Perjalanan dimulai di Kali Cisadane, Tangerang, sebuah lokasi yang di kalangan penduduk lokal dikenal sebagai "Kampung Cacing". Julukan kawasan ini telah menjadi pusat aktivitas pencarian cacing sutra yang dilakukan oleh warga yang menetap disana. Cacing sutra di sini sebagian besar tidak dibudidayakan secara sengaja, tetapi dikumpulkan langsung dari alam liar yaitu berasal dari kali Cisadane. .
Setelah berhasil dikumpulkan dari sungai, cacing sutra tidak langsung dijual dan membutuhkan perlakuan khusus untuk memastikan kualitas dan kelangsungan hidupnya, terutama karena cacing ini berasal dari lumpur dan perlu dibersihkan dari kotoran dan potensi patogen.
Selain aerasi, salah satu langkah penting dalam perawatan ini adalah pengadukan cacing secara berkala, yaitu setiap enam jam. Proses pengadukan ini untuk meratakan cacing, juga memisahkan cacing dari kotoran dan lumpur yang tersisa dari proses pengambilan awal.
Bagi para penghobies ikan atau pedagang pakan yang tertarik untuk mendapatkan cacing sutra berkualitas tinggi, video ini memberikan informasi kontak yang jelas. Lokasi penjualan berada di Tanah Gocap, Tangerang, tepatnya di dekat jembatan Tanah Gocap.
Bagi yang ingin membeli dihargai Rp. 35.000 per gayung atau jika dalam jumlah besar atau yang membutuhkan pasokan dalam jumlah banyak bisa melakukan kontak pedagang, layanan pengiriman juga ditawarkan yaitu untuk area seperti Bogor dan Jakarta. Ini menunjukkan bahwa meskipun berawal dari perburuan tradisional, sistem distribusinya telah berkembang untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Bang Deeway juga menjelaskan manfaat yang sangat baik dari cacing sutra bagi pertumbuhan burayak ikan hias karena kandungan lemaknya yang tinggi. Ia juga mengungkapkan antusiasmenya bahwa para penghobies ikan tentunya akan sangat senang melihat banyaknya jumlah cacing sutra yang berhasil dikumpulkan oleh para petani dan menggarisbawahi betapa pentingnya pakan alami ini dalam komunitas hobies ikan hias seperti ikan cupang.