Keong sawah dianggap sebagai hama di sawah, keong dengan sebutan "tutut" Ini pada kenyataannya memiliki nilai ekonomis yang terbilang berharga dipasaran. Hewan bercangkang ini bisa menjadi bahan baku kuliner yang lezat jika diolah dengan benar, juga memiliki potensi bisnis yang menguntungkan jika dibudidayakan.
Keong sawah memiliki ciri khas cangkang yang kokoh dengan ukuran sekitar 100 mm baik pada panjang maupun garis tengahnya. Habitat alaminya berada di perairan tawar yang mengalir lambat, seperti rawa, danau, dan sungai. Meskipun dapat ditemukan di hampir seluruh pulau besar di Indonesia, kecuali Papua, keong sawah juga tersebar di beberapa negara Asia Tenggara.
Salah satu hal menarik dari keong sawah adalah kemampuan reproduksinya yang luar biasa. Mereka bertelur sepanjang tahun dengan puncak masa bertelur pada bulan November dan periode terendah pada bulan Juli. Setiap gumpalan telur yang dibungkus lapisan kapur putih kekuningan biasanya mengandung 15 hingga 50 butir telur yang akan menetas dalam 15 hingga 20 hari. Sebagai hewan herbivora, keong sawah akan memakan berbagai jenis tumbuhan air seperti eceng gondok atau ganggang dengan preferensi khusus pada daun yang sudah lunak.
Selain sebagai hidangan lezat, keong sawah juga dikenal memiliki kandungan gizi yang kaya yang mengandung kalsium, karbohidrat dan fosfor. Menariknya keong sawah memiliki kadar kolesterol yang rendah dan mengandung omega-6, nutrisi penting yang bermanfaat untuk perkembangan otak, menjaga kesehatan kulit, kuku dan rambut bahkan membantu meringankan gejala sesak napas.
Video ini juga memberikan panduan praktis untuk memulai budidaya keong sawah. Prosesnya dimulai dengan menyiapkan kolam, baik dari semen atau tanah, dengan bagian bawah yang dibuat landai dan dialiri air bersih dari sungai atau sumur. Pakan yang dibutuhkan pun mudah didapat, yaitu dedaunan hijau berbentuk lebar seperti daun pepaya, talas, dan singkong. Keong sudah dapat dipanen setelah dua minggu budidaya, baik untuk pakan ternak maupun untuk konsumsi.
Potensi bisnis dari budidaya keong sawah ini terbilang sangat menjanjikan. Sebagai contoh, video ini menampilkan kisah seorang pemuda dari Bogor yang berhasil meraih omset hingga Rp 18 juta per bulan dari budidaya keong sawah. Dengan modal awal yang relatif kecil, sekitar Rp. 500 ribu hingga Rp. 1 juta, ia mampu menjual 1 sampai 2 ton keong sawah per bulan. Kisah ini membuktikan keong sawah bisa menjadi sumber pendapatan yang menguntungkan.
Semoga infonya bermanfaat.
Kuningan September 2025.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan akan di moderasi dulu