Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Penyuluh Pertanian Kebumen yang diupload pada tanggal 4 Juli 2025 dengan judul "Konsep Pertanian SARPANTIK (Sayur, Padi, Ikan dan Itik) //Aipda Margadi".
Video ini memperkenalkan dan membahas konsep pertanian terintegrasi rantai makanan alami yang inovatif. Konsep ini dikembangkan oleh Aipda Margadi, seorang anggota Babin Kamtibmas Polsek Bulus Pesantren di Kebumen, yang memiliki hobi bertani.
Konsep pertanian terintegrasi selalu menjadi topik hangat di kalangan petani, namun Aipda Margadi, seorang anggota kepolisian dari Kebumen, Jawa Tengah, memperkenalkan sebuah inovasi yang jauh lebih terpadu yaitu SARPANTIK (Sayur, Padi, Ikan dan Itik).
Bukan sekadar hobi sampingan, konsep ini adalah sebuah filosofi bertani yang bertujuan mencapai efisiensi biaya, hemat tenaga dan kesehatan produk. Video ini menjelaskan bagaimana keempat elemen ini disatukan dalam satu ekosistem yang mandiri dan saling menguntungkan.
Inti dari SARPANTIK terletak pada sistem ekologis yang cerdas yaitu komponen adalah padi dan ikan (Minapadi), dimana ikan lele yang dipelihara di sawah akan menghasilkan panen ganda juga bertindak sebagai agen pemelihara alami disawah.
Pak Margadi secara khusus menggunakan ikan lele jenis mutiara, yang terbukti dapat membasmi hama, memakan jasad renik dan gulma, secara efektif menggantikan kebutuhan akan pestisida kimia dan juga menghilangkan pekerjaan manual seperti mencabut rumput. Hal ini terdapat perbedaan dengan pertanian konvensional yang padat modal dan tenaga.
Proses budidayanya pun dibuat sederhana. Benih lele sebelumnya akan ditandonkan di sumur khusus, dan baru akan dilepas ke sawah setelah padi berumur dua minggu. Setelah itu, lele hanya diberi pakan tambahan sekali sehari, karena sebagian besar nutrisi didapatkan dari ekosistem sawah itu sendiri.
Menariknya dari sistem ini yang diterapkan di menyebutkan bahwa lele yang dipelihara di sawahnya cenderung lebih sehat dan jarang terkena penyakit umum lele dibandingkan yang dipelihara di kolam biasa. Walaupun pada awal nya ada hama yang menyerang benih lele di sawah minapadi seperti burung bangau.
Penghematan tidak berhenti di situ yang mana kotoran ikan lele secara alami berfungsi sebagai pupuk organik, sehingga petani hanya perlu menggunakan pupuk kimia (urea) pada dosis sangat rendah di awal tanam. Hasilnya? Panen padi yang baik, dan panen lele yang melimpah tanpa modal pakan yang besar.
Integrasi dalam SARPANTIK meluas hingga ke pematang sawah. Di sana, ditanamlah Sayuran seperti kangkung darat yang tidak hanya dikonsumsi oleh keluarga tetapi juga berfungsi sebagai pakan tambahan bagi itik dan entok yang dipelihara.
Kehadiran entok ini melengkapi rantai makanan alami, dimana kotoran hewan ternak ini pun dapat digunakan sebagai pupuk kandang untuk menyuburkan tanah, menutup siklus nutrisi secara sempurna. Sistem ini benar-benar membuat sistem pertanian terpadu yang meminimalkan input dari luar.
Dengan sistem ini, hasil padi tergolong bagus. Lahan seluas 30 ubin (sekitar 0.042 hektar) bisa menghasilkan panen hingga 12 karung atau sekitar 4 hingga 6 kuintal gabah. Ini dianggap lebih menguntungkan dibandingkan metode konvensional. Dari sekian benih lele, bisa didapatkan sekitar puluhan kg lele saat panen, dengan modal pakan yang sangat minim sekitar Rp. 100.000 karena sebagian besar pakan didapat secara alami.
Dengan bertani yang terintegrasi, petani akan menghemat juga mewariskan lahan yang sehat kepada generasi mendatang, sejalan dengan prinsip bahwa "Alam ini bukan punya kita, tapi titipan anak cucu." Konsep SARPANTIK ini membuktikan bahwa dengan ide yang tepat, petani bisa meraih hasil melimpah dengan modal sedikit dan tenaga minimal.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel deny ayong yang diupload pada tanggal 23 Oktober 2025 dengan judul " Vlog ternak cacing sutra 23 Oktober 2025 ( penambahan bibit 3 liter)".
Vlog video memperlihatkan detail tentang progres dalam budidaya cacing sutra, khususnya pada tanggal 23 Oktober 2025. Dengan cuaca yang cenderung mendung saat pengambilan video, admin memutuskan untuk mengambil langkah strategis guna mengoptimalkan hasil panen, termasuk penambahan induk bibit cacing sutra dan perombakan media tanam.
Langkah yang dilakukan adalah penambahan bibit cacing sutra yang cukup signifikan. Pada siang hari sebelum video direkam, yaitu bibit cacing ditambah sebanyak 3 liter. Penambahan ini didasari oleh pertimbangan efisiensi waktu, dimana menurut peternak yang sudah sukses, lebih baik menanam bibit dalam jumlah besar sekaligus, ketimbang menanam secara bertahap dan sedikit demi sedikit. Dengan penambahan 3 liter ini, total bibit yang ada sudah jauh lebih banyak dari bibit awal yang hanya satu genggaman tangan, diikuti penambahan 1 liter sebelumnya.
Secara umum, perkembangan cacing sutra di kolam budidaya menunjukkan tanda-tanda yang positif, bahwa kondisi cacing tetap aman, ditandai dengan masih adanya rutinitas cacing yang mengeluarkan anakan pada bagian pinggir kolam bahkan di sisa pakan yang sudah membusuk didalam air. Selain itu, stabilitas kondisi air kocor dari mesin pompa berdaya 22 watt juga terpantau terjaga dengan baik.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah cuaca, yaitu terik matahari menyengat di bulan Oktober 2025 khususnya siang dan menjelang sore hari. Untuk melindungi cacing dari panas yang berlebihan, dilakukan tindakan dengan memberikan penutup berupa asbes pada sebagian area kolam yang tidak ternaungi oleh pohon. Ini adalah langkah penting untuk menjaga suhu dan kelembaban ideal bagi pertumbuhan cacing.
Admin juga membandingkan kinerja antara berbagai wadah budidaya. Ditemukan bahwa anakan cacing yang dipindahkan ke kolam bundar memang menunjukkan perkembangan yang bagus, namun pertumbuhannya tidak sebagus cacing yang dibudidayakan di wadah kolam plastik cor.
Aspek penting lainnya adalah perbaikan media budidaya, yaitu memutuskan untuk melakukan perombakan besar pada media di kolam cacing, di mana hampir 60 persen dari media lama yang diganti. Media baru yang digunakan adalah awuran tanah kering agak bercampur pasir yang dibeli langsung dari toko tanaman hias. Perubahan media ini diharapkan dapat memberikan lingkungan yang lebih optimal bagi cacing sutra untuk berkembang biak.
Secara keseluruhan, vlog video ini memperlihatkan budidaya cacing sutra dan terus melakukan eksperimen dan mengetahui koloni cacing sutra yang beradaptasi terhadap kondisi kolam pemeliharaannya demi mencapai hasil budidaya cacing sutra yang maksimal.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Penyuluh Pertanian Kebumen yang diupload pada tanggal 20 Juni 2025 dengan judul "TANAM PADI DI PINGGIR JALAN DENGAN GALON BEKAS".
Di sekitaran jalan raya yang berlokasi dj Kebumen, terdapat pemandangan unik yaitu akan terlihat deretan tanaman padi subur yang tumbuh bukan di Lahan sawah, melainkan di dalam galon bekas air minum. Inilah inovasi dari Mbah Rojikin, seorang petani yang sudah berpengalaman yang berhasil mengubah lahan pinggir jalan yang tak terawat menjadi pertanian organik yang produktif.
Ide awalnya dengan memanfaatkan lahan kosong, juga untuk mempromosikan pupuk organik buatannya sendiri. Melalui metode yang disebut 'Padi Galon', ia membuktikan bahwa keterbatasan lahan dan keharusan bertani secara organik bukanlah halangan untuk mencapai hasil panen yang bisa diacungi jempol.
Selain memperindah tepi jalan, tentunya padi dalam galon air mineral ini akan menjadi inspirasi bagi para petani dan generasi muda tentang potensi pertanian berkelanjutan.
Kunci keberhasilanya terdapat pada formulasi media tanam dan pemupukan yang ia kembangkan sendiri. Media tanam padat yang dimasukkan ke dalam galon adalah campuran kaya nutrisi yang terdiri dari arang sekam, bekatul, kapur dolomit, kotoran hewan dan tanah. Campuran ini terlebih dahulu direndam selama tiga hari sebelum ditanami, memastikan media dalam kondisi terbaik untuk pertumbuhan.
Selain itu, ia juga meracik pupuk cair organik dari fermentasi bahan-bahan sederhana seperti gula jawa, susu, telur, terasi dan yakult selama setengah bulan. Pupuk cair ini menjadi nutrisi yang diberikan dengan cara disiram atau dikocor seminggu sekali, dimulai sejak padi berumur satu minggu.
Meskipun menjelaskan aspek organik, Mbah Rojikin jujur mengakui bahwa ia menambahkan sedikit sekali urea dan phoska ke dalam pupuk cairnya, menunjukkan pendekatan realistis dalam transisi menuju organik penuh.
Metode tanam yang dipilih adalah Tanam Benih Langsung (Tabela), dimana satu atau dua biji gabah ditanam per galon. Hasil dari metode ini dapat dikatakan terobosan hebat dimana satu biji gabah mampu menghasilkan anakan atau rumpun hingga 37 batang, sebuah angka yang bahkan melampaui rata-rata anakan pada sawah konvensional.
Produktivitas anakan yang tinggi ini menunjukkan kualitas media tanam dan nutrisi yang diberikan. Dari sisi hasil panen, Mbah Rojikin memperkirakan setiap galon akan menghasilkan sekitar 3 ons gabah basah. Jika dikalkulasikan secara keseluruhan dari deretan 250 galon yang membentang di pinggir jalan, total panen yang ia peroleh diperkirakan dapat mendekati 1 kuintal gabah.
Hasil ini membuktikan bahwa pertanian skala kecil di lahan non-konvensional, bahkan di pinggir jalan raya yang ekstrem, dapat memberikan kontribusi pangan yang signifikan.
Selain nutrisi, ia juga memiliki formula organik khusus untuk pengendalian hama. Ia membuat pestisida alami dari rendaman tembakau dan daun sirsak yang dicampur dengan deterjen sebagai perekat, dan beberapa tetes minyak tanah untuk menetralisir.
Pestisida ini disemprotkan setiap tiga hari sekali, strategi preventif yang membuat tanamannya hampir tidak pernah terserang hama seperti wereng. Keberhasilan ini tidak lepas dari bimbingan dan ilmu yang ia dapatkan dari keponakannya yang berprofesi sebagai insinyur pertanian.
Mbah Rojikin ingin agar metodenya ini menginspirasi khalayak orang banyak, terutama generasi muda, bahwa bertani itu bisa menjadi profesi yang 'tidak kotor' dan menghasilkan. Kuncinya adalah fokus pada empat hal yaitu kualitas media tanam, kualitas bibit, pemupukan yang teratur dan pengendalian hama yang efektif.
Secara keseluruhan, video ini menunjukkan bahwa bertani di lahan sempit bisa sukses dan produktif, bahkan dengan hasil panen yang lebih banyak dari cara konvensional. Dengan semangat "Petani Sukses Rakyat Sejahtera", ia telah mengubah galon bekas dan pemanfaatan lahan menjadi model pertanian inovatif yang menjanjikan.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Jendela Usaha yang diupload pada tanggal 17 Juli 2023 dengan judul "Sukses Budidaya Ikan Hias di Lahan Sempit".
Fenomena budidaya ikan hias telah berkembang dari sekadar hobi menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Terutama di wilayah perkotaan dengan keterbatasan lahan, inovasi budidaya dalam ruang sempit menjadi solusi, seperti yang dilakukan oleh Mas Hendri di Purworejo. Ia membuktikan bahwa modal kecil dan lokasi terbatas bukanlah penghalang untuk meraih produktivitas tinggi dan profit menjanjikan.
Usaha ini bermula saat ia mengalami pandemi, sebagai cara untuk mengisi waktu luang yang mana awalnya membudidayakan ikan guppy untuk kontes, namun kemudian beralih ke budidaya dengan mengejar putaran produksi yang lebih cepat dimana pilihannya jatuh pada ikan platy karena berbagai keunggulan yang dimilikinya.
Ikan platy sangat diminati oleh penggemar aquascape karena memiliki banyak varian warna menarik seperti black coral atau sunrise yang telah dibudidayakannya secara intensif. Daya tariknya sebagai komoditas bisnis adalah kecepatan reproduksinya dimana ikan ini termasuk jenis ovovivipar, yaitu melahirkan anak langsung tanpa mengeluarkan telur. Proses ini disebut "bertelur-beranak", dimana pembuahan terjadi secara internal dan telur menetas di dalam tubuh induk.
Platy memiliki kemampuan menyimpan sperma, sehingga bisa beranak beberapa kali dari satu kali pembuahan. Dalam kondisi optimal, menurutnya seekor induk dapat melahirkan puluhan hingga seratus ekor anak ikan dalam satu periode,kecepatan ini menjadikannya pilihan ideal untuk budidaya skala rumahan.
Mas Hendri memulai usahanya dengan modal yang cukup terjangkau yaitu sekitar Rp. 100.000, menggunakan wadah sederhana seperti ember dan galon plastik tersusun rapih. Metode ini cocok untuk perumahan minim lahan karena wadahnya portable dan mudah ditata. Untuk budidaya outdoor tanpa aerator, ia memanfaatkan tanaman air seperti eceng gondok yang berfungsi sebagai penghasil oksigen alami dan tempat berlindung bagi anakan ikan.
Ikan platy yang berukuran kecil, sehingga tidak membutuhkan pakan dalam jumlah besar. Pakan pelet standar seperti Fengli cukup murah dan bisa bertahan sebulan. Untuk meningkatkan kualitas warna dan produktivitas, pakan alami seperti artemia kultur, cacing bek dan kutu air sangat dianjurkan.
Keberhasilan budidaya sangat bergantung pada pengelolaan kualitas air dimana air PDAM yang mengandung kaporit menjadi tantangan tersendiri sehingga air erlu ditampung terlebih dahulu agar kaporit menguap. Perawatan rutin meliputi pemberian pakan pagi dan sore serta sifon berkala untuk membersihkan kotoran di dasar wadah pemeliharaan ikan.
Di Purworejo, pasokan lokal belum mampu memenuhi permintaan, sehingga toko ikan hias masih mengambil dari luar daerah. Ini membuka peluang besar bagi peternak lokal. Mas Hendri juga menggabungkan budidaya dengan mengupload konten di situs youtube dan produksi aquarium wood glass, yang menurutnya telah terjual sebanyak dua ribu unit.
Berdasarkan info dalam video ini dengan modal awal yang cukup terjangkau teknik budidaya ikan platy ini bisa menjadi solusi bisnis ikan hias yang menjanjikan, bahkan di tengah keterbatasan lahan.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel Tiny Menagerie yang diupload pada tanggal 24 November 2024 dengan judul "
All About Red Eyed tetra (Lamp Eye Tetra): The Easiest Tetra of them All?". Yaitu tentang penjelasan ikan hias aquarium populer di Indonesia red eye tetra.
Dalam video ini, admin channel dengan humoris menjuluki ikan Redeye Tetra sebagai "Bata Perak" karena bentuk tubuhnya yang padat dan penampilannya yang kokoh. Ikan ini merupakan salah satu spesies ikan tetra yang paling tangguh dan mudah dirawat, menjadikannya pilihan ideal bagi para pemula maupun penghobies ikan hias berpengalaman.
Berasal dari perairan rawa di Amerika Selatan, khususnya daerah Pantanal, redeye tetra memiliki penampilan yang sederhana namun sangat cantik, ciri khasnya adalah tubuh berwarna perak polos yang dipadukan dengan mata merah terang yang ekspresif.
Ikan dewasa bisa mencapai ukuran sekitar 6 cm, dengan betina yang terlihat lebih berisi saat siap untuk bereproduksi. Ikan ini dikenal sangat berani dan aktif, selalu terlihat di ruang terbuka aquarium. Gerakannya tenang dan seringkali berenang dalam kelompok kecil atau sendirian, menawarkan pemandangan yang damai bagi para penikmat aquarium.
Untuk memastikan red eye tetra hidup nyaman, dibutuhkan aquarium dengan panjang minimal 100 cm. ikan ini suka bersosialisasi, sehingga sebaiknya dipelihara dalam kelompok minimal enam ekor. Meskipun tidak terlalu rewel soal pencahayaan atau jenis substrat, ikan ini akan menyukai dekorasi hardscape seperti batu dan kayu apung untuk dijadikan tempat bersembunyi atau bermain.
Salah satu sifat menarik dari ikan ini adalah toleransinya terhadap berbagai parameter air. Meskipun habitat aslinya cenderung sedikit asam untuk berkembang biak dan bisa hidup dengan baik pada pH 6 hingga 8 dan suhu 22 hingga 26 derajat Celsius di aquarium komunitas.
Kemampuan adaptasi ini menjadikannya sangat tahan banting dan tidak mudah stres. Perilaku unik lainnya adalah kebiasaannya mengigit sirip ikan lain saat masih muda, terutama pada ikan dengan sirip panjang seperti betta ( cupang) dan guppy. Namun, kebiasaan ini akan hilang seiring dengan bertambahnya usia, dan saat dewasa umumnya tidak lagi mengganggu ikan lain.
Ikan ini adalah pemakan yang rakus dan akan melahap hampir semua makanan yang sesuai dengan ukuran mulutnya dan biasanya mengambil makanan yang mengapung di permukaan atau melayang di bagian atas aquarium.
Karena sifatnya yang rakus, penting untuk memastikan ada cukup makanan yang jatuh ke dasar akuarium untuk ikan-ikan yang hidup di bagian bawah. Ikan ini umumnya cocok dipelihara dengan berbagai jenis ikan komunitas lainnya. ikan -iikan ini juga cukup aman untuk dipelihara bersama udang dewasa, meskipun udang kecil mungkin menjadi target mangsanya.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube CNN Indonesia yang diupload pada tanggal 28 Oktober 2025 dengan judul " Pertamina Gerakkan Ekonomi Lokal Lewat Budidaya Ikan Belida - Right Angle". Dalam video ini Pertamina mendukung masyarakat lokal untuk menjaga ekosistem Sungai Musi melalui konservasi ikan belida sekaligus menguatkan ekonomi keluarga melalui budidaya dan pengolahan hasil perikanan.
Hal ini berawal dari inisiatif konservasi ikan belida (Chitala), yang merupakan ikan spesies khas Sumatera Selatan yang populasinya kini tergerus di habitat aslinya. Program budidaya ikan air tawar yang digagas oleh Pertamina ini tidak sekadar berorientasi pada pelestarian maskot Palembang tersebut, melainkan juga berfungsi untuk memperkuat ketahanan ekonomi keluarga di Desa Sungai Gerong, membuktikan bahwa konservasi dan kemandirian ekonomi dapat berjalan beriringan.
Inisiatif lokal ini tidak lepas dari peran seorang warga bernama Yudi yang sejak tahun 2012, dimana telah berupaya membudidayakan berbagai jenis ikan air tawar, namun ia memfokuskan diri pada ikan belida sejak tahun 2021, didorong oleh idealisme untuk menjaga maskot Palembang agar tidak hanya menjadi cerita bagi anak cucu.
Upayanya ini kemudian direspon oleh Pertamina Refinery Unit III Plaju, yang mengubah inisiatifnya menjadi program terintegrasi yang lebih besar. Melalui program yang dinamakan Belida Musi Lestari, Pertamina menggandeng sedikitnya 30 kepala keluarga di Desa Sungai Gerong untuk terlibat aktif.
Para warga kini membudidayakan ikan tersebut di kolam tanah dan terpal juga didorong untuk berdikari dalam penyediaan pakan, dengan memanfaatkan sumber daya dari lahan dan kebun masing-masing, mulai dari budidaya cacing sutra, udang kaca hingga tanaman indigofera untuk bahan baku pelet.
Dalam membudidayakan ikan belida bukanlah pekerjaan yang mudah karena spesies ini dikenal sangat sensitif, membutuhkan air yang bersih, dan pengawasan yang ketat terhadap parameter seperti suhu dan kadar oksigen.
Dengan tantangan tersebut, program Belida Musi Lestari didukung dengan inovasi. Salah satu terobosan penting yang dilakukan adalah pengembangan metode pemijahan semi buatan dengan bantuan manusia.
Inovasi ini merupakan hasil paten dari PT KPI RU III Plaju yang mengatasi keterbatasan pemijahan alami yang memiliki kemungkinan kecil untuk menghasilkan benih baru. Berkat upaya intensif ini, program tersebut berhasil mencatatkan dengan 370 anakan belida yang berhasil dikonservasi, menandai keberhasilan dalam upaya pelestarian.
Selain sektor budidaya warga juga didampingi untuk mengelola sektor hilir melalui pengolahan hasil panen. Sebagian hasil budidaya diolah menjadi ikan asap, yang dikenal sebagai ikan salai yang memiliki cita rasa gurih dan menjadi produk bernilai jual tinggi.
Awalnya, proses pengolahan ikan asap dilakukan secara manual, namun dengan dukungan program ini, warga kini memanfaatkan alat baru yang mengadopsi teknologi dari kilang, sehingga prosesnya menjadi lebih efisien.
Berdasarkan info yang dikutip dari situs berita rakyatpembaruan.com yang diposting pada tanggal 26 Oktober 2025 dengan judul Unik!Prinsip Kerja Kilang Pertamina Diadaptasi Jadi Alat Pengasap Ikan Rendah Emisi “Dulu asap dari tungku sering membuat sesak, bahkan dinding rumah sekitar ikut menghitam. Sekarang hampir tidak ada asap yang keluar. Selain lebih bersih, prosesnya juga cepat dan hasilnya lebih tahan lama,”.
Produk ikan asap tersebut kemudian dipasarkan dan dijual dengan harga Rp. 90.000 per kilogram. Dukungan menyeluruh dari hulu hingga hilir ini memastikan bahwa program Belida Musi Lestari dari Pertamina berhasil menggerakkan roda perekonomian lokal dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat Desa Sungai Gerong.
Pemanfaatan energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya kian menjadi solusi efektif dan efisien, terutama bagi sektor budidaya perikanan di kolam bundar. Ketersediaan oksigen melalui aerasi yang stabil selama 24 jam penuh sangat penting untuk ikan -ikan yang dipelihara.
Video yang diupload pada tanggal 8 Januari 2022 oleh channel youtube vara 2377 channel dengan judul "cara mudah menghitung kebutuhan Pembangkit tenaga surya buat airasi kolam ikan nila 24 jam nonstop" Ini memberikan panduan sederhana mengenai cara menghitung kebutuhan komponen pembangkit listrik tenaga surya secara akurat agar sistem aerasi dapat berjalan tanpa henti. Perhitungan ini penting untuk menghindari pemborosan biaya sekaligus memastikan pasokan daya tercukupi.
Sistem PLTS untuk aerasi kolam membutuhkan setidaknya lima komponen yang wajib dipersiapkan dan dihitung kapasitasnya dengan tepat. Komponen-komponen tersebut adalah aki atau baterai sebagai media penyimpanan energi, inverter untuk mengubah arus DC menjadi AC yang digunakan oleh aerator, kabel sebagai penghubung, panel surya sebagai penangkap energi matahari, dan solar charger controller (SCC) yang berfungsi vital mengatur proses pengisian daya ke baterai.
Kelima komponen ini membentuk satu kesatuan sistem yang harus terintegrasi dan memiliki kapasitas yang sesuai dengan beban listrik aerator yaitu aki atau baterai, inverter, kabel sebagai penghubung, panel surya dan solar charger controller.
Aerator Proses perhitungan dimulai dengan mengukur kebutuhan daya listrik harian aerator. Sebagai contoh, jika digunakan satu unit aerator jenis Lp 20 dengan konsumsi daya 17 Watt, maka kebutuhan daya harian selama 24 jam adalah menghasilkan 408 Watt.
Namun, dalam prakteknya, selalu ada kehilangan daya akibat intensitas cahaya, efisiensi sistem dan faktor lainnya. Oleh karena itu, daya harian tersebut perlu dibagi dengan faktor efisiensi diasumsikan 60 persen atau 0,6. Untuk mendapatkan kebutuhan daya efektif. Dengan demikian, kebutuhan daya efektif per hari adalah yaitu 680 Watt. Angka 680 Watt ini menjadi patokan untuk menentukan kapasitas panel surya.
Untuk menghitung kebutuhan panel surya, kebutuhan daya efektif harian 680 Watt dibagi dengan estimasi jam sinar matahari efektif dalam sehari. Walaupun panas matahari ada selama 12 jam, intensitas cahaya yang optimal dan cukup bagus diperkirakan hanya sekitar 5 jam.
Kebutuhan panel surya
Berdasarkan asumsi 5 jam tersebut, kebutuhan panel surya adalah menghasilkan 136 Watt Peak (WP). Apabila di pasaran tersedia panel dengan kapasitas 100 WP, maka dibutuhkan sekitar 1,36 unit. Agar aman dan memadai, angka ini dibulatkan ke atas menjadi 2 unit panel surya.
Kebutuhan baterai aki Setelah panel, perhitungan dilanjutkan ke baterai aki. Sebelum menghitung kapasitas baterai, kebutuhan daya harian 408 Watt perlu dihitung ulang dengan mempertimbangkan efisiensi inverter diasumsikan 95 persen, menghasilkan kebutuhan energi sekitar 429 Watt.
Jika menggunakan baterai 50 Ah dengan tegangan 12 Volt kapasitas total menjadi 600 Watt, maka secara hitungan dasar hanya dibutuhkan kurang dari satu unit. Namun, agar baterai tidak cepat rusak dan awet, disarankan agar baterai tidak boleh habis total atau mendekati nol saat dipakai. Oleh karena itu, jumlah unit yang dibutuhkan digenapkan dan dikalikan dua, sehingga disarankan menggunakan 2 unit Baterai 50 Ah 12 Volt agar baterai bisa bertahan lama.
Inverter Pada perhitungan untuk komponen penunjang juga perlu diperhatikan yaitu untuj inverter, meskipun aerator hanya 17 Watt, disarankan menggunakan kapasitas yang jauh di atasnya, misalnya menggunakan yang 500 Watt, untuk menjamin daya tahan yang lebih baik.
Solar charger controller
Sementara itu, pemilihan solar charger controller (SCC) disarankan menggunakan jenis MPPT dan kapasitas amperenya dihitung berdasarkan arus listrik dari panel surya yang dipakai. Dalam contoh ini, dibutuhkan SCC minimal 12 Ampere, sehingga disarankan memilih SCC 20 Ampere yang mudah ditemukan di pasaran online.
Kabel sebagai penghubung
Disarankan menggunakan kabel serabut jenis 2 x 2,5 mm, dengan panjang disesuaikan ketinggian misalnya saja 20 meter.
Dengan menggunakan perkiraan harga online shop saat video diupload, total estimasi biaya keseluruhan sistem ini diperkirakan mencapai Rp. 3.438.000. Panduan sederhana ini dapat menjadi acuan awal yang bermanfaat bagi para pembudidaya ikan skala kecil hingga rumahan.
Untuk penjelasan yang lebih rinci, rekan pembaca dapat menonton video panduannya di youtube. Video tersebut sangat membantu dan memberikan penjelasan yang jelas, termasuk cara menghitung alat-alat yang dapat memasok kebutuhan listrik tenaga surya menggunakan rumus pembagian dan perkalian, yang sesuai untuk mengoperasikan aerator LP 20.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Jagadtani TV yang diupload pada tanggal 25 Oktober 2025 dengan judul " MODAL 2 JANTAN 7 BETINA DW FARM KINI PUNYA RATUSAN AYAM, PILIH SLOW LIVING RESIGN DARI IT".
DW Farm adalah contoh dari perwujudan konsep slow living yang produktif dan berorientasi pada ketahanan pangan mandiri yang didirikan oleh Mbak Dewi Apriani setelah memutuskan untuk resign dari karir profesionalnya di bidang IT, DW Farm berawal dari kekhawatiran yang terbilang visioner dan tentunya menginspirasi.
Mbak Dewi sendiri termotivasi oleh sebuah diskusi yang memprediksi potensi punahnya teknologi dan listrik di masa depan, mendorongnya untuk mengalihkan fokus dari pekerjaan kantor ke sektor yang tak lekang dimakan zaman: peternakan dan pertanian.
Dengan lokasi awal di Cibinong, Kabupaten Bogor, motivasinya terbilang sangat sederhana, namun mendasar yaitu mencapai ketahanan pangan mandiri bagi keluarga untuk meminimalisir biaya belanja harian, mingguan, bahkan bulanan, terutama untuk kebutuhan protein hewani.
Perjalanan DW Farm dimulai dari modal yang sangat minim, yakni hanya dua ekor ayam jantan dan tujuh ekor ayam betina. Dengan total sembilan ekor ayam kampung asli tersebut, ia mulai melakukan budidaya secara mandiri.
Awalnya, hasil telur dan anak ayam yang berlebih hanya dipasarkan melalui cara yang sangat sederhana mengunggah status di WhatsApp atau media sosial pribadi kepada teman-teman kantor dan kenalan. Konsistensi dalam pemasaran kecil-kecilan ini ternyata membawa hasil yang besar.
Ketika permintaan meningkat, ia mulai menerapkan strategi bisnis yang cerdas yaitu hasil budidaya dijual pada momen high season seperti Lebaran, di mana harga jual ayam potong atau hidup menjadi sangat tinggi.
Keuntungan yang didapatkan dari penjualan ini tidak langsung dinikmati, melainkan diputar kembali untuk membeli bibit baru, memungkinkan DW Farm untuk berkembang pesat hingga saat ini memiliki ratusan ekor ayam dan sudah mulai merambah ke budidaya ikan nila.
Dalam pengelolaan ternaknya, DW Farm menerapkan sistem semi umbar dengan fokus utama pada kesejahteraan alami ayam. Mereka memilih untuk tidak menerapkan vaksinasi, melainkan mengandalkan tiga sifat alami ayam, yaitu mandi tanah, berjemur di bawah sinar matahari, dan bertengger.
Metode ini dipercaya menjaga ayam tetap sehat dan bahagia. Untuk pakan, DW Farm menggunakan pakan pabrikan penuh (full pabrikan) yang diperkaya dengan sumber pakan alami seperti sayur-sayuran, daun pisang muda, daun pepaya dan azolla.
DW Farm kini membudidayakan berbagai jenis ayam, termasuk ayam elba dan arab untuk kampung petelur, isa brown untuk ras petelur, serta ayam pedaging. Dengan sistem kandang yang ideal yakni 1 jantan dan 4 betina per kandang 80x130 cm, dan menariknya hasil panen telurnya mencapai 3 hingga 4 butir per hari.
Produk yang dijual pun bervariasi, mulai dari telur konsumsi, telur fertil, anak ayam usia 1 bulan ke atas (tidak menjual DOC), ayam pullet, hingga indukan siap produksi.
Menurutnya slow living bukan diukur dari besarnya nominal tabungan atau aset, melainkan dari mindset dimana seseorang dapat tetap produktif, menghasilkan uang dan bekerja, namun dirinya sendiri yang memegang kendali atas ritme dan waktunya dimana hal ini ni adalah perwujudan dari rasa syukur yang besar.
Bagi para pemula yang ingin mengikuti caranya, ia menyarankan untuk memulai dari hal yang paling sederhana. Ia mendorong untuk mencoba bertanam sayuran seperti bayam, cabai, kangkung atau tomat dan bagi yang menyukai ternak, memulainya dengan ayam kampung asli yang tidak memerlukan mesin tetas dengan modal awal yang sama yaitu 2 jantan dan 7 betina, dan yang terpenting, konsisten memutar kembali modal hasil penjualan untuk mengembangkan usaha.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Jejak Bumi id yang diupload pada tanggal 15 Januari 2025 dengan judul "Budidaya Ikan Hias Lokal & Ekspor: Bisnis Sukses di Usia 28 Tahun II Local Ornamental Fish Farming". Dalam video ini pengusaha muda sukses mengembangkan bisnis ikan hias warisan keluarga hingga ekspor internasional. Berbasis di Desa Cinta Rasa, ia membudidayakan lebih dari lima jenis ikan hias dan berbagi infonya yang inspiratif.
Adalah Nur Aziza berusia 28 tahun yang berlokasi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, telah membuktikan bahwa sektor budidaya ikan hias memiliki potensi bisnis yang sangat luas, baik untuk pasar domestik maupun internasional.
Usaha yang ia geluti saat ini sejatinya merupakan sebuah warisan turun-temurun yang telah dimulai oleh kakeknya, dilanjutkan oleh ayahnya, hingga kini berlanjut padanya untuk diteruskan.
Berawal dari minatnya secara pribadi sebagai seorang penghobies ikan hias, langkah serius Nurizah untuk terjun ke dunia profesional dimulai pada tahun 2019 setelah ia menyelesaikan masa perkuliahan.
Keputusan ini didasari oleh pandangan yang optimistis terhadap prospek pasar ikan hias yang dinilai sangat menjanjikan dan terus berkembang.
Selain didorong oleh motivasi kuat dari orang tuanya yang telah lebih dulu berkecimpung di bidang ini, Nurizah bertekad untuk mengembangkan skala budidaya yang dimilikinya menjadi lebih terstruktur dan berorientasi ekspor.
Dalam menjalankan usahanya, ia menerapkan strategi diversifikasi dengan membagi fokus budidaya ke dalam dua segmen utama: ikan lokal dan ikan ekspor. Untuk memenuhi permintaan pasar domestik membudidayakan berbagai jenis ikan hias yang populer seperti ikan barbir, maskoki dan manfis.
Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya pemahaman akan dinamika pasar global, ia mulai memprioritaskan budidaya untuk tujuan ekspor, sebuah langkah strategis yang didorong oleh perbedaan nilai ekonomi jual yang jauh lebih tinggi dibandingkan ikan lokal. Jenis-jenis ikan yang menjadi andalan ekspornya termasuk duboisi sejenis ikan frontosa.
Skala ekspornya pun cukup signifikan, dengan kemampuan mengirimkan antara 500 hingga 1.000 ekor ikan dalam satu kali pengiriman, yang intensitasnya bisa mencapai tiga kali dalam sebulan, tergantung dari permintaan buyer.
Proses pengiriman ikan hias ini masih difasilitasi melalui supplier di Bandung sebelum akhirnya didistribusikan ke negara tujuan utama seperti Singapura dan Tiongkok (Cina).
Kunci utama keberhasilan sekaligus tantangan terbesar dalam bisnis budidaya ikan hias, menurut Nurizah, adalah menjaga dan mengelola kualitas air.
Ia menekankan bahwa hal-hal penting seperti suhu air, tingkat pH dan Total Dissolved Solids atau TDS selalu diperhatikan dengan cermat, karena kondisi ini bisa bervariasi di setiap lokasi dan memerlukan perlakuan khusus.
Selain itu, ancaman hama dan penyakit juga menjadi fokus perhatian yang seringkali menyebabkan kegagalan budidaya, menjadikannya siklus jatuh-bangun yang harus dihadapi oleh setiap pembudidaya.
Oleh karena itu, ia memberikan pesan sebagai penyemangat bagi sesama pelaku usaha, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman yaitu tetap semangat dan jangan pernah menyerah.
Dengan menilai pasar ikan hias yang masih sangat luas dan memiliki potensi besar, Nurizah mengajak lebih banyak pihak untuk ikut serta dalam budidaya ini guna memajukan kesejahteraan bersama.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube agromaritim yang diupload pada tanggal 28 Januari 2022 dengan judul " Membudidayakan Neon Tetra jadi Ladang Usaha; Diburu Pengepul, Diserap Pasar Ekspor".
Budidaya ikan hias telah lama menjadi sektor menjanjikan, dan salah satu komoditas laris di pasar global adalah neon tetra dengan nama ilmiah paracheirodon innesi seperti yang dijalankan salah satu farm yaitu HWI Farm di kawasan Sentul Bogor dari langkah awal penyiapan benih neon tetra, perawatan kolam neon tetra, pemberian pakan neon tetra hingga pemasarannya.
Budidaya ikan mungil berwarna cerah ini telah dikembangkan secara serius menjadi sebuah ladang usaha yang diminati pengepul lokal hingga diserap pasar ekspor. Mas Ade Guntur, penanggung jawab budidaya, mengungkapkan bahwa pemilihan neon tetra didasarkan pada pengalaman dasar yang sudah dimiliki teamnya, ditambah dengan potensi pasar yang besar.
Fasilitas budidaya memanfaatkan air sungai di tengah kawasan rimbun pepohonan, dimulai pada sekitar pada bulan agustus, dan kini telah sukses melakukan panen secara rutin. dengan total 44 aquarium berukuran 2 meter kali 1 meter, farm ini menerapkan sistem sirkulasi air untuk memastikan kualitas air terjaga, meskipun akan menghadapi fluktuasi ph alami dari air sungai.
Sistem operasional di farm ini berfokus pada pembesaran dan perawatan. Bibit neon tetra ukuran kecil size S dibeli, kemudian dirawat secara intensif selama kurang lebih dua bulan hingga mencapai ukuran jual. setiap aquarium besar dirancang untuk menampung sekitar 5.000 ekor ikan, memastikan ruang gerak dan kondisi lingkungan yang ideal.
Untuk asupan nutrisi mengombinasikan pakan hidup berupa kutu air dan pakan pabrikan berupa pelet. Tantangan dalam menggunakan sumber air alami adalah stabilitas lingkungan. Untuk mengatasi ph air yang cenderung naik turun, terutama saat hujan dan memanfaatkan dengan menambahkan daun ketapang ke dalam air di dalam aquarium, yang efektif menurunkan dan menstabilkan ph sehingga kondisi ikan tetap optimal.
Aspek pemasaran neon tetra dari farm ini sangat terstruktur, berorientasi pada pasar b2b (business-to-business). Pemasaran dilakukan melalui pesanan tetap dari pengepul di kawasan bojongsari. Dalam satu kali panen, farm ini mampu menghasilkan volume antara 20.000 hingga 50.000 ekor, dengan harga jual berkisar antara Rp. 1.000 hingga Rp. 2.000 per ekor.
Selain melayani partai besar, farm ini juga terbuka untuk penjualan eceran dan memanfaatkan media sosial serta komunitas untuk memperluas jangkauan pasar. Peran farm dalam rantai pasok adalah sebagai supplier yang memasok ikan ke eksportir, yang kemudian mengatur pengiriman untuk memenuhi permintaan pasar ikan hias Tetra global.
Hal ini menunjukkan bahwa budidaya neon tetra di bogor telah menjadi bagian terpadu dari industri ikan hias indonesia yang berorientasi ekspor.
Meskipun terlihat menjanjikan, budidaya neon tetra dalam skala besar ini tidak luput dari kendala, seperti tantangan terbesar adalah manajemen kesehatan ikan. Resiko kematian yang signifikan, terutama ketika terjadi serangan penyakit pernah dialami bahkan mencapai ratusan ekor dalam satu aquarium.
Kesulitan dalam mendeteksi dini ciri-ciri penyakit karena karakteristik penyakit yang berbeda di setiap lokasi menjadi masalah krusial. selain itu, pasokan pakan hidup yang kurang konsisten juga menjadi kendala operasional untuk meningkatkan potensi bisnis.
Farm ini juga sedang berupaya memasuki tahap breeding kedepannya. walaupun neon tetra membutuhkan ph rendah untuk pemijahan sementara ph air dilokasi farm cenderung tinggi, Mas ade guntur optimis dan terus mencoba, menunjukkan semangat untuk terus belajar dan mengembangkan bisnis budidaya ikan hias ini lebih jauh.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel project ringan yang diupload pada tanggal 30 Juni 2023 dengan judul " pengujian pompa 12v dc VS solar panel 50wp tanpa modul apapun VLOG".
Dalam video admin channel melakukan tes mengenai kemampuan panel surya 50 Watt Peak (WP) untuk menggerakkan pompa air DC 12 Volt secara langsung, tanpa alat penstabil atau step-down apa pun. Pengaturan yang digunakan sangat minimalis, dengan panel surya tersebut dihubungkan langsung ke alat watt meter yang kemudian disambungkan ke pompa air.
Pompa celup berbentuk tabung yang diuji ini memiliki spesifikasi daya 18 Watt pada tegangan 12 Volt. Dalam setting pengujian, pompa ini dipasangi selang sepanjang 1,5 meter untuk memperlihatkan kondisi pengaliran air vertikal dari pompa yang sebelumnya sempat diulas di video yang lalu di channel ini.
Secara teknis, tegangan panel surya dalam kondisi open circuit (tanpa beban) terukur sekitar 20 Volt, sedikit lebih tinggi dari tegangan nominalnya yaitu 17 Volt, yang menandakan panel siap memberikan daya yang signifikan. Tujuan dari vlog ini bukanlah untuk merekomendasikan instalasi permanen, melainkan untuk pengujian sementara.
Ketika koneksi dibuat dan terhubung pompa mulai beroperasi dari dari daya panel surya, ditemukan beberapa hal penting yang menggarisbawahi sensitivitas sistem tenaga surya. Salah satu kendala yang ada adalah gangguan konektor kabel yang kurang optimal, namun yang lebih penting adalah dampak dari bayangan yang menutupi sebagian kecil panel surya.
Saat panel yang tertutup bayangan, pompa air seketika mati atau gagal beroperasi. Kejadian ini menjadi pengingat penting bahwa efisiensi dan stabilitas sistem DC yang langsung terhubung ke panel surya sangat rentan terhadap intensitas cahaya matahari, dimana sedikit penurunan penyinaran akibat bayangan dapat langsung memengaruhi dayanya.
Setelah bayangan teratasi dan koneksi stabil, air berhasil mengalir kembali dengan lancar melalui selang 1,5 meter, memverifikasi bahwa secara daya, panel surya 50 WP memang sanggup menjalankan pompa celup ini dengan lancar.
Pengujian ini menghasilkan data performa yang menarik namun juga berpotensi mengkhawatirkan. Saat pompa beroperasi, tegangan dari panel surya mengalami penurunan atau drop yang signifikan, dari tegangan open circuit 20 Volt menjadi stabil di sekitar 13 Volt.
Bersamaan dengan penurunan tegangan ini, daya yang ditarik oleh pompa justru meningkat drastis. Wattmeter mencatat aliran daya mencapai 28 Watt, jauh melampaui spesifikasi nominal pompa yang seharusnya hanya 18 Watt. Peningkatan daya ini mengindikasikan bahwa pompa "terpacu" atau didorong untuk bekerja melebihi batas desainnya karena adanya pasokan tegangan yang relatif tinggi dari panel surya.
Walaupun penguji menyatakan voltase 13V masih tergolong aman, penggunaan daya 28 Watt pada pompa 18 Watt berpotensi membahayakan keawetan dan masa pakai motor pompa, menjadikannya sebuah konfigurasi yang tidak disarankan untuk aplikasi jangka panjang.
Sebagai kesimpulan, eksperimen ini membuktikan bahwa panel surya 50 WP memiliki kapasitas daya yang memadai untuk menyalakan pompa air DC 12V/18 Watt, bahkan tanpa alat pengendali yang dimaksud dalam video pompa celup ini dapat bekerja dan air dapat mengalir dengan baik ke wadah baskom.
Pengujian ini juga memperlihatkan resiko dari konfigurasi langsung yaitu tidak adanya regulasi menyebabkan pompa bekerja over-spec sehingga enarik daya yang tertera sekitar 28 Watt, dan sistem menjadi sangat sensitif terhadap gangguan bayangan pada panel. Untuk implementasi sehari-hari yang membutuhkan keawetan dan performa stabil, penggunaan modul charge controller atau step-down yang dapat menstabilkan tegangan keluaran tetap perlu dipakai untuk memastikan pompa beroperasi sesuai spesifikasi pabrikannya.
Dengan demikian panel surya 50 WP sangat bermanfaat untuk aquarium atau kolam ukuran kecil karena menyediakan sumber listrik alternatif yang stabil dan ekonomis. Daya puncak 50 Watt ini lebih dari cukup untuk menjalankan peralatan berdaya rendah seperti pompa air filter dan aerator secara terus-menerus.
Menariknya berdasarkan menonton dari video youtube lainnya dengan penambahan baterai aki yang sesuai spesifikasi dan charge controller, panel surya dapat menjamin pompa celup aquarium berjalan selama 24 jam non-stop dan berkelanjutan selama tersinari matahari di siang hari.
Manfaatnya adalah tentu akan menghemat tagihan listrik bulanan, sekaligus berfungsi sebagai sistem daya cadangan jika dipasangkan dengan baterai. Sistem ini memastikan pompa dan aerator tetap menyala saat listrik PLN padam, mencegah ikan mati akibat kurangnya sirkulasi atau oksigen, sekaligus menjadikan aquarium berjalab dengan energi ramah lingkungan.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Insbi Media yang diupload pada tanggal 13 Agustus 2022 dengan judul " Modal Kecil, Untung Jutaan || Agen Ikan Hias Termurah".
Perjalanan dalam dunia bisnis ikan hias air tawar diketahui seringnya diwarnai jatuh bangun, namun tidak demikian halnya bagi Mbak Iwak Mojokerto julukan akrab Bapak Endik Arisanto untuk usaha grosir ikan hias yang berlokasi di Desa Modongan, Sooko, Mojokerto. Dalam video yang menginspirasi ini, ia membagikan kisahnya selama 16 tahun berkecimpung sebagai pebisnis beragam ikan hias.
Ia memulai bisnisnya langsung sebagai agen tanpa melalui tahap pengecer, dengan modal yang sangat minim, yaitu sekitar Rp. 100.000 hingga Rp. 200.000 belasan tahun lalu. Perjalanan dimulai dari penampungan sederhana, lalu berkembang sedikit demi sedikit, hingga mampu membeli aquarium dan membangun kolam permanen.
Filosofi yang dipegangnya adalah semangat untuk membantu para pemula, bahkan berjanji untuk "mengajari" Rekannya agar tidak perlu mengalami kerugian besar, asalkan memegang teguh kejujuran.
Kunci keberhasilan usaha grosir ini terletak pada integritas dan pengetahuan mendalam tentang produk. Ia menjelaskan bahwa seorang penjual ikan hias perlu memahami betul karakter setiap jenis ikan, seperti apakah ikan tersebut boleh dicampur, atau bagaimana preferensi suhunya. Pengetahuan ini penting untuk meminimalisir risiko kematian ikan, yang bisa saja dapat menghapus modal dalam sekejap.
Saking pedulinya, ia selalu menanyakan ukuran aquarium atau kolam pembeli, serta jumlah ikan yang akan dibeli, untuk memastikan kepadatan ikan tidak melebihi batas yang aman, sebuah pelajaran penting yang pernah ia alami di masa awal usahanya. Saat ini, usahanya menyediakan sekitar 70 hingga 80 jenis ikan hias air tawar, dan melayani pembeli grosir sejak pukul 05:30 pagi kecuali hari Selasa dan Jumat yang bisa sampai pukul 21:00 karena waktu kedatangan ikan.
Sebagai salah satu agen terbesar di daerahnya, ia telah berhasil membina jaringan yang kuat, meliputi lebih dari 100 reseller dan grosir, dari kalangan muda hingga bapak-bapak, khususnya di Jawa Timur. Ia tidak hanya sekadar menjual, tetapi juga berperan sebagai mentor. Dalam menghadapi tantangan, terutama saat pandemi, ia turun tangan membantu reseller dengan menyesuaikan harga agar roda ekonomi mereka tetap berputar.
Prinsipnya dalam berbisnis adalah mengutamakan kejujuran dan kepercayaan. Ia bahkan sering melakukan transfer pembayaran kepada petani ikan sebelum barangnya tiba, sebuah bentuk komitmen yang menghasilkan loyalitasnya. Meskipun margin keuntungan untuk grosir terbilang tipis ia menyebut hanya mengambil sekitar 25 persen dari keuntungan reseller dan selalu bersyukur dan berupaya maksimal untuk menjaga kualitas ikan.
Melihat perkembangan usahanya terlihat dalam video akan berencana melakukan ekspansi, khususnya untuk menambah kolam pembesaran ikan cupang dan jenis ikan lain yang memiliki risiko kerugian lebih terukur. Ia juga menegaskan komitmennya untuk mendukung para penjual baru yang ingin mandiri, bahkan siap mengisi stok kiosnya dengan sistem pembayaran yang fleksibel atau cicilan, dengan satu syarat yaitu kejujuran.
Secara keseluruhan, kisah ini adalah pelajaran berharga bahwa modal kecil dapat menghasilkan jutaan, bukan hanya melalui keuntungan finansialtetapi juga melalui kekayaan jaringan, kepercayaan dan integritas dalam berbisnis.
Pada tanggal 21 Oktober 2025, channel youtube The Exotic Red mengupload video dan memberikan info penting bagi para penghobies ikan hias, khususnya arowana super red. Vlog yang berjudul "VLOG 41 THE EXOTIC RED UPDATE HARGA KOLEKSI OKTOBER SIZE 12CM 18CM 25CM DAN 40CM KOMPLIT DISINI" ini memperlihatkan pembaruan stok besar-besaran, dengan total 43 ekor ikan spesial yang baru tiba di farm .
Keistimewaan kedatangan kali ini adalah variasi ukuran yang sangat lengkap, mulai dari size baby 12 cm, size remaja 18 cm dan 25 cm, hingga size indukan 40 cm dan 50 cm. Ini memastikan bahwa The Exotic Red memiliki opsi untuk kolektor dari semua tingkatan, baik yang ingin membesarkan dari kecil maupun yang mencari ikan siap progress.
Kualitas ikan yang ditawarkan oleh The Exotic Red menjadi fokus dalam vlog video ini. Dengan menampilkan ikan-ikan yang diklaim sebagai super red chili dengan warna merah yang sudah mulai terlihat pekat pada bagian ekor, bahkan saat masih berada di dalam plastik aklimasi, yang ditandai dengan istilah "gincu-gincu".
Selain warna, kesehatan dan keseragaman juga dijelaskan. Semua ikan di farm ini, terutama yang berukuran 25 cm sebanyak 20 ekor dihargai Rp. 1.950.000 berasal dari satu indukan dan satu kolam pembesaran. Keunggulan ini membuat ikan-ikan tersebut terjamin rukun dan tidak akan berkelahi, menjadikannya sangat ideal bagi kolektor yang ingin memelihara arwana super red secara berkelompok dalam satu aquarium.
Admin juga memastikan bahwa ikan dalam kondisi sehat, rakus makan, tidak de (drop eye), dan tidak cakil (bibir mencong), dengan proses training yang terus dilakukan, termasuk training warna menggunakan lampu.
Pembaruan koleksi ini juga disertai dengan daftar harga yang kompetitif untuk beberapa spesimen unggulan. Untuk para pemula yang ingin membesarkan sendiri, tersedia Baby superred size 12 cm yang dijual seharga Rp. 1.250.000 per ekor. Meskipun berukuran kecil, ikan ini diklaim dari indukan chili red yang berpotensi menghasilkan warna merah pedas saat dewasa.
Sementara itu, untuk ikan dengan spesifikasi khusus, tersedia ikan superred dayung panjang size 30 cm yang dijual dengan harga Rp. 4.000.000, memiliki sirip yang panjang dan ekor yang rapat, ada juga superred bahan tanning size 40 cm dengan badan sumo dan ekor rapat, dibanderol Rp. 4.500.000.
Jenis lain yang mendapat perhatian adalah chili red size 38 cm yang memiliki merah kuat dan ekor sangat besar dari kepalanya dihargai Rp. 5.500.000. Koleksi ikan besar lainnya, seperti SSB size 40 cm dihargai Rp. 5.000.000 dan ikan arwana sepauk bahan tanning size 40 cm dihargai Rp. 4.000.000 dengan warna ekor merah pekat, juga diperlihatkan sebagai ikan klangenan yang siap untuk diprogres.
The Exotic Red menginfokan bahwa update stok selalu dilakukan dan juga melayani jual beli ikan arwana. Untuk mendapatkan informasi lebih detail mengenai ikan, foto, dan video yang lebih jelas, para penonton disarankan untuk menghubungi team di farm melalui nomor WhatsApp yang tersedia. Admin juga menghimbau untuk menyimpan kontak agar selalu mendapatkan pembaruan harian di WhatsApp.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Tanilink TV yang diupload pada tanggal 4 April 2022 dengan judul " Kupas Tuntas Usaha Bibit Gurame Dari Telur, Pemeliharaan & Pemasaran". Di video ini mbak Lintin, seorang pengusaha ikan cupang dan gurame dari Kabupaten Kediri berbagi informasi tentang potensi dari bisnis peternakan ikan gurame baik dari ukuran bibit hingga konsumsi.
Keputusannya untuk beralih dari sektor ikan hias ke ikan konsumsi, khususnya gurame, terbukti menjadi langkah strategis yang menguntungkan bagi para pembudidaya. Bisnis ini tidak hanya didorong oleh minat, tetapi juga analisis pasar yang tajam, terutama melalui media sosial seperti Facebook, dimana permintaan benih dan ikan gurame ukuran tertentu terlihat sangat tinggi.
Hal ini mengindikasikan adanya celah pasar akibat kekurangan stok dari petani, sebuah peluang emas yang langsung diambil. Dengan memanfaatkan peluang ini, bisnis guramenya mampu mencapai volume produksi benih hingga 200.000 ekor per bulan, menjadikannya pemain penting dalam rantai pasok ikan konsumsi. Potensi ini semakin menguat di tengah isu kenaikan harga komoditas baha baku pakan seperti kedelai.
Proses budidaya gurame dimulai dari memilih untuk mendatangkan telur gurame dari sentra produksi yang terkenal, seperti Lampung dan Purwokerto. Telur-telur ini kemudian ditetaskan di bak-bak khusus dan dipindahkan ke kolam pembesaran setelah berusia lima hari. Di kolam, benih mengalami masa "puasa" selama lima hari, memanfaatkan cadangan makanan yang masih ada dalam tubuhnya yang disebut yolk sac berwarna kuning.
Selanjutnya, ikan mendapatkan asupan gizi bertahap, mulai dari kutu air (kutir) selama lima hari pertama, disusul dengan cacing sutra hingga mencapai usia 30 hari. Pada tahap ini, benih sudah berukuran 1 hingga 3 sentimeter dan siap disuplai ke petani pembenih lain. Setelah benih mencapai ukuran berikutnya, yaitu seukura diukur dari lebarny, barulah ia diserahkan kepada petani konsumsi untuk dibesarkan hingga panen.
Pembesaran gurame menuju ukuran konsumsi dilakukan dalam kolam terpal yang dirancang untuk efisiensi tinggi. Perhitungan kepadatan tebar sangat penting, yaitu sekitar 25 hingga 30 ekor per meter kubik air. Sebagai contoh, kolam berukuran 25 x 9 meter dengan kedalaman 1,5 meter dapat menampung sekitar 5.000 benih.
Dalam jangka waktu 8 hingga 9 bulan, kolam ini diperkirakan menghasilkan panen hingga 3 ton gurame. Untuk pemasaran, terdapat tiga kategori harga jual per kilogram yang diterapkan yaitu Harga borongan di kisaran Rp. 30.000 sampai Rp. 32.000 dan Harga Kering sekitar Rp. 32.000 sampai Rp. 33.000, dan Harga Basah ikan hidup, kualitas terbaik, ditimbang dengan air di kisaran Rp. 35.000 sampai Rp.38.000.
Perhitungan finansial menunjukkan potensi keuntungan yang signifikan. Dengan omzet minimal mencapai sekitar Rp. 90.000.000 per siklus panen berdasarkan hasil 3 ton, dan biaya pakan yang diperkirakan sekitar Rp. 40.000.000, serta biaya pembangunan kolam terpal yang relatif murah dan berjangka panjang, keuntungan bersih yang diperoleh dapat mencapai Rp. 50.000.000 hingga Rp. 60.000.000 dalam waktu kurang dari satu tahun.
Meskipun demikian, bisnis ini menghadapi tantangan logistik, terutama dalam pengiriman ikan hidup ke wilayah Jawa Barat atau luar pulau, karena keterbatasan daya tahan oksigen (maksimal 13 jam) saat menggunakan transportasi darat. Namun masih bisa di atasi dengan cara lain misalnya dengan mengganti air baru saat di perjalanan yang sudah semestinya dilakukan penggantian air.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel Warta Kota Production yang diupload pada tanggal 20 Oktober 2025 dengan judul "Ratusan Peternak Antusias Ikuti Pelatihan Budidaya Ikan Hias dan Konsumsi, Kasudin KPKP".
Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur baru-baru ini sukses menggelar pelatihan budidaya ikan hias dan konsumsi yang menarik antusiasme ratusan peternak.
Kegiatan ini merupakan inisiatif proaktif pemerintah daerah dalam meningkatkan kapasitas dan keterampilan masyarakat di sektor perikanan. Pelatihan tersebut diadakan di Training Center Sudin KPKP yang berlokasi di Kalender, Kecamatan Duren Sawit.
Dengan fokus untuk membekali para peserta yang sebagian besar telah aktif dalam kegiatan budidaya dengan teknik dan pengetahuan yang lebih mutakhir, pelatihan ini juga memberikan bantuan sarana yang krusial untuk memastikan keberlanjutan usaha perikanan mereka.
Pelaksanaan pelatihan ini dibagi menjadi dua tahap penting untuk mencakup dua jenis budidaya ikan yang berbeda. Tahap pertama, yang secara spesifik berfokus pada budidaya ikan hias, telah dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Oktober 2025, dengan dihadiri oleh 50 orang peserta.
Selanjutnya, tahap kedua yang membahas budidaya ikan konsumsi diselenggarakan pada Senin, 20 Oktober 2025, juga dengan jumlah peserta yang sama, yaitu 50 orang.
Secara total, kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta, yang merupakan perwakilan dari 10 kecamatan di wilayah Jakarta Timur. Kasudin KPKP Jakarta Timur, Taufik Yulianto, menjelaskan bahwa selain mendapatkan materi dari pembicara, para peserta juga langsung menerima bantuan berupa tempat penampungan ikan.
Bantuan ini bertujuan agar ilmu dan sarana yang diberikan dapat segera diterapkan, memungkinkan para peternak untuk langsung memulai atau mengembangkan budidaya di lokasi mereka masing-masing.
Tingkat antusiasme masyarakat untuk mengikuti pelatihan ini terbilang sangat tinggi, dengan pendaftaran yang dihimpun melalui pengumuman di media sosial. Dari 100 peserta yang terlibat, data demografis menunjukkan beberapa fakta menarik mengenai profil peternak.
Peserta didominasi oleh laki-laki, dengan perbandingan yang cukup signifikan, yakni 90 laki-laki berbanding 10 perempuan. Sementara itu, dari sisi usia, kelompok usia 41 hingga 50 tahun menyumbang jumlah peserta terbanyak, yaitu 33 orang.
Selain itu, yang menggembirakan adalah tingginya partisipasi dari kalangan senior yaitu peserta berusia 51 tahun ke atas juga menunjukkan keikutsertaan yang besar, mencapai 24 orang, menandakan bahwa semangat untuk berbudidaya ikan tidak mengenal batas usia.
Dengan fakta bahwa sebagian besar peserta sudah merupakan pelaku usaha perikanan, pelatihan ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan hasil panen dan kualitas usaha perikanan di Jakarta Timur.
Kegiatan pelatihan budidaya ikan hias dan konsumsi ini memiliki manfaat dalam peningkatan kapasitas ekonomi dan keterampilan teknis masyarakat.
Dengan mendapatkan materi yang terstruktur dan mutakhir dari Sudin KPKP, para peserta yang sebagian besar sudah berprofesi sebagai peternak ikan dapat memperbarui ilmu mengenai manajemen budidaya yang efisien, mulai dari pemilihan bibit unggul, pemeliharaan kualitas air, hingga teknik panen.
Peningkatan pengetahuan ini secara langsung bertujuan untuk meminimalisir risiko kegagalan usaha dan mengoptimalkan hasil produksi, yang merupakan kunci untuk meningkatkan pendapatan para pelaku usaha perikanan di Jakarta Timur.
Pemberian bantuan ini merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat, mendorong untuk secara aktif mengubah keterampilan yang dipelajari menjadi kegiatan produktif yang stabil.
Selain itu, dengan mencakup budidaya ikan hias komoditas ekspor bernilai tinggi dan ikan konsumsi penting bagi ketahanan pangan, pelatihan ini juga membuka peluang bagi peserta untuk mendiversifikasi sumber penghasilan.
Secara lebih luas, pelatihan ini berkontribusi pada penguatan sektor perikanan lokal dan ketahanan pangan. Peningkatan jumlah pelaku usaha ikan konsumsi yang terampil akan menjamin ketersediaan sumber protein hewani berkualitas di wilayah tersebut, yang sangat vital bagi gizi dan pangan masyarakat.
Di sisi lain, pengembangan budidaya ikan hias dapat menempatkan Jakarta Timur sebagai kontributor penting dalam pasar komoditas ikan hias yang menjanjikan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Oleh karena itu, kegiatan ini merupakan investasi strategis pemerintah daerah dalam membuat masyarakat yang lebih mandiri, berdaya saing, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Pelatihan yang diadakan ini kemungkinan besar berfokus pada komoditas ikan unggul yang memiliki potensi ekonomi tinggi dan adaptif terhadap lingkungan budidaya perkotaan. Untuk kategori ikan konsumsi, perhatiannya kemungkinan tertuju pada ikan nila dan ikan lele.
Untuk nila, yang menjadi perhatian adalah varietas unggulan hasil pemuliaan seperti nila gesit atau nila best, yang diketahui memeiliki pertumbuhan cepat, rasio konversi pakan yang efisien dan ketahanan penyakit yang lebih baik dibandingkan nila lokal.
Sementara itu, ikan lele khususnya varian unggul seperti lele sangkuriang bisa jadi diprioritaskan karena daya tahannya yang luar biasa terhadap kepadatan tinggi dan lingkungan budidaya minimalis, menjadikannya pilihan ideal untuk skala rumahan di Jakarta.
Dalam kategori ikan hias, komoditas unggulan yang dibekali kepada peserta kemungkinan adalah jenis yang tidak memerlukan lahan luas namun memiliki nilai jual tinggi, baik di pasar domestik maupun ekspor.
Ikan cupang adalah unggulan di Jakarta karena mudah dibudidayakan dalam wadah kecil dan memiliki permintaan yang terus meningkat, terutama pada varian dengan warna dan sirip unik.
Selain itu, pelatihan juga kemungkinan mencakup teknik budidayaikan koi dan saskoki. Fokus pelatihan untuk ikan hias ini adalah pada teknik pemuliaan genetika dan manajemen air untuk menghasilkan kualitas warna, bentuk, dan kesehatan yang sempurna, sesuai dengan standar hobies dan pasar internasional.
Dengan memfokuskan pada ikan-ikan unggul ini, tujuan pelatihan Sudin KPKP adalah untuk memastikan bahwa ilmu dan sarana yang diberikan kepada peserta langsung mengarah pada peningkatan produksi yang efektif dan efisien.
Di antara ragam varietas jenis ikan dia discus yang terlihat cantik, ikan discus blue diamond dan red melon menempati posisi teratas sebagai favorit para penghobies ikan hias. Kedua varian ini dikenal karena warna solidnya, namun keduanya memiliki sejarah, karakteristik dan daya tarik tersendiri bagi para penghobies discus.
Blue diamond
Sebagai ikan discus yang telah melalui proses pembiakan selektif, baik blue diamond maupun red melon tidak ditemukan di alam liar Amazon. Namun, jika menelisik sejarah perkembangannya, varian blue diamond dapat disebut sebagai lebih dulu. Melalui upaya intensif para peternak, terutama di Asia, blue diamond mulai populer sekitar awal tahun 1990 an.
Varian jenis ini menjadi salah satu varian warna solid yang berhasil dikembangkan dan segera menarik perhatian para penghobies ikan hias di seluruh dunia. Warna birunya yang menutupi seluruh tubuh, tanpa corak atau pola garis yang biasanya ditemukan pada discus liar, menjadikannya ikon baru dalam dunia aquakultur.
Sementara pada red melon yang juga populer muncul belakangan. Berdasarkan data dari North American Discus Association (NADA), red melon hadir bersama dengan san merah sekitar tahun 2000an untuk meningkatkan genetik varian yang sudah ada. Varian ini adalah hasil persilangan dan seleksi genetik yang berulang untuk mendapatkan warna merah yang semakin kentara.
Red melon
Maka, dapat dikatakan bahwa secara historis, discus blue diamond telah lebih dulu populer dan membuka jalan bagi varian warna solid lainnya, termasuk red melon, untuk dikembangkan.
Baik blue diamond atau red melon sama-sama membutuhkan perawatan yang cermat untuk bisa tumbuh optimal dan menampilkan warna terbaiknya. Dalam pemeliharaan di aquarium Ikan eksotis ini memerlukan kualitas air yang bersih dan stabil dengan asupan pakan bernutrisi tinggi, dan lingkungan yang minim stres. Keduanya juga sering dilombakan dalam kontes ikan hias yang dinilai berdasarkan kecerahan warna, bentuk tubuh yang bulat, serta kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Dalam hal popularitas, keduanya sama-sama diminati di pasar dunia aquatic, terutama di benua Amerika Utara, Asia dan Eropa. Popularitas blue diamond sempat mendominasi di awal kemunculannya, namun red melon kemudian mengejar dengan pesona warnanya yang sampai saat ini masih dinikmati. Berbagai forum dan pasar online membuktikan permintaan yang tinggi untuk kedua varian ini, membuat statusnya sebagai discus yang populer selama puluhan tahun.
Budidaya belut seringnya selalu dianggap rumit oleh banyak orang yang ingin membudidayakannya, namun Kang Wardi membuktikan bahwa dengan metode yang tepat dan media tanam yang terfermentasi sempurna, usaha ini dapat mendatangkan hasil yang signifikan.
Melalui video ini, ia membagikan panduan yangbdapat mudah dimengerti mulai dari persiapan kolam, komposisi media yang presisi, hingga tips manajemen agar belut terhindar dari stres dan kanibalisme. Kunci keberhasilan berada pada membuat lingkungan yang ideal, meniru habitat alami belut di rawa-rawa yang sejuk dan kaya akan nutrisi.
Bagi pemula, Kang Wardi menyarankan penggunaan kolam terpal karena biayanya yang jauh lebih rendah dibandingkan beton atau fiber. Kolam terpal memungkinkan pembudidaya untuk belajar dan bereksperimen sebelum beralih ke investasi yang lebih besar.
Setelah kolam siap misalnya ukuran 1 x 2 meter dengan tinggi 50 cm, perhatian beralih pada peracikan media tanam. Komposisi media ini penting dan disesuakani persentasenya lumpur/tanah 50 persen sebagai tempat tinggal belut, gedebok pisang 15 persen sebagai penetral suhu yang menjaga media tetap lembab dan dingin, kohe sapi 15 persen yang berfungsi sebagai penghasil pakan alami (jentik nyamuk dan cacing), serta jerami padi (Damen) 10 persen yang bertindak sebagai kompos alami untuk menjaga media tetap gembur dan tidak mudah memadat.
Setiap komponen memiliki peran biologisnya masing-masing, dan Kang Wardi menyatakan bahwa gedebok pisang sulit digantikan karena fungsinya yang unik dalam membuat keadaan suhu dingin yang disukai belut.
Tahap terpenting dalam budidaya belut adalah proses pematangan atau fermentasi media, yang memakan waktu minimal lima minggu. Setelah semua bahan dicampur dan diaduk hingga merata, langkah pertama adalah perendaman air selama satu minggu penuh.
Perendaman ini bukan hanya untuk membasahi, melainkan memiliki tujuan penting yaitu membersihkan bakteri berbahaya yang mungkin terkandung dalam getah gedebok pisang. Setelah satu minggu, air dikuras hingga rata sejajar dengan permukaan lumpur, dan media dibiarkan menjalani Fermentasi Murni selama satu bulan penuh.
Selama periode satu bulan ini, media tidak boleh diaduk-aduk sama sekali, karena pengadukan justru dapat menggagalkan proses fermentasi. Setelah fermentasi selesai, kesiapan media di cek dengan menanam tanaman air seperti eceng gondok atau kangkung. Jika tanaman tersebut tumbuh subur setelah satu minggu, artinya media telah matang sempurna dan siap menjadi rumah yang ideal bagi belut.
Setelah media siap, penebaran bibit dilakukan dengan mempertimbangkan kepadatan yang ideal. Kang Wardi menyarankan untuk kolam berukuran 1 x 1 meter, bibit belut yang ditebar adalah minimal 3 kg hingga maksimal 5 kg. Aspek teknis lain yang penting adalah adanya drainase, yaitu kolam wajib memiliki saluran pembuangan air agar ketinggian air selalu sejajar dengan permukaan lumpur.
Menurutnya air yang tergenang dapat menutup lubang persembunyian belut, menyebabkan belut mudah lemas dan kekurangan oksigen. Selain itu, Atap atau Penutup juga sangat penting jika kolam berada di area terbuka yang terpapar sinar matahari langsung, karena belut tidak menyukai suhu panas.
Isu kanibalisme yang sering terjadi pada belut perlu diatasi dengan dua cara yaitu dengan memastikan penebaran bibit dilakukan dengan ukuran yang seragam dan pakan alami tercukupi. Kanibalisme biasanya memuncak pada usia empat bulan, sehingga ini menjadi waktu ideal untuk melakukan panen dan penyortiran guna memisahkan belut yang berukuran kecil dan besar.
Dengan pemahaman ini tentang siklus hidup belut dan pengelolaan media yang pas, budidaya belut lumpur ini sudah sejak lama menjadi bisnis perikanan yang menguntungkan karena belut dapat dijual dalam berbagai ukuran untuk beragam olahan kuliner, mulai dari keripik hingga mangut.
Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Siti Robeah yang diupload pada tanggal 13 Juli 2021 dengan judul " Cara budidaya ikan sepat biru/sepat brazil/sepat rawa/sepat siam". Dalam video ini terdapat cara menarik dan agak unik dalam proses pemijahannya dan masih belum umum dilakukan para breeder ikan hias seperti ikan sepat yaitu pada media pemijahannya yang memakai plastik berwarna cerah.
Ikan Sepat biru atau yang juga dikenal sebagai Ikan Sepat brazil merupakan salah satu jenis ikan yang populer di kalangan penghobies ikan hias dan budidaya ikan air tawar. Video ini membahas secara rinci metode pemijahan ikan sepat brazil secara berpasangan, yang memungkinkan pengontrolan dan pengawasan yang lebih baik terhadap proses perkembangbiakan.
Persiapan dimulai dengan pemilihan indukan, dimana diperlukan perbandingan 1:1, yaitu satu ekor jantan dan satu ekor betina. Calon pembudidaya dapat menggunakan wadah pemijahan skala kecil seperti aquarium, baskom atau ember,yang tentunya berbeda dengan metode massal yang memerlukan kolam tanah atau terpal.
Pemahaman akan perbedaan karakteristik antara induk jantan dan betina adalah kunci keberhasilan, dan disarankan untuk merujuk pada panduan spesifik mengenai pembedaan jenis kelamin ikan sepat sebelum memulai proses budidaya ini.
Hal unik dalam metode budidaya ini adalah penggunaan kantong kresek plastik transparan sebagai pengganti substrat pemijahan alami. Fungsi dari kantong plastik yang digunting berbentuk persegi atau persegi panjang ini adalah sebagai sarana menempelnya gelembung sarang dan memudahkan peternak memantau telur yang dikeluarkan oleh induk betina ikan sepat.
Penting untuk memilih kantong kresek berwarna terang atau transparan, seperti warna merah seperti yang terlihat dalam video. Setelah kantong kresek ditempatkan mengambang di permukaan air, kedua indukan dapat dimasukkan secara bersamaan ke dalam wadah pemijahan.
Proses pemijahan akan dimulai dengan indukan jantan yang secara naluriah membangun sarang berupa gelembung-gelembung kecil di bawah permukaan plastik. Setelah sarang gelembung dirasa cukup untuk menampung telur, indukan jantan akan memulai proses perkawinan yang menyerupai perilaku pemijahan pada ikan cupang, dan proses ini biasanya hanya berlangsung singkat, sekitar satu hari atau satu malam saja.
Fase pasca-pemijahan adalah momen yang sangat penting dan memerlukan tindakan cepat. Segera setelah proses perkawinan selesai, induk betina segera diangkat dan dipisahkan ke tempat yang lain. Pemisahan induk betina ini penting karena untuk mencegah induk betina memakan kembali telur-telur yang telah dibuahi.
Setelah pemijahan, sifat induk jantan cenderung menjadi lebih agresif sebagai upaya perlindungan sarang. Menariknya, induk jantan tidak boleh dipisahkan karena ia akan mengambil peran sebagai perawat, menjaga telur-telur hingga menetas menjadi burayak. Telur-telur yang telah dibuahi akan menetas dalam waktu sekitar satu hari, dan melalui kantong kresek transparan, peternak dapat mengamati burayak yang baru menetas, yang jumlahnya bisa mencapai 500 ekor lebih dari satu pasang indukan.
Selama periode perawatan oleh induk jantan, pemberian pakan untuk pejantan harus tetap dilakukan secara teratur, yaitu sekitar 2 sampai 3 kali sehari, dengan pakan berupa pelet. Kepatuhan pada jadwal pakan sangat penting untuk mencegah induk jantan merasa kelaparan dan berpotensi memakan anak-anaknya sendiri.
Induk jantan akan merawat burayak hingga ikan yang menetas cukup besar untuk berenang bebas dan mencari makan. Setelah burayak mencapai usia 3 sampai 4 hari mulai dapat diberikan pakan berupa artemia ataupun infusoria. Kemudian, ketika burayak mencapai usia sekitar satu minggu, induk jantan dipisahkan dari anak-anaknya.
Anak ikan sepat yang telah berumur satu minggu dapat melanjutkan fase pembesaran dengan pakan yang lebih halus, seperti artemia atau kutu air halus. Dengan mengikuti langkah-langkah detail ini, budidaya ikan sepat Brazil secara berpasangan dapat berhasil dan menghasilkan burayak dalam jumlah yang optimal.
Artikel review video youtube short kali ini adalah dari channel tanidikota yang diupload pada tanggal 23 Februari 2024 dengan judul "APAKAH AYAM WHITE LEGHORN BISA BERTELUR 🥚 TANPA JANTAN 🐓⁉️".
Banyak peternak, terutama pemula kerap bertanya-tanya mengenai salah satu aspek dasar dalam budidaya ayam petelur apakah ayam betina memerlukan kehadiran ayam jantan untuk dapat menghasilkan telur? Video ini memberikan klarifikasi yang penting mengenai hal tersebut, khususnya untuk jenis ayam petelur populer sepertiJwhite leghorn.
Jawabannya adalah secara biologis, setiap ayam betina yang sehat dan normal, termasuk ayam white leghorn, secara alami akan tetap bertelur meskipun tidak ada ayam jantan di sekitarnya.
Proses pembentukan dan pengeluaran telur pada ayam betina adalah bagian dari siklus reproduksi alaminya yang tidak memerlukan fertilisasi dari pejantan. Oleh karena itu, bagi peternak yang hanya berorientasi pada produksi telur konsumsi, keberadaan ayam jantan bukanlah suatu keharusan.
Namun, pemahaman ini menjadi berbeda ketika tujuan peternakan tidak hanya sebatas produksi telur untuk dikonsumsi, melainkan untuk pengembangan populasi atau penetasan telur.
Jika peternak memiliki rencana untuk memperbanyak jumlah ayam, misalnya dengan menetaskan telur-telur yang dihasilkan, maka ayam betina wajib dikawinkan dengan ayam jantan. Keberadaan ayam jantan penting untuk membuahi sel telur, sehingga telur yang dihasilkan menjadi fertil atau subur dan memiliki potensi untuk menetas menjadi anak ayam.
Tanpa pembuahan ini, telur yang dihasilkan oleh ayam betina akan tetap keluar, tetapi tidak akan pernah menetas, karena tidak ada embrio yang terbentuk di dalamnya. Jadi, meskipun ayam White Leghorn betina akan selalu bertelur, kualitas telur tersebut (fertil atau tidak) sangat tergantung pada keberadaan dan aktivitas ayam jantan di peternakan.
Pemahaman yang tepat mengenai mekanisme produksi telur ini sangat membantu peternak dalam mengambil keputusan strategis. Bagi peternak yang fokus pada skala komersial telur konsumsi, mereka dapat menghemat biaya pemeliharaan ayam jantan, termasuk pakan dan kandang, yang tidak memberikan kontribusi langsung pada produksi telur yang tidak perlu dibuahi.
Sebaliknya, bagi peternak yang ingin melakukan pembiakan sendiri untuk memperluas usahanya, investasi pada ayam jantan yang berkualitas menjadi sangat penting. Kesimpulannya, kemampuan bertelur ayam betina, khususnya White Leghorn, adalah bawaan alami, namun kemampuan telur tersebut untuk menetas menjadi anak ayam sepenuhnya bergantung pada adanya proses perkawinan dengan ayam jantan.
Memelihara ikan tuna, terutama spesies sirip biru yang melegenda di dalam aquarium adalah sebuah tantangan yang luar biasa bagi yang merawatnya dalam wadah buatan. Ikan perenang cepat ini membutuhkan kondisi yang sangat spesifik dan tangki yang sangat luas untuk bertahan hidup. Tidak seperti kebanyakan ikan lainnya, tuna tidak memiliki kemampuan untuk memompa air melalui insangnya saat diam.
Sebaliknya, ikan akan terus berenang maju dengan mulut terbuka lebar agar mendapatkan oksigen yang cukup. Kenyataannya hanya beberapa aquarium kelas dunia yang mampu menampilkan ikan tuna di dalam tangki raksasa, dan usaha ini sering kali menjadi bagian dari program penelitian dan konservasi yang lebih besar.
Salah satu tantangan dalam memelihara ikan tuna adalah dengan membuat lingkungan yang dapat mengakomodasi kebutuhannya untuk terus bergerak. Untuk mengatasi hal ini, aquarium-aquarium terkemuka merancang tangki berbentuk donat yang besar, seperti yang ada di Tokyo Sea Life Park. Desain melingkar ini memungkinkan ikan tuna untuk berenang tanpa henti tanpa harus berbalik arah, sehingga meniru kondisi di lautan terbuka.
Selain itu, suhu dan kualitas air akan dikontrol secara ketat dimana ikan tuna memiliki metabolisme yang tinggi dan suhu tubuh yang lebih hangat daripada air di sekitarnya, sehingga membutuhkan banyak energi dan pasokan oksigen yang konstan. Aquarium yang memeliharanya perlu memiliki sistem filtrasi dan pendinginan yang canggih untuk memastikan air tetap bersih dan berada pada suhu yang ideal.
Beberapa aquarium telah berhasil menghadapi tantangan ini dan menampilkan ikan tuna, mengubahnya dari sekadar tontonan menjadi pusat penelitian yang berharga. Di Jepang, Tokyo Sea Life Park dan Okinawa Churaumi Aquarium dikenal karena pameran ikan tuna yang megah. Namun, Okinawa Churaumi Aquarium pernah menghadapi insiden kematian tuna yang menggarisbawahi kesulitan ekstrem dalam memelihara spesies yang sensitif ini.
Sementara itu, Monterey Bay Aquarium di California menjadi salah satu dari sedikit institusi di Amerika Utara yang berhasil menampilkan tuna sirip biru dan sirip kuning. Aquarium ini juga berkolaborasi dengan Universitas Stanford dalam Pusat Penelitian dan Konservasi Tuna, yang berfokus pada fisiologi tuna dan pemantauan migrasi tuna di alam liar menggunakan teknologi tag elektronik.
Selain untuk pameran publik, aquarium ini memainkan peran penting dalam konservasi tuna. Dengan menampilkan jenis spesies yang terancam punah seperti tuna sirip biru Pasifik, aquarium membantu meningkatkan kesadaran publik tentang isu-isu seperti penangkapan ikan berlebihan.
Program penelitian di fasilitas ini juga berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang biologi tuna, yang pada gilirannya dapat membantu upaya manajemen dan pemulihan populasi di alam liar. Meskipun ada tantangan besar dan kekhawatiran tentang kesejahteraan hewan dalam penangkaran, terutama dalam tingkat kematian larva yang tinggi, penelitian terus berlanjut untuk meningkatkan praktik budidaya dan konservasi.
Dengan demikian, keberadaan ikan tuna di aquarium raksasa ini memberikan kontribusi signifikan terhadap masa depan spesies yang penting ini.
Artikel review video youtube short kali ini adalah dari channel youtube WORLD FACTS yang diupload pada tanggal 21 September 2025 dengan judul "Fakta unik ikan Tuna: Gak bisa berhenti berenang 🐟 #shorts #facts".
Ikan tuna tidak bisa berhenti berenang karena sistem pernapasannya bergantung pada aliran air yang konstan. Fakta ini menjadikannya makhluk laut yang unik dan menantang untuk dipelihara di luar habitat aslinya.
Ikan tuna adalah salah satu predator laut paling mengagumkan yang pernah dikenal oleh manusia. Selain kecepatan renangnya yang luar biasa beberapa spesies seperti tuna sirip biru mampu melaju hingga 75 km/jam ikan ini juga memiliki keunikan biologis yang sangat menarik yaitu tidak bisa berhenti berenang dimana hal ini merupakan kebutuhan hidup yang mutlak untuk ikan tuna.
Berbeda dari banyak ikan lainnya yang bisa memompa air ke insangnya saat diam, ikan tuna ini diketahui memiliki struktur kepala yang kaku dan sangat aerodinamis. Struktur ini memang memungkinkannya berenang cepat, tetapi juga membuat ikan tidak mampu memompa air secara aktif ke insang.
Satu-satunya cara ikan ini bisa bernapas adalah dengan terus berenang agar air kaya oksigen mengalir melewati mulut dan insang secara konstan.
Jika ikan tuna berhenti berenang, suplai oksigen akan langsung terhenti yang mana dalam hitungan detik, tubuhnya akan mengalami kekurangan oksigen yang bisa berujung pada kelumpuhan atau kematian. Inilah sebabnya mengapa ikan tuna terus bergerak.
Karena kebutuhan akan aliran air yang konstan dan ruang gerak yang luas, ikan tuna hanya bisa bertahan hidup di laut lepas dengan arus yang kuat dan stabil. Ikan tuna diketahui bermigrasi ribuan kilometer melintasi samudra.
Upaya memelihara tuna di aquarium sangatlah menantang. Hanya beberapa fasilitas di dunia, seperti di Jepang, yang mampu membangun aquarium raksasa berisi jutaan liter air dan sistem arus buatan agar ikan tuna bisa terus berenang. Bahkan dengan teknologi canggih, tingkat keberhasilan pemeliharaan tuna tetap rendah karena stres dan kematian selama proses pemindahan dari laut.
Ikan lionfish, dengan penampilan eksotis dan sirip berjumbai yang memukau, mungkin terlihat menawan di aquarium atau lautan tropis. Namun di balik keindahannya, ikan ini merupakan ancaman serius bagi ekosistem laut, terutama di wilayah-wilayah yang bukan habitat aslinya. Perburuan ikan lionfish ini merupakan bagian dari konservasi yang penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Lionfish berasal dari perairan Indo-Pasifik, tetapi sejak beberapa dekade terakhir, ikan ini telah menyebar ke Samudra Atlantik dan kawasan Karibia. Di wilayah-wilayah baru ini, lionfish tidak memiliki predator alami yang mampu mengendalikan populasinya. Akibatnya, ikan berkembang biak dengan cepat dan mendominasi rantai makanan, mengganggu keseimbangan ekologis yang telah terbentuk dalam jangka waktu yang lama prosesnya.
Salah satu alasan mengapa lionfish diburu adalah sifatnya yang rakus. Berdasarkan sebuah studi menunjukkan bahwa seekor lionfish dapat memangsa hingga 460.000 ikan kecil, krustasea dan moluska per hektar per tahun. Nafsu makan yang luar biasa ini menyebabkan penurunan drastis populasi ikan asli, terutama spesies karang yang masih muda. Bahkan, lionfish diketahui mampu mengurangi jumlah ikan karang muda hingga 79 persen di beberapa lokasi.
Penurunan populasi ikan asli tidak hanya berdampak pada keanekaragaman hayati, tetapi juga mengganggu fungsi ekologis terumbu karang. Ikan-ikan kecil yang dimangsa lionfish biasanya berperan penting dalam menjaga kebersihan karang dari alga dan parasit. Tanpa ikan-ikan tersebut, terumbu karang menjadi lebih rentan terhadap kerusakan dan kematian.
Lionfish betina memiliki kemampuan reproduksi yang luar biasa dimana dalam satu tahun, seekor betina dapat menghasilkan hingga dua jutaan telur. Telur-telur ini tersebar luas melalui arus laut, memungkinkan penyebaran populasi lionfish ke wilayah yang lebih jauh. Menurut info dari beberapa situs di internet ikan betinanya dapat melepaskan 10.000 hingga 30.000 telur setiap 4 hari sekali jika dihitung selama setahun penuh, jumlah telur yang dihasilkan bisa mencapai sekitar 2 juta. Di perairan dengan suhu lebih dingin, frekuensi pelepasan telur mungkin lebih jarang, yaitu sekitar setiap 3 hingga 4 bulan sekali dalam setahun
Kecepatan reproduksi ini membuat pengendalian populasi menjadi tantangan besar, dan perburuan menjadi salah satu solusi dan tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar.
Di kawasan Karibia dan Atlantik, perburuan lionfish telah menjadi gerakan konservasi yang melibatkan nelayan dan penyelam yang bersertifikat menggunakan tombak khusus (spears). Selain membantu mengendalikan populasi, daging lionfish ternyata lezat dan aman untuk dikonsumsi, menjadikannya sumber pangan alternatif yang bernilai ekonomi dan sudah ada restoran yang menyajikan lionfish sebagai menu eksotis, sekaligus mendukung upaya pelestarian laut.