Selama ini, budidaya belut secara tradisional sering kali identik dengan media lumpur. Namun, sebuah terobosan baru dalam dunia aquakultur menawarkan metode yang jauh lebih efisien dan modern yaitu budidaya belut menggunakan air bersih tanpa lumpur. Metode ini akan mengubah cara pandang terhadap budidaya belut juga memberikan keuntungan signifikan yang dapat memaksimalkan hasil panen dan mengurangi risiko kerugian.
Salah satu keuntungan dari budidaya belut di air bersih adalah kemudahan dalam pemberian pakan. Di kolam lumpur, pakan yang diberikan seringnya tidak terlihat, sehingga terbilang sulit untuk memastikan apakah pakan tersebut habis dimakan atau menumpuk di dasar kolam. Hal ini dapat menyebabkan pembusukan dan memengaruhi kualitas air. Sebaliknya, dengan air yang bersih, pakan dapat terlihat jelas. Peternak bisa dengan mudah memantau seberapa banyak pakan yang dibutuhkan dan memastikan tidak ada sisa yang terbuang atau mencemari air, sehingga menghemat biaya pakan dan menjaga kesehatan belut.
Budidaya dengan media air bersih memungkinkan peternak untuk menebar bibit belut dengan kepadatan yang jauh lebih tinggi. Hal ini merupakan sebuah keuntungan besar karena dapat meningkatkan jumlah produksi per unit area kolam. Untuk mengoptimalkan kondisi, kolam dapat dilengkapi dengan aerator atau water pump untuk memastikan sirkulasi oksigen yang cukup. Kepadatan yang lebih tinggi ini memungkinkan peternak untuk memaksimalkan penggunaan lahan dan kolam yang mereka miliki, menjadikannya model bisnis yang lebih efisien dari segi ruang dan waktu.
Belut dan kondisi air di dalam lumpur hampir tidak dapat terlihat, membuat deteksi penyakit atau masalah kesehatan menjadi sangat sulit. Sebaliknya, budidaya di air bersih memungkinkan peternak untuk memantau belut secara langsung. Setiap perubahan perilaku atau tanda-tanda penyakit dapat segera dideteksi, memungkinkan tindakan pencegahan dan pengobatan yang cepat sebelum masalah menyebar ke seluruh populasi
Belut secara alami memiliki sifat kanibalisme, dimana belut yang lebih besar akan memangsa yang lebih kecil. Kondisi di kolam lumpur sering kali memperburuk sifat ini karena belut yang lapar sulit menemukan pakan. Dalam metode budidaya air bersih, sifat kanibalisme belut dapat diminimalisir. Karena pakan lebih mudah terlihat dan ketersediaannya lebih terkontrol, belut cenderung tidak saling memangsa, yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan jumlah panen.
Proses panen adalah salah satu aspek yang paling merepotkan dalam budidaya belut lumpur, dimana peternak akan memungut belut satu per satu. Metode ini memakan banyak waktu dan tenaga. Namun, dengan budidaya air bersih, proses panen menjadi lebih efisien dan hanya perlu membuang air kolam sehingga belut dapat dengan mudah diserok menggunakan jaring. Proses akan menghemat waktu juga memastikan belut yang dipanen dalam kondisi bersih dan bebas dari lumpur.
Semoga infonya bermanfaat.
Kuningan September 2025