Rabu, 01 Oktober 2025

Inisiatif budidaya lele dalam drum biru di Yogyakarta

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Anggit Lili yang diupload pada tanggal 10 September 2022 dengan judul " 
Budidaya Lele dalam Drum di Tengah Kota Yogyakarta".


Dalam video terlihat sekelompok ibu-ibu di Yogyakarta dengan semangat gotong royong berhasil mewujudkan mimpi ketahanan pangan di lingkungan perkotaan yang serba terbatas. Berawal dari sebuah forum yang fokus pada pengelolaan kebun kembang telang, ide untuk membudidayakan ikan lele muncul sebagai respons terhadap kebutuhan akan sumber protein yang terjangkau dan mudah diakses.

Inisiatif ini kemudian mendapatkan respon saat dinas terkait melihat potensi lahan yang dikelola dan menawarkan dukungan untuk mengembangkan budidaya lele dalam drum. Meskipun awalnya diwarnai keraguan akibat minimnya pengalaman di bidang perikanan, semangat belajar dan tekad kuat para ibu-ibu ini menjadi modal utama dalam merealisasikan proyek yang kini menjadi contoh keberhasilan di tengah kota.

Kesuksesan proyek budidaya lele dalam drum ini tidak dapat dipisahkan dari sinergi dan kolaborasi yang terjalin antara masyarakat dan pemerintah. Dinas terkait tidak hanya memberikan izin dan melakukan survei kelayakan lahan, tetapi juga proaktif dalam memberikan pendampingan dan bantuan konkret. 

Pelatihan intensif diberikan kepada para ibu-ibu untuk membekali mereka dengan pengetahuan dasar tentang budidaya lele. Selain itu, bantuan berupa 36 unit drum sebagai media budidaya, bibit ikan lele berkualitas, dan pasokan pakan untuk dua siklus pertama menjadi stimulus awal yang sangat berarti. 

Dukungan moral dan teknis juga terus mengalir dari seorang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang dengan sabar memotivasi dan membimbing mereka dalam setiap tahapan budidaya. Dengan alokasi 80 ekor benih lele di setiap drum, skala proyek ini cukup signifikan dan menunjukkan komitmen yang serius dari para pelakunya.

Salah satu aspek inovatif dan patut dicontoh dari proyek ini adalah pendekatan terhadap pengelolaan lingkungan budidaya. Sadar akan potensi masalah bau dan penurunan kualitas air yang seringkali menjadi kendala dalam budidaya lele, para ibu-ibu ini mengembangkannya dengan teknik pengelolaan yang cerdas dan berkelanjutan. 

Mereka menerapkan sistem pergantian air secara rutin, dimana sekitar 10 persen volume air diganti setiap hari untuk menjaga kualitas tetap optimal. Lebih menarik lagi, air limbah dari budidaya lele ini tidak dibuang begitu saja, melainkan dimanfaatkan sebagai pupuk cair alami untuk menyirami tanaman di kebun mereka setiap hari Jumat. Siklus pemanfaatan sumber daya ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan produktivitas keseluruhan.

Selain pengelolaan air, para ibu-ibu ini juga melakukan inovasi dalam pemberian pakan. Mereka tidak hanya memberikan pakan pelet biasa, tetapi juga melakukan proses fermentasi terlebih dahulu dengan menggunakan campuran molase dan EM4. 

Proses fermentasi ini memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah meningkatkan kandungan nutrisi pakan, memudahkan pencernaan bagi ikan lele, dan yang terpenting, secara signifikan mengurangi aroma tidak sedap yang biasanya menyertai budidaya lele. Inisiatif ini menunjukkan pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip budidaya yang ramah lingkungan dan berorientasi pada keberlanjutan.

Ketika video ini direkam, ikan-ikan lele yang dibudidayakan telah mencapai usia satu setengah bulan dan menunjukkan pertumbuhan yang bagus. Para ibu-ibu optimis bahwa panen dapat dilakukan sesuai rencana, yaitu pada bulan Oktober, yang juga bertepatan dengan perayaan ulang tahun komunitasnya yang ketiga. 

Keberhasilan ini membuat semangat kebersamaan, kemandirian dan kemampuan masyarakat perkotaan untuk berkontribusi pada ketahanan pangan. Mengingat bahwa dana yang digunakan untuk proyek ini berasal dari anggaran pemerintah yang merupakan amanah dari uang rakyat, para ibu-ibu ini memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan program. 

Mereka bahkan secara swadaya membayar kontribusi bulanan untuk biaya listrik dan air yang dialokasikan dari Dinas Lingkungan Hidup, menunjukkan komitmen yang tulus terhadap keberlangsungan inisiatif yang bermanfaat ini. Kisah sukses budidaya lele dalam drum biru di tengah kota Yogyakarta ini menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk memanfaatkan lahan terbatas secara kreatif dan produktif.

Semoga infonya bermanfaat. 





Kuningan September 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan akan di moderasi dulu

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan