Populasi ikan berekor cagak dengan dua sirip punggung memanjang ini bisa ditemukan di perairan laut dangkal di Sulawesi Tengah dan merupakan ikan endemik Indonesia yang perlu di lestarikan karena penangkapan dengan jumlah banyak di alam liar menjadikannya hampir terancam punah.
Menurut info dari beberapa situs bahwa ikan ini lebih diminati pada ukuran kecil yang mana penangkapan ikan banggai dari alam masih berukuran kecil dan belum mencapai dewasa, sehingga populasi habitat alaminya terganggu yaitu dapat menyebabkan perkembangbiakan ikan yang rendah karena tidak ada generasi penerus ikan dewasa selanjutnya.
Ikan banggai ukuran kecil berasosiasi dengan bulu babi Screenshot video x.com @kkpgoid |
Karakter ikan banggai berukuran kecil yang sangat khas adalah seringnya terlihat hidup berkelompok berada di sekitar bulu babi sebagai tempat berlindung dan juga merupakan habitatnya.
Menurut penelitian oleh ahli perikanan bahwa ikan ini termasuk ikan mouthbrooder yang mana ikan betina akan mengeluarkan puluhan telur lalu ikan jantan yang akan mengerami telur-telur yang sudah dibuahi dalam mulutnya untuk mengerami hingga menetas sampai 20 hari, selanjutnya ikan yang sudah membentuk larva masih diawasi induk hingga 7 sampai 10 hari dan setelahnya secara alamiah anakan ikan sudah bisa mandiri mencari makanannya sendiri.
Kabar baiknya ikan ikonik daerah Banggai ini sudah berhasil dikembangkan seperti yang diupayakan oleh Balai Perikanan Budidaya Air Laut (BPBL) Ambon yang berhasil mengembangkan secara masal di perairan laut dan para aktivis yang juga peduli dengan keberadaannya seperti di Teluk Lalong, sehingga kelestariannya tetap terjaga.
Perlu diketahui juga bahwa ikan hias laut eksotis ini ada bulan-bulan pemijahan yaitu pada bulan Februari, Maret, Oktober dan November pada kawasan tertentu.
Semoga infonya bermanfaat.
Kuningan Mei 2024