Selasa, 15 Juli 2025

Info dari budidaya pembesaran lele sistem kocor

Artikel review video youtube kali ini adalah tentang budidaya pembesaran lele sistem kocor yang diupload oleh channel youtube Sewu Lele pada tanggal 6 Maret 2023 dengan judul "Efek Samping Ternak Lele Sistem Kocor 24 Jam". Video ini menginfokan berbagai efek samping yang mungkin timbul dari penerapan sistem budidaya ikan lele "kocor 24 jam," sebuah metode yang terbilang baru dan memiliki karakter tersendiri saat diterapkan. 


Dalam vlog video admin channel menjelaskan bahwa, seperti halnya metode budidaya lele lainnya, sistem ini juga memiliki serangkaian kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami secara seksama oleh para peternak. Pemahaman ini penting agar peternak dapat mengantisipasi dan mengatasi potensi masalah yang muncul. 

Salah satu efek samping yang paling terlihat pada umumnya adalah pembentukan lendir tebal pada dinding kolam. Jika kolam tidak dibersihkan secara rutin selama sekitar 20 hari, lapisan lendir putih akan terlihat menebal. Kejadian ini terjadi karena ikan lele dalam sistem kocor terus-menerus beradaptasi dengan aliran air baru yang konstan

Adaptasi terhadap lingkungan dengan air yang selalu baru ini, ikan lele secara alami akan mengeluarkan lendir sebagai mekanisme pertahanan diri. Kondisi ini justru dapat berdampak kurang baik pada kesehatan ikan, menyebabkan penurunan nafsu makan, melemahnya daya tahan tubuh serta membuat kulit ikan terlihat pucat dan mudah lemas.

Efek samping lain adalah munculnya sifat kanibal pada ikan lele. Sebagai ikan yang terkenal predator alami ini, naluri kanibal ikan lele dapat terpicu, terutama saat pemberian pakan di malam hari. Banyak kasus kematian ikan lele terjadi akibat serangan sesama ikan lele di dalam kolam. 

Meskipun ini mungkin bukan masalah yang mengancam seluruh populasi secara serius, kanibalisme adalah efek samping yang melekat pada sistem kocor 24 jam. Oleh karena itu, disiplin dalam pemberian pakan tepat waktu menjadi sangat penting untuk mencegah dan meminimalkan insiden kanibalisme di antara ikan-ikan.

Seperti diketahui peternak lele yang mengadopsi metode ini akan berinvestasi pada pembangunan tandon air berukuran besar atau membeli pompa air dengan kapasitas tinggi untuk menjamin ketersediaan air bersih yang memadai selama seluruh siklus budidaya. Kelancaran aliran air menjadi faktor yang selalu dibutuhkan, mengingat ikan lele dalam sistem kocor sangat bergantung pada pasokan air yang tidak terhambat untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhannya.

Selain itu, ikan lele dalam sistem ini juga rentan terhadap penyakit sirip merah. Penyakit ini umumnya muncul sebagai konsekuensi dari kualitas air yang buruk yang diperparah oleh pemberian pakan yang berlebihan. Untuk mencegahnya, sangat disarankan bagi peternak pemula untuk secara rutin menggunakan probiotik yang dicampur ke dalam pakan.

Probiotik memiliki peran ganda seperti membantu mengurai sisa pakan dan kotoran ikan di dalam kolam, juga mendukung sistem pencernaan ikan, yang pada gilirannya mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Terakhir, dalam fase pembenihan, sering terjadi kegagalan adaptasi air pada bibit ikan lele. Kesalahan ini umumnya terjadi setelah proses penebaran bibit. Beberapa pemicunya meliputi jumlah ikan yang terlalu sedikit, penebaran bibit dengan air baru yang belum disesuaikan, pola makan berlebihan, penggunaan jenis pakan yang salah ukuran, atau ketinggian air kolam yang terlalu tinggi.

Untuk penebaran bibit dalam sistem kocor, ketinggian air yang disarankan adalah sekitar 30 cm guna meminimalkan stres dan memaksimalkan tingkat kelangsungan hidup bibit. Dapat disimpulkan bahwa menerapkan sistem budidaya kocor 24 jam ini memerlukan pengetahuan yang memadai dan persiapan matang agar dapat berjalan sukses dan menghasilkan keuntungan optimal.

Semoga infonya bermanfaat. 



Kuningan Juli 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan akan di moderasi dulu

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan