Selasa, 23 September 2025

Lumpur untuk budidaya cacing sutra

Budidaya cacing sutra merupakan salah satu kegiatan yang menjanjikan dalam dunia aquakultur saat ini, terutama sebagai sumber pakan alami bagi ikan hias dan larva ikan konsumsi. Sebagai hewan bentos, yaitu organisme yang hidup di dasar perairan dan memakan bahan organik yang telah terurai. Oleh karena itu, media lumpur tempat hidup cacing sutra perlu dibuat sedemikian rupa agar kaya nutrisi, bertekstur halus dan bebas dari kontaminan. Lumpur yang baik akan menjadi habitat sekaligus sumber makanan untuk cacing sutra, sehingga kualitasnya sangat menentukan keberhasilan budidaya.

Budidaya cacing sutra di media
lumpur halus terbebas dari benda keras

Media lumpur yang ideal terdiri dari lumpur halus yang berasal dari kolam ikan atau saluran air yang kaya bahan organik. Lumpur ini sebaiknya tidak mengandung batu, plastik atau benda keras lainnya yang dapat melukai tubuh cacing yang lunak. Untuk meningkatkan kandungan nutrisi dalam lumpur, peternak biasanya menambahkan kotoran hewan seperti kotoran ayam kering, yang mudah terurai dan kaya akan nitrogen.

Selain itu, bahan organik tambahan seperti ampas tahu, dedak halus atau sisa sayuran fermentasi seperti tongkol jagung yang dihancurkan, dan kotoran puyuh juga dapat dicampurkan untuk memperkaya media. Kombinasi bahan-bahan ini akan membuat lingkungan yang subur dan mendukung pertumbuhan mikroorganisme pengurai, yang menurut infonya akan menjadi sumber makanan alami bagi cacing.

Proses persiapan media lumpur dimulai dengan menebarkan lumpur halus ke dasar kolam atau wadah budidaya hingga mencapai ketebalan sekitar 7 sampai 10 cm. Setelah itu, bahan organik seperti kotoran ayam kering ditaburkan secara merata di atas permukaan lumpur. Campuran ini kemudian diaduk hingga homogen atau menyatu semua, dan aliran air pelan dapat digunakan untuk membantu meratakan permukaan serta mencegah penggumpalan.

Selanjutnya, kolam diisi dengan air bersih hingga mencapai ketinggian sekitar 5 cm tinggi air yang ideal agar cacing tetap berada di media dan tidak terangkat ke permukaan. Tahap terakhir yang sangat penting adalah fermentasi media selama kurang lebih satu minggu. 

Proses ini bertujuan untuk menghilangkan gas beracun seperti amonia dan metana, menurunkan bau busuk, menstabilkan pH dan suhu media, serta memastikan bahwa media tidak beracun bagi cacing. Fermentasi juga membantu kondisi mikrobiologis yang sehat, sehingga cacing dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Selain media lumpur, ada beberapa faktor eksternal yang memengaruhi keberhasilan budidaya cacing sutra yaitu aliran air. Aliran air yang pelan dan stabil sangat penting untuk menjaga cacing tetap berada di media dan tidak terbawa arus. Aliran yang terlalu deras dapat mengganggu aktivitas makan dan reproduksi cacing, bahkan menyebabkan stres atau kematian.

Sistem aliran yang baik juga membantu menjaga kadar oksigen terlarut dalam air, mempercepat dekomposisi bahan organik, dan mencegah penumpukan limbah. Kualitas air juga harus dijaga dengan baik, dengan pH optimal antara 5,5 hingga 8 dan suhu ideal berkisar antara 25 hingga 28 Derajat celcius. Air yang digunakan terbebas dari bahan kimia berbahaya seperti deterjen atau pestisida, karena zat-zat tersebut dapat merusak sistem pencernaan cacing dan menghambat pertumbuhannya.

Faktor lain yang tak kalah penting adalah pencahayaan. Cacing sutra tidak menyukai cahaya matahari langsung, karena dapat memicu pertumbuhan lumut dan ganggang yang bersaing dengan cacing dalam hal oksigen dan ruang hidup. Oleh karena itu, pemasangan peneduh seperti atap atau jaring paranet sangat dianjurkan untuk menjaga kestabilan suhu dan mengurangi intensitas cahaya. 

Semoga artikelnya bermanfaat.





Kuningan September 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan akan di moderasi dulu

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan