Video ini memperlihatkan kisah inspiratif dari pasangan pendiri Yoso farm, sebuah kehidupan berdikari di mana kemandirian dan keberlanjutan menjadi pondasi yang penting. Dimulai sejak tahun 2017, perjalanan keduanya berfokus pada konsep bisa hidup tanpa uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri dari lahan sendiri.
Nama "Yoso farm" sendiri memiliki makna yang mendalam, diambil dari nama mendiang ayah Serwidodo, "Yoso", yang dalam bahasa Jawa berarti 'membangun' dan dalam bahasa Jepang berarti 'bahan baku'. Sri Widodo dan Nurul berkeyakinan kuat akan pentingnya kemandirian dan swasembada dan merasa tenang ketika memiliki segala yang dibutuhkan tanpa harus bergantung pada transaksi finansial.
Keduanya berpandangan bahwa uang cenderung kehilangan nilainya akibat inflasi, sementara sumber daya alam dan tanaman yang mereka tanam justru tumbuh dan memiliki nilai yang terus meningkat. Di lahan mereka, mereka menanam berbagai macam sayuran, memelihara ikan lele dan menanam sumber karbohidrat memastikan kebutuhan pangan keluarga terpenuhi.
Dalam filosofi Yoso farm, limbah bukanlah sesuatu yang tidak berguna dan meyakini bahwa Tuhan tidak menciptakan sesuatu yang sia-sia, sehingga semua limbah rumah tangga akan diproses kembali di rumah, bukan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Ini merupakan bentuk nyata dari kesadaran lingkungannya, di mana setiap sisa dari proses produksi diolah kembali menjadi sumber daya yang bermanfaat.
Yoso farm juga fokus pada kemandirian individu, dan pada kekuatan komunitas. Mereka sering berbagi hasil panen dengan tetangga, menganggap tetangga sebagai "pagar" atau perlindungan terkuat.
Filosofi ini diwujudkan dalam praktek nyata, seperti melakukan barter tenaga kerja untuk mendapatkan pupuk kandang dari tetangga yang memiliki hewan ternak. Hal ini menunjukkan bahwa sistemnya tidak hanya seputar keuntungan finansial, melainkan juga tentang membangun hubungan sosial yang solid dan saling menguntungkan.
Salah satu inovasi menarik yang dikembangkan adalah desain kandang ayam yang minim perawatan. Kandang ini dirancang agar tidak berbau dan tidak memerlukan pembelian pakan atau obat-obatan. Prinsipnya sangat sederhana yaitu perilaku ayam yang suka menggaruk tanah dimanfaatkan untuk mengurai limbah dan mengubahnya menjadi kompos.
Kandang ini memiliki lapisan-lapisan khusus yang terdiri dari ranting kering, dedaunan hijau, dan dedaunan kering. Lapisan ini berfungsi untuk menjaga kelembapan yang dibutuhkan oleh mikroba, sekaligus menyediakan sumber makanan alami bagi ayam.
Secara keseluruhan, di Yoso farm adalah perpaduan antara kehidupan berkelanjutan, kemandirian dan pemberdayaan komunitas. Mereka tidak berorientasi pada keuntungan semata, tetapi pada merancang sistem yang adil dan simbiosis. Mereka memberikan pesan penting bagi siapa pun yang ingin memulai, yaitu untuk memulai dari hal kecil.
Keduanya menyarankan untuk memulai dengan apa yang dimiliki, bahkan hanya dengan menanam di tiga pot, juga menjelaskan pentingnya niat baik, karena informasi dan pengetahuan kini sangat mudah diakses melalui internet. Yoso farm adalah pengingat bahwa hidup berdikari bukan sekadar impian, melainkan sebuah realitas yang dapat diwujudkan dengan niat, kerja keras dan kepedulian terhadap lingkungan serta sesama.
Semoga infonya bermanfaat.
Kuningan Agustus 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan akan di moderasi dulu