya penyakit dalam koloni budidaya.

Bagi pemula, memahami karakteristik pakan seperti tepung ikan merupakan langkah awal yang sangat penting. Pengetahuan ini akan membantu mereka dalam mengelola budidaya secara lebih profesional dan menghindari kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi di awal usaha.

Dengan pemilihan pakan yang tepat seperti tepung ikan, serta pengelolaan yang baik, budidaya cacing sutra dapat menjadi usaha yang menguntungkan. Selain mendapatkan penghasilan, tetapi juga sebagai kontribusi terhadap penyediaan pakan alami yang berkualitas untuk sektor perikanan dan peternakan.

Semoga infonya bermanfaat. 



Kuningan Agustus 2025

Rabu, 02 Juli 2025

Pemanfaatan silase jeroan ikan lelel dan ampas tebu fermentasi dalam budidaya cacing sutra

Cacing sutra sudah lama dikenal sebagai salah satu sumber pakan alami terbaik dalam dunia perikanan, khususnya untuk kebutuhan larva ikan. Baik dalam budidaya ikan konsumsi seperti gurame, lele dan nila maupun pada ikan hias seperti cupang dan koi, cacing sutra sering dijadikan andalan oleh para pembudidaya karena kandungan nutrisinya yang tinggi serta ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva ikan yang masih sangat kecil.

Buduidaya cacing sutra dengan lumpur

Pemberian cacing sutra pada tahap awal pertumbuhan ikan memiliki sejumlah keunggulan. Di samping kandungan gizinya yang lengkap terdiri dari 57 persen protein dan 13,3 persen lemak cacing ini juga mudah dicerna oleh larva ikan, sehingga membantu mempercepat pertumbuhan serta meningkatkan kelangsungan hidupnya. Kandungan proteinnya yang tinggi berperan penting dalam pembentukan jaringan dan organ tubuh larva, sementara kadar lemaknya menyumbang energi tambahan.

Secara alami, cacing sutra hidup di dasar perairan tenang yang kaya akan lumpur organik, seperti sawah atau parit yang tidak tercemar. Cacing hidup berkoloni dan memiliki kemampuan berkembang biak yang cepat dalam kondisi lingkungan yang sesuai. Namun, meskipun potensinya besar, suplai cacing sutra di lapangan masih sangat terbatas. Data menunjukkan bahwa tingkat produksi saat ini baru mampu memenuhi sekitar 35 sampai 37 persen dari total permintaan pasar nasional. Ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan ini menjadi tantangan tersendiri, terlebih saat musim penghujan. Di masa-masa seperti itu, curah hujan tinggi menyebabkan arus air yang deras, yang mana pada akhirnya menggerus habitat alami dan membawa cacing hanyut keluar dari area budidaya.

Menanggapi masalah ini, berbagai pendekatan telah dikembangkan untuk meningkatkan produksi cacing sutra. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan limbah organik sebagai bahan pakan alternatif. Konsep ini menggabungkan dua keuntungan peningkatan kandungan nutrisi pakan sekaligus pengurangan beban limbah yang berpotensi mencemari lingkungan. Penggunaan limbah sebagai sumber pakan memberikan nilai tambah pada bahan-bahan sisa yang umumnya dibuang, sekaligus menekan biaya produksi secara signifikan.

Beberapa jenis limbah yang umum digunakan antara lain adalah ampas tahu, bekatul, dan kotoran ayam. Namun, dalam penelitian terbaru, fokus tertuju pada limbah jeroan ikan lele dan ampas tebu. Kedua bahan ini sangat melimpah di berbagai daerah, terutama di wilayah yang memiliki sentra produksi lele dan industri pengolahan tebu. Selain itu, limbah ini memiliki komposisi nutrisi yang potensial karena mengandung unsur karbon dan nitrogen dalam kadar yang dibutuhkan untuk mendukung metabolisme dan pertumbuhan cacing sutra.

Agar dapat diserap secara efisien oleh cacing, limbah-limbah ini tidak bisa diberikan begitu saja. Diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu untuk meningkatkan nilai kecernaannya. 

Salah satu metode yang digunakan adalah dengan melakukan fermentasi. Dalam hal ini, jeroan ikan lele difermentasi menjadi silase, yang terbukti dapat meningkatkan kandungan protein organiknya hingga 54,17 persen. Sementara itu, ampas tebu difermentasi hingga menghasilkan kandungan karbon organik sebesar 30,79 persen. Kombinasi keduanya menjadi pakan yang bergizi dan juga lebih mudah dikonsumsi oleh cacing sutra karena teksturnya yang lebih lunak dan tidak cepat membusuk.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi terbaik diperoleh dengan mencampurkan media lumpur sawah bersama 25 persen silase jeroan ikan lele dan 75 persen fermentasi ampas tebu. Formulasi ini memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan biomassa dan jumlah populasi cacing dalam waktu relatif singkat. Hal ini membuka peluang besar bagi para pembudidaya untuk meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan, dengan biaya yang lebih efisien dan pendekatan yang ramah lingkungan.

Dengan cara budidaya yang inovatif ini, menjadi solusi pada budidaya cacing sutra atas kelangkaan pakan alami berkualitas, juga menjadi langkah dalam mendukung pertanian dan perikanan berkelanjutan. Penggunaan limbah sebagai sumber daya berharga adalah langkah kecil namun berdampak besar menuju ekosistem budidaya yang lebih sehat dan efisien.

Semoga infonya bermanfaat. 



Kuningan Juli 2025


Sumber info :

Situs https://unair.ac.id/budidaya-cacing-sutra-dengan-silase-ikan-dan-fermentase-ampas-tebu/

Kamis, 26 Juni 2025

Pakan dari campuran lumpur bisa memperbanyak cacing sutra

Review video youtube kali ini adalah kembali dari channel youtube Herdi Susanto yang diupload dalam waktu singkat pada tanggal 24 Juni 2025 dengan judul "Rahasia cacing sutra cepat berkembang || ternak cacing sutra di nampan".

Meningkatnya kebutuhan akan pakan alami untuk ikan hias dan benih ikan konsumsi, budidaya cacing sutra menjadi salah satu peluang usaha yang menjanjikan. Namun, metode dengan sistem aliran air (sirkulasi) memerlukan peralatan tambahan dan terdapat konsumsi pemakaian listrik yang cukup besar. Untuk mengatasi kendala ini, Kang Herdi ada metode alternatif yaitu beternak cacing sutra tanpa air di dalam nampan, tentunya lebih ekonomis dari segi biaya operasional.

Baca juga : Review  buku : beternak cacing sutera cara modern


Dalam vlog video cara baru ini memakai media lumpur halus yang diperkaya dengan pakan pelet, tanpa memerlukan air mengalir secara terus-menerus. Sistem ini cocok diterapkan di lahan terbatas maupun skala rumahan. Dengan perawatan yang sesuai dengan penjelasan di video, metode ini mampu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan cacing sekaligus menghasilkan cacing berkualitas tinggi yang tampak lebih merah dan sehat.

Langkah awal yang penting dalam metode ini adalah menyiapkan media yaitu lumpur yang digunakan diupayakan halus dan sudah disaring, agar memudahkan cacing untuk bergerak dan menyerap nutrisi dari pakan yang diberikan. Lumpur ini kemudian dicampur dengan pakan yang kaya protein seperti pelet ikan atau pakan sudah melalui proses fermentasi. Beberapa bahan yang bisa digunakan antara lain seperti ampas tahu atau kotoran puyuh yang sudah di fermentasi. Cara ini membantu mempercepat penguraian bahan dan memperkaya kandungan nutrisi yang dibutuhkan cacing.

Salah satu langkah penting adalah mencampurkan pakan dengan lumpur secara merata dan membiarkannya selama beberapa menit. Proses ini bertujuan untuk melunakkan pakan dan memastikan semua unsur tercampur sempurna. Hasilnya adalah media nutrisi yang tidak hanya menjadi tempat tinggal tetapi juga sumber makanan langsung bagi koloni cacing.

Pakan campuran lumpur diberikan secara berkala, biasanya seminggu sekali. Takaran yang digunakan disesuaikan dengan luas nampan dan kepadatan koloni cacing. Pakan sebaiknya diletakkan di bagian permukaan atau di tengah-tengah koloni agar mudah dijangkau. Setelah pemberian pakan, penting untuk memantau kondisi media dan mengaduk ringan jika diperlukan. 

Selain memberikan nutrisi, lumpur campuran pakan juga membantu menjaga kelembaban media. Ini sangat penting karena media yang terlalu kering dapat menghambat pertumbuhan cacing, sementara media yang terlalu basah tanpa aerasi juga berpotensi menimbulkan bau dan mengundang serangga seperti lalat. 

Salah satu keunggulan metode ini adalah efisiensi energi yaitu tanpa penggunaan pompa air dimana bisa menghemat biaya listrik secara signifikan. Hal ini sangat relevan untuk budidaya skala kecil atau rumahan, dimana anggaran terbatas menjadi pertimbangan bagi yang ingin mencoba membudidayakannya secara intensif sesuai saran dari Kang Herdi. 

Metode ini juga sangat fleksibel dan dapat dikombinasikan dengan teknologi sederhana lainnya seperti penggunaan rak bertingkat, sehingga efisiensi ruang dan hasil panen bisa lebih optimal. Bagi pemula maupun peternak berpengalaman, sistem ini perlu dipertimbangkan sebagai alternatif masa depan budidaya cacing sutra yang lebih ramah lingkungan, efisien dan menguntungkan.

Semoga infonya bermanfaat.



Kuningan Juni 2025

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan