Seperti di Sumatra Selatan ikan belida merupakan ikan ikonik di daerah Palembang karena olahan dari ikan ini dapat dijadikan pempek dan kerupuk kemplang yang sangat enak dan memiliki rasa yang sangat khas. Namun kini ikan belida sangat dilindungi keberadaannya di alam yaitu bagi siapa yang menangkap atau menjualnya akan dikenakan sanksi undang-undang Republik Indonesia tentang perikanan.
Dengan adanya sanksi tersebut setiap orang perlu mengetahui agar tidak lagi menggunakan ikan tersebut sebagai bahan baku membuat makanan seperti pempek atau kerupuk kemplang. Berdasarkan info dari beberapa situs di internet dan orang yang pernah tinggal di Palembang sebagai gantinya adalah memakai olahan dari ikan gabus, ikan patin dan udang yang juga enak saat diolah menjadi pempek, walaupun demikian tidak mengubah cita rasa kuliner khas dari Palembang.
Ikan belida sudah bisa dibudidayakan
Info ini didapat dari halaman situs fpp.umko.ac.id dengan judul "kkp berhasil budidayakan ikan belida karnivora yang doyan pakan buatan". Bahwa Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin sudah berhasil mebudidayakan ikan belida di Indonesia yang mana diberikan tugas oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengembangkan ikan belida. Menurut Kepala BPBAT Mandiangin ibu Evalawati direncanakan ikan belida ini akan akan segera dirilis sehingga ikan ini bisa dibudidayaka pembudidaya ikan di seluruh Indonesia.
Tahapan budidaya ikan endemik ini adalah menggunakan kolam-kolam tanah berukuran besar sekitar 100 sampai 200 meter persegi dengan kepadatan sampai 5 ekor ikan belida permeter persegi. Indukan ikan belida diberi pakan berupa pelet dengan kadar protein diatas 40 persen yang diberi pada pagi dan sore hari.
Sementara perkawinan atau pemijahan ikan dilakukan secara alami, yaitu dengan cara memilih indukan ikan yang sudah matang gonad jantan dan betina dengan selektif. Proses kawin pada ikan dalam kolam akan menghasilkan telur yang menempel pada media yang terbuat dari papan kayu ulin yang sudah didesain khusus, berdasarkan rutinitas biasanya akan didapatkan sebanyak ratusan butir telur.
Telur-telur yang menempel pada media kayu ulin tersebut lalu dipindahkan dalam aquarium sampai menetas pada hari ke enam dan ikan belida ukuran larva ini diberi pakan alami berdasarkan ukuran seperti artemia, cacing sutra, daphnia dan plankton.
Ikan belida yang sudah berukuran 8 sampai 12 cm akan dipindahkan dalam kolam untuk dibesarkan. Umumnya ikan belida akan mencapai bobot 300 sampai 500 gram perekor dalam jangka waktu satu tahun yang diberi pakan pelet diatas 40 persen.
Ikan belida hasil domestikasi dan budidaya yang dilakukan (BPBAT) Mandiangin ini tentunya dapat mencegah penangkapan dan kepunahan jenis ikan belida di alam, dan nantinya bisa memenuhi kembali kebutuhan bahan baku makanan khas dari olahan ikan belida.
Budidaya ikan belida bukan hanya solusi untuk meningkatkan populasi dan ekonomi, tetapi juga upaya untuk menjaga kelestarian ikon kuliner dan budaya lokal.
Semoga infonya bermanfaat.
Kuningan Mei 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan akan di moderasi dulu