Artikel review video youtube kali ini adalah dari channel youtube Tanilink TV yang diupload pada tanggal 4 April 2022 dengan judul " Kupas Tuntas Usaha Bibit Gurame Dari Telur, Pemeliharaan & Pemasaran". Di video ini mbak Lintin, seorang pengusaha ikan cupang dan gurame dari Kabupaten Kediri berbagi informasi tentang potensi dari bisnis peternakan ikan gurame baik dari ukuran bibit hingga konsumsi.
Hal ini mengindikasikan adanya celah pasar akibat kekurangan stok dari petani, sebuah peluang emas yang langsung diambil. Dengan memanfaatkan peluang ini, bisnis guramenya mampu mencapai volume produksi benih hingga 200.000 ekor per bulan, menjadikannya pemain penting dalam rantai pasok ikan konsumsi. Potensi ini semakin menguat di tengah isu kenaikan harga komoditas baha baku pakan seperti kedelai.
Proses budidaya gurame dimulai dari memilih untuk mendatangkan telur gurame dari sentra produksi yang terkenal, seperti Lampung dan Purwokerto. Telur-telur ini kemudian ditetaskan di bak-bak khusus dan dipindahkan ke kolam pembesaran setelah berusia lima hari. Di kolam, benih mengalami masa "puasa" selama lima hari, memanfaatkan cadangan makanan yang masih ada dalam tubuhnya yang disebut yolk sac berwarna kuning.
Selanjutnya, ikan mendapatkan asupan gizi bertahap, mulai dari kutu air (kutir) selama lima hari pertama, disusul dengan cacing sutra hingga mencapai usia 30 hari. Pada tahap ini, benih sudah berukuran 1 hingga 3 sentimeter dan siap disuplai ke petani pembenih lain. Setelah benih mencapai ukuran berikutnya, yaitu seukura diukur dari lebarny, barulah ia diserahkan kepada petani konsumsi untuk dibesarkan hingga panen.
Pembesaran gurame menuju ukuran konsumsi dilakukan dalam kolam terpal yang dirancang untuk efisiensi tinggi. Perhitungan kepadatan tebar sangat penting, yaitu sekitar 25 hingga 30 ekor per meter kubik air. Sebagai contoh, kolam berukuran 25 x 9 meter dengan kedalaman 1,5 meter dapat menampung sekitar 5.000 benih.
Dalam jangka waktu 8 hingga 9 bulan, kolam ini diperkirakan menghasilkan panen hingga 3 ton gurame. Untuk pemasaran, terdapat tiga kategori harga jual per kilogram yang diterapkan yaitu Harga borongan di kisaran Rp. 30.000 sampai Rp. 32.000 dan Harga Kering sekitar Rp. 32.000 sampai Rp. 33.000, dan Harga Basah ikan hidup, kualitas terbaik, ditimbang dengan air di kisaran Rp. 35.000 sampai Rp.38.000.
Perhitungan finansial menunjukkan potensi keuntungan yang signifikan. Dengan omzet minimal mencapai sekitar Rp. 90.000.000 per siklus panen berdasarkan hasil 3 ton, dan biaya pakan yang diperkirakan sekitar Rp. 40.000.000, serta biaya pembangunan kolam terpal yang relatif murah dan berjangka panjang, keuntungan bersih yang diperoleh dapat mencapai Rp. 50.000.000 hingga Rp. 60.000.000 dalam waktu kurang dari satu tahun.
Meskipun demikian, bisnis ini menghadapi tantangan logistik, terutama dalam pengiriman ikan hidup ke wilayah Jawa Barat atau luar pulau, karena keterbatasan daya tahan oksigen (maksimal 13 jam) saat menggunakan transportasi darat. Namun masih bisa di atasi dengan cara lain misalnya dengan mengganti air baru saat di perjalanan yang sudah semestinya dilakukan penggantian air.
Semoga infonya bermanfaat.
Kuningan Oktober 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan akan di moderasi dulu