Selasa, 24 Juni 2025

Mengupas perbandingan budidaya ikan Lele dan ikan gabus

Review video youtube kali ini adalah membahas tentang perbandingan keuntungan budidaya ikan lele dan ikan gabus, serta memberikan panduan detail mengenai perhitungan potensi keuntungan dari budidaya ikan gabus yang diupload oleh channel youtube DUNIA IKAN GABUS SUWANDI pada tanggal 12 Maret 2020 dengan judul" PART 23 SUWANDI MENJAWAB. LELE VS GABUS UNTUNG MANA???". Dalam video edukasi ini bahwa meski ikan lele lebih populer, ikan gabus memiliki daya tarik tersendiri karena harga jualnya yang lebih tinggi dan permintaan pasar yang fleksibel untuk semua ukuran. Ini menjadi sumber informasi penting bagi para peternak ikan yang sedang mempertimbangkan jenis budidaya yang menguntungkan.


Dalam dunia perikanan, pertanyaan tentang jenis ikan mana yang paling menguntungkan untuk dibudidayakan sering kali muncul di benak para peternak. Video yang diulas memberikan pencerahan mendalam dengan membandingkan dua komoditas populer di Indonesia ikan lele dan ikan gabus. Perbandingan melihat aspek harga jual juga efisiensi pakan, dinamika permintaan pasar hingga potensi keuntungan bersih yang bisa diraih. Pengetahuan analisis ini penting bagi siapa pun yang ingin terjun atau mengembangkan usaha di bidang budidaya ikan.

Ketika membandingkan ikan lele dan ikan gabus, ada beberapa faktor kunci yang membedakan potensi keuntungannya. Pertama, dari segi harga jual per kilogram, ikan gabus memang lebih unggul, jika ikan lele umumnya dihargai sekitar Rp. 15.000 per kilogram maka ikan gabus bisa mencapai Rp. 50.000 per kilogram pada tahun 2020.

Perbedaan harga ini tentu saja akan sangat memengaruhi total pendapatan saat panen. Kedua adalah rasio konversi pakan (FCR), yang menunjukkan seberapa efisien ikan mengubah pakan menjadi daging. Ikan lele memiliki FCR yang sangat baik, yaitu 1 : 1, yang berarti 1 kg pelet bisa menghasilkan 1 kg daging. Sementara itu, ikan gabus memiliki FCR 1,5 : 1, yang berarti membutuhkan 1,5 kg pelet untuk menghasilkan 1 kg daging. Meskipun ikan gabus memerlukan pakan sedikit lebih banyak untuk berat yang sama, tingginya harga jualnya seringkali lebih dari cukup untuk mengkompensasi biaya pakan tambahan ini.

Untuk ikan lele, permintaan cenderung sangat spesifik pada ukuran tertentu, biasanya ukuran sekilo isi 7 atau 8, yang populer untuk hidangan seperti "pecel lele". Ikan lele yang terlalu kecil atau terlalu besar seringkali sulit dijual langsung pada saat panen, membuat peternak harus menanggung biaya perawatan ekstra atau mencari pasar alternatif yang mungkin tidak selalu tersedia. Situasi ini bisa menghambat panen total dan mengurangi efisiensi. 

Berbeda dengan ikan gabus yang menurut admin memiliki pasar yang lebih fleksibel yaitu semua ukuran dapat diterima dan mudah dijual. Bahkan, ikan gabus berukuran besar justru lebih diminati karena kandungan albuminnya yang tinggi, menjadikannya bahan baku penting untuk pengolahan herbal dan medis. Fleksibilitas ini memungkinkan peternak gabus untuk memanen seluruh hasil budidaya tanpa kendala ukuran, memaksimalkan potensi keuntungan dari setiap kolam.

Untuk memberikan gambaran, mengenai potensi keuntungan, video ini memperlihatkan perhitungan mendetail untuk budidaya ikan gabus sebanyak 1000 ekor. Dalam siklus budidaya selama 6 bulan, total pakan yang dibutuhkan diperkirakan mencapai 150 kg (setara dengan 5 karung pelet 30 kg/karung). Dengan asumsi harga pelet Rp. 10.000 per kg, maka biaya pakan total adalah Rp. 1.500.000. Ditambah dengan biaya bibit sebesar Rp. 1.000.000 untuk 1000 ekor, total modal awal yang dibutuhkan adalah Rp. 2.500.000.

Dengan pengelolaan budidaya yang baik dan kualitas bibit yang unggulan, tingkat kematian ikan gabus dapat ditekan hingga kurang dari 5 persen. Dari 1000 ekor ikan, video ini mengambil perkiraan, yaitu hasil panen sekitar 100 kg. Mengingat harga jual ikan gabus yang tinggi, yaitu Rp. 50.000 per kg, maka total pendapatan dari panen ini bisa mencapai Rp 5.000.000. Setelah dikurangi total modal awal, keuntungan bersih yang diperoleh adalah Rp. 2.500.000. 

Perhitungan ini, menurut admin channel bukan teori melainkan berdasarkan pada pengalaman langsung selama belasan tahun dan data dari ribuan peternak ikan gabus lainnya. Angka ini menunjukkan bahwa budidaya ikan gabus, meskipun mungkin membutuhkan sedikit lebih banyak pakan, menawarkan margin keuntungan yang jauh lebih menarik, terutama karena stabilitas permintaan pasar dan harga jualnya yang lebih tinggi. 

Sebagai penutup, pentingnya motivasi dan pemahaman mengenai aspek profitabilitas dalam budidaya ikan. Budidaya yang dilakukan tanpa mempertimbangkan keuntungan secara serius tidak akan berkelanjutan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, bagi siapa yang tertarik untuk terjun ke bisnis perikanan ini, sangat penting untuk melakukan perencanaan yang matang, memahami karakteristik pasar dari setiap jenis ikan dan menghitung dengan cermat potensi biaya dan pendapatan. 

Meskipun ikan gabus memiliki harga jual lebih tinggi dan pasar yang lebih fleksibel, budidaya ikan lele tetap memiliki keunggulan tersendiri yang tidak bisa diabaikan. Salah satu faktor utama adalah efisiensi pakan yang luar biasa, dengan rasio FCR 1:1 sesuatu yang sulit ditandingi oleh ikan lain. 

Selain itu, permintaan yang stabil dari berbagai warung makan khususnya dalam sajian seperti pecel lele, menjadikan ikan lele sebagai pilihan favorit bagi banyak konsumen. Selain itu, masa panen yang lebih singkat memberikan keuntungan bagi peternak yang ingin mendapatkan hasil lebih cepat. Dengan manajemen yang baik, ikan lele bisa dibudidayakan dalam siklus yang lebih efisien, memungkinkan perputaran modal lebih cepat. 

Sebagai info bahwa harga pelet ikan berkualitas baik di Indonesia menunjukkan kenaikan signifikan dari Rp. 10.000 per kilogram di tahun 2020 saat video ini diupload yang kini menjadi sekitar Rp. 13.000 pada tahun 2025, yang berarti ada peningkatan harga dalam lima tahun dan sangat memengaruhi biaya produksi budidaya ikan. Kenaikan ini dipicu oleh berbagai faktor seperti melonjaknya harga bahan baku global, fluktuasi nilai tukar Rupiah, serta peningkatan biaya transportasi dan distribusi. 

Semoga infonya bermanfaat.



Kuningan Juni 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan akan di moderasi dulu

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan