Video berlanjut dengan perjalanan menuju Labuan, Banten, untuk bertemu langsung dengan Kang Zulfikar dan mengunjungi lokasi pembenihan ikan patin serta lele. Perjalanan ini memiliki tujuan spesifik, yaitu membawa starter kutu air yang nantinya akan dikultur dalam skala besar di lahan yang telah disiapkan. Tidak hanya daphnia magna, tetapi juga moina turut dibawa sebagai bagian dari eksperimen pembenihan baru.
Setelah tiba di Labuan, Banten, admin memberikan gambaran bahwa daerah ini merupakan kota pelabuhan yang berbatasan dengan Pantai Carita dan Tanjung Lesung, wilayah yang cukup produktif dalam sektor perikanan air tawar. Pemerintah daerah setempat diketahui memiliki program yang mendukung pengembangan sektor perikanan, menjadikan area ini sebagai pusat produksi benih ikan lele dan patin.
Video melanjutkan pembahasan mengenai tahapan pemijahan dan pendederan benih ikan yang dilakukan di fasilitas pembenihan. Pemijahan ikan lele dan patin dilakukan di kolam indoor selama kurang lebih 20 hari, sebelum benih disesuaikan dengan kondisi alam. Hal ini bertujuan untuk mengurangi stres saat pengiriman ke berbagai daerah di Indonesia. Metode ini diterapkan untuk memastikan kualitas benih tetap terjaga hingga tiba di tangan para petani pembesaran.
Usaha ini tidak hanya berfokus pada produksi benih ikan, tetapi juga bekerja sama dengan petani lokal untuk tahap pembesaran. Kang Zulfikar bertindak sebagai penyedia benih, sementara para petani memiliki tambak khusus untuk pembesaran ikan. Pasar benih dari lokasi ini terus berkembang dan telah menjangkau berbagai wilayah di Sumatera, menunjukkan skala usaha yang cukup luas.
Selain proses pembenihan ikan, video ini juga membahas teknik kultur kutu air yang dilakukan di Labuan. Tahapan ini dimulai dengan menambahkan starter Moina dan Daphnia ke dalam wadah berisi air dan media tanam. Wadah tersebut kemudian ditutup untuk menghindari pertumbuhan lumut yang dapat mengganggu proses kultur. Setelah beberapa hari, kutu air mulai berkembang biak dengan ketinggian air yang disesuaikan, yaitu sekitar 50 cm untuk sistem outdoor dan lebih rendah di sistem indoor.
Dalam tahap kultur, media tanam yang digunakan mengandung bakteri pengurai senyawa organik, yang menjadi habitat sekaligus makanan bagi kutu air. Perkembangan bakteri lebih cepat dibanding kutu air itu sendiri, sehingga penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dalam wadah kultur. Setelah tiga hari, kutu air mulai diberikan pakan berupa alga atau pakan khusus, yang membantu mempercepat pertumbuhannya.
Dalam beberapa tahun terakhir, usaha pembenihan ikan ini mengalami perkembangan, termasuk perencanaan untuk membudidayakan daphnia dalam skala besar. Kolam berukuran luas telah disiapkan untuk pengembangan ini, dengan ukuran mencapai sekitar 48 meter kali 28 meter, atau sekitar 1400-1500 meter persegi.
Secara keseluruhan, video ini memberikan wawasan yang bermanfaat mengenai sistem pembenihan ikan patin dan lele, serta upaya pengembangan kutu air sebagai pakan alami bagi burayak ikan patin. Melalui pendekatan sistematis dan pengolahan lahan yang luas, usaha ini terus berkembang dan berpotensi menjadi salah satu pusat pembenihan ikan air tawar dengan skala besar di Indonesia.
Semoga infonya bermanfaat
Kuningan Mei 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan akan di moderasi dulu