Kamis, 24 Juli 2025

SMK Negeri 1 Sanden budidaya cacing sutra

Pada dunia kerja yang semakin kompetitif, SMK Negeri 1 Sanden mengambil langkah inovatif untuk mempersiapkan siswanya menjadi pribadi yang mandiri secara ekonomi. Melalui pendekatan pendidikan berbasis kewirausahaan, sekolah ini berupaya mengubah pola pikir siswa agar tidak semata mengandalkan lapangan kerja yang tersedia, tetapi mampu membuat peluang usaha sendiri.

Ilustrasi foto Budidaya cacing sutra 

Langkah nyata yang diambil adalah dengan membudidayakan cacing sutra, sebuah terobosan yang lahir dari analisis terhadap kebutuhan pasar dan kesenjangan pasokan. Ketua Jurusan Agribisnis Budidaya Perikanan, Sutrisna SP, menjelaskan bahwa program ini mulai diluncurkan sekitar satu bulan lalu dan mendapat perhatian luas dari berbagai pihak, termasuk pelaku usaha perikanan.

Cacing sutra dikenal sebagai pakan alami yang sangat dibutuhkan dalam proses pembenihan ikan, terutama jenis ikan air tawar. Selama ini, habitat cacing ini berada di saluran air yang tercemar limbah rumah tangga atau kotoran ternak. Namun, pada musim penghujan, populasi cacing mengalami penurunan drastis sehingga ketersediaannya di alam makin sulit ditemukan. Di sisi lain, permintaan terhadap cacing ini justru tidak pernah surut. Kondisi tersebut menjadi latar belakang lahirnya gagasan budidaya cacing secara mandiri.

SMK Negeri 1 Sanden memilih cara yang bersih dan terkontrol. Alih-alih mengambil cacing dari lingkungan berlumpur dan tidak higienis, para siswa memilih ekosistem baru yang steril dan terawat di lingkungan sekolah. Budidaya dilakukan di kolam khusus dengan media yang dikembangkan sendiri oleh siswa, menggunakan fermentasi buatan sebagai sumber pakan cacing.

Selama ini, permintaan terhadap cacing sutra sebagian besar berasal dari berbagai pusat pembenihan ikan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sisi lain, SMK Negeri 1 Sanden sendiri juga memerlukan pasokan cacing sutra sebagai pakan utama untuk bibit ikan yang dikelola oleh jurusan perikanan di sekolah tersebut.

Karena keberadaan cacing sutra di alam semakin sulit ditemukan, terutama saat musim penghujan, pihak sekolah akhirnya memutuskan untuk melakukan budidaya mandiri. Inisiatif ini tidak hanya memenuhi kebutuhan internal tetapi juga berpeluang menjadi usaha produktif. Meski saat ini budidaya masih berada pada tahap awal, tanda-tanda keberhasilan mulai tampak. Bahkan, dalam waktu dua minggu ke depan, panen perdana cacing sutra dijadwalkan akan dilaksanakan oleh SMK Negeri 1 Sanden

Pendekatan ini tidak hanya menekan risiko kontaminasi, tapi juga memberikan pengalaman nyata kepada siswa tentang cara membangun usaha dari nol. Mereka belajar memahami siklus pertumbuhan cacing, teknik pemeliharaan, manajemen produksi, hingga analisis peluang pasar.

Hasil budidaya tahap awal menunjukkan indikasi keberhasilan. Dalam waktu 60 hari, cacing siap dipanen, dan setelah itu panen dapat dilakukan secara rutin setiap dua minggu. Cacing hasil budidaya digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal sekolah, terutama di jurusan perikanan. 

Dengan keberhasilan ini, SMK Negeri 1 Sanden membuktikan bahwa pendidikan yang berfokus pada penguasaan keterampilan terapan dan keahlian praktis yang relevan dengan dunia kerja tak hanya soal teori, tapi juga praktik yang mampu membawa dampak ekonomi nyata. Selain mendapatkan ilmu para  juga mendapat pengalaman kewirausahaan yang dapat mereka kembangkan setelah lulus.

Program budidaya cacing ini diharapkan menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk menerapkan budidaya pakan hidup alami serupa. Melalui pembelajaran berbasis proyek dan bisnis, siswa tidak hanya dibentuk menjadi tenaga kerja siap pakai, tetapi juga sebagai wirausahawan muda yang mampu membaca peluang dan membuat solusi usaha mandiri yang dibutuhkan untuk kebutuhan usaha perikanan.

Semoga infonya bermanfaat. 



Kuningan Juli 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan akan di moderasi dulu

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan