Kamis, 03 Juli 2025

Cara membuang gas amonia pada urine hewan agar aman untuk tanaman

Review video youtube yang diupload oleh channel youtube Alam Organik pada tanggal 9 Desember 2024 yang berjudul "Cara Membuang Gas Amonia Pada Urine Hewan Agar Aman Untuk Tanaman". Video ini menjelaskan dua metode praktis untuk menghilangkan gas amonia dari urine hewan ternak seperti kambing, sapi, dan kelinci sebelum digunakan sebagai pupuk organik cair (POC). 

Gas amonia yang bersifat merusak tanaman dan lingkungan perlu dihilangkan agar POC aman digunakan. Metode pertama adalah aerasi menggunakan aerator aquarium, yang memerlukan waktu sekitar 4 sampai 5 hari. Metode kedua adalah sirkulasi menggunakan pompa air mini, yang lebih cepat dan hanya memerlukan waktu sekitar 2 hari. Video ini menekankan pentingnya proses ini bahkan untuk urine yang telah difermentasi, demi menjaga keamanan dan efektivitas pupuk bagi tanaman.

Baca juga : Tentang indigofera berdasarkan pengalaman dan info

Urine hewan seperti sapi, kambing, atau kelinci merupakan sumber pupuk organik cair yang sangat potensial karena kandungan nutrisi alaminya yang tinggi. Namun, sebelum digunakan secara langsung pada tanaman, ada satu masalah penting yang harus ditangani, yaitu kandungan gas amonia di dalamnya. Amonia adalah senyawa gas yang dapat bersifat merugikan bila dibiarkan, baik bagi lingkungan maupun bagi kesehatan tanaman. 

Dalam konteks pertanian, gas ini bisa menurunkan kadar oksigen dalam tanah dan air, yang pada akhirnya menghambat aktivitas mikroorganisme menguntungkan. Tanpa keberadaan mikroba-mikroba ini, proses dekomposisi organik menjadi terganggu, sehingga kesuburan tanah bisa menurun secara signifikan. Selain itu, amonia juga bisa menyebabkan peningkatan keasaman tanah dan air, serta memiliki sifat panas yang berpotensi membakar jaringan tanaman, terutama jika aplikasi dilakukan dalam jumlah besar atau tanpa pengenceran yang tepat.

Apabila telah diproses dengan benar, urine hewan dapat menjadi pupuk cair organik yang sangat bernilaibernilai dimana nutrisinya di dalamnya bisa langsung diserap oleh tanaman, sehingga mempercepat pertumbuhan daun dan batang. Proses penyerapannya yang cepat menjadikan urine sangat cocok digunakan pada tanaman hortikultura dan sayuran daun. Namun, manfaat tersebut dapat dipakai jika kandungan amonia di dalam urine telah dikendalikan. Oleh karena itu, diperlukan metode pengolahan khusus untuk memastikan bahwa urine tersebut aman dan efektif digunakan tanpa membahayakan pertumbuhan tanaman.

Ada dua metode sederhana namun efektif yang bisa diterapkan untuk menghilangkan amonia dari urine hewan. Metode pertama adalah aerasi menggunakan aerator aquarium. Dalam metode ini, urine ditempatkan dalam wadah besar seperti ember 20 liter, lalu udara dialirkan secara terus-menerus melalui dua batu aerasi yang terhubung ke pompa. Proses ini memakan waktu sekitar empat hingga lima hari, tergantung pada volume urine dan kekuatan aerator yang digunakan. Selama proses ini, gas amonia akan terangkat ke udara bersama gelembung-gelembung udara yang terbentuk, sehingga baunya pun akan berkurang secara signifikan.

Metode kedua adalah sirkulasi menggunakan pompa air aquarium celup dimana cara ini tergolong lebih cepat dan efisien karena urine terus-menerus dialirkan melalui pipa dalam sistem tertutup, sehingga bersentuhan langsung dengan udara dalam siklus yang berulang. Dengan menggunakan pompa air berdaya sekitar 20 watt ini, prosesnya hanya membutuhkan waktu sekitar dua hari untuk mencapai hasil yang diinginkan. Aliran terus-menerus mendorong pelepasan gas amonia lebih cepat daripada metode aerasi biasa. Kedua metode ini cocok diterapkan secara rumahan maupun di skala peternakan kecil, tanpa memerlukan peralatan mahal atau keahlian khusus.

Perlu dicatat bahwa meskipun urine telah melalui proses fermentasi sekalipun, kandungan amonia tetap bisa tinggi. Fermentasi memang membantu dalam meningkatkan nilai nutrisi urine dan memperpanjang masa simpannya, tetapi bukan merupakan solusi untuk menurunkan kadar gas amonia. Maka dari itu, perlakuan tambahan dengan metode aerasi atau sirkulasi ini tetap penting untuk dilakukan sebagai langkah akhir sebelum aplikasi ke lahan pertanian atau kebun. Dengan perlakuan yang tepat, urine hewan bisa menjadi pupuk cair organik yang tidak hanya aman, tapi juga sangat ampuh dalam meningkatkan produktivitas tanaman secara berkelanjutan.

Semoga infonya bermanfaat




Kuningan Juli 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan akan di moderasi dulu

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan