Rabu, 07 Mei 2025

Bisnis budidaya ikan discus skala besar dengan brand Jade Discus

Artikel review video youtube kali ini adalah tentang kisah sukses Satria Deco dalam membangun bisnis budidaya ikan discus skala besar dengan brand Jade Discus yang di upload oleh channel youtube Lentera Tiga pada tanggal 22 Juni 2024 dengan judul "JADI BANYAK MENGENAL DISCUS SI RAJA IKAN HIAS DARI PABRIK DISCUS EKSPOR BERMETODE DRIP | DISKUSI JADE". 

Video ini menceritakan perjalanan Satria Deco dari seorang penghobies menjadi seorang breeder yang sukses, konsep farm yang ia terapkan, alasan memilih ikan discus, teknik perawatan dan pembiakan hingga visinya untuk mengembangkan pasar ekspor ikan Discus Indonesia. Intinya, video ini adalah profil inspiratif seorang pengusaha muda di bidang perikanan hias, khususnya ikan Discus. Sebelumnya Jade Discus pernah diliput oleh Audrey A pada tanggal 2 Mei 2024 dan dipublikasikan di blog ini dan artikel kali ini untuk melengkapi seluk beluk farm yang berada di Bogor Jawa Barat. 


Video ini mengisahkan perjalanan inspiratif Satria, seorang pembudidaya ikan discus yang berhasil membangun brand ternama, Jade Discus. Kecintaannya pada dunia perairan, khususnya ikan discus, membawanya dari sekadar hobi menjadi seorang pengusaha sukses di bidang ini.

Pada tahun 2008 hingga 2009, ia memulai usahanya dengan menjual berbagai jenis ikan hias. Namun, pesona ikan discus dengan keindahan warnanya yang beragam berhasil memikat hatinya. Pada tahun 2010, dengan modal awal berupa empat aquarium induk dan sepuluh aquarium pembesaran mulai mempelajari seluk-beluk budidaya ikan discus.

Baca juga : Farm discus tersembunyi ekspor tembus Meksiko

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Semarang, breeder discus Red Sakuragi ini memiliki visi yang jelas untuk menjadi seorang pembudidaya dan pengembang ikan discus yang handal. Meskipun sempat bekerja di sektor perbankan dan perusahaan perikanan, semangatnya untuk mengembangkan usaha ikan discus tidak pernah padam.

Pada tahun 2020, berkat dukungan penuh dari istri, ia berhasil mewujudkan impiannya dengan mendirikan Jade Discus. Nama "Jade Discus" dipilih dengan harapan agar brand ini memiliki nilai yang tinggi dan istimewa di mata para penggemar ikan discus, layaknya batu giok yang berharga.

Konsep farm Jade Discus dirancang secara unik, terinspirasi dari sistem pengelolaan tambak udang dan pembesaran ikan kerapu. Fokus utama adalah pada sistem sirkulasi air yang baik, pengelolaan kualitas air yang optimal, serta efisiensi dalam operasional. Jade Discus dibangun dengan konsep seperti layaknya sebuah pabrik, yang mengutamakan produksi dalam skala besar, bukan penjualan ritel. Area pembesaran ikan di Jade Discus memiliki luas sekitar 492 meter persegi dan mampu menampung hingga 750 akuarium. Ukuran setiap akuarium dirancang ideal, yaitu 100 cm x 50 cm x 50 cm, untuk memudahkan pengelolaan dan menjaga kualitas air.

Alasan memilih untuk fokus pada ikan discus karena melihat potensi pasar yang besar serta tantangan yang menarik dalam pemeliharaannya. Proses reproduksi ikan discus yang unik dan menarik juga menjadi daya tarik tersendiri baginya. Harapannya adalah untuk mengembangkan budidaya ikan discus di Indonesia secara berkelanjutan dan menjadikan Indonesia sebagai pusat budidaya ikan discus yang berkualitas untuk pasar ekspor.

Berdasarakan vlog video indukan discus di Jade Discus awalnya diimpor dari Malaysia. Kemudian, dilakukan perkawinan silang (crossbreed) dengan indukan lokal untuk menghasilkan karakteristik yang diinginkan. Anakan dari indukan berkualitas ini tidak langsung dijual, melainkan melalui proses seleksi yang ketat untuk memastikan hanya ikan dengan kualitas terbaik yang dipasarkan.

Penyakit pada ikan discus seringkali muncul ketika ada kedatangan ikan baru dari luar. Dalam mengatasi hal ini, di farm Jade Discus lebih mengutamakan penggunaan bahan-bahan alami dalam pengobatan, dan meminimalisir penggunaan antibiotik untuk mencegah resistensi bakteri. Kualitas air menjadi prioritas utama, dengan perhatian khusus pada parameter TDS (Total Dissolved Solids), pH, dan terutama DO (Dissolved Oxygen). Air yang akan digunakan juga diendapkan minimal selama 24 jam untuk menghindari masalah 

Menurutnya pada fase awal (starter), pakan yang diberikan adalah artemia lalu pada fase pertumbuhan (grower), diberikan cacing beku yang telah disterilisasi dan burger khusus yang dapat disesuaikan kandungan vitamin dan mineralnya dan pada fase akhir (finisher), pakan yang diberikan adalah pakan burger discus yang penuh nutrisi untuk menjaga kesehatan pencernaan dan mengoptimalkan warna ikan.

Untuk sistem filtrasi di farm, digunakan spons filter. Namun, untuk awuarium hias di rumah, disarankan untuk menggunakan sistem filtrasi yang lebih kompleks. Penggantian air dilakukan setiap hari sebanyak 20 persen dari total volume air. Pemberian pakan dilakukan sebanyak lima kali sehari, dengan satu hari puasa di hari Minggu untuk menjaga nafsu makan ikan, dengan cara puasa perkembangan dan pertumbuhan ikan discus akan lebih optimal. 

Pemasaran Jade Discus dilakukan melalui media sosial dengan target pasar ekspor. Saat ini, Jade Discus telah melayani pengiriman ke Meksiko dan dalam waktu dekat akan melayani Australia. Keikutsertaan dalam kontes ikan lebih dianggap sebagai cara untuk mengukur kualitas ikan, bukan sekadar mencari gelar jura. Target ke depan Jade Discus adalah memaksimalkan potensi lahan produksi, mengembangkan proyek ikan hias jenis baru, serta menjalin kolaborasi dengan pembudidaya lain. Satria juga berharap agar pemerintah dapat memberikan dukungan yang lebih besar terhadap industri budidaya ikan hias di Indonesia.

Bagi siapa saja yang tertarik untuk memelihara ikan discus, ia berpesan untuk mempelajari terlebih dahulu segala hal tentang ikan ini sebelum membelinya, termasuk karakteristik ikan dan lingkungan yang ideal untuknya. Karena jika sudah mengenal karakter ikan discus akan lebih mudah dalam pemeliharaannya. 

Semoga infonya bermanfaat. 


Kuningan Mei 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan akan di moderasi dulu

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan