Jumat, 17 Oktober 2025

Mengapa ikan lionfish diburu?

Ikan lionfish, dengan penampilan eksotis dan sirip berjumbai yang memukau, mungkin terlihat menawan di aquarium atau lautan tropis. Namun di balik keindahannya, ikan ini merupakan ancaman serius bagi ekosistem laut, terutama di wilayah-wilayah yang bukan habitat aslinya. Perburuan ikan lionfish ini merupakan bagian dari konservasi yang penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut.


Lionfish berasal dari perairan Indo-Pasifik, tetapi sejak beberapa dekade terakhir, ikan ini  telah menyebar ke Samudra Atlantik dan kawasan Karibia. Di wilayah-wilayah baru ini, lionfish tidak memiliki predator alami yang mampu mengendalikan populasinya. Akibatnya, ikan berkembang biak dengan cepat dan mendominasi rantai makanan, mengganggu keseimbangan ekologis yang telah terbentuk dalam jangka waktu yang lama prosesnya. 

Salah satu alasan mengapa lionfish diburu adalah sifatnya yang rakus. Berdasarkan sebuah studi menunjukkan bahwa seekor lionfish dapat memangsa hingga 460.000 ikan kecil, krustasea dan moluska per hektar per tahun. Nafsu makan yang luar biasa ini menyebabkan penurunan drastis populasi ikan asli, terutama spesies karang yang masih muda. Bahkan, lionfish diketahui mampu mengurangi jumlah ikan karang muda hingga 79 persen di beberapa lokasi.

Penurunan populasi ikan asli tidak hanya berdampak pada keanekaragaman hayati, tetapi juga mengganggu fungsi ekologis terumbu karang. Ikan-ikan kecil yang dimangsa lionfish biasanya berperan penting dalam menjaga kebersihan karang dari alga dan parasit. Tanpa ikan-ikan tersebut, terumbu karang menjadi lebih rentan terhadap kerusakan dan kematian.

Lionfish betina memiliki kemampuan reproduksi yang luar biasa dimana dalam satu tahun, seekor betina dapat menghasilkan hingga dua jutaan telur. Telur-telur ini tersebar luas melalui arus laut, memungkinkan penyebaran populasi lionfish ke wilayah yang lebih jauh. Menurut info dari beberapa situs di internet ikan betinanya dapat melepaskan 10.000 hingga 30.000 telur setiap 4 hari sekali jika dihitung selama setahun penuh, jumlah telur yang dihasilkan bisa mencapai sekitar 2 juta. Di perairan dengan suhu lebih dingin, frekuensi pelepasan telur mungkin lebih jarang, yaitu sekitar setiap 3 hingga 4 bulan sekali dalam setahun

Kecepatan reproduksi ini membuat pengendalian populasi menjadi tantangan besar, dan perburuan menjadi salah satu solusi dan tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar.

Di kawasan Karibia dan Atlantik, perburuan lionfish telah menjadi gerakan konservasi yang melibatkan nelayan dan penyelam yang bersertifikat  menggunakan tombak khusus (spears). Selain membantu mengendalikan populasi, daging lionfish ternyata lezat dan aman untuk dikonsumsi, menjadikannya sumber pangan alternatif yang bernilai ekonomi dan sudah ada restoran yang menyajikan lionfish sebagai menu eksotis, sekaligus mendukung upaya pelestarian laut.

Semoga infonya bermanfaat.




Kuningan Oktober 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan akan di moderasi dulu

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan