Tampilkan postingan dengan label ikan endemik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ikan endemik. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Mei 2024

Ikan Capungan atau Banggai Cardinal Fish Sulawesi

Ikan Capungan atau Banggai Cardinal Fish (Pterapogon kauderni)  merupakan ikan hias laut populer di Indonesia dan sangat disukai oleh para penghobi ikan hias dalam dan luar negeri karena bentuk tubuhnya yang eksotis.

Populasi ikan berekor cagak dengan dua sirip punggung memanjang ini bisa ditemukan di perairan laut dangkal di Sulawesi Tengah dan merupakan ikan endemik Indonesia yang perlu di lestarikan karena penangkapan dengan jumlah banyak di alam liar menjadikannya hampir terancam punah.

Menurut info dari beberapa situs bahwa ikan ini lebih diminati pada ukuran kecil yang mana penangkapan ikan banggai dari alam masih berukuran kecil dan belum mencapai dewasa, sehingga populasi habitat alaminya terganggu yaitu dapat menyebabkan perkembangbiakan ikan yang rendah karena tidak ada generasi penerus ikan dewasa selanjutnya.

Ikan banggai ukuran kecil berasosiasi dengan bulu babi
Screenshot video x.com @kkpgoid

Karakter ikan banggai berukuran kecil yang sangat khas adalah seringnya terlihat hidup berkelompok berada di sekitar bulu babi sebagai tempat berlindung dan juga merupakan habitatnya.

Menurut penelitian oleh ahli perikanan bahwa ikan ini termasuk ikan mouthbrooder yang mana ikan betina akan mengeluarkan puluhan telur lalu ikan jantan yang akan mengerami telur-telur yang sudah dibuahi dalam mulutnya untuk mengerami hingga menetas sampai 20 hari, selanjutnya ikan yang sudah membentuk larva masih diawasi induk hingga 7 sampai 10 hari dan setelahnya secara alamiah anakan ikan sudah bisa mandiri mencari makanannya sendiri.

Kabar baiknya ikan ikonik daerah Banggai ini sudah berhasil dikembangkan seperti yang diupayakan oleh Balai Perikanan Budidaya Air Laut (BPBL) Ambon yang berhasil mengembangkan secara masal di perairan laut dan para aktivis yang juga peduli dengan keberadaannya seperti di Teluk Lalong, sehingga kelestariannya tetap terjaga. 

Perlu diketahui juga bahwa ikan hias laut eksotis ini ada bulan-bulan pemijahan yaitu pada  bulan Februari, Maret, Oktober dan November pada kawasan tertentu.

Semoga infonya bermanfaat.


Kuningan Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024

Ikan belida yang dilindungi

Ikan Belida merupakan ikan endemik asli Indonesia, umumnya beberapa jenis ikan ini dapat ditemukan di sungai dan dapat ditemui di beberapa daerah di Indonesia seperti di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Ikan belida setiap pulau memilki ciri khas masing-masing terutama pada bagian warna.

Seperti di Sumatra Selatan ikan belida merupakan ikan ikonik di daerah Palembang karena olahan dari ikan ini dapat dijadikan pempek dan kerupuk kemplang yang sangat enak dan memiliki rasa yang sangat khas. Namun kini ikan belida sangat dilindungi keberadaannya di alam yaitu bagi siapa yang menangkap atau menjualnya akan dikenakan sanksi undang-undang Republik Indonesia tentang perikanan.

Dengan adanya sanksi tersebut setiap orang perlu mengetahui agar tidak lagi menggunakan ikan tersebut sebagai bahan baku membuat makanan seperti pempek atau kerupuk kemplang. Berdasarkan info dari beberapa situs di internet dan orang yang pernah tinggal di Palembang sebagai gantinya adalah memakai olahan dari ikan gabus, ikan patin dan udang yang juga enak saat diolah menjadi pempek, walaupun demikian tidak mengubah cita rasa kuliner khas dari Palembang.

Ikan belida sudah bisa dibudidayakan

Kini ikan belida sudah bisa dibudidayakan sehingga hasil budidaya dapat menjadi solusi untuk memperbanyak populasi ikan belida hasil dari budidaya. 

Info ini didapat dari halaman situs fpp.umko.ac.id dengan judul "kkp berhasil budidayakan ikan belida karnivora yang doyan pakan buatan". Bahwa Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin sudah berhasil mebudidayakan ikan belida di Indonesia yang mana diberikan tugas oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengembangkan ikan belida. Menurut Kepala BPBAT Mandiangin ibu Evalawati direncanakan ikan belida ini akan akan segera dirilis sehingga ikan ini bisa dibudidayaka pembudidaya ikan di seluruh Indonesia. 

Tahapan budidaya ikan endemik ini adalah menggunakan kolam-kolam tanah berukuran besar sekitar 100 sampai 200 meter persegi dengan kepadatan sampai 5 ekor ikan belida permeter persegi. Indukan ikan belida diberi pakan berupa pelet dengan kadar protein diatas 40 persen yang diberi pada pagi dan sore hari.

Sementara perkawinan atau pemijahan ikan dilakukan secara alami, yaitu dengan cara memilih indukan ikan yang sudah matang gonad jantan dan betina dengan selektif. Proses kawin pada ikan dalam kolam akan menghasilkan telur yang menempel pada media yang terbuat dari papan kayu ulin yang sudah didesain khusus, berdasarkan rutinitas biasanya akan didapatkan sebanyak ratusan butir telur. 

Telur-telur yang menempel pada media kayu ulin tersebut lalu dipindahkan dalam aquarium sampai menetas pada hari ke enam dan ikan belida ukuran larva ini diberi pakan alami berdasarkan ukuran seperti artemia, cacing sutra, daphnia dan plankton.

Ikan belida yang sudah berukuran 8 sampai 12 cm akan dipindahkan dalam kolam untuk dibesarkan. Umumnya ikan belida akan mencapai bobot 300 sampai 500 gram perekor dalam jangka waktu satu tahun yang diberi pakan pelet diatas 40 persen.

Ikan belida hasil domestikasi dan budidaya yang dilakukan (BPBAT) Mandiangin ini tentunya dapat mencegah penangkapan dan kepunahan jenis ikan belida di alam, dan nantinya bisa memenuhi kembali kebutuhan bahan baku makanan khas dari olahan ikan belida.

Budidaya ikan belida bukan hanya solusi untuk meningkatkan populasi dan ekonomi, tetapi juga upaya untuk menjaga kelestarian ikon kuliner dan budaya lokal. 

Semoga infonya bermanfaat.


Kuningan Mei 2024

Jumat, 03 Mei 2024

Manfaat budidaya ikan endemik asal Indonesia

Artikel kali ini adalah tentang peluang dan manfaat dari membudidayakan ikan-ikan yang berasal dari perairan asli (endemik) air tawar khususnya di Indonesia. Budidaya ikan endemik dapat menjadi solusi inovatif untuk menyeimbangkan antara pelestarian alam dan pengembangan ekonomi

Beberapa jenis ikan endemik Indonesia, yang sebelumnya hanya bisa ditemukan di habitat alaminya disungai dan danau, kini telah berhasil dibudidayakan oleh para breeder berpengalaman dan ahli penelitian perikanan, ini menandakan sebuah langkah maju yang signifikan dalam upaya pelestarian dan pemanfaatan ikan endemik di Indonesia.

Kegiatan budidaya dapat dilakukan pada lokasi yang terdapat sumber air bersih bertujuan untuk memperbanyak anakan ikan endemik dari jenis tertentu, tentunya memiliki nilai ekologi dan beberapa keuntungan serta peluang ekonomi yang bisa didapatkan dari pembudidayanya. 

Beberapa ikan yang sudah bisa dikembangkan baik itu secara alami atau dengan campur tangan manusia antara lain seperti ikan baung, botia macrachantus, belida, bilih dan jenis ikan wader. Ikan-ikan ini merupakan spesies ikan yang banyak diminati baik sebagai ikan hias maupun konsumsi yang bernilai jual tinggi dipasaran.

Manfaat lainnya adalah dapat menjadi daya tarik wisata terutama bagi kalangan pecinta alam, seperti di daerah Kuningan Jawa Barat yang juga dikenal dengan ikan dewanya, para wisatawan dapat menikmati keindahan dan keunikan ikan endemik yaitu di obyek wisata pemandian Cibulan dan Taman Wisata Alam Linggarjati.

Pengembangan wisata berbasis ikan endemik dapat memberikan manfaat ekonomi misalnya melalui ide menjual souvenir dan merchandise seperti kaos sablon atau mug sablon sehingga bisa menarik minat para wisatawan untuk membelinya sebagai oleh-oleh khas daerah tersebut.

Sementara hal lainnya adalah dapat membuka peluang penelitian dan inovasi di bidang biologi dan akuakultur. Penelitian ini dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang ikan perairan asli dan mengembangkan teknik budidaya yang lebih efektif dan berkelanjutan nantinya. 

Dengan demikian dengan membudidayakan ikan-ikan tersebut dapat menawarkan manfaat dan keuntungan baik bagi kelestarian alam, ekonomi maupun budaya

Semoga infonya bermanfaat.


Kuningan Mei 2024

Minggu, 09 April 2023

Tentang ikan Endemik

Ikan endemik adalah ikan asli dari daerah ikan tersebut berada dan ikan endemik ini harus dijaga dari kepunahan dan perlu dilestarikan keberadaannya. 

Berdasarkan info dari situs kkp.go.id bahwa faktor yang menentukan ikan diantaranya faktor fisik, iklim dan biologis dapat menyebabkan endemisnya ikan tersebut, isolasi geografi yang dialami dan tantangan ruang hidupnya menyebabkan organisme tersebut menjadi khas.

Menurut pantauan admin blog dc bahwa ikan endemik disukai oleh para pecinta ikan hias biasanya sebagai koleksi karena bangga bisa memiliki ikan tersebut yang jauh dari tempat asalnya tinggal.

Dari beberapa ikan endemik ada yang bisa di budidayakan diberbagai daerah dan negara seperti contoh sederhana yaitu ikan neon tetra dan Cardinal tetra asal Sungai Amazon Amerika Selatan bisa di budidayakan di Indonesia.

Berikut adalah beberapa contoh sederhana yang bisa admin blog dc tulis jenis ikan endemik yang sudah mendapat label ikan hias dari beberapa daerah dan negara.


INDONESIA

Ikan Arwana superred merupakan ikan kebanggaan Indonesia dan sudah mendunia  memiliki nilai tinggi di pasaran dalam negeri dan luar negeri, salah satu tokoh ikan Arwana Superred yang masih menjaga kemurnian genetik ikan Arwana Superred adalah Suk Eng Pang yang memelihara dan membudidayakannya di Cibinong Bogor.


Botia badut

Ikan Botia Macrachanta ( clown fish/ clown loach) merupakan ikan endemik Indonesia yang berasal dari perairan sungai kalimantan dan Sumatra. Ikan bernilai ekonomis tinggi ini diminati oleh penghobi ikan hias dari dalam dan luar negeri karena warnanya yang memikat dan cocok di jadikan penghuni aquarium aquascape. 

Karakternya juga unik saat dipelihara dalam aquarium yaitu senang bergerombol dengan temannya sesama botia dan sesekali terlihat tergeletak  seperti pingsan didasar aquarium.

Ratu ikan hias air tawar primadona ekspor  ini kini sudah bisa ditangkarkan diluar habitat aslinya yaitu dengan cara kawin suntik oleh ahli perikanan di lembaga BRBIH ( Balai Riset Budidaya Ikan Hias) di Depok Jawa Barat.


India

Puntius Denisoni

Ikan dengan nama Puntius Denisoni merupakan ikan hias yang sangat populer dan merupakan komoditas ekspor yang terbilang cukup tinggi. Ikan hias ini memiliki warna yang sangat cerah terutama pada garis merah yang amat terang dan juga di sebut red line torpedo barb. 

Ikan endemik asal India ini sangat cantik dan menurut info pengambilan secara liar sudah tidak diperbolehkan lagi sampai batas waktu yang ditentukan karena di khawatirkan akan punah. Ikan eksotis ini dapat ditemui ditempas asalnya yaitu di Sungai Bharathapuzha di Kerala, India Selatan.


Semoga artikel tentang ikan endemik ini bermanfaat dan membantu.


Kuningan April 2023



Artikel terkait

Fakta ikan Botia macrachantus tiger / badut 

Fakta ikan puntius Denisoni

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan