Sabtu, 11 Oktober 2025

Inovasi budidaya ikan konsumsi di galon bekas

Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Mitra Usaha yang diupload pada tanggal 23 September 2023 dengan judul "Budidaya Lele & Gurame di Galon, Cepat Panen & Rasa Lebih Enak !".


Seorang pendidik yang inovatif telah menunjukkan bahwa keterbatasan ruang bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan dalam bidang budidaya perikanan. Dengan pendekatan yang kreatif dan berwawasan lingkungan. 

Ia memanfaatkan galon bekas air minum yang biasanya hanya menjadi limbah plastik sebagai media alternatif untuk membudidayakan ikan lele dan gurame di area yang sangat terbatas, seperti halaman rumah atau sudut-sudut sempit di lingkungan perkotaan.

Langkah ini tidak hanya menjadi solusi praktis bagi yang tinggal di daerah padat penduduk dengan minim lahan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang ramah lingkungan. Hasil dari metode budidaya ini pun sangat mengesankan. 

Kualitas rasa ikan meningkat secara signifikan lebih gurih karena sistem pemeliharaan yang bersih dan terkontrol, serta keuntungan finansial yang menjanjikan bagi pelaku budidayanya. 

Inisiatif ini membuktikan bahwa dengan kreativitas, ketekunan, dan kemauan untuk mencoba hal baru, siapa pun bisa membuat peluang dari keterbatasan. Budidaya ikan di galon bekas bukan hanya tentang menghasilkan ikan, tetapi juga tentang menciptakan perubahan positif dalam cara kita memandang limbah, ruang, dan potensi diri.

Adalah Bapak Suprianto seorang guru matematika asal Cilacap, memperlihatkan solusi kreatif dan berkelanjutan melalui metode budidaya ikan lele dan gurame menggunakan galon air minum bekas. Inovasi ini akan menjawab kebutuhan pangan dan pemanfaatan ruang sempit di perkotaan juga menjadi langkah dalam mengurangi limbah plastik yang kian menumpuk.

Inspirasinya berawal dari pengamatan sederhana terhadap tumpukan galon bekas yang nilai jualnya sangat rendah di pasar rongsok. Ia melihat potensi besar dalam limbah tersebut dan bertekad untuk mengubahnya menjadi media produktif. 

Dengan prinsipnya ia menjelasakan bahwa ikan hasil budidaya di galon memiliki kualitas yang lebih unggul dibandingkan metode konvensional. Budidaya ini cocok diterapkan di lingkungan perumahan atau perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan, menjadikannya solusi ideal bagi masyarakat urban yang ingin mandiri secara pangan.

Dalam prakteknya ia merekomendasikan penggunaan bibit lele jenis Sangkuriang dengan ukuran sekitar 10 cm. Bibit yang terlalu kecil, seperti ukuran 5 sampai  cm, memiliki risiko kematian yang tinggi. Setiap galon idealnya diisi maksimal 15 ekor lele untuk menjaga kepadatan yang sehat. 

Pemberian pakan dilakukan secara bertahap dan tidak berlebihan, karena lele memiliki kebiasaan makan terus-menerus hingga kenyang, yang dapat berujung pada kematian. Frekuensi pemberian pakan yang disarankan adalah setiap 6 hingga 7 jam atau minimal dua kali sehari, yakni pagi dan sore.

Seleksi atau sortir ikan wajib dilakukan minimal tiga kali dalam tiga bulan pertama. Tujuannya adalah memisahkan ikan yang besar dan kecil untuk menghindari kanibalisme dan memastikan pertumbuhan yang merata. Air dalam galon perlu diganti dua kali seminggu karena cepat keruh, dan masa panen lele berkisar antara 2,5 hingga 4 bulan.

Berbeda dengan lele, gurame memiliki sensitivitas yang lebih tinggi. Setiap galon hanya boleh diisi satu ekor gurame berukuran tiga jari. Mencoba menempatkan lebih dari satu ekor dalam satu galon terbukti menyebabkan kematian. Pemberian pakan harus sangat hati-hati karena sisa pakan yang mengendap dapat menjadi racun. 

Air cukup diganti minimal sekali seminggu, dan penggunaan filter seperti pada akuarium sangat dianjurkan untuk menjaga kualitas air lebih lama. Masa panen gurame untuk ukuran konsumsi (seukuran telapak tangan) membutuhkan waktu sekitar enam bulan.

Salah satu keunggulan dari metode budidaya ini adalah kualitas rasa ikan yang lebih gurih dan bersih. Lele yang dipelihara di galon memiliki rasa yang lebih enak karena airnya dikuras total dan diganti secara rutin, sehingga kotoran tidak menempel pada kulit ikan. 

Gurame pun tidak berbau tanah seperti yang sering terjadi pada kolam tanah konvensional. Sirkulasi air yang terkontrol dan penggantian rutin membuat ikan lebih sehat dan air selalu kaya oksigen, membuat lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan ikan.

Meski metode ini menawarkan banyak keunggulan tidak menutup mata terhadap tantangan yang ada seperti kendala yang dihadapi adalah kekurangan air, terutama saat musim kemarau ketika pasokan dari sumur menjadi terbatas

Pengalaman budidaya perikanan konsumsi ini membuktikan bahwa inovasi bisa datang dari hal sederhana. Dengan semangat dan keberanian untuk mencoba, ia berhasil mengubah galon bekas menjadi sumber kehidupan baru baik bagi lingkungan, ekonomi keluarga, maupun masyarakat luas.

Semoga infonya bermanfaat.




Kuningan Oktober 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan akan di moderasi dulu

Blogger Kuningan

Blogger Kuningan