Jumat, 24 April 2020

Artikel lawas Hidroponik Gentong Trubus

Judul artikel
Hidroponik Gentong penghias teras

Batang tomat money maker setinggi 2 meter itu merambati para para bambu. Pangkal batang seukuran jari kelingking tertanam gentong. Sebanyak 100 buah sebesar bola pingpong menggelayuti cabang dan ranting tanaman berumur 4 bulan. Beberapa buah mulai berseburat merah. Itulah kreasi terbaru Broto Sudibyo yang disebut Hidroponik Gentong.


Jika anda tengah memilih penghias beranda, hidroponik gentong layak dipertimbangkan sebagai calon.

Beranda rumah jadi lebih semarak oleh kehadiran tomat.

Dengan demikian anda senantiasa memperoleh buah segar bila hendak menikmati jus atau sambal tomat.

Komoditas lain seperti cabai atau sayuran semusim lain juga dapat menggantikan tomat.

Biaya untuk merakit 1 unit  hanya Rp. 180.000 (2003). Bila tertarik menghadirkan, inilah cara membuatnya.

Tomat

Untuk merakit diperlukan 3 wadah. Gentong paling bawah berfungsi sebagai penampung nutrisi. Kapasitas nutrisi 75 liter atau 3/4 dari total volume. Diameter wadah sekitar 80 cm. Pompa air berdaya 1.800 liter perjam berfungsi untuk mengalirkan nutrisi. Pompa itu tertanam dalam gentong.

Nutrisi naik turun 
Hobiis hidroponik hanya perlu menyediakan aliran listrik berdaya 30 watt. Wadah ke -2 berupa jambangan yang diletakan diatas gentong.

Separuh bagian bawah jambangan masuk ke lubang gentong. Antara gentong dan jambangan dihubungkan dengan pipa PVC berdiameter 0,5 inci dan panjang  75 cm.

Permukaan dinding jambangan dilubangi dengan bor. Jumlah lubang 40 buah dengan diameter 5mm.

Tujuannya untuk mengalirkan kembali nutrisi ke gentong penampung. Sebanyak 10 kg sekam bakar diletakkan di dalam jambangan. Sekam itu berfungsi menyerap kemudian mengantarkan nutrisi ke media di wadah atasnya.

Sebuah gentong kecil berleher  diameter lubang 15 cm berdiri diatasnya. Seluruh penampang gentong juga dilubangi diameter 5 mm dengan bor.

Media tanam berupa arang sekam dimasukan kedalam gentong ke -3. Disitulah bibit tomat berumur sepekan setelah semai ditanam.  Dengan sistem top feed, nutrisi dari gentong penampung paling bawah dipompa ke atas.

Aliran nutrisi itu membasahi media di jambangan ke -2 terdapat puluhan lubang, nutrisi itu akhirnya juga diteruskan ke media sekam di gentong ke -3.

3 hari sekali
Kemudian dari gentong ke -3 nutrisi kembali turun menuju gentong penampung. Itulah yang disebut teknologi up and flow. 

Begitulah proses itu berlangsung terus-menerus. Interval penyiraman 15 menit, masing-masing selama 3 menit. Alat pengatur waktu memberikan sinyal penyiraman pada saat tertentu.

Broto memberikan nutrisi berupa AB mix dengan EC 2. Begitu tomat mulai berbunga ketika umur 3 bulan EC dinaikan menjadi 3. EC itu dipertahankan hingga panen berakhir.

Agar volume nutrisi konstan setiap 3 hari ia menambahkan 100 cc. Larutan nutrisi dimasukan je penampung berupa gentong paling bawah.

Menurut Broto hidroponik gentong pas untuk hobiis sayuran yang sibuk. Mereka tidak harus menyiram setiap hari. Begitu panen, hobiis dapat menikmati tomat setiap hari.
(Sardhi Duryatmo)

Semoga artikel lawas dari Majalah Trubus  nomor 398 tahun 2003 ini dapat bermanfaat untuk para penghobiis tanaman hidroponik.


Kuningan
Linggaindah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan akan di moderasi dulu

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan