Artikel review video youtube kali adalah dari channel youtube Peace Of Nature yang diupload pada tanggal 2 Mei 2025 dengan judul yang sudah diterjemahkan otomatis oleh situs youtube ke Bahasa Indonesia "Tanpa Filter, Tanpa Ganti Air - 532 Hari Alam Murni dalam Tangki!". Video ini menjelaskan tentang pengaturan dan pemeliharaan aquarium alami yang sudah berjalan selama 532 hari tanpa filter atau penggantian air rutin dan menjelaskan ekosistem unik di dalam aquarium yang terlihat bening tersebut.
Aquarium ini menggunakan tanah kebun organik di bagian bawah dan pasir sungai di atasnya, masing-masing setebal sekitar 3 cm. Pembersihan substrat tidak dilakukan karena pengaturan ini menyediakan nutrisi dan menjaga keseimbangan alami ekosistem. Limbah organik akan terurai dan menjadi makanan bagi tanaman.
Terlihat dalam video beberapa Ikan angelfish, jenis tetra dan rasbora hidup berdampingan di aqarium besar ini, yang meniru lingkungan alami mereka sehingga kehadiran ikan yang berkelompok membuat merasa aman, dan angelfish saat ini sibuk dengan hierarki sendiri. Pembuat video terus memantau interaksi mereka seiring pertumbuhan angelfish.
Menariknya aquarium tetap terlihat sangat jernih tanpa filter atau penggantian air karena keseimbangan alaminya. Tanaman menyerap nutrisi berlebih yang seharusnya memicu pertumbuhan alga, menjaga air tetap bersih dan kaya oksigen. Pemberian pakan yang hati-hati juga meminimalkan penumpukan limbah. Sebuah pompa air kecil hanya menciptakan gerakan permukaan air tetapi bukan berfungsi sebagai filter.
Sementara pada pencahayaan aquarium menggunakan Lampu LED yang dinyalakan selama 8 jam setiap hari. Pembuat video menyarankan untuk berkonsultasi dengan ahli akuarium untuk pilihan pencahayaan, karena hal itu tergantung pada ukuran aquarium serta kebutuhan tanaman dan hewan.
Tanaman Monstera digunakan dengan hanya akarnya yang terendam air. Tanaman ini menyerap nitrat dan meningkatkan kualitas air. Tanaman terestrial lain yang cocok termasuk bambu rezeki (lucky bamboo), english ivy, peace lily, philodendron, pothos, spider plant. Tanaman-tanaman air ini bisa ditanam sebagian dalam air untuk memberikan tampilan alami
Ikan diberi makan sekitar dua kali seminggu, tetapi aquarium yang sudah matang memiliki mikroorganisme alami sebagai sumber makanan. Pada aquarium baru, mikroorganisme dapat ditambahkan secara manual. Sisa-sisa alami di dasar aquarium menyediakan makanan dan tempat berlindung bagi mikroorganisme ini. Pembuat video umumnya memberi pakan dengan pakan ikan komersial standar seperti artemia dan cacing darah (bloodworms).
Admin channel tidak melakukan penggantian air di aquarium yang terlihat alami ini, menjeladkan bahwa kebutuhan penggantian air tergantung pada kondisi masing-masing aquarium. Aquarium planted tank (aquarium dengan banyak tanaman) yang diatur dengan baik dapat berkembang tanpa filter atau penggantian air, berbeda dengan aquarium dasar kosong dengan ikan penghasil limbah tinggi. Pengujian parameter air secara teratur direkomendasikan untuk menentukan apakah penggantian air diperlukan.
Memulai bisnis ikan hias bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan bagi pecinta ikan dan pengusaha pemula. Namun, tanpa perencanaan yang matang, bisnis ini bisa berisiko mengalami kerugian terutama di awal pembukaannya. Review video youthbe kali ini adalah dari channel youtube Gudang Penulis yang mengupload sebuah video pada tanggal 10 Juli 2022 yang berjudul"tips membuka toko ikan baru agar anda tidak rugi part 1".
Seperti bisnis lainnya, membuka toko ikan hias membutuhkan modal yang cukup. Berdasarkan pengalaman pemilik toko ikan hias yang dibahas dalam video, modal awal yang diperlukan sekitar Rp 20 juta. Modal ini akan digunakan untuk membeli ikan, peralatan pendukung, serta biaya operasional awal seperti sewa tempat dan listrik.
Selain modal menurutnya hal lain yang harus diperhatikan adalah survey lokasi. Lokasi yang dipilih harus strategis dan tidak berdekatan dengan toko ikan hias lain. Toko yang sudah lama beroperasi biasanya memiliki pelanggan tetap dan dapat memainkan harga, sehingga sulit bersaing jika berada terlalu dekat.
Selanjutnya, pastikan lokasi yang dipilih memiliki akses listrik dan air yang baik. Kebutuhan utama dalam bisnis ini adalah sistem filtrasi dan aerasi yang bergantung pada listrik serta air bersih untuk memelihara ikan dengan baik. Jika menyewa tempat usaha, periksa harga sewanya dan pastikan tidak melebihi anggaran. Selain itu, tempat usaha tidak boleh membutuhkan renovasi berlebihan, karena biaya renovasi yang tinggi dapat membebani anggaran awal bisnis.
Jika toko masih baru, sebaiknya pilih ikan dengan harga terjangkau dan pemeliharaan yang relatif mudah agar pelanggan pemula tertarik untuk membeli. Selain itu, toko dapat menjual perlengkapan aquarium, makanan ikan serta obat-obatan untuk mendukung bisnis utama.
Membangun toko ikan hias bukan hanya tentang menyediakan stok ikan, tetapi juga bagaimana cara menarik pelanggan. Salah satu strategi yang bisa digunakan adalah memanfaatkan media sosial untuk promosi, seperti Facebook dengan membuat konten yang menarik seperti foto atau video ikan hias yang tersedia di toko dapat meningkatkan minat calon pembeli.
Namun, penting untuk memahami bahwa toko yang baru dibuka tidak akan langsung ramai. Pemilik toko perlu bersabar karena umumnya toko baru mengalami periode sepi hingga 5 sampai 6 bulan pertama sebelum mulai mendapatkan pelanggan tetap.
Pemilik usaha juga harus terus belajar dan mencari pengalaman tentang cara menangani ikan yang sakit atau stres. Kesalahan dalam perawatan ikan bisa berakibat fatal, tetapi dengan pembelajaran tentang masalah ikan bisnis dapat berkembang. Salah satu tantangan dalam bisnis ikan hias adalah memastikan ikan tetap sehat dan tidak mengalami kematian. Ikan yang mati menjadi kerugian langsung bagi pemilik toko sehingga manajemen perawatan ikan perlu diperhatikan.
Beberapa faktor utama yang perlu diperhatikan adalah perencanaan modal, pemilihan lokasi, jenis ikan yang dijual, strategi pemasaran, dan manajemen perawatan ikan. Dengan perencanaan yang matang dan kesabaran dalam menghadapi periode awal yang sepi, toko ikan hias dapat bertahan dan berkembang menjadi usaha yang sukses.
Berlanjut ke part 2 admin channel Gudang Penulis memberikan panduan praktis dan jujur bagi siapa saja yang tertarik terjun ke dunia bisnis ikan hias. Berdasarkan pengalaman nyata salah satu pelajaran paling mendasar yang dijelaskan dalam video adalah bahwa modal besar tidak akan berarti apa-apa tanpa pengetahuan yang cukup dalam merawat ikan.
Di awal usahanya ia mengalami kerugian signifikan akibat banyak ikan yang mati, terutama karena suhu air yang dingin. Solusi sederhana, seperti penggunaan pemanas air, menjadi penyelamat ikan dalam toko. Ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk merawat ikan dengan baik adalah investasi paling utama yang meminimalkan resiko usahanya.
Menurutnya dalam bisnis ikan hias, investasi pada peralatan dasar seperti pompa dan lampu memiliki risiko kerugian yang relatif kecil karena barang yang rusak umumnya bisa dikembalikan ke pemasok. Namun, penting untuk diingat bahwa keuntungan dari penjualan peralatan biasanya tidak setinggi keuntungan dari penjualan ikan hias itu sendiri.
Awalnya, mungkin sulit menemukan pemasok yang menawarkan ikan berkualitas baik dengan harga bersaing. Namun, dengan berjalannya waktu sekitar beberapa bulan, akan mulai ditemukan pemasok yang lebih baik dan lebih murah. Membangun hubungan baik dan kepercayaan dengan pemasok juga sangat vital,karrna hubungan yang kuat bisa membuka peluang untuk mendapatkan harga yang lebih baik, terutama saat membeli dalam jumlah besar yang tentunya akan meningkatkan margin keuntungan.
Mengharapkan keuntungan cepat dalam bisnis toko ikan hias mungkin tidak realistis, admin menjelaskan bahwa keuntungan biasanya mulai terlihat setelah 4 sampai 5 bulan. Ketika keuntungan mulai mengalir, disarankan untuk tidak menghabiskan semuanya. Alih-alih, reinvestasikan setidaknya 50 persen dari keuntungan kembali ke bisnis. Investasi kembali ini bisa digunakan untuk memperluas stok ikan, membeli varietas baru atau meningkatkan peralatan pendukung aquarium.
Mengenai margin keuntungan, bisnis ikan hias menawarkan potensi yang menarik. Untuk ikan hias itu sendiri, admin menargetkan margin keuntungan hingga hampir 100 bahkan bisa mencapai 200 atau 300 persen pada beberapa jenis ikan di tokonya. Sebagai contoh, ada seekor ikan harga Rp. 35.000 di tokonya bisa dijual dengan harga Rp. 50.000 . Sementara itu, untuk peralatan pendukungnya margin keuntungan umumnya berkisar antara 50-100 persen, dan untuk barang yang lebih besar seperti pompa aquarium keuntungan minimal yang ditargetkan adalah 50 persen.
Memulai bisnis toko ikan hias memang membutuhkan dedikasi dan strategi yang tepat. Dengan berbekal pengetahuan merawat ikan, kemampuan memilih pemasok yang baik, dan strategi keuangan yang bijak potensi keuntungan yang signifikan bisa diraih.
Review video youtube kali ini membahas tentang bisnis budidaya udang hias, diamana sebuah usaha sampingan yang ternyata bisa menghasilkan keuntungan lumayan bahkan terbilang besar. Dari channel youtube Humphrey Yang mengunjungi Hugo Lopez, pemilik Shrimp Lab USA, yang telah lama menekuni hobi ini dan berhasil mengubahnya menjadi sumber penghasilan yang sangat menjanjikan.
Dalam video yang diupload pada tanggal 6 Oktober 2022 dengan judul "Making $5K/Month Breeding Shrimp in His Apartment (Side Hustle)" diperlihatkan berbagai jenis udang hias dengan warna yang unik dan harga yang fantastis. Salah satu jenis yang paling berharga adalah metallic boa extreme, yang bisa bernilai antara 300 hingga 700 Dollar Amerika per ekor. Hugo tidak menjualnya karena udang tersebut adalah indukan utama dalam budidayanya, menekankan pentingnya kualitas genetik dalam bisnis ini.
Saat Humphrey bertanya tentang potensi pendapatan dari satu aquarium udang, Hugo memberikan jawaban yang mengejutkan. Aquarium yang berisi udang eksotis seperti metallic boas bisa menghasilkan ribuan dolar dalam satu bulan setelah mulai dipasarkan. Ia menegaskan bahwa harga udang sangat bergantung pada garis keturunannya semakin baik kualitas indukannya, semakin tinggi nilai jual anak-anaknya. Bahkan untuk udang biasa yang bukan indukan, nilai jualnya tetap tinggi. Hugo pernah menjual dua udang jantan dengan total harga ratusan Dollar Amerika perekor, menunjukkan betapa berharganya udang hias di pasaran.
Untuk pemula yang tertarik dengan bisnis ini, Hugo menyarankan untuk memulai dengan empat udang red tiger pinto. Dengan dua betina yang dapat menghasilkan sekitar 30 bayi dalam dua bulan, bayi-bayi tersebut kemudian bisa dijual seharga belasan Dollar per ekor setelah satu bulan. Ini menunjukkan bahwa bahkan dengan investasi awal yang relatif kecil, potensi keuntungan tetap besar. Ia juga menjelaskan tiga cara utama untuk mendapatkan udang hias, yaitu membeli dari peternak lokal, mengimpor langsung dari Asia, atau melalui importir perantara. Cara terakhir ini lebih praktis bagi mereka yang tidak ingin repot dengan proses impor.
Dalam hal pemasaran, Hugo menggunakan aplikasi Band, yang mirip dengan grup Facebook tetapi lebih fokus pada komunitas dan transaksi bisnis. Platform ini memungkinkannya untuk menjual dan melelang udang langsung kepada kolektor atau pembeli lain yang berminat. Selain itu, ia menerapkan sistem pengairan otomatis dengan pipa RO (reverse osmosis) untuk memudahkan penggantian air di aquariumnya. Efisiensi sistem ini ditunjukkan langsung dalam video saat ia melakukan proses penggantian air.
Meskipun terlihat seperti bisnis yang memerlukan banyak modal, Hugo mengungkapkan bahwa investasi awalnya sebenarnya tidak terlalu besar. Namun, seiring berkembangnya usaha, ia perlu menambah jumlah aquarium dan peralatan lainnya, yang akhirnya membutuhkan biaya tambahan hingga ribuan dolar. Menyiapkan satu aquarium kecil berukuran 5 atau 10 galon diperkirakan menghabiskan sekitar ratusan Dollar Amerika, termasuk filter spons, pompa udara, substrat, bakteri cair, makanan ikan dan moss. Semua peralatan ini penting untuk menjaga kesehatan dan kualitas udang agar tetap optimal.
Hugo juga menjelaskan bahwa udang-udang ini bukanlah untuk konsumsi, melainkan untuk koleksi, mirip dengan barang koleksi langka seperti kartu Pokemon atau pembiakan anjing dengan warna unik. Harga tinggi yang mereka miliki disebabkan oleh kelangkaan dan kesulitan dalam membiakkan jenis tertentu. Pacarnya, Paige, juga ikut mendukung bisnis ini. Awalnya ia khawatir karena banyaknya aquarium di rumah mereka, tetapi akhirnya ia menikmati perjalanan bisnis tersebut dan ikut berperan dalam perkembangannya.
Inspirasi Hugo untuk mengembangkan bisnisnya datang dari banyaknya youtuber yang mulai berbagi ilmu tentang budidaya udang hias. Dulu, informasi tentang udang hias sulit diakses karena banyak peternak merahasiakan teknik mereka. Namun, kini dengan adanya komunitas online, semakin banyak orang bisa mempelajari dan mencoba bisnis ini sendiri.
Di akhir video, Humphrey menyimpulkan bahwa bisnis udang hias memerlukan komitmen waktu di awal, tetapi setelah berjalan lancar bisa menjadi sumber pendapatan yang sangat menarik. Ketika ditanya apakah Paige akan ikut membudidayakan udang di masa depan, ia dengan antusias menjawab, "Hell yeah, shrimp tastic!" menunjukkan menarik dan menjanjikannya bisnis ini bagi yang memiliki minat dan kesabaran untuk menjalankannya.
Dalam dunia pemeliharaan ikan hias, ikan discus memiliki daya tarik tersendiri. Bentuk tubuh yang unik, warna yang beragam, serta pola berenang yang anggun membuat ikan ini menjadi pilihan bagi banyak penghobies. Namun, dibalik keindahannya, discus dikenal sebagai ikan yang cukup sensitif terhadap perubahan lingkungan, sehingga perawatannya membutuhkan perhatian khusus. Video dari channel youtube Rumah Discus, berjudul "Tragedis Misterius: Kenapa Ikan Discus Saya Sehat di Malam Hari tapi Pagi-Pagi Sudah Mati?", yang diupload pada tanggal 8 Juni 2024 ini membahas salah satu fenomena yang cukup sering terjadi di kalangan pemelihara ikan discus.
Dalam video tersebut, admin menceritakan pengalaman pribadi ketika ikan discus yang terlihat sehat di malam hari tiba-tiba mati keesokan paginya. Kejadian ini tentu menimbulkan pertanyaan, terutama bagi yang telah berusaha menjaga kondisi aquarium sebaik mungkin. Ikan discus memang dikenal sebagai ikan yang cukup rentan terhadap perubahan lingkungan dan faktor stres, sehingga kematian mendadak seperti ini bukanlah hal yang mengejutkan bagi pemelihara yang sudah lama berkecimpung dalam dunia discus. Namun, bagi pemula, fenomena ini bisa menimbulkan kebingungan dalam pemeliharaannya.
Salah satu faktor yang dibahas dalam video adalah pengaruh genetik terhadap kesehatan ikan. Banyak orang yang membeli ikan discus dengan hanya melihat kondisi fisiknya tanpa mempertimbangkan riwayat genetiknya. Padahal, faktor genetik dapat menjadi salah satu penyebab utama mengapa ikan discus yang tampak sehat pada awalnya dapat mengalami kematian mendadak dalam waktu singkat. Admin juga menjelaskan bahwa ada kasus di mana ikan discus yang dibeli dalam kondisi baik ternyata mati dalam hitungan hari, kemungkinan besar disebabkan oleh gen yang kurang baik.
Kombinasi gen dari indukan yang berbeda, seperti persilangan antara red melon dan golden, dapat menghasilkan keturunan yang lebih lemah dibandingkan dengan ikan discus dari indukan yang sejenis. Akibatnya, meskipun ikan tampak tumbuh dengan baik di lingkungan tertentu, saat mengalami perubahan kondisi air atau pemindahan ke akuarium lain, mereka lebih rentan terhadap stres dan berujung pada kematian mendadak.
Selain faktor genetik, stres juga menjadi penyebab utama yang sering kali tidak disadari oleh pemelihara ikan discus. Ikan discus adalah ikan yang hidup berkelompok, sehingga jumlah ikan dalam akuarium dapat berpengaruh besar terhadap tingkat stres yang mereka alami. Jika ikan discus dipelihara dalam jumlah kecil, ada kemungkinan mereka merasa tidak nyaman dan mengalami stres, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap masalah kesehatan. Salah satu tanda yang dapat diperhatikan adalah perubahan perilaku, dimana ikan discus yang stres cenderung diam dan kurang aktif.
Jika tanda-tanda stres terlihat, pemelihara dapat mengambil beberapa langkah untuk membantu mengurangi tingkat stres pada ikan, seperti meningkatkan aerasi dengan memperbesar aerator serta mengurangi jumlah pakan yang diberikan. Bahkan dalam kondisi tertentu, puasa sementara bisa menjadi salah satu cara yang dianjurkan untuk membantu ikan beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Video ini juga menjelaskan pentingnya mengetahui riwayat genetik ikan discus sebelum membelinya. Menanyakan informasi mengenai asal-usul indukan ikan kepada kepada penjual dapat membantu pemelihara memahami karakteristik dan daya tahan ikan yang dibeli. Sebagai contoh, ikan discus dari satu indukan yang sama, seperti red melon dengan red melon, cenderung memiliki daya tahan lebih baik dibandingkan dengan hasil persilangan yang kurang stabil. Dengan memahami faktor-faktor ini, pemelihara bisa mengambil keputusan lebih bijak dalam memilih ikan yang lebih kuat dan tahan terhadap perubahan lingkungan.
Selain membahas kasus ini, channel Rumah Discus juga memiliki berbagai video lain yang mengupas tentang perawatan ikan discus, termasuk cara menjaga kualitas air aquarium, pemilihan pakan yang tepat, serta bagaimana mengatasi berbagai masalah kesehatan yang umum terjadi pada discus. Video ini dapat menjadi referensi tambahan bagi pemelihara yang ingin memahami lebih dalam tentang cara merawat ikan discus agar tetap sehat dan bertahan lebih lama di lingkungan barunya.
Video yang diupload pada tanggal 1 Mei 2023 di channel youtube SEPUTIH CHANNEL ini membahas dari ikan nila jenis unggulan baru yang berjudul "kelebihanikan nila kekar". Dalam konten videonya berbagai aspek yang menjadi keunggulan ikan ini dijelaskan secara rinci, termasuk daya tahan, bentuk tubuh, pola pertumbuhan serta karakteristiknya. Pembahasan dalam video ini memberikan gambaran mengenai bagaimana ikan nila kekar dibandingkan dengan varietas lainnya dalam berbagai aspek yang relevan.
Video ini menyajikan analisis mendalam mengenai peran ikan nila kekar sebagai salah satu faktor krusial dalam menentukan keberhasilan budidaya ikan nila di Indonesia. Varietas nila ini, yang memiliki akar di Jawa Timur, telah menarik perhatian luas dan kini menjadi primadona di kalangan pembudidaya. Keunggulannya yang beragam menjadikannya pilihan strategis untuk memaksimalkan potensi keuntungan dan efisiensi dalam usaha budidaya ikan air tawar.
Salah satu karakteristik paling menonjol dari ikan nila kekar adalah morfologi tubuhnya. Ikan ini memiliki bentuk tubuh yang khas, yaitu lebih gemuk dan tebal dengan ukuran kepala yang cenderung lebih kecil dibandingkan jenis nila lain. Desain alami ini secara langsung berkorelasi dengan hasil daging yang lebih melimpah, yang tentu saja menjadi target utama setiap pembudidaya.
Ikan nila kekar ini juga menunjukkan laju pertumbuhan yang sangat cepat. Ini adalah merupakan keuntungan dan kelebihannya karena memungkinkan masa panen yang jauh lebih singkat, hanya sekitar 3 hingga 4 bulan sejak penebaran benih. Perputaran modal yang lebih cepat ini sangat vital dalam menjaga arus kas dan meningkatkan frekuensi panen, berujung pada potensi keuntungan yang lebih sering dan stabil.
Efisiensi pakan adalah kunci dalam budidaya perikanan, dan ikan nila kekar unggul dalam aspek ini. Rasio konversi pakan (FCR) untuk pembesarannya sangat rendah, berkisar antara 1:1 hingga 1:1.2. Ini berarti bahwa untuk menghasilkan 1 kilogram daging ikan, peternak hanya memerlukan 1 hingga 1.2 kilogram pakan. Angka FCR yang rendah ini secara signifikan menekan biaya operasional budidaya, menjadikan usaha lebih menguntungkan.
Keunikan lain yang membedakan nila kekar adalah sifatnya yang tidak beranak atau berkembang biak secara aktif selama periode sekitar 6 hingga 7 bulan masa pembesaran. Ini merupakan keuntungan ganda. Pertama, energi yang seharusnya digunakan untuk reproduksi sepenuhnya dialihkan untuk pertumbuhan biomassa dan daging.
Kedua, karena tidak ada penambahan populasi ikan-ikan kecil di tengah siklus, ukuran ikan nila kekar saat dipanen cenderung lebih seragam. Keseragaman ukuran ini sangat memudahkan proses sortasi, pengemasan, dan penjualan, serta memenuhi standar permintaan pasar yang umumnya menginginkan produk dengan ukuran yang konsisten.
Daya tahan adalah faktor penentu keberhasilan dalam budidaya, dan ikan nila kekar menunjukkan resiliensi yang kuat. Varietas ini memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap serangan virus dan bakteri, menjadikannya tidak mudah sakit dibandingkan jenis nila lainnya. Hal ini secara langsung mengurangi risiko kegagalan panen akibat wabah penyakit yang seringkali menjadi momok bagi pembudidaya.
Lebih lanjut, ikan nila kekar juga terbukti lebih kuat dan tahan terhadap fluktuasi atau perubahan cuaca ekstrem yang kerap terjadi di Indonesia. Perubahan cuaca yang drastis dapat menyebabkan stres dan bahkan kematian massal pada jenis ikan lain, namun nila kekar mampu beradaptasi lebih baik, memastikan kelangsungan hidup dan pertumbuhan optimal dalam berbagai kondisi lingkungan.
Selain berbagai keunggulan budidaya, ikan nila kekar juga sangat diterima dan disukai oleh masyarakat luas sebagai produk konsumsi. Rasanya yang lezat, tekstur daging yang lembut, dan kandungan nutrisi yang baik menjadikannya pilihan populer di meja makan. Tingginya permintaan pasar terhadap kualitas daging seperti ini semakin mengukuhkan posisi ikan nila kekar sebagai varietas unggulan.
Dengan kombinasi karakteristik pertumbuhannya yang cepat dan efisiensi pakan yang tinggi serta daya tahan yang kuat terhadap penyakit ikan nila kekar ini menjadi strategi unggul bagi para pembudidaya untuk memaksimalkan potensi keuntungan dalam bisnis budidaya ikan nila di Indonesia.
Review video youtube kali ini adalah admin channel youtube Aquarium Co-Op dengan judul "CRAZY! Millions of fish at these farms." Yang diilupload pada tanggal 26 April 2020. Vlog video populer di youtube ini akan memperlihatkan kunjungan ke dalam sebuah peternakan ikan hias skala besar yang dikelola dengan teknologi canggih dan sistem manajemen yang sangat efisien. Peternakan ini mampu membudidayakan jutaan ikan hias dengan memanfaatkan berbagai inovasi, mulai dari sistem pengairan yang unik hingga proses pemberian pakan dan pengemasan yang terorganisir dengan baik.
Salah satu yang menarik dalam peternakan ini adalah sistem air mengalir yang dirancang sebaik mungkin di dalam ruangan. Sistem ini memiliki fungsi utama untuk menjaga kualitas air dengan mencegah sisa pakan ikan langsung masuk ke dalam filter, sehingga air tetap bersih dan sehat untuk kehidupan ikan, menjadi faktor terpenting dalam keberhasilan budidayanya.
Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari untuk memastikan ikan mendapatkan nutrisi yang cukup dan peternakan ini memiliki fasilitas penetasan udang air asin artemia (brine shrimp hatchery) yang terbilang besar. Tempat ini berfungsi sebagai sumber pakan hidup alami dan memiliki aerasi air yang sangat melimpah agar udang bisa berkembang dengan baik.
Di peternakan ini, berbagai jenis ikan hias dibudidayakan dengan sistem yang teliti. Terlihat dalam video dalam satu aquarium, ada satu ikan jantan yang dipasangkan dengan sepuluh ikan betina dalam sistem pemijahannya. Pemberian pakan dilakukan menggunakan jaring agar makanan tidak berserakan, menunjukkan perhatian terhadap efisiensi dan kebersihan peternakan.
Salah satu jenis ikan yang menjadi perhatian adalah ikan rams, sejenis ikan hias kecil dari keluarga Cichlid yang telah mulai diternakkan sejak tahun 2010. Selain itu, ikan guppy dari indukan berkualitas baik juga dibudidayakan dalam jumlah yang banyak. Dalam satu wadah, jumlahnya begitu padat hingga air tampak seperti bergerak tanda penuh oksigen terlarut juga banyaknya ikan yang bergerak didalam wadah pemeliharaan.
Di peternakan ini anak ikan guppy ditempatkan dalam wadah khusus yang memiliki keranjang sebagai tempat bersembunyi, agar mereka tidak dimakan oleh induknya. Ini menunjukkan bahwa peternakan ini mempertimbangkan setiap tahap kehidupan ikan dengan sistem yang sangat detail.
Pentingnya aerasi menjadi perhatian dalam operasional peternakan ini untuk memastikan suplai oksigen yang optimal, batu aerasi (airstone) dipasang di seluruh area peternakan. Selain itu, peternakan ini menggunakan sebuah teknologi canggih untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air. Dengan sistem ini, jutaan ikan dapat tumbuh dengan sehat dalam lingkungan yang dikontrol dengan baik.
Untuk memberikan gambaran memperlihatkan satu wadah berisi ikan hias cantik dan eksotis ini, dan setelah dihitung, diperkirakan ada sekitar 6.550 ekor ikan angels dalam satu wadah saja. Di lokasi lain dalam peternakan, terdapat kolam besar yang menampung sekitar 16.000 ikan rams serta satu ikan neon blue angel. Secara keseluruhan, peternakan ini diperkirakan memiliki lebih dari satu juta ekorikan hias dalam sistem budidayanya.
Dalam area khusus untuk anak ikan yang berumur dua bulan, pemberian pakan dilakukan dengan metode otomatis menggunakan conveyor belt. Ban berjalan ini bergerak lambat, menjatuhkan makanan secara bertahap, sehingga ikan-ikan bisa berkumpul di bawahnya dan makan dengan lebih efisien. Sistem otomatisasi ini membantu peternakan dalam memastikan semua ikan mendapatkan makanan dengan cara yang terkontrol dan hemat tenaga.
Di bagian akhir video, akan melihat peternakan koi yang terpisah dari fasilitas utama. Peternakan ini memiliki jumlah ikan koi yang luar biasa banyak, diperkirakan mencapai tiga juta ekor. Sama seperti peternakan utama, sistem pengelolaan air dan pemberian pakan di sini juga mengikuti standar industri yang tinggi.
Setelah ikan-ikan mencapai ukuran yang siap untuk dijual, ikan hias akan masuk ke tahap pengemasan. Area pengemasan di peternakan ini terlihat sangat terorganisir, dengan prosedur yang memastikan ikan tetap sehat selama perjalanan. Setiap kantong ikan diberi udara sebelum disegel, lalu dimasukkan ke dalam styrofoam dan kotak besar. Selanjutnya, ikan siap dikirim ke berbagai tujuan, bahkan hingga ke seluruh Amerika Serikat, yang memiliki jangkauan pasar yang luas.
Secara keseluruhan, video ini memberikan gambaran yang sangat menarik tentang bagaimana bisnis aquakultur khususnya ragam ikan hias populer di dunia dapat berjalan dalam skala industri dengan sistem yang efisien, teknologi canggih serta manajemen yang sangat teliti untuk menghasilkan jutaan ikan hias berkualitas tinggi.
Budidaya udang telah berkembang dengan adanya pendekatan berbasis teknologi yang mulai diterapkan di berbagai tempat. Salah satu inovasi yang sedang dikembangkan adalah sistem tambak udang modern yang dibuat oleh Vertical Oceans di Singapura.
Dalam kurun waktu dua tahun, sistem ini berhasil diterapkan dalam ruang tertutup, menggunakan teknologi yang memungkinkan kontrol lebih ketat terhadap lingkungan budidaya. Tidak seperti tambak udang konvensional yang umumnya beroperasi di area terbuka dan bergantung pada kondisi alam, tambak ini dibangun di dalam gudang yang terletak di belakang pelabuhan Singapura, menghadirkan model budidaya yang lebih terstruktur.
Review video youtube dari channel DW Indonesia dengan judul "Tambak udang modern Singapura: Di gudang, hemat air, panen lebih cepat dan otomatis! | DW Business", yang diupload pada tanggal 16 Agustus 2024, mengulas konsep budidaya berbasis teknologi ini. Hal penting dari video adalah bagaimana sistem ini bekerja dengan mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) untuk mengelola berbagai aspek produksi.
Dengan menggunakan teknologi canggih, pemantauan kondisi lingkungan tambak menjadi lebih presisi, mencakup faktor-faktor penting seperti suhu air, tingkat keasaman, kesehatan udang, dan distribusi pakan. Hal ini memungkinkan tambak beroperasi secara otomatis dengan intervensi manusia yang lebih minimal dibandingkan sistem konvensional.
Selain kemampuan otomatisasi, sistem ini juga dirancang untuk meningkatkan efisiensi panen. Dalam sistem tambak tradisional, siklus panen dapat memakan waktu lebih lama dan bergantung pada berbagai faktor lingkungan yang sulit dikontrol.
Penggunaan sistem berbasis AI, tambak ini mampu mempercepat proses produksi sehingga hasil panen dapat diperoleh dalam waktu yang lebih singkat. Kondisi ini juga berkontribusi pada pengelolaan sumber daya yang lebih baik, terutama dalam penggunaan air dan pakan. Teknologi ini memungkinkan pengurangan limbah dan meningkatkan rasio konversi pakan menjadi berat udang yang lebih optimal.
Keberlanjutan menjadi salah satu aspek utama dalam konsep budidaya ini. Dengan sistem yang dirancang untuk lebih hemat dalam penggunaan lahan dan sumber daya air, tambak ini menjadi alternatif bagi metode tradisional yang lebih banyak membutuhkan ruang dan air dalam jumlah besar.
Selain itu, model budidaya ini juga mengurangi kemungkinan pencemaran lingkungan karena limbah produksi dapat dikendalikan dengan lebih baik. Dalam video terlihat bagaimana tambak ini menerapkan sistem tertutup atau semi-tertutup untuk memastikan proses produksi tetap berada dalam kondisi yang terkontrol dan tidak berdampak negatif pada ekosistem sekitar.
Video ini juga memperlihatkan bagaimana hasil panen yang diperoleh langsung didistribusikan ke restoran dan dijual kepada para pecinta makanan laut. Meskipun tidak dijelaskan secara mendetail mengenai proses pembangunan fisik tambak ini, gambaran yang ditampilkan cukup memberikan wawasan mengenai bagaimana sistem modern ini beroperasi. Model ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan produksi udang, tanpa bergantung pada metode konvensional yang memiliki keterbatasan dalam aspek efisiensi dan pengelolaan lingkungan.
Secara keseluruhan, video ini memberikan gambaran tentang perubahan yang terjadi dalam industri budidaya udang. Dengan pendekatan berbasis teknologi serta proses produksi dapat dilakukan dengan lebih sistematis dan terukur. Penggunaan kecerdasan buatan menandai langkah baru dalam budidaya udang, menghadirkan metode yang lebih modern dan sesuai dengan tuntutan industri perikanan masa depan.
Review video youtube ini membahas tentang pembuatan aquascape yang meniru ekosistem sungai di dalam aquarium. Dalam video tersebut, channel Alam Hijau dan Biru memperlihatkan bagaimana bahan-bahan alami serta berbagai jenis hewan yang diambil langsung dari alam digunakan untuk menciptakan ekosistem mini yang berkelanjutan. Selain itu, video yang berjudul"
Aquascape pembuatan ekosistem sungai di aquarium" yang di upload pada tanggal 31 Mei 2025ini mengulas perilaku berbagai penghuni aquascape, seperti udang dan beberapa jenis ikan, serta bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain.
Aquascape yang dibuat menggunakan bahan alami serta hewan air yang berasal langsung dari alam disekitar lokasi menjadi fokus dalam video dari Alam Hijau dan Biru. Video ini mengulas bagaimana ekosistem sungai dapat direplikasi dalam aquarium, dengan memperlihatkan interaksi antara berbagai penghuni di dalamnya. Melalui pendekatan ini, pembuat video ingin menunjukkan bahwa membangun dan merawat aquascape tidak selalu harus melibatkan peralatan mahal atau spesies ikan yang sulit didapat. Sebaliknya, dengan memanfaatkan elemen dari alam sekitar, ekosistem mini yang berkelanjutan dapat diciptakan tanpa biaya besar.
Salah satu penghuni dalam aquascape ini adalah udang, yang memiliki peran sebagai pembersih alami aquarium yaitu akan membantu menjaga kebersihan dengan memakan sisa makanan ikan dan alga yang dapat tumbuh di dalam ekosistem. Dalam aquascape ini terdapat beberapa udang dengan corak berbeda yang diperoleh langsung dari sawah. Terlihat dalam video udang-udang ini berkontribusi pada kebersihan juga menjadi bagian penting dalam keseimbangan ekosistem yang telah dibuat.
Selain udang, terdapat beberapa jenis ikan yang menghuni aquarium berukuran sedang ini yaitu ikan rasbora atau yang sering disebut wader adalah salah satu jenis ikan yang menarik perhatian. Dengan kebiasaannya bergerombol, ikan ini sering ditemukan berlindung di bawah tanaman apung yang tumbuh di dalam aquascape. Pola gerakannya yang dinamis dan cara mereka beradaptasi dengan lingkungan menjadikannya bagian yang menarik dalam ekosistem mini ini. Di sisi lain, ada juga ikan wader cakul atau wader bintik, yang dikenal dengan sifat omnivoranya. Ikan ini memiliki kebiasaan memakan berbagai jenis makanan, mulai dari plankton hingga cacing yang berada di dasar aquarium.
Dalam aquascape ini, terdapat pula dua ikan manfish yang berfungsi sebagai daya tarik. Walaupun bukan spesies endemik perairan Indonesia, ikan ini dipilih untuk memberikan karakter yang berbeda dalam ekosistem yang telah dibuat. Namun, ikan manfish memiliki kecenderungan aktif mengejar udang serta ikan kecil lainnya, sehingga perlu diperhatikan dalam pemilihan penghuni aquarium agar keseimbangan tetap terjaga.
Melalui video ini, admin ingin menunjukkan bahwa hobi aquascape tidak harus mahal. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia, seseorang bisa menciptakan ekosistem yang menarik di dalam aquarium tanpa perlu mengeluarkan biaya yang besar. Pendekatan ini tidak hanya lebih ramah lingkungan tetapi juga lebih terjangkau bagi para pemula yang ingin mencoba hobi ini dengan biaya yang tidak mahal.
Video ini sangat cocok untuk para penghobies aquascape pemula karena menyajikan pendekatan sederhana dalam membangun ekosistem mini di dalam aquarium tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Pembuat video menunjukkan bagaimana berbagai bahan alami dan hewan yang ditemukan di alam dapat digunakan untuk menciptakan aquascape yang menarik dan berkelanjutan. Selain itu, video ini juga mengulas perilaku penghuni aquascape seperti udang dan beberapa jenis ikan, yang bisa memberikan pemahaman lebih dalam bagi pemula tentang bagaimana ekosistem tersebut berkembang.
Bagi pemula, informasi dalam video ini bisa sangat bermanfaat karena tidak hanya memberikan inspirasi tetapi juga menekankan bahwa aquascape tidak harus selalu menggunakan peralatan mahal atau spesies ikan eksotis. Dengan memahami bagaimana ekosistem alami dapat direplikasi, pemula bisa lebih percaya diri untuk mulai membangun aquascape mereka sendiri menggunakan sumber daya yang mudah ditemukan. Video ini juga bisa menjadi referensi bagi mereka yang ingin memahami cara merawat ikan dan udang dalam ekosistem yang lebih alami.
Ikan discus (Symphysodon discus), sering dijuluki sebagai "Raja Aquarium Air Tawar," memang selalu memukau dengan keindahan warna, corak, dan bentuknya yang bulat pipih layaknya cakram. Namun, para penghobies ikan hias ini pada umumnya selalu dihadapkan pada hal yang membingungkan saat merawatnya yaitu perubahan warna pada discus, terutama menjadi gelap atau menghitam. Video dari channel youtube BRBIH Depok yang diupload pada tanggal 26 Agustus 2024 dengan judul" Kenali kenapa Ikan Discus Menghitam " Ini mengupas mengapa hal ini terjadi dan bagaimana cara mengatasinya dengan cara yang bisa dilakukan sendiri.
Video dimulai dengan pertanyaan apakah tahu bahwa ikan discus dapat berubah warna dalam kondisi tertentu. Kasus yang paling sering dibahas adalah perubahan warna ikan discus menjadi menghitam dari warna aslinya yang cerah.
Menurut penjelasan dalam video, penyebab utama dari perubahan warna ini adalah stres atau kaget akibat perubahan suhu yang tiba-tiba saat penggantian air di aquarium. Fluktuasi suhu yang drastis dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh ikan menurun, menjadikannya lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan.
Untuk mengatasi masalah stres dan perubahan warna ini, serta mencegah penyakit lanjutan, BRBIH merekomendasikan beberapa langkah perawatan seperti pengontrolan duhu dengan water heater, menjaga suhu air agar tetap stabil adalah kunci utama.
Disarankan untuk menggunakan water heater (pemanas air) terutama pada malam hari untuk memastikan suhu air tidak berfluktuasi secara ekstrem. Suhu air yang stabil membantu ikan merasa nyaman dan mengurangi tingkat stres.
Selain kontrol suhu, pemberian obat juga diperlukan untuk mengatasi kemungkinan adanya penyakit eksternal atau internal yang mungkin timbul akibat stres. Video menyarankan penggunaan obat Medfish FMC sebanyak 15 tetes selama satu minggu.
Menurut yang sudah berpengalaman dalam penggunaan obat ini adalah dengan dasar pemberiannya dari ukuran aquarium ikan discus tersebut dipelihara dan sesuaikan dengan dosis obat yang sesuai, FMC sendiri adalah singkatan dari Formalin, Malachite Green, dan Methylene Blue, kombinasi yang sering digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi parasit dan jamur pada ikan.
Selain penanganan saat stres, perawatan rutin juga sangat penting untuk menjaga discus tetap sehat dan berwarna cerah, selalu memberikan pakan discus yang umumnya disukai seperti cacing sutra atau cacing darah sebanyak dua kali sehari.
Pakan hidup ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi discus yang tinggi dan menjaga warna tubuhnya agar tetap selalu cerah. Sementara kebersihan aquarium adalah faktor krusial dan perlu dibersihkan setiap dua hari sekali. Pembersihan rutin ini akan membantu menjaga kualitas air tetap baik terutaman mencegah penumpukan amonia dan nitrit yang berbahaya, serta mengurangi risiko penyakit pada ikan discus yang terbilang sensitif.
Video dari BRBIH Depok ini memberikan pemahaman yang jelas bahwa perubahan warna menjadi gelap pada ikan discus merupakan indikator stres atau ketidaknyamanan saat dipelihara, terutama pada perubahan suhu yang tiba-tiba adalah pemicu utamanya.
Dengan menjaga suhu air tetap stabil menggunakan water heater, memberikan obat Medfish FMC saat diperlukan serta melakukan perawatan rutin seperti pemberian pakan berkualitas dan pembersihan aquarium yang teratur, para penghobies dapat memastikan ikan discus tetap sehat dan menampilkan keindahan warnanya.
Video yang diupload oleh Channel youtube JTV Banyuwangi pada tanggal 27 Mei 2025 memperlihatkan pembudidayaan ikan bila strain kekar dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur. Vlog video yang berjudul "WANITA CANTIK ASAL YOSOMULYO SUKSES BUDIDAYA IKAN NILA KEKAR" ini memperlihatkan berbagai aspek dari proses pembudidayaan, mulai dari sistem pemeliharaan, jenis kolam yang digunakan, hingga tantangan serta strategi pemasaran yang diterapkan. Tampak dalam video sejumlah kolam berbentuk kotak dan bundar dengan warna biru, yang digunakan untuk budidaya ikan. Aliran air yang cukup deras mengalir di atas kolam, menjadi bagian dari sistem pemeliharaan yang diterapkan.
Salah satu pembudidaya dalam vlog ini adalah Martha Nawang, telah menjalankan usaha budidaya ikan selama tiga tahun. Awalnya, ia mendapatkan pengetahuan tentang budidaya ikan dari sang suami. Dalam menjalankan bisnisnya, Martha memilih nila Kekar yang dikenal karena kemudahan pemeliharaannya, bobot yang baik, serta daging yang lebih tebal dibandingkan beberapa jenis lain.
Untuk mendukung keberlanjutan usaha, Martha menggunakan sistem semi-RAS (Recirculating Aquaculture System) yang memungkinkan penyaringan air sehingga dapat menekan tingkat amonia yang dihasilkan dari kepadatan ikan yang tinggi. Dalam sistem ini, air disirkulasikan dan diganti setiap 2-3 hari guna memastikan kualitas tetap terjaga. Ia memiliki 14 kolam ikan dengan berbagai ukuran, masing-masing berkapasitas 300 kg ikan, sehingga potensi panen dalam satu siklus bisa mencapai 2 ton.
Ikan hasil budidayanya dipasarkan ke berbagai wilayah di Banyuwangi dan melalui media sosial. Rentang harga yang ditetapkan untuk nila Kekar berkisar antara Rp. 27.000 hingga Rp. 45.000 per kilogram, tergantung ukuran. Dalam perjalanannya, ia menghadapi kegagalan di awal budidaya sebelum akhirnya menemukan metode yang tepat untuk mengelola kolam dan menghasilkan panen yang optimal. Selain nila Kekar, ia juga mempertimbangkan perbandingan dengan jenis ikan lain seperti yang diketahui bisa tumbuh lebih besar, namun ia lebih menyukai nila Kekar karena tekstur dagingnya lebih padat.
Pelaku usaha lainnya yang ditampilkan dalam video ini adalah Nena Revita Dewi, yang telah menggeluti dunia budidaya ikan air tawar sejak tahun 2009. Ia mulai membudidayakan nila Kekar pada tahun 2021, dan saat ini memiliki 28 kolam untuk usaha perikanannya. Berbeda dengan Martha, Nenak tidak hanya fokus pada nila Kekar, tetapi juga membudidayakan ikan gurami. Siklus budidaya dari kedua jenis ikan ini berbeda, dimana ikan gurami membutuhkan waktu panen 10-12 bulan, sedangkan nila Kekar hanya membutuhkan 4 bulan untuk mencapai ukuran yang layak jual.
Nenak mampu memanen sekitar 200 kg ikan per bulan dengan hasil panennya dijual langsung kepada pembeli yang datang ke lokasi usaha budidayanya. Sistem ini memungkinkan interaksi langsung antara pembudidaya dan pembeli, sekaligus menjadi metode pemasaran yang efektif di daerah sekitar Banyuwangi.
Dalam vlog ini, Kepala Desa Yosomulyo memberikan pandangannya terhadap keberlanjutan usaha budidaya ikan di desa tersebut. Meskipun Desa Yosomulyo tidak berada di dekat gunung atau laut, banyak penduduk yang memanfaatkan berbagai teknik budidaya untuk menjalankan usaha perikanan mereka. Pengembangan inovasi dalam sistem pemeliharaan serta strategi pemasaran yang diterapkan oleh para pelaku usaha menjadi faktor penting dalam keberlanjutan industri budidaya ikan air tawar di daerah ini.
Video ini memperlihatkan bagaimana budidaya ikan nila Kekar berkembang di Yosomulyo, dengan berbagai metode yang diterapkan oleh para pelaku usaha untuk mengelola kolam, menjaga kualitas air, serta memasarkan hasil panennya. Pembudidaya tidak hanya mengandalkan sistem tradisional, tetapi juga terus mencari cara untuk meningkatkan efisiensi usaha mereka, baik melalui teknologi penyaringan air, strategi pemasaran, maupun diversifikasi jenis ikan yang dibudidayakan.
Budidaya ikan lele telah menjadi salah satu sektor penting dalam industri perikanan di Indonesia, terutama karena tingginya permintaan akan lele untuk konsumsi. Salah satu metode terbaru dalam budidaya lele yang semakin populer adalah sistem air kocor, sebuah pendekatan yang terbukti lebih efisien dibandingkan sistem konvensional.
Metode ini diulas dalam sebuah video yang diupload oleh channel youtube Dislautkan DIY pada tanggal 26 Mei 2025, dengan judul "Budidaya Lele Generasi Air Kocor". Video ini membahas praktek budidaya yang dijalankan oleh Pokdakan Berkah Galeri Jaya, sebuah kelompok pembudidaya ikan lele yang berlokasi di Gumuk Ringinharjo, Bantul. Kelompok ini diketuai oleh Bapak Muhammad Suprianto, seorang pelaku usaha perikanan yang telah menekuni bidang ini selama bertahun-tahun.
Pokdakan Berkah Galeri Jaya awalnya menggunakan metode konvensional dalam budidaya lele sejak tahun 2015 hingga 2018. Namun, pendekatan tersebut memiliki banyak tantangan, termasuk masalah air yang keruh dan berbau, yang menjadi keluhan warga sekitar. Kolam konvensional memiliki tingkat amonia yang tinggi, yang berkontribusi terhadap penurunan kualitas air dan meningkatkan risiko penyakit pada ikan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kelompok ini kemudian beralih ke sistem air kocor, yang terbukti mampu menjaga kualitas air tetap bersih dan bebas dari bau tidak sedap. Sistem ini tidak hanya mengurangi risiko pencemaran lingkungan, tetapi juga memungkinkan evaluasi dini terkait efisiensi pakan dibandingkan hasil daging, sehingga pembudidaya dapat meminimalisir potensi kerugian sejak dini. Bahkan, evaluasi dapat dilakukan dalam rentang waktu tiga minggu, memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pengelolaan pakan.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu wilayah dengan permintaan lele yang sangat tinggi dan stabil. Namun, pasokan ikan lele di DIY masih bergantung pada daerah lain seperti Boyolali, Kebumen, Kediri, Purworejo, Salatiga, dan Tulungagung, menunjukkan bahwa potensi pengembangan budidaya lele di daerah ini masih sangat besar. Dengan meningkatnya kebutuhan pasar, sistem air kocor berpotensi menjadi solusi bagi peternak ikan yang ingin meningkatkan produksi tanpa harus menghadapi tantangan besar yang dihadapi dalam sistem konvensional.
Lele yang akan dibudidayakan biasanya berasal dari benih dengan ukuran sekitar 4-6 cm atau 5-7 cm, dengan masa ideal budidaya antara 65 hingga 70 hari untuk menghasilkan daging dengan kualitas terbaik. Meskipun pernah dilakukan uji coba panen pada usia 38 hari, hasilnya menunjukkan bahwa kualitas daging masih belum sempurna, sehingga rentang waktu ideal tetap berada di kisaran 65-70 hari.
Dari segi sarana dan prasarana, sistem air kocor tidak terlalu berbeda dengan metode konvensional. Namun, penggunaan kolam dengan diameter 3 meter lebih disarankan karena memudahkan pengelolaan air dan sistem perputaran oksigen. Sistem ini memerlukan pompa air dan pipa untuk inlet, dengan perbedaan signifikan bahwa pompa harus menyala 24 jam penuh agar air tetap bersih dan segar.
Sistem air kocor memiliki potensi keuntungan yang cukup besar. Untuk memulai budidaya, minimal diperlukan tiga kolam, dengan estimasi modal awal berkisar antara Rp. 10 juta hingga Rp. 11 juta, mencakup pembelian kolam, pemasangan pompa air, sumur bor, instalasi air dan pemasangan paranet.
Perkiraan kebutuhan pakan adalah 4 sak per 1.000 ekor, dengan harga Rp. 380.000-Rp. 400.000 per sak. Jika satu kolam berisi 5.000 ekor lele, maka modal pakan sekitar Rp. 8 juta (20 sak) dan benih Rp. 1 juta-Rp. 1,2 juta, sehingga total modal mencapai Rp. 9,5 juta. Dari satu kolam, panen bisa mencapai 550-650 kg, dengan harga jual Rp. 20.000/kg, menghasilkan pendapatan sekitar Rp. 11 juta. Setelah dipotong berbagai biaya, keuntungan bersih per kolam berkisar antara Rp. 1,5 juta hingga Rp. 3,3 juta.
Dengan keunggulan dalam menjaga kualitas air dan efisiensi produksi, sistem air kocor menawarkan solusi inovatif bagi pembudidaya ikan lele. Harapan ke depan adalah semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk memulai usaha budidaya lele, khususnya di DIY, guna memenuhi kebutuhan yang masih tinggi. Dukungan dari pemerintah dan komunitas lokal menjadi faktor penting dalam pengembangan usaha ini, sehingga bisa memberikan manfaat bagi perekonomian masyarakat serta membuka lapangan pekerjaan baru.