Ikan Wader Pari adalah salah satu ikan air tawar yang begitu populer di kawasan Asia Tenggara. Ikan ini memiliki banyak sebutan Lunjar Pari di Jawa Timur dan beberapa nama lainnya. Keistimewaan ikan ini tidak hanya terletak pada penampilannya yang menarik tetapi juga pada habitatnya yang sangat khas dan unik.
Ikan Wader Pari adalah anggota dari famili Cyprinidae, merupakan famili besar yang mencakup berbagai jenis ikan air tawar. Ukuran ikan ini tergolong kecil, dengan panjang rata-rata berkisar antara 10 cm dan biasanya dapat ditemukan di berbagai tempat di Asia Tenggara, termasuk Indonesi Kamboja, Malaysia, Filipina atau Thailand.
Habitat alami ikan ini meliputi sungai-sungai kecil hingga besar yang memiliki arus deras. Ikan ini sering ditemukan di tepian tebing sungai, area persawahan yang tergenang air, dan bendungan. Ikan ini cenderung hidup di permukaan air yang mana ikan berenang melawan arus dan mencari makanan. Kondisi air yang bersih dan keberadaan tumbuhan air seperti daun-daunan, alga dan lumut sangat memengaruhi lingkungan hidup ikan ini.
Ikan ini juga memiliki kebiasaan makan yang cukup unik dan banyak mengonsumsi bahan-bahan tumbuhan yang terdapat di dalam air, yang menjadi sumber utama makanan ikan di alam. Tumbuhan air seperti alga dan lumut menjadi bagian dari ikan ini. Selain itu ikan ini juga memakan larva ikan lain, udang kecil dan serangga kecil yang hidup di antara pasir dan kerikil. Pola makan ini membuat ikan Wader Pari berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem sungai dengan mengendalikan pertumbuhan alga dan lumut.
Alasan memiliki peran yang sangat penting dalam ekosistem sungai karena ikan berfungsi sebagai predator yang mengendalikan populasi serangga dan aneka larva. Dengan demikian, ikan membantu menjaga keseimbangan ekosistem sungai. Kebiasaan makan ikan yang melibatkan tumbuhan air juga membantu dalam menjaga kebersihan air dengan mengontrol pertumbuhan alga dan lumut.
Selama musim kawin, ikan jantan dan betina akan mencari pasangan. Jantan biasanya akan menunjukkan perilaku yang lebih aktif untuk menarik perhatian betina, seperti berenang cepat dan menampilkan warna tubuh yang lebih cerah. Setelah pasangan terbentuk, betina akan memilih lokasi yang aman untuk meletakkan telurnya, seperti di antara vegetasi air atau di celah-celah batu. Ikan betina akan melepaskan telurnya di tempat tersebut, dan ikan jantan akan menyemprotkan sperma untuk membuahi telur-telur tersebut.
Setelah proses pemijahan selesai, telur-telur yang dibuahi akan menempel pada substrat di lingkungan sekitar. Telur ikan Wader Pari biasanya akan menetas dalam waktu beberapa hari, tergantung pada suhu air dan kondisi lingkungan.
Peneliti di UGM telah berhasil mengembangkan cara untuk budidaya ikan Wader Pari yang sederhana dengan membuat aquarium yang didesain khusus agar metode pembiakan dan pemeliharaan ikan lebih efisien dan tentunya dapat berkelanjutan. Videonya dapat dilihat di channel youtube Universitas Gadjah Mada yang diupload pada tahun 2020 #UGMNews: Dosen UGM Kembangkan Teknologi Budi Daya Ikan Wader Pari.
Hal ini dilakukan karena ikan ini bernilai ekonomis dan tingginya permintaan pasar terhadap ikan wader, banyak yang dieksploitasi secara masif dari habitat aslinya. Eksploitasi yang terus-menerus ini sayangnya tidak diimbangi dengan upaya konservasi yang memadai, sehingga populasi ikan wader di alam semakin terancam dan kini menjadi semakin langka untuk ditemukan.
Ketidakseimbangan antara permintaan pasar yang tinggi dan upaya konservasi yang kurang memadai menyebabkan populasi ikan wader berkurang drastis. Jika tidak segera dilakukan tindakan konservasi yang efektif, keberlanjutan ikan wader di alam bisa semakin terancam dan pada akhirnya dapat menyebabkan kepunahan. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan upaya konservasi guna memastikan populasi ikan wader tetap lestari dan dapat memenuhi permintaan pasar tanpa merusak ekosistem alaminya.
Semoga infonya bermanfaat.
Kuningan Januari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan akan di moderasi dulu